Anda di halaman 1dari 10

RESUME

PERAWATAN FOTOTERAPI DAN INCUBATOR

Disusun Oleh :
Vrima Ayu F
NIM. 19631831

PRAKTIKUM SKILL LABORATORIUM 2


PRODI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO
LEMBAR PENGESAHAN

Nama Mahasiswa : Vrima Ayu F


Judul : Perawatan fototerapi dan incubator, Kangoroo Mother Care
Tanggal : 30 Mei 2022

Disusun untuk memenuhi tugas praktikum Skill laboratorium 2 di Laboratorium Keperawatan


Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Ponorogo.

Ponorogo, 30 Mei 2022


Pembimbing Institusi Mahasiswa

Metti Verawati, S.Kep., Ns., M.Kes Vrima Ayu Febriani


PERAWATAN FOTOTERAPI
A. PENGERTIAN
Fototerapi merupakan terapi pilihan pertama yang dilakukan terhapa bayi baru
lahir dengan hiperbilirubinemia (Kumar et al, 2010 dalam Shinta, 2015). Fototerapi
merupakan penatalaksanaan hiperbilirubinemia yang bertujuan untuk menurunkan
konsentrasi bilirubin dalam sirkulasi atau mencegah peningkatan kadar bilirubin.
Fototerapi merupakan terapi dengan menggunakan sinar yang dapat dilihat untuk
pengobatan hiperbilirubinemia pada bayi baru lahir. Keefektifan suatu fototerapi
ditentukan oleh intensitas sinar. Adapun faktor yang mempengaruhi intensitas sinar ini
adalah jenis sinar, panjang gelombang sinar, jarak sinar ke pasien yang disinari, luas
permukaan tubuh yang terpapar dengan sinar serta penggunaan media pemantulan sinar.
Sistem fototerapi mampu menghantarkan sinar melalui bolam lampu fluorcent,
lampu quartz, halogen, emisi dioda lampu dan matres optik fiber. Keberhasilan
pelaksanaan fototerapi tergantung dari efektifitas dan minimnya komplikasi yang terjadi
(Stokowski, 2006 dalam Shinta, 2015).
B. MANFAAT DAN TUJUAN
Manfaat dan Tujuan Fototerapi dapat menimbulkan dekomposisi bilirubin dari
suatu senyawa tetrapiol yang sulit larut dalam air menjadi senyawa dipirol mudah yang
larut dalam air dan cairan empedu ke dalam usus sehingga peristaltik usus meningkat dan
bilirubin keluar melalui feses (Marmi dan Rahardjo, 2015).
Tujuan dilakukannya fototerapi yaitu untuk mengonversi bilirubin menjadi
photoisomers kuning dan produk oksidasi tidak berwarna yang kurang lipofilik dari
bilirubin dan tidak memerlukan konjugasi hepar untuk ekskresi. Photoisomers
diekskresikan terutama dalam empedu dan produk oksidai utama di urine. Fototerapi
yang intensif dapat menurunkan kadar bilirubin total 1-2 mg/dL dalam empat sampai
enam jam. (Dewi et al, 2016).
C. INDIKASI FOTOTERAPI
Fototerapi direkomendasikan apabila :
1. Kadar bilirubin total 5-8 mg / dl pada bayi dengan berat badan < 1500 gram .
2. Kadar 8-12 mg / dl pada bayi dengan berat badan 1500-1999 gram .
3. Kadar 11-14mg / dl pada bayi dengan berat badan 2000-2499 gram . ( wong et al . ,
2009 ) .
D. DAMPAK FOTOTERAPI AKAN MENINGKAT JIKA KADAR BILIRUBIN DI
KULIT MAKIN TINGGI
Fototerapi mengubah bilirubin di kapiler superfisial dan jaringan interstitial dengan reaksi
fotokimia dan fotooksidasi menjadi isomer (isomerisasi struktural dan konfigurasi) secara
cepat, yang larut dalam air dan dapat diekskresi melalui hepar tanpa proses konjugasi
sehingga mudah diekskresi dan tidak toksik. Penurunan bilirubin total paling besar terjadi
pada 6 jam pertama. Faktor yang mengurangi efikasi terapi sinar adalah paparan kulit
tidak adekuat, sumber cahaya terlalu jauh dari bayi (radiasi menurun secara terbalik
dengan kuadrat jarak), lamu flouresens yang terlalu panas menyebabkan perusakan fosfor
secara cepat dan emisi spektrum dari lampu yang tidak tepat. Idealnya, semua ruang
perawatan perinatologi memiliki peralatan untuk melakukan terapi sinar intensif
(Giyatmo, 2011).
E. EFEKTIVITAS FOTOTERAPI
1. Jenis Cahaya
