PESAWAT CT - SCAN
Disusun Oleh :
1
Penyusun
Muhammad Faresi
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah yang
berjudul CT-SCAN dengan baik dan tepat waktu.
Makalah ini berisikan tentang komponen pesawat sinar X atau lebih spesifiknya
CT-SCAN. Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua
tentang CT-SCAN.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita.Amin.
3
DAFTAR ISI
JUDUL....................................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR................................................................................................. 2
DAFTAR ISI.............................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................... 6
3.1. Kesimpulan.............................................................................................. 36
3.2. Saran........................................................................................................ 36
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................. 37
BAB I
4
PENDAHULUAN
5
8. Apa kekurangan dari CT Scan ?
9. Bagaimana penatalaksanaan CT scan ?
1.3 TUJUAN
1. Menjelaskan tentang pengertian CT Scan
2. Mengetahui sejarah perkembangan CT Scan
3. Menjelaskan tentang tujuan dari CT Scan
4. Mengetahui tentang bagian-bagian dari CT Scan
5. Menjelaskan tentang prinsip kerja CT Scan
6. Mengetahui kegunaan dari CT Scan
7. Mengetahui kekurangan dari CT Scan
8. menjelaskan tentang penatalaksanaan CT scan
BAB II
6
PEMBAHASAN
Berat badan klien merupakan suatu hal yang harus dipertimbangkan. Berat badan
klien yang dapat dilakukan pemeriksaan CT Scan adalah klien dengan berat badan
dibawah 145 kg. Hal ini dipertimbangkan dengan tingkat kekuatan scanner. Sebelum
dilakukan pemeriksaan CT scan pada klien, harus dilakukan test apakah klien
mempunyai kesanggupan untuk diam tanpa mengadakan perubahan selama 20-25
menit, karena hal ini berhubungan dengan lamanya pemeriksaan yang dibutuhkan.
7
Pada akhirnya, ditetapkan oleh "Radiology and American Journal of
Roentgenology" dengan istilah Computed Tomography (CT)
Perkembangan CT Scan sangat pesat.Dimulai dari generasi I yang hanya memiliki satu
detector dan menggunakan berkas Pencil Beam, sampai yang sekarang ini sudah
menggunakan Multi Slice Detector (MSCT) dan Dual Source CT (DSCT).
1. Generasi Pertama
8
Perintis : EMI, London, 1977
Pada generasi pertama prinsip pergerakan tabung menggunakan prinsip yang dinamakan
translation-rotation. Dimana pada generasi ini hanya memiliki satu detektor dan untuk
menghasilkan satu scanning lengkap memerlukan waktu scanning 135-300s
Gambaran pergerakan tabung dan detektor pada generasi pertama :
2. Generasi Kedua
9
linier array detector
3. Generasi Ketiga
10
Waktu : 1,4-14 detik / scan slice
Generasi ketiga ini antara pergerakan tabung dan detektornya menggunakan prinsip
rotation. Dimana bentuk dari detektornya setengah lingkaran. Lamanya waktu yang
dibutuhkan untuk satu kali scanning pada generasi ini paling cepat sebesar 0,4 10s.
Gambaran gerakan tabung dan detector pada generasi ketiga :
4. Generasi Keempat
11
CT Scan generasi ini detektornya berbentuk seperti cincin yang dinamakan ring. Sehingga
hanya tabungnya saja yang berputar 360 derajat dan detektornya statis (diam). Waktu yang
diperlukan untuk satu kali scanning selama 1 5s
Gambaran pergerakan tabung sinar-x dan detector :
12
detik dapat diambil, memungkinkanunit pemindai CT ini untuk pencitraan obyek yang
bergerak seperti seperti jantung.
Akuisisi data dilakukan dengan meja bergerak sementara tabung sinar-x berputar, sehingga
gerakan tabung sinar-x membentuk pola spiral terhadap pasien ketika dilakukan akuisisi
data.
Pola spiral ini diterapkan pada konfigurasi rancangan CT generasi ketiga dan keempat.
Pengembangan dari generasi III dan IV
13
7. Generasi Ketujuh (Multi Array Detector CT / Multi Slice CT)
Dengan menggunakan multi array detector, maka apabila kolimator dibuka lebih lebar
maka akan dapat diperoleh data proyeksi lebih banyak dan juga diperoleh irisan yang lebih
tebal sehingga penggunaan energy sinar-x menjadi lebih efisien.
