GAMMA KAMERA
Dasar
Disusun Oleh :
SEMARANG
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, dengan rahmat dan
ini dengan baik. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu
Selanjutnya ucapan terima kasih kami ucapkan kepada dosen kami Ibu
Yeti Kartikasari, ST, M.Kes selaku dosen mata kuliah Teknik Kedokteran Nuklir
Dasar yang telah memberikan tugas kepada kami dan teman-teman, sehingga
kami dapat belajar hal-hal yang baru. Kami juga mengucapkan terimakasih
makalah ini.
Kedokteran Nuklir Dasar. Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini
masih banyak kekurangan. Oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan kritik dan
saran yang membangun. Semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................4
A. Kesimpulan...........................................................................................20
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Kedokteran Nuklir
Kedokteran Nuklir didefinisikan sebagai suatu praktek yang
cairan organ tubuh yang diambil keluar tubuh (secara eksternal). Kedua cara
kedokteran nuklir, radioisotop yang masuk kedalam tubuh, atau cairan tadi
keperluan terapi. Dalam kasus ini, kamera gamma dapat digolongkan sebagai
yaitu :
1
2. Umur paroh bahan nuklida radioaktif yang digunakan berkisar antara
dan memilih informasi yang hanya berasal dari radiasi gamma primer,
dideteksi
yang bagus meliputi low noise, linear, akurasi tinggi, respon energi
Radiofarmaka
dan tunggal, energinya memadai untuk deteksi (140 keV) dan umur paruhnya
pemeriksaan otak.
2
Radionuklida 1123 juga banyak dipilih untuk imaging Merupakan
pemancar gamma dengan umur paruh 13 jam, sehingga sangat cocok untuk
studi dalam waktu yang tidak terlalu pendek. Imaging dengan kamera gamma
cukup jelas karena energi gamma yang dipancarkan optimal yaitu 159 keV.
Keuntungan lain ialah mudah berikatan dengan antibodi, sehingga sangat baik
kamera gamma.
3
BAB II
PEMBAHASAN
amerika pada tahun 1957. Dan oleh karena itu seringkali disebut dengan
2012).
1957. Oleh sebab itu, gamma camera juga disebut anger camera. Sebelum
dan Benjamin tahun 1949.Gamma camera adalah alat elektonik yang bisa
4
yang biasanya adalah technetium 99m (Tc-99m) yang di suntikan ke tubuh
tiroid, paru-paru, hati, ginjal, empedu, dan kerangka tulang. Image yang
99m memiliki waktu paruh yang singkat yaitu 6 jam. Berikut adalah
1. I-125 memiliki waktu paruh 60,1 hari dengan energi pancaran 0,035
MeV
3. P-32 memiliki waktu paruh 14,3 hari dengan energi pancaran 1,7 MeV
1. Kolimator
5
a. Paralel Hole kolimator
b. Konverging Kolimator
c. Diverging Kolimator
6
kolimator ini mirip dengan kamera konvensional sinar gamma
7
2. Detektor
inti terdiri dari dua step. Step pertama yaitu mengubah sianr
kedua, hasil sintilasi akan berubah menjadi sinyal listrik yan oleh
Natrium Iodida (NaI) kristal ditambah Thalium. NaI (Tl) ini akan
photon.
8
Gambar 2. Detector
PMT.
9
Gambar 3. Photo Multiplier Tube (PMT)
radiasi yang berasal dari sinar hambur atau radiasi lain dari hasil
10
yang tidak sesuai ditolak. PHA mampu melakukan fungsi tersebut
11
Sinar gamma yang dipancarkan dari tubuh pasien ditangkap oleh
yang searah dengan timbal yang berisikan pipa- pipa kecil yang akan
sintilasi). Jadi radiasi yang diterima oleh kolimator dengan posisi oblique
Gambar 5. Gambar sisi sebelah kiri ilustrasi gambaran dari dua titik
sumber radiasi tanpa menggunakan kolimator. Gambar sisi sebelah
kanan ilustrasi gambaran dari dua titik sumber radisi menggunakan
kolimator.
12
Sinar gamma yang telah melewati kolimator akan menumbuk
detector yang terbuat dari Natrium Iodida (NaI) kristal plus Thalium. NaI
belakang kristal, PMT mengubah pulsa cahaya menjadi suatu sinyal listrik
dengan bearan suatu pulsa cahaya dengan besaran yang dapat diukur.
Sinyal hasil konversi dari pulsa cahaya menjadi sinyal listrik tersebut
radiasi yang berasal dari sinar hamburan dan yang berasal dari photopeak.
