Dosen Pembimbing :
NIP 197710292002121004
Disusun Oleh :
NIM P27838116038
3B2
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Sinar Biru merupakan sinar dengan panjang gelombang 400 – 500nm.
Sumber sinar ini biasanya berasal dari lampu neon, layar televise, serta computer.
Sinar biru ini bias menyebabkan kerusakan yang tergantung pada panjang cahaya,
tersebut bekerja sama dengan George Brainard, PhD, seorang profesor neurologi
digunakan dalam penelitian ini. Para peneliti membandingkan efek cahaya biru
dengan cahaya hijau terhadap kewaspadaan dan kinerja dari 16 peserta studi.
Selama 6,5 jam peserta studi menerima pancaran cahaya biru dan hijau dalam
memakai elektroda untuk menilai perubahan pola aktivitas otak selama menerima
waktu reaksi lebih cepat dan penyimpangan perhatian lebih sedikit selama tes
2
Mereka juga menunjukkan bahwa perubahan pola aktivitas otak yang menerima
B. Tujuan
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Klinis
Terapi Sinar
4
Indikasi Penggunaan Terapi Sinar
Saat ini tindakan terapi sinar dilakukan terhadap penderita :
1. Setiap saat kadar bilirubin indirek lebih dari 10 mg%
2. Berat badan lahir yang sangat rendah, penyakit hemolitik pada
neonatus
3. Pra transfusi tukar
4. Pasca transfusi tukar
Terapi sinar mempunyai komplikasi relatif kecil sehingga hendaknya
perlu diperhatikan tata laksananya sehingga tidak terjadi kesalahan.
Terapi sinar tidak boleh dilakukan pada penderita hiperbilirubin direk
yang disebabkan adanya gangguan hati atau obstructive jaundice karena
pada keadaan ini biasanya kadar bilirubin tidak terlalu tinggi dan biasanya
menyebabkan bayi ”bronze baby syndrome”. Terapi sinar juga tidak boleh
dilakukan pada pasien dengan ikterus hemolisis, gangguan motilitas usus
dan obstruksi usus atau saluran cerna.
5
Tata Cara Perawatan Bayi dengan Terapi Sinar
Dalam perawatan bayi dengan terapi sinar yng perlu diperhatikan tidak
saja bayinya tetapi juga perlu diperhatikan perangkat yang digunakan.
Hendaknya diperiksa apakah semua lampu terpasang dengan baik dan
lampu yang digunakan sebaiknya tidak lebih dari 500 jam untuk
menghindari turunnya energi yang dihasilkan oleh lampu.
Bila dalam pemantauan bayi tidak terlihat banyak perubahan dalam
konsentrasi bilirubin, kemungkinan lampu tidak efektif atau adanya
komplikasi pada bayi seperti dehidrasi, hipoksia, infeksi dan gangguan
metabolik. Terapi dihentikan jika kadar bilirubin telah normal.
1. Diusahakan bagian tubuh bayi yang terkena sinar dapat seluas mungkin
dengan membuka pakaian bayi
2. Kedua mata dan kemaluan harus ditutup dengan penutup yang dapat
memantulkan cahaya agar tidak membahayakan retina mata dan sel
reproduksi bayi.
3. Bayi diletakkan 8 inci di bawah sinar lampu. Jarak ini dianggap jarak
yang terbaik untuk mendapatkan energi yang optimal.
4. Posisi bayi sebaiknya diubah-ubah setiap 18 jam agar bagian tubuh bayi
yang terkena cahaya dapat menyeluruh.
5. Suhu bayi diukur secara berkala setiap 4-6 jam.
6. Kadar bilirubin bayi diukur sekurang-kurangnya tiap 24 jam.
7. Hemoglobin harus diperiksa secara berkala terutama pada bayi dengan
hemolisis.