14
8. Generasi Kedelapan (Dual Source CT)
Dual Source CT (DSCT) menggunakan dua buah tabung sinar-x dan terhubung pada dua
buah detector.Masing-masing tabung sinar-x menggunakan tegangan yang berbeda.Yang
satu menggunakan tegangan tinggi (biasanya sekitar 140 KV) dan tabung yang lainnya
menggunakan tegangan rendah (sekitar 80 KV). DSCT berguna untuk menentukan jenis
bahan atau zat.
15
Dari perkembangan teknologi CT Scan dapat diperoleh indicator perkembangannya
sebagai berikut :
2.4 TUJUAN
Menemukan patologi otak dan medulla spinalis dengan teknik
scanning/pemeriksaan tanpa radioisotope. . Dengan demikian CT scan hampir dapat
digunakan untuk menilai semua organ dalam tubuh, bahkan di luar negeri sudah
digunakan sebagai alat skrining menggantikan foto rontgen dan ultrasonografi. Yang
penting pada pemeriksaan CT scan adalah pasien yang akan melakukan pemeriksaan
16
bersikap kooperatif artinya tenang dan tidak bergerak saat proses perekaman. CT scan
sebaiknya digunakan untuk :
Menilai kondisi pembuluh darah misalnya pada penyakit jantung koroner, emboli
paru, aneurisma (pembesaran pembuluh darah) aorta dan berbagai kelainan
pembuluh darah lainnya.
Menilai tumor atau kanker misalnya metastase (penyebaran kanker), letak kanker,
dan jenis kanker.
Kasus trauma/cidera misalnya trauma kepala, trauma tulang belakang dan trauma
lainnya pada kecelakaan. Biasanya harus dilakukan bila timbul penurunan
kesadaran, muntah, pingsan ,atau timbulnya gejala gangguan saraf lainnya.
Menilai organ dalam, misalnya pada stroke, gangguan organ pencernaan dll.
Membantu proses biopsy jaringan atau proses drainase/pengeluaran cairan yang
menumpuk di tubuh. Disini CT scan berperan sebagai mata dokter untuk melihat
lokasi yang tepat untuk melakukan tindakan.
Alat bantu pemeriksaan bila hasil yang dicapai dengan pemeriksaan radiologi
lainnya kurang memuaskan atau ada kondisi yang tidak memungkinkan anda
melakukan
17
mengelilingi pasien pada saat pengambilan sinar rontgen. Waktu yang digunakan
sampai seluruh proses scanning ini selesai berkisar dari 45 menit sampai 1 jam,
tergantung pada jenis CT scan yang digunakan (waktu ini termasuk waktu check-in
nya). Proses scanning ini tidak menimbulkan rasa sakit. Sebelum dilakukan scanning
pada pasien, pasien disarankan tidak makan atau meminum cairan tertentu selama 4
jam sebelum proses scanning. Bagaimanapun, tergantung pada jenis prosedur, adapula
prosedur scanning yang mengharuskan pasien untuk meminum suatu material cairan
kontras yang mana digunakan untuk melakukan proses scanning khususnya untuk
daerah perut.
Sebuah sistem CT Scan terdiri dari beberapa komponen. Pada umumnya terdiri
dari:
Unit pemindai, yang disebut dengan gantri. Didalamnya terdapat sumber sinar-X
dan
unit detektor.
Meja pasien.
Unit komputer pengolah gambar.
Konsol pengendali.
18
a. Meja Pemeriksaan
Meja pemeriksaan merupakan tempat pasien diposisikan untuk dilakukannya
pemeriksaan CT-Scan.Bentuknya kurva dan terbuat dari Carbon Graphite Fiber. Setiap
scanning satu slice selesai, maka meja pemeriksaan akan bergeser sesuai ketebalan slice
( slice thickness ). Meja pemeriksaan terletak dipertengahan gantry dengan posisi
horizontal dan dapat digerakkan maju, mundur, naik dan turun dengan cara menekan
tombol yang melambangkannmaju, mundur, naik, san turun yang terdapat pada gantry.
b. Gantry
19
Berfungsi sebagai pembangkit sinar-X dengan sifat:
1. Bekerja pada tegangan tinggi diatas 100 kV
2. Ukuran focal spot kecil 10 1 mm
3. Tahan terhadap goncangan
2) Kolimator
Pada pesawat CT-Scan, umumnya terdapat dua buah kolimator, yaitu:
- Kolimator pada tabunng sinar-x
Fungsinya: untuk mengurangi dosis radiasi,
sebagai pembatas luas lapangan penyinaran dan
mengurangi bayangan penumbra dengan adanya
focal spot kecil.