Sinyal sinyal analog (X,Y dan Z (PHA) yang telah dihasilkan pada
proses sebelumnya akan diproses oleh kartu antarmuka agar dapat diolah
lebihh lanjut oleh computer. Sinyal- sinyal analog X dan Y akan diubah
13
Kemudian kombinasi kedua angka tersebut digunakan sebagai penunjuk
computer apakah kejadian dapat diproses atau tidak. Jika dapat diterima,
maka akan terbentuk citra organ pada monitor computer dengan intensitas
14
D. Kendali Mutu Kamera Gamma
1 Sensitifitas.
Kepekaan bergantung pada efisiensi geometris dari kolimator, efisiensi kristal dan
2 Resolving Time
Pada tingkat aktifitas yang sangat rendah, cacahan yang dihitung pada tiap
satuan wakru akan berbanding lurus dengan jumlah aktifitas.. Ketika intesitas
sinar gamma meningkat maka keboleh jadian 2 foton tiba pada waktu yang
sama pun akan meningkat, hal ini akan menghasilkan 2 kilatan cahaya dalam
dengan energi yang lebih tinggi. Hal ini akan ditolak oleh penganalisa tinggi
pulsa. Waktu mati elektronik dengan nilai tertentu akan menyebabkan hilangnya
sejumlah cacahan. Sedangkan pada laju cacah yang tinggi akan menghasilkan
pergeseran baseline yang membuat beberapa pulsa jatuh diluar window PHA
15
3 Keseragaman
diseluruh permukannya. Namun dalam kenyataanya, terkadang beberapa keseraga
man sistem bervariasi berkisar antara 15% dari keseluruhan kristal. Untuk
memperoleh kualitas kerja yang baik dari sistem, maka perlu koreksi pada energi
dalam likasi memori sebanding dengan efisiensi relatif dari masing- masing kotak.
4 Resolusi Energi
pancaran foton dari waktu ke waktu, efisiensi pengumpulan foton dan pelipatan
elektron di dalam tabung PMT sendiri. Adanya penurunan tingkat resolusi energi
dapat disebabkan karena kondisi Kristal sintilator atau perubahan penguatan PMT.
konvensional.
16
5 Resolusi Spasial
citra distribusi radionuklida dari organ yang diamati secara detail. Resolusi
sistem untuk menentukan secara akurat titik-titik didalam kristal, dimana terjadi
sulit. Maka septa ( panjang lubang kolimator) harus cukup tebal, sehingga
dihasilkan lebih sedikit lubang per untit luas untuk mengantisipasi penambahan
penetrasi septal oleh sinar gamma berenergi tinggi. Penentuan resolusi kamera
dan meletakkan phantom di depan detector. Bagian terkecil dari gambar citra
disebelahnya,dianggap sebagai resolusi kamera (dalam mm).
radiasi sumber yang datang pada detector. Semakin tinggi laju cacah
tinggi,kamera tidak mampu lagi mencatat semua cacah yang timbul. Hal
ini disebabkan karena adanya factor dead time pada sistem detector
17
E. Jenis-jenis Kamera Gamma
1 Kamera Gamma Tipe Removeable Plug
Kamera tipe ini termasuk yang sederhana dan cocok untuk penyinaran
yang searah. Kamera ini dapat digunakan untuk aktivitas sampai dengan
2 curie untuk sumber Co-60 dan 100 curie untuk Ir192. Pada saat kamera in
digunakan, maka sumber kamera yang berbentuk konus dapat diangkat ke atas.
Sehingga radiasi akan keluar. Kamera ini juga dapat digunakan untuk teknik
2 Kamera Gamma Tipe D
radiografi dengan teknik double wall single image. Kamera ini tersedia
untuk aktivitas diatas 7,5 curie untuk Ir192 atau 1 curie Cs137. Kamera
tipe ini dapat ditempelkan pada pipa yang akan di radiografi dengan
menggunakan rantai pengikat dan dapat diputar ke berbagai posisi yang
shielding bila digunakan.
18
3 Kamera Gamma Radiografi Remote Kontrol
Kamera tipe ini dapat dioperasikan dari jarak agak jauh dari posisi
kamera,sehingga penggunaan kamera jenis ini lebih aman dibandingkan dengan
aktivitas yang besar ,dan dapat digunakan untuk aktivitas sampai dengan 500
curie untuk Ir-192 dan Co-60.
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
diverging collimator, dan pin hole collimator, kemudian terdiri dari detektor, PMT
(Photomultiplier Tube), CRT ( Cathode Ray Tube), dan PHA ( Pulse Height
Annalyzer)
oleh bahan radioaktif di dalam tubuh dan merubahnya menjadi data yang dapat
20