Disusun Oleh :
DIELIA EKA SETIANINGRUM
02320024
Disusun Oleh :
DIELIA EKA SETIANINGRUM
02320024
Semarang, 2023
Disetujui Oleh :
Dosen Pembimbing
I
DAFTAR ISI
II
DAFTAR GAMBAR
III
DAFTAR TABEL
IV
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
1.5 Manfaat
Adapun manfaat yang dapat diterima dari pembuatan karya tulis ilmiah
ini adalah sebagai berikut :
1.5.1 Bagi Penulis
a) Melalui hasil kalibrasi, penulis dapat mengerti, memahami tingkat
keakurasian dan kelaikan dari alat Mobile X-Ray.
b) Penulis dapat memahami metode dan cara kalibrasi suatu peralatan
diagnostik khususnya alat Mobile X-Ray.
c) Penulis dapat menambah pengetahuan dan pengalaman di dalam bidang
kalibrasi alat Mobile X-Ray.
1.5.2 Bagi Rumah Sakit
a) Melalui hasil yang akurasi dapat meyakinkan pengguna pada saat
menggunakan alat Mobile X-Ray.
b) Melalui hasil dari kalibrasi Rumah Sakit / user dapat mengetahui alat
tersebut masih layak atau tidak.
c) Menjamin keselamatan pengguna alat karena telah dilakukan pengujian
kalibrasi.
1.5.3 Bagi Institusi
a) Sebagai referensi pustaka pembelajaran bagi pembaca dalam
mempelajari uji kelaikan Mobile X-Ray.
b) Menambah daftar pustaka tentang Kalibrasi Mobile X-Ray di kampus
STIKES Semarang.
c) Menambah jalinan yang baik bagi institusi dengan rumah sakit karena
penulis berkontribusi untuk melakukan kalibrasi alat kesehatan dirumah
sakit yang bersangkutan.
BAB II
LANDASAN TEORI
4
5
Cm, pada tiga pesawat sinar-X diinstalasi radiologi RSUD Raden Matther
Jambi. Dalam penelitian ini menggunakan unit radiograf digital (DR) atau
computed radiogrhaphy, tidak lagi menggunakan radiograf konvesional seperti
penelitian-penelitian sebelumnya. Penyimpangan atau ketidaksesuaian luas
lapang kolimator dengan luas lapang berkas sinar-X dilakukan dengan cara
mengevaluasi batas tegas garis yang dibentuk oleh sumbu X dan sumbu Y,
kemudian menentukan titik tengah antara batas tegas garis dan batas radiasi
hambur. Hasil penyimpangan disimpulkan bahwa tidak terjadi penyimpangan
pada titik pusat berkas sinar-X utuk ketiga pesawat sinar-X yang diuji semua
pesawat masih berada dalam ambang batas toleransi Ɵ = 3 . Tetapi untuk nilai
luas kolimator semua pesawat sinar-X yang telah diuji mengalami
penyimpangan yang melebihi ambang batas 2% FFD yang telah ditetapkan
dimana pesawat trophy radiologie france terjadi penyimpangan pada sumbu Y
dengan nilai FFD 90 Cm, dan 80 Cm, pesawat hyundai medicaly X-ray pada
sumbu X dengan FFD 100 Cm dan 80 Cm, sumbu Y dengan nilai FFD 80 Cm,
dan pada pesawat villa sistei medicali S.p.A pada sumbu X dengan FFD 80 Cm,
sumbu Y pada FFD 80 Cm. (kfi.ejournal.unri, 2018)
Pernah dilakukan penelitian tentang Pengujian Kolimator Pada Pesawat
Sinar-X Mobile Unit Merek Siemens Di Instalasi Radiologi RSUD K.R.M.T
Wongsonegoro Semarang oleh Kesawa Sudarsih, Nanik Suraningsih, Mega
Indah Puspita (2018). Berdasarkan hasil pengujian kolimator dengan metode
Collimator Test Tool pada pesawat Sinar-X mobile unit merek Siemens di
Instalasi Radiologi RSUD K.R.M.T Wongsonegoro Semarang dapat
disimpulkan bahwa hasil pengujian kolimator dengan variasi FFD 100 cm dan
150 cm pada luas bidang 14x18 cm mengalami ketidaksesuaian atau pergeseran.
