Mamografi sudah lama diterapkan sebagai standar baku pemeriksaan radiologi untuk
mendeteksi kanker payudara. Selain mampu memberikan visualisasi abnormalitas jaringan
lunak yang adekuat, mamografi juga mampu mendeteksi kalsifikasi halus (mikrokalsifikasi).
Terdapat penurunan tingkat mortalitas akibat kanker payudara setelah mamografi digunakan
sebagai modalitas skrining kanker payudara.
Mamografi terutama berperan pada payudara dengan jaringan lemak dominan serta
jaringan fibroglanduler yang relatif lebih sedikit, yang biasanya ditemukan pada wanita
berusia lebih dari 40 tahun. Peranan mamografi berkurang pada payudara yang mempunyai
jaringan fibroglanduler padat, yang sering terdapat pada wanita berusia kurang dari 30 tahun.
Pemeriksaan ini memiliki sensitivitas 75% dan di bawah 50% pada wanita yang mempunyai
payudara dengan jaringan fibroglanduler padat; spesifisitasnya sebesar 90%.
Pembacaan mammogram
Kelainan pada mammogram dapat diketahui dengan adanya tanda primer dan
tanda sekunder.
Tanda primer:
1. Kepadatan tumor dengan peningkatan densitas, batas tumor tak teratur,
merupakan spikula atau mempunyai ekor seperti komet
2. Perbedaan besar tumor pada pemeriksaan klinis dan mammografi
3. Adanya mikrokalsifikasi yang spesifik
Tanda sekunder:
1. Perubahan warna kulit berupa penebalan, dan retraksi
2. Kepadatan yang asimetris
3. Keadaan daerah tumor dan jaringan fibroglandular yang tak teratur
4. Bertambahnya vaskularisasi yang asimetris
5. Pembesaran kelenjar aksiler
Sedangkan untuk tumor jinak, mammografi memberikan tanda :
1. Lesi dengan densitas meningkat, batas tegas, licin dan teratur
2. Adanya halo
3. Kadang-kadang tampak perkapuran yang kasar dan umumnya dapat dihitung.