- Kolimator pada detektor
Fungsinya: untuk pengarah radiasi menuju ke
detektor, pengontrol radiasi hambur dan
menentukan ketebalan lapisan ( slice thickness ).
20
Setelah sinar-x menembus objek, maka akan diterima oleh detector yang selanjutnya dan
dilakukan proses pengolahan data oleh DAS. Adapun fungsi detector dan DAS secara garis
besar adalah: untuk menangkap sinar-x yang telah menembua objek, mengubah sinar-x
dalam bentuk cahaya tampak, kemudian mengubah cahaya tampak tersebut menjadi
sinyal-sinyal electron, lalu kemudian menguatkan sinyal-sinyal electron tersebut dan
mengubah sinyal electron tersebut kedalam bentuk data digital.
Terdapat dua macam detektor yang dapat digunakan pada CT Scan. Yangpertama
adalah Detektor Skintilasi (Scintillation Detector), yaitu detektor yangmenggunakan kristal
skintilasi (CSJ) yang memancarkan sinar biru jika terpapar olehsinar-X. Intensitas cahaya
yang dihasilkan oleh kristal skintilasi ini sebanding denganintensitas radiasi yang
mengenainya.
Terdapat dua macam unit detektor jenis ini (pada gambar di bawah).Padaunit yang
pertama, untuk urutan berikutnya dari aliran data, sinar diperkuatintensitasnya oleh
photomultiplier dan diubah menjadi arus yang ekivalen dengankuatnya.Pada unit yang
kedua, yang merupakan kombinasi yang lebih efektifdimana scintillation crystal (cessium
iodide, CSJ) berhubungan langsung denganphotodiode yang mengubah photon yang
dihasilkan menjadi arus yang ekivalen.
21
Prinsip detektor skintilasi.
Jenis detektor yang kedua adalah detektor gas (pada umumnya digunakangas
Xenon) dimana gas tersebut dimasukkan ke dalam suatu tabung bertekanandengan sekat
paralel yang menghasilkan tegangan tinggi. Bila sebuah foton sinar-Xjatuh mengenai
sebuah atom Xe, maka atom tersebut akan terionisasi karenaadanya elektron yang
meloncat. Elektron dan ion Xe yang bermuatan positif akandipercepat pada arah
berlawanan di sepanjang garis gaya listrik untuk kemudiandiserap oleh sekat-sekat.
Pergerakan elektron tersebut menghasilkan arus listrikyang sebanding dengan jumlah
foton.Karena arus ini kecil maka dipakai suatupenguat (amplifier) sebelum keluar dari
detektor.
22
Dari arus listrik yang masih besaran analog tersebut diubah menjadi kodekodedigital
yang dibutuhkan oleh komputer untuk diolah sehingga menghasilkangambar pada layar
tampilan.
Detektor Scintilation yang digabung dengan semikonduktor peka cahaya,
terdiriatas beberapa detektor elemen dilengkapi dengan scintillation kristal
yangtebalnya 5mm dan dipasang pada permukaan diode. Keseluruhan
detektorelemen ditempelkan pada sebuah PCB (Printed Circuit Board). Tidak
diperlukantegangan operasional tinggi untuk jenis ini karena sifatnya yang peka
sekaliterhadap tegangan.
Detektor Gas terdiri atas tabung bertekanan tinggi dimana masing-masingelemen
elektroda dilekatkan. Gas di dalamnya (Xenon) diberi tekanan sebesar10-20 Bar.
Panjang tabung 10 cm dan detektor ini membutuhkan tegangantinggi tertentu untuk
operasinya karena sifatnya kurang peka terhadaptegangan listrik (500 - 1000 V).