8. Pengawasan nutisi/ASI
6
Komplikasi
2.2 Penyakit
Ikterus
Penyakit yang dapat diatasi dengan alat blue light fototerapi yaitu
adalah penyakit Ikterus, Penyakit Ikterus adalah gambaran klinis berupa
pewarnaan kuning pada kulit dan mukosa karena adanya deposisi produk
akhir katabolisme hemeyaitu bilirubin. Secara klinis, ikterus pada neonatus
akan tampak bila konsentrasi bilirubin serum >5mg/dL (Cloherty, 2004).
Kata ikterus (jaundice) berasal dari kata Perancis „jaune‟ yang
berarti kuning. Ikterus adalah perubahan warna kulit, sclera mata atau
jaringan lainnya (membrane mukosa) yang menjadi kuning karena
pewarnaan oleh bilirubin yang meningkat kadarnya dalam sirkulasi darah.
Sedangkan Ikterus neonatorum adalah keadaan klinis pada bayi
yang ditandai oleh pewarnaan ikterus pada kulit dan sclera akibat
akumulasi bilirubin tak terkonjugasi yang berlebih. Ikterus secara klinis
7
akan mulai tampak pada bayi baru lahir bila kadar bilirubin darah 5-7
mg/dL. Ikterus selama usia minggu pertama terdapat pada sekitar60%
bayicukupbulandan 80% bayi preterm.(IDAI, 2010).
Definisi Ikterus Pada Neonatus Menurut Asrining Surasmi
(Perawatan Bayi Risiko Tinggi:2003) Ikterus adalah warna kuning yang
dapat dilihat pada sclera, selaput lender, kulit, atau organ lain akibat
penumpukan bilirubin. Ikterus adalah keadaan transisional normal yang
mempengaruhi hingga 50% bayi aterm yang mengalami peningkatan
progesif pada kadar bilirubin tak terkonjugasi dan ikterus pada hari ketiga
(Myles:2009).
8
Kecepatan peningkata nkadar bilirubin tak melebihi 5 mg/dL per
hari.
Kadarnya tidak melampaui kadar yang membahayakan
Tidak mempunyai potensi menjadi kern-ikterus
Tidak menyebabkan suatu morbiditas pada bayi
Sering dijumpai pada bayi dengan berat badan lahir rendah.
9
dipirol yang terjadi. Selain itu juga ditemukannya peninggian kadar
bilirubin indirek dalam cairan empedu duodenum.
Radiometri adalah ilmu pengukuran radiasi elektromagnetik.
Spektrum yang lebih luas yang dicakup oleh ilmu radiometri didasarkan
pada konstanta fisik. Sifat-sifat yang dapat diperhatikan adalah kekuatan
pemancaran dan distribusi spasial dan sudutnya.
Keempat konsep dasar adalah:
1. Flux Radiasi
2. Intensitas Radiasi
3. Radiance
4. Irradiance
10
Radiometer umumnya digunakan untuk mengukur jumlah energi
elektromagnetik yang ada dalam rentang panjang gelombang tertentu.
Pengukuran dinyatakan dalam Watt (W) yang merupakan unit pengukuran
untuk daya. Radiometer biasanya digunakan untuk mendeteksi dan
mengukur jumlah energi di luar spektrum cahaya yang terlihat dan
digunakan untuk mengukur sinar ultraviolet (UV) atau inframerah (IR).
11
Contoh alat radiometer :
Display
Tombol ON/OFF
Tombol START
Cable
Sensor
Radiometer yang diapasang pada alat blue light atau alat tertentu
akan mengukur level radiasi yang dipantulkan atau dipancarkan dari
permukaan tertentu.atau permukaan kulit. Karena masing jenis permukaan
benda dan tipe partikel pada benda atau kulit mempunyai karakteristik
spektral yang khusus maka data ini bisa dipakai untuk
menyediakan informasi mengenai sifat target. Pada permukaan yang rata,
hampir semua energi dipantulkan dari permukaan pada satuarah.
Sedangkan pada permukaan kasar, energi dipantulkan hampir merata ke
semua arah.