Hal ini didapatkan dari hasil penghitungan rata-ratapada variasi FFD 100 cm
sumbu horizontal (X1+X2) sebesar 1,38%, pada sumbu vertikal (Y1+Y2)
sebesar 1,5%. Pada variasi FFD 150 diperoleh rata-rata pada sumbu horizontal
(X1+X2) sebesar 1,73% , pada sumbu vertikal (Y1+Y2) sebesar 1,42%, akan
tetapi pergeseran yang terjadi masih dalam batas toleransi yang ditetapkan oleh
KEMENKES No. 1250 tahun 2009 yaitu ≤2% dari FFD yang digunakan. Hal
ini menunjukkan bahwa perlu dilakukan perbaikan kolimator khususnya pada
bagian shutter pada pesawat Sinar-X mobile unit merek Siemens di Instalasi
Radiologi RSUD K.R.M.T Wongsonegoro Semarang. Sehingga dapat
6
Keterangan :
1. Tabung Sinar-X
2. Kolimator
3. Lengan Penopang
4. Handswitch
5. Panel Kontrol
6. Pegangan Kemudi
7. Bok Kaset
8. Generator Tegangan Tinggi
1. Tabung Sinar-X
Tabung sinar-X merupakan bagian pesawat yang menghasilkan sinar-X. Di
dalam tabung sinar-X terdapat katoda dan anoda. Katoda adalah tempat
elektron-elektron dihasilkan. Katoda terbuat dari filamen tungsten. Anoda
9
2. Kolimator
Kolimator adalah bagian yang membatasi jumlah sinar-x yang keluar sesuai
dengan luas dari objek yang dirontgen. Berikut ini merupakan gambar kolimator
yang ditunjukkan pada gambar 2.4 di bawah ini :
Gambar 2. 4 Kolimmator
(Academia.edu.com,2015)
10
3. Lengan Penopang
Lengan penopang adalah bagian yang dapat diputar sehingga dapat
disesuikan dengan posisi dan jarak objek yang akan dirontgen. Lengan penopang
memiliki berbagai gerakan.
4. Panel Operasi
Panel operasi adalah bagian untuk pengaturan tegangan tabung dan arus
filamen. Bagian-bagiannya adalah sebagai berikut : Indikator standby, display
kV, indikator ready, tombol setting mAs, indikator x-ray, display mAs, indikator
call service, tombol lampu, tombol power, kunci kontak, tombol setting kV dan
generator tegangan tinggi. Berikut ini merupakan gambar panel operasi yang
ditunjukkan pada gambar 2.5 di bawah ini :
2.2.6 Kalibrasi
Berikut ini merupakan definisi dari kalibrasi :
A. Definisi
Alat Kesehatan adalah instrumen, apparatus, mesin, implant yang tidak
mengandung obat yang digunakan untuk mencegah, mendiagnosis,
menyembuhkan dan meringankan penyakit, merawat orang sakit serta
memulihkan kesehatan pada manusia dan atau untuk membentuk struktur
dan memperbaiki fungsi tubuh. (UU No. 36 Tahun 2009 Pasal 1 Ayat 5).
Pengujian alat kesehatan adalah merupakan keseluruhan tindakan yang
meliputi pemeriksaan fisik dan pengukuran untuk menentukan karakteristik
alat kesehatan, sehingga dapat dipastikan kesesuaian alat kesehatan terhadap
keselamatan kerja dan spesifikasinya. (Permenkes, 2015).