Jenis detektormulti-row ini diperkenalkan pada pasar tahun 1988 untuk pesawat CT
scan4 irisan.Oleh karena pertimbangan biaya, masing-masing elemen detektor tidak
diberikankanal elektronik lengkap yang sepenuhnya terpisah untuk tiap elemen.
Bagaimanapun jugatebal irisan yang lebih besar dari lebar maising-masing elemen
detektor akan diperolehdengan penggabungan sinyal dari beberapa elemen sekaligus dalam
arah sumbu-z yangkemudian diperkuat dan diubah menjadi bentuk digital. Ini berdampak
pada kemampuanuntuk mendefinisikan lebar irisan dengan kombinasi sinyal secara
elektronik, dimana berkassinar-x dikolimasikan pada sisi sumber radiasi dengan cara yang
sudah umum.
23
Struktur rangakaian elektronik pada sistem pengukuran data.
24
Multiplekser, Integrator, dan ADC pada modul detektor.
c. Komputer
Komputer merupakan pengendali dari semua instrument pada CT-Scan. Berfungsi
untuk melakukan proses scanning, rekonstruksi atau pengolahan data, menampilkan
( display ) gambar serta untuk menganalisa gambar.
25
b. Berfungsi untuk melaksanakan proses berupa arithmetic operation seperti
penambahan, pengurangan, pembagian, serta perkalian.
c. Control Unit
d. Berfungsi untuk mengontrol keseluruhan system computer dalam
melakukan pengolahandata.
e. Memory Unit
f. Berfungsi sebagai tempat penyimpanan data ataupun instruksi yang sedang
dikerjakan.
3) Output Device
Digunakan untuk menampilkan hasil program atau instruksi sehingga dapat dengan
mudah dilihat oleh personilyang mengoperasikannya, misalnya CRT (Cathoda Ray
Tube).
d. Layar TV Monitor
Berfungsi sebagai alat untuk menampilkan gambar dari objek yang diperiksa serta
menampilkan instruksi-instruksi atau program yang diberikan.
e. Image Recording
Berfungsi untuk menyimpan program hasil kerja dari computer ketika melakukan
scanning, rekonstruksi dan display gambar.digunakan:
1) Magnetik Disk
Digunakan untuk penyimpanan sementara dari data atau gambaran, apabila
gambaran akan ditampilkan dan diproses. Magnetic disk dapat menyimpan dan
mengirim data dengan cepat, bentuknya berupa piringan yang dilapisi bahan
ferromagnetic.Kapasitasnya sangat besar.
2) Floppy Disk
Biasa disebut dengan disket, merupakan modifikasi dari magnetic disk, bentuknya
kecil dan fleksibel atau lentur.Floppy disk mudah dibawa dan
disimpan.Kapaasitasnya relative kecil (sekarang sudah tidak digunakan lagi).
f. Operator Terminal
Merupakan pusat semua kegiatan scanning atau pengoperasian system secara umum serta
berfungsi untuk merekonstruksi hasil gambaran sesuai dengan kebutuhan.
26
g. Multiformat Kamera
Digunakan untuk memperoleh gambaran permanen pada film.Pada satu film dapat
dihasilkan beberapa irisan gambar tergantung jenis pesawat CT dan film yang digunakan.
Dengan menggunakan tabung sinar-x sebagai sumber radiasi yang berkas sinarnya dibatasi
oleh kollimator, sinar x tersebut menembus tubuh dan diarahkan ke detektor. Intensitas
sinar-x yang diterima oleh detektor akan berubah sesuai dengan kepadatan tubuh sebagai
objek, dan detektor akan merubah berkas sinar-x yang diterima menjadi arus listrik, dan
kemudian diubah oleh integrator menjadi tegangan listrik analog. Tabung sinar-x tersebut
diputar dan sinarnya di proyeksikan dalam berbagai posisi, besar tegangan listrik yang
diterima diubah menjadi besaran digital oleh analog to digital Converter (A/D C) yang
kemudian dicatat oleh komputer. Selanjutnya diolah dengan menggunakan Image
Processor dan akhirnya dibentuk gambar yang ditampilkan ke layar monitor TV. Gambar
yang dihasilkan dapat dibuat ke dalam film dengan Multi Imager atau Laser Imager.