12
THOR RADIOMETER PHOTOTHERAPY (Merk THOR)
Memungkinkan untuk menyesuaikan jenis fototerapi yang diterapkan -
lampu halogen, lampu fluorescent, super LED
Dilengkapi dengan probe opsional: suhu dan kelembaban udara,
konsentrasi oksigen, tingkat pancaran
Dilengkapi dengan sebuah case tambahan
13
Radiometer harus dikalibrasi agar sesuai dengan kondisi
pengukuran. Bahkan mungkin perlu memiliki lebih dari satu faktor
kalibrasi untuk kombinasi detektor / filter yang sama.
Untuk sebagian besar aplikasi, bidang pengukuran horizontal dan
diffuser yang dikoreksi kosinus dipasang di bagian depan rakitan detektor.
Jika permukaan kerja tidak horisontal maka menempatkan detektor pada
atau sejajar dengan meja kerja untuk mendapatkan hasil pengukuran
iradiasi yang lebih representatif.
Dan Perhatikan bahwa semua sumber cahaya di atas detektor akan
berpengaruh pada pengukuran. Sumber mungkin jelas, lampu atau jendela
atau bahkan dinding atau permukaan yang memantulkan cahaya lainnya.
Berhati-hatilah untuk tidak membayangi detektor selama semua
pengukuran. Untuk pengukuran rutin lampu fototerapi, perlu mencatat
jarak ke lampu, posisi detektor terhadap lampu dan orientasi detektor.
14
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Terapi sinar adalah terapi untuk mengatasi keadaan hiperbilirubunemia
dengan menggunakan sinar berenergi tinggi yang mendekati kemampuan
maksimal untuk menyerap bilirubin. Yang biasanya sering digunakan dan paling
efisien adalah sinar biru dengan panjang gelombang 425-475 nm. Terapi sinar
dilakukan selama 24 jam atau setidaknya sampai kadar bilirubin dalam darah
kembali ke ambang batas normal. Dengan fototerapi, bilirubin dalam tubuh bayi
dapat dipecahkan dan menjadi mudah larut dalam air tanpa harus diubah dulu oleh
organ hati. Terapi sinar juga berupaya menjaga kadar bilirubin agar tak terus
meningkat sehingga menimbulkan risiko yang lebih fatal.
Selain itu Blue Light Therapy atau Fototerapi merupakan terapi untuk
mengatasi keadaan hiperbilirubunemia dengan menggunakan sinar berenergi
tinggi yang mendekati kemampuan maksimal untuk menyerap bilirubin.
Radiometer yang diapasang pada alat blue light atau alat tertentu akan mengukur
level radiasi yang dipantulkan atau dipancarkan dari permukaan tertentu.atau
permukaan kulit. Karena masing jenis permukaan benda dan tipe partikel pada
benda atau kulit mempunyai karakteristik spektral yang khusus maka data ini bisa
dipakai untuk menyediakan informasi mengenai sifat target. Pada permukaan
yang rata, hampir semua energi dipantulkan dari permukaan pada satuarah.
Sedangkan pada permukaan kasar, energi dipantulkan hampir merata ke semua
arah.
15
REFERENSI BACAAN
1. Sikkahoder.blogspot.co.id/2012/02/tranfusi-tukar-dan-terapi-sinar-html,
2. https://anakuya.wordpress.com/tag/persalinan/
httpa://diagnaya.wordpress.com/2007/04/05/kapan-bayi-kuning-perlu-terapi/
3. www.academia.edu/8779832/BAB_I_ikterus
4. download.Portalgaruda.org/article.php?article=80368&val=4892,
5. Repository,usu.ac.id/bitstream/123456789/41185/4/chapterII.pdf,
6. Materi.paksyaf.blogspot.co.id/2015/03/ikterus-kuning-pada-bayi-html,
7. https://www.scribd.com/doc/217773265/Paper-Blue-Light-Therapy
8. http://www.academia.edu/15690578/citra_satelit
9. https://id.wikipedia.org/wiki/Radiometer
16