Kalibrasi alat kesehatan adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk
menjaga kondisi alat kesehatan agar tetap sesuai dengan standar besaran
pada spesifikasinya. Dengan pelaksanaan kegiatan kalibrasi maka akurasi,
ketelitian dan keamanan alat kesehatan dapat dijamin sesuai dengan
besaran-besaran yang tertera atau diabadikan pada alat kesehatan yang
bersangkutan (Permenkes, 2015).
a) Alat Kesehatan Perlu Dikalibrasi
Hal ini disebabkan suatu alat kesehatan akan mengalami perubahan nilai
(unjuk kerja) yang disebabkan oleh :
1) Frekuensi pemakaian
Dalam pemakaian alat kesehatan pasti akan terjadi penyusutan kualitas.
Penyusutan tersebut dikarenakan dampak dari penggunaan alat yang dilakukan
secara berkala. Guna menjaga kualitas dan keamanan alat, maka sangat perlu
dilakukan kalibrasi.
2) Perawatan dan penyimpanan yang kurang baik
Perawatan dan penyimpanan alat yang kurang baik sangat berpengaruh
pada kualitas alat. Kualitas alat akan sangat menentukan hasil dari
pemeriksaan kepada pasien. Maka dari itu, dibutuhkan manajemen perawatan
dan penyimpanan yang baik agar kualitas alat dapat terjaga dengan baik.
3) Akibat perbaikan / terjatuh
12
Suatu alat yang telah direkondisi, untuk memastikan alat tersebut dapat
bekerja dengan baik, maka perlu dilakukan kalibrasi.
4) Pemakaian yang ceroboh
Pemakaian alat kesehatan harus sesuai dengan prosedur yang telah
ditetapkan, hal ini dimaksudkan untuk meminimalkan kesalahan kinerja alat.
5) Transportasi
Pendistribusian alat yang kurang baik akan sangat berpengaruh pada
kinerja alat kesehatan. Oleh karena itu pendistribusian alat kesehatan harus
sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.
b) Alat Kesehatan Yang Dinyatakan Lulus Pengujian atau Kalibrasi
Berikut ini merupakan alat Kesehatan yang dinyatakan lulus pengujian
atau kalibrasi :
1) Penyimpangan hasil pengukuran dibandingkan dengan nilai yang
diabadikan pada alat kesehatan tersebut tidak melebihi penyimpangan
yang diijinkan.
2) Nilai hasil pengukuran keselamata kerja yang berada dalam nilai ambang
batas yang diijinkan.
Keterangan :
x = nilai rata-rata pengukuran
xi = nilai acak data pengukuran
n = jumlah yang diambil
2. Nilai koreksi
Koreksi = Standar – UUT (Unit Under Test)
3. Standar Deviasi
13
( xi x)
n 2
Sdev i
n 1
Ustd
Ub1
k
a
Ub 2
3
a
Ub3
3
a = drift koreksi alat standar26
Uc 4
Veff
(Ca 2 .Ua 2 ) 4 (Cb12.Ub12 ) 4 (Cb 2 2.Ub 2 2 ) 4 (Cb32.Ub32 ) 4 (Cb 4 2.Ub32 ) 4
Ua Ub1 Ub 2 Ub3 Ub 4
14
Tujuan Penelitian
Dapat
Dapat melakukan menganalisa
kalibrasi alat Mobile hasil kalibrasi
X-Ray Mobile X-Ray
Kesimpulan
15
16
2. Multiparameter
Multiparameter Meter adalah kombinasi sempurna canggih kimia Electro
teknologi sensor dengan keadaan elektronik dan desain perangkat lunak. Alat
ini dapat mengukur beberapa parameter, seperti pH, mV, Konduktivitas TDS,
salinitas, Tahanan, oksigen terlarut, konsentrasi Ion dan suhu menggunakan
elektroda yang berbeda. Bisa dilihat pada gambar 3.2.
17
5. Illuminance Meter
Illuminance Meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur besarnya
intensitas cahaya di suatu tempat. Besarnya intensitas cahaya ini perlu untuk
diketahui karena pada dasarnya manusia juga memerlukan penerangan yang
cukup. Untuk mengetahui besarnya intensitas cahaya ini maka diperlukan
sebuah sensor yang cukup peka dan linier terhadap cahaya.