Berkas radiasi yang melalui suatu materi akan mengalami pengurangan intensitas
secara eksponensial terhadap tebal bahan yang dilaluinya. Pengurangan intensitas yang
terjadi disebabkan oleh proses interaksi radiasi-radiasi dalam bentuk hamburan dan
serapan yang probabilitas terjadinya ditentukan oleh jenis bahan dan energi radiasi yang
dipancarkan. Dalam CT scan, untuk menghasilkan citra obyek, berkas radiasi yang
dihasilkan sumber dilewatkan melalui suatu bidang obyek dari berbagai sudut. Radiasi
terusan ini dideteksi oleh detektor untuk kemudian dicatat dan dikumpulkan sebagai data
27
masukan yang kemudian diolah menggunakan komputer untuk menghasilkan citra dengan
suatu metode yang disebut sebagai rekonstruksi.
Peralatan CT Scanner terdiri atas tiga bagian yaitu system pemroses citra, sistem
komputer dan sistem kontrol.
Sistem pemroses citra merupakan bagian yang secara langsung berhadapan dengan
obyek yang diamati (pasien). Bagian ini terdiri atas sumber sinar-x, sistem kontrol,
detektor dan akusisi data. Sinar-x merupakan radiasi yang merambat lurus, tidak
dipengaruhi oleh medan listrik dan medan magnet dan dapat mengakibatkan zat
fosforesensi dapat berpendar. Sinar-x dapat menembus zat padat dengan daya tembus yang
tinggi. Untuk mengetahui seberapa banyak sinar-x dipancarkan ke tubuh pasien, maka
dalam peralatan ini juga dilengkapi sistem kontrol yang mendapat input dari komputer.
Bagian keluaran dari sistem pemroses citra, adalah sekumpulan detektor yang
dilengkapi sistem akusisi data. Detektor adalah alat untuk mengubah besaran fisik-dalam
hal ini radiasi-menjadi besaran listrik. Detektor radiasi yang sering digunakan adalah
detektor ionisasi gas. Jika tabung pada detektor ini ditembus oleh radiasi maka akan terjadi
ionisasi. Hal ini akan menimbulkan arus listrik. Semakin besar interaksi radiasi, maka arus
listrik yang timbul juga semakn besar. Detektor lain yang sering digunakan adalah detektor
kristal zat padat. Susunan detektor yang dipasang tergantung pada tipe generasi CT
Scanner. Tetapi dalam hal fungsi semua detektor adalah sama yaitu mengindentifikasi
intensitas sinar-x setelah melewati obyek. Dengan membandingkan intensitas pada
sumbernya, maka atenuasi yang diakibatkan oleh propagasi pada obyek dapat ditentukan.
Dengan menggunakan sistem akusisi data maka data-data dari detektor dapat dimasukkan
dalam komputer. Sistem akusisi data terdiri atas sistem pengkondisi sinyal dan interfacae
(antarmuka ) analog ke komputer.
28
Gambar 5. Proses pembentukan citra
Processor atau CPU (unit pemroses pusat) mempunyai fungsi untuk membaca dan
menginterprestasikan instruksi, melakukak eksekusi, dan menyimpan hasil-hasil dalam
memory. CPU yang digunakan mempunyai bus data 16,32 atau 64 bit. Tipe komputer yang
digunakan bisa mikro komputer dan bisa mini komputer, namun harus memenuhi unjuk
kerja dan kecepatan bai sistem CT Scanner. Harddisk mempunyai fungsi untuk menyimpan
data dan software.
CT Scanner pada umumnya dilengkapi dengan dua buah monitor dan keyboard.
Masing-masing sebagai operator station dan viewer station dan keduanya mempunyai
tugas yang berbeda. Operation Station mempunyai fungsi sebagai operator kontrol untuk
mengontrol beberapa parameter scan seperti tegangan anoda, waktu scan dan besarnya
29
arus filamen. Sedangkan viewer station mempunyai fungsi untuk memanipulasi sistem
pemroses citra. Bagian ini mempunyai sistem kontrol yang dihubungkan dengan sistem
keluaran seperti hard copy film, magnetic tape, dan paper print out. Dari bagian ini dapat
dilakukan pekerjaan untuk mendiagnosa hasil scanning.