Cahaya biru (fluoresens biru) dengan spektrum 460-490 nm merupakan cahaya yang
paling efektif dalam fototerapi karena dapat menembus jaringan dan diabsorbsi oleh
bilirubin (bilirubin menyerap lebih kuar pada cahaya biru dengan spektrum 460 nm
ini).
2. Saluran energi atau imadiance sumber cahaya
Imadiance diukur dengan radiometer atau spektroradiometer dalam satuan
watt/cm¬¬2 atau µ watt/cm¬¬2nm. Sebagai contoh, sumber cahaya (tipe
konvensional atau standar) yang diletakkan ±20 cm diatas bayi dapat menghantarkan
spektrum imadiance, berkisar 8-10 µ watt/cm¬¬2 nm pada panjang gelombang
cahaya 430-490 nm. Adapun cahaya flourenens biru dapat menghantarkan spektrum
imadiance berkisar 30-40 µ watt/cm¬¬2nm. American academy of pediatriks
mendefinisikan intensif fototerapi sebagai fototerapi dengan spektrum imadiance
berkisar 30-40 µ watt/cm¬¬2 nm yang dapat menjangkau permukaan tubuh bayi
dengan lebih luas. (Maisels & McDonagh, 2008).
3. Jarak antara bayi dengan sumber cahaya dan luasnya area kulit yang terpajan
Jarak antara bayi dengan sumber cahaya tidak boleh kurang dari 45 cm. Penelitian
terkontrol menyebutkan bahwa semakin luas daerah kulit yang terpajan, semakin
besar reduksi kadar bilirubin total. (Wong et al., 2009). Efektivitas fototerapi
tergantung pada kualitas cahaya yang dipancarkan lampu (panjang gelombang),
intensitas cahaya (iridasi), luas permukaan tubuh, ketebalan kulit dan pigmentasi,
lama paparan cahaya, kadar bilirubuin total saat awal fototerapi (Sakundarno,2008).
F. PERAWATAN BAYI DENGAN FOTO TERAPI
1. Pasang penutup mata dan pastikan terpasang dengan baik
2. Baringkan bayi tanpa pakaian, kecuali popok/ bilibottom
3. Ubah posisi bayi setiap 3 jam
4. Ketika fototerapi dimulai, periksa kadar bilirubin setiap 24 jam
5. Pantau subuh tubuh bayi
6. Observasi status hidrasi bayi, pantau intake dan output cairan
7. Edukasi dan motivasi orangtua / keluarga bayi
8. Dokumentasikan nama bayi, no RM, tanggal dan jam dimulai dan selesainya
fototerapi, jumlah jam pemakaian alat fototerapi dalam lembar dkomentasi pemakaian
alat.
9. Dokumentasikan pula tanggal dan jam penggunaan fototerapi, tampilan klinis bayi,
dan tindakan lainnya yang dilakukanterkait fototerapi dalam lembar dokumentasi
perawatan bayi.
G. HAL – HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN
1. Toksisitas cahaya terhadap retina bayi yang imatur sehingga selama pemberian
fototerapi, penutup mata harus terpasang (Maisels & McDonagh, 2008).
2. Gunakan diapers selama fototerapi untuk melindungi genetalia bayi (Wong et al.,
2009).
H. DURASI FOTO TERAPI
Lamanya durasi fototerapi selah satunya ditentukan oleh nilai total serum bilirubin saat
mulai fototerapi dan fototerapi dihentikan jika nilai total serum bilirubin mencapai nilai
kurang dari 12 mg/dl (Moeslihchan et al, 2004 dalam Rahmah et al, 2013).
I. KOMPLIKASI
Menurut Marmi (2015) komplikasi yang akan terjadi pada bayi apabila dilakukan
fototerapi yaitu
1. Terjadi dehidrasi karena pengaruh sinar lampu dan mengakibatkan peningkatan
insensible water loss (penguapan cairan). Pada BBLR kehilangan cairan dapat
meningkat 2-3 kali lebih besar.
2. Frekuensi defekasi meningkat sebagai akibat meningkatnya bilirubin indirek dalam
cairan empedu dan meningkatkan peristaltic usus.
3. Timbul kelainan kulit sementara pada daerah yang terkena sinar (berupa kulit
kemerahan) tetapi akan hilang jika fototerapi selesai.
4. Gangguan pada retina jika mata tidak ditutup.
5. Kenaikan suhu akibat sinar lampu, jika hal ini terjadi sebagian lampu dimatikan,
tetapi diteruskan dan jika suhu terus naik, lampu semua dimatikan sementara dan
berikan ekstra minum kepada bayi.
PERAWATAN INCUBATOR