Semakin jauh jarak antara sumber cahaya ke sensor maka akan semakin
kecil nilai yang ditunjukkan lux meter. Ini membuktikan bahwa semakin jauh
jaraknya maka intensitas cahaya akan semakin berkurang. Alat ini didalam
memperlihatkan hasil pengukurannya menggunakan format digital yang terdiri
dari ra ngka, sebuah sensor. Sensor tersebut diletakan pada sumber cahaya yang
akan diukur intenstasnya.
digunakan untuk mengukur tingkat iluminasi. Hampir semua lux meter
terdiri dari rangka, sebuah sensor dengan sel foto, dan layer panel. Sensor
diletakkan pada sumber cahaya. Cahaya akan menyinari sel foto sebagai energi
yang diteruskan oleh sel foto menjadi arus listrik. Makin banyak cahaya yang
diserap oleh sel, arus yang dihasilkan lebih besar. Kunci untuk mengingat
tentang cahaya adalah cahaya selalu membuat beberapa jenis perbedaan warna
pada panjang gelombang yang berbeda. Oleh karena itu, pembacaan merupakan
kombinasi efek dari semua panjang gelombang.
Standar warna dapat dijadikan referensi sebagai suhu warna dan
dinyatakan dalam derajat Kelvin. Standar suhu warna untuk kalibrasi dari
hampir semua jenis cahaya adalah 2856 derajat Kelvin, yang lebih kuning dari
pada warna putih. Berbagai jenis dari cahaya lampu menyala pada suhu warna
20
yang berbeda. Pembacaan lux meter akan berbeda, tergantung variasi sumber
cahaya yang berbeda dari intensitas yang sama. Hal ini menjadikan, beberapa
cahaya terlihat lebih tajam atau lebih lembut dari pada yang lain.Bisa dilihat
pada gambar 3.5.
Mulai
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Studi Literatur
Memenuhi Tidak
Kriteria
Penulisan
YA
Pelaksanaan
Penelitian
Pembuatan Karya
Tulis Ilmiah
Selesai
Mulai
suhu
tidak ya
Analisa data
tidak
Label tidak
laik pakai laik
ya
Label laik pakai
Selesai
Keterangan :
Pada tahapan kalibrasi dilakukan dimulai dengan menyiapkan lembar
kerja dan pendataan alat. Lalu melakukan pengecekan kondisi ruangan
kalibrasi. Apabila tidak mencapai target lalu kondisikan kembali ruangan
kalibrasi. Apabila sesuai, proses selanjutnya adalah lakukan pemeriksaan
fisik dan fungsi alat. Kemudian lakukan kalibrasi pada Mobile X-Ray.
Setelah selesai, analisa data yang didapat untuk menentukan laik atau tidak
laik alat. Apabila laik pakai berikan label berwarna hijau apabila tidak laik
24
a) Uji lluminasi
1. Tujuan
Untuk mengukur iluminasi dari lampu kolimator.
2. Siapkan Peralatan Uji meliputi :
1.Light meter
2.Meteran
3. Langkah langkah Metode Uji meliputi:
a) posisikan alat ukur jarak 100 cm dari fokus tabung sinar-x.
b) pastikan detektor paralel pada sumnbu anoda katoda
c) kurangi semua cahaya latar/ lingkungan dan ukur.
d) nyalakan berkas cahaya kolimator dan kolimasikan pada area
sekitar 25 cmx25 cm. e) ukur pada setiap kuadran (I, II, IIl dan
IV)
e) catat hasil pengukuran
4. Analisa Data dan Evaluasi
26
c) Uji Reproduksibilitas
1. Tujuan
Untuk menentukan Reproduksibilitas keluaran radiasi (output),
tegangan tabung(kVp) dan waktu penyinaran.
2. Siapkan Peralatan yang digunakan meliputi:
(a) Digital multimeter (kV,s dan dose meter) or non-invasive
beam analyser
(b) Meteran
27
28