Sinar X-ray yang telah dideteksi oleh detektor kemudian dikonversi menjadi arus listrik
yang kemudian ditransmisikan ke komputer dalam bentuk sinyal digital Setelah diperoleh
arus listrik dan sinyal aslinya, maka sinyal tadi dikonversi ke bentuk digital menggunakan
A/D Convertor agar sinyal digital ini dapat diolah oleh komputer sehingga membentuk
citra yang sebenarnya.
Hasilnya dapat dilihat langsung pada monitor komputer ataupun dicetak ke film.
Berikut contoh citra yang diperoleh dalam proses scanning menggunakan CT Scanner :
30
Gambar 6.Hasil whole body
scanning Gambar 7. Hasil
scanning pada kepala pasien
2. CT-SCAN HYPOFISE
Potongan coronal 1-5mm tanpa dan dengan bolus kontras, dilanjutkan dengan axial
scan 2-5mm dari OM Line sampai supraseller distren (2mm bila lesi kecil
/mikroadenoma atau kelenjar hipofise normal ; 5mm bila tumor besar/
makroadenoma) F.O.V kecil (160-200) mulai dari procesus clinoideus anterior
sampai dorsum sellae.
31
b. kasus tumor / infeksi (abses ) potongan axial 2-5mm mencakup seluruh
os.petrosum tanpa dan dengan kontras, kondisi tulang dan soft tissue.
Potongan coronal 2-5mm sebagai tambahan, dalam kondisi tulang dan
soft tissue. Mencakup seluruh os.petrosum dan proses abnormalnya.
4. CT-SCAN ORBITA
Tumor/ infeksi: Potongan axial 3-5mm dari dinding inferior sampai dinding
superior cavum orbita, sudut sejajar dengan N.opticus atau menggunakan garis
infraorbito meatal line, tanpa dan dengan kontras. Setelah itu dibuat potongan
coronal 3-5mm mencakup seluruh cavum orbita. Fractur orbita : potongan coronal
dan axial 2-4mm tanpa kontras, dicetak dalam kondisi soft tissue dan tulang pada
daerah fraktur. F.O.V. kecil (160-200).
32
Potongan dengan kontras : axial 2-3mm didaerah pita suara, mulai dari batas atas
sampai batas bawah lesi. Bila ada kelenjar membesar, dibuat potngan leher 5mm
post bolus kontras (delayed scan) F.O.V. 160-200mm, tanpa dan dengan bolus
kontras.
7. CT-SCAN THYROID
Potongan axial 3-5mm dari bagian atas kelenjar thyroid samapi bagian bawah
biasanya mulai setinggi C5-6 sampai thoracic inlet, tanpa dan dengan bolus
kontras, kemudian di ulang / delayed scan untuk mendapatkan batas lesi dan
tambahan informasi yang lebih baik setelah seluruh kelenjar mengalami
penyengatan merata, F.O.V. 160-200mm.
Catatan : untuk CT-Scan pita suara dan thyroid dapat dibuatkan teknik MPR
(Multiplanar Rekontruksi) untuk menghasilkan potongan coronalnya, untuk itu
harus dibuat potongan 1-2mm pada waktu bolus kontras sepanjang daerah yang
diperlukan untuk potongan coronalya.
9. CT-SCAN THORAX
(bila memungkinkan sebaiknya dipakai teknik high resolusi). Potongan axial
prekontras/ polos dari puncak paru sampai diafragma, tebal potongan 10, index 10-
15. Bolus kontras diberikan mulai dari arkus aortae samapi hilus inferior, tebal
potongan 5-8mm. Bila proses dibawah hilus potongan post kontras diteruskan
kebawah sampai mengenai seluruh proses terpotong. Kondisi dicetak dalam 2
33
macam: kondisi parenkim paru dan kondisi mediastinum. Permintaan khusus
untuk parenkim paru dapat dibuat sbb: biasanya pada indikasi parenchymal lung
disease / emphysema. Axial scan tanpa kontras filter high resolusi, tebal potongan
2mm dengan index potongan 8-10mm dari puncak paru sampai diafragma.