A. PENGERTIAN
Baby Incubator adalah alat yang berfungsi untuk merawat bayi premature atau
mempunyai berat badan lahir rendah ( BBLR ) dengan cara memberikan suhu dan
kelembapan yang stabil dan kebutuhan oxygen sesuai dengan kondisi dalamkandungan
ibu.
Baby Incubator adalah salah satu alat medis yang berfungsi untuk menjaga suhu
sebuah ruangan supaya suhu tetap konstan / stabil .
B. JENIS JENIS INCUBATOR
1. Radiant Warmer Incubator
Ciri tipe ini adalah alat pengantar panas yang terletak dibagian atas boks tidue bayi .
Kelebihan incubator ini adalah kemudahan jangkauan dokter atau suster untuk bayi ,
karena tidak terdapat tutup boks .
2. Infant Incubator
Incubator ini menyerupai Rahim ibunya ,. Incubator ini memiliki tekurangan adalah
tutup boks tidur yang sedikit mengganggu akses dokter atau suster untuk menjangkau
bayi . Kelebihan yang memiliki infant incubator mampu menutupi kekurangan yang
dimiliki Radiant Warmer Incubator
3. Transport Incubator
Digunakan ketika sang bayi membutuhkan perawatan insetif.
C. TUJUAN
Tujuan Dari Incubator
a. Penghangatan berkelanjutran bayi
b. Mencegah infeksi
c. Menciptakan konsetrasi oksigen yang sesuai
d. Memenuhi kelembaban
e. Memudahkan penanganan . Pelayanan , dan pengawasan
D. INDIKASI
a. Bayi Prematur
b. BBLR ( Berat Badan Lahir Rendah )
c. Hipotermi
d. Sakit
E. CARA MENGGUNAKAN INCUBATOR
a. Membersihkan incubator dengan disinfektan
b. Tutup matras dengan kain bersih
c. Kosongan air reservoir
d. Atur suhu incubator sesuai umur dan berat bayi
e. Hangatkan incubator sebelum digunakan
f. Lepaskan semua pakaian bayi pada saat pengamatan terapi
g. Tutup imcubator secepat mungkin
h. Gunakan satu incubator untuk satu bayi
i. Periksa suhu incubator
j. Lakukan manajemen penanganan suhu tubuh abnormal
k. Pindahkan bayi ke ibu secepatnya

F. PRINSIP KERJA INCUBTOR


Incubator perawatan adalah alat yang berfungsi untuk merawat bayi premature atau
mempunyai berat badan lahir rendah ( BBLR ) , dengan cara memberikan suhu dan
kelembapan yang stabil dan kebutuhan oxygen sesuai dengan kondisi dalam kandungan
ibu . Adapun nama lain dari baby inculator , diantaranya :
1. Infant Incubator
2. Cuff
3. Pemanasan bayi
Baby incubator mempunyai sirkulasi terkontrol atau mempunyai kelembaban relative dan
isolasi untuk melindungi bayi dari konstaminasi udara dari luar . Hari ini diperlukan bagi
bayi premature , karena sangat rawan terhadap masalah pernapasan dan masalah masalah
yang bersangkutan dengan kesehatan bayi tersebut . Suhu yang dibutuhkan dalam
perawatan bayi ini antara 32 ° Cm - m 37°C.

G. HAL HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN ORANG TUA SAAT BAYI


BERADA DI RUANG NICU
Ruangan NICU ( Neonatal Intensive Care Unit ) dan PICU ( Pediatric Intensive Care
Unit ) adalah ruang perawatan intensif untuk bayi ( sampai usia 28 hari ) dan anak anak
yang memerlukan pengobatan dan perawatan khusus . Hal hal yang harus diperhatikan
orang tua seperti
1. Menanyakan informasi kepada perawat
2. Lama waktu
3. Melakukan / memberikan KMC
4. Memompa ASI
5. Berbicaradenganbayi

Anda mungkin juga menyukai