Tumor esophagus : pemeriksaan thorax scan sambil minum oral kontras sampai
didapatkan lumen tumor yang sempit / batas antara esophagus yang lebar dan yang
sempit sebagai batas atas tumor.Bolus kontras diberikan pada daerah tumor mulai
batas atas sampai batas bawah, dicetak dalam kondisi mediastinum. Potongan
coronal dan sagital dapat diperoleh melalui MPR (untuk itu perlu dibuat potongan
tipis 2-3mm sewaktu dibolus).
34
bila: batas tumor tidak jelas. Potongan koronal dan sagital dapat diperoleh melalui
teknik MPR.
35
Pasien dan keluarga sebaiknya diberi penjelasan tentang prosedur yang akan
dilakukan. Pasien diberi gambaran tentang alat yang akan digunakan. Bila perlu
dengan menggunakan kaset video atau poster, hal ini dimaksudkan untuk
memberikan pengertian kepada pasien dengan demikian menguragi stress sebelum
waktu prosedur dilakukan.
B. Prosedur
a. Posisi terlentang dengan tangan terkendali.
b. Meja elektronik masuk ke dalam alat scanner.
c. Dilakukan pemantauan melalui komputer dan pengambilan gambar dari
beberapa sudut yang dicurigai adanya kelainan.
d. Selama prosedur berlangsung pasien harus diam absolut selama 20-45 menit.
e. Pengambilan gambar dilakukan dari berbagai posisi dengan pengaturan
komputer.
f. Selama prosedur berlangsung perawat harus menemani pasien dari luar dengan
memakai protektif lead approan.
g. Sesudah pengambilan gambar pasien dirapikan.
36
c. Ukur intake dan out put. Hal ini merupakan tindak lanjut setelah pemberian zat
kontras yang eliminasinya selama 24 jam. Oliguri merupakan gejala gangguan
fungsi ginjal, memerlukan koreksi yang cepat oleh seorang perawat dan dokter.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam bidang kedokteran, radiografi digunakan untuk mengetahui bagian dalam dari
organ tubuh seperti tulang, paru-paru dan jantung. Dalam radiografi dengan menggunakan
film sinar-x, maka obyek yang diamati sering tertutup oleh jaringan struktur lainnya,
37
sehingga didapatkan pola gambar bayangan yang didominasi oleh struktur jaringan yang
tidak diinginkan. Hal ini akan membingungkan para dokter untuk mendiagnosa organ
tubuh tersebut. Untuk mengatasi hal ini maka dikembangkan teknologi yang lebih canggih
yaitu CT-Scanner (Computed Tomography Scanner) dengan menggunakan radiasi nuklir
seperti neutron, sinar gamma dan sinar-x. Sehingga dokter Radiologi bisa melihat dengan
detail pada daerah tertentu.
3.2 Saran
Daftar Pustaka
1. http://www.primamedika.com/radiology.htm
2. http://www.elektroindonesia.com/elektro/no3d.html
3. http://harnawatiaj.wordpress.com/2008/03/09/ct-scan/
4. http://en.wikipedia.org/wiki/Computed_tomography
5. NN, Alat Radiologi IV. Akademi Teknik Elektromedik
6. Hasan, Ir. Fakultas Teknik Universitas Pakuan, Bogor
7. Nugroho, Bintoro Siswo. Inspeksi Pemalsuan Produk dengan Teropong
8. Otak. http:\\ www.fisik@net.htm. 2006x
38
9. http://www.MedistraHospital.htm. Helical CT Scan. 2004
10. http://swissradiology.com
11. Adisti Gusmavita. 2009. CT Scanner. www.kompas.co.id .update : 10 Juni 2010
pukul : 15.10 (acces online)
12. Harnawati . 2008. CT Scan. www.wordpass.com update : 10 Juni 2010
pukul:15.20 (acces online)
13. Putu Adi . 2009. Protocol pemeriksaan CT Scan . www.wordpress update : 10 Juni
2010 pukul : 15.35 (acces online)
14. Arie . 2010. CT Scan dan kegunaannya. www.wordpress . update : 10 Juni 2010
pukul : 15.40 (acces online)
15. Yanuar . 2010. Prinsip kerja CT Scan. www.wordpress . update : 10 Juni 2010
pukul : 16.00 (acces online)
39