LAPORAN PROJECT
MATA KULIAH ELEKTRONIKA TERINTEGRASI
LABORATORIUM TEKNIK TENAGA LISTRIK
“ STERILISATOR”
Disusun oleh :
1. CHIKA CANTIKA DEWI P27838018026
2. FARISADINA TYAGITA P27838018029
3. NINA HAVILDA P27838018030
4. INTAN PERMATASARI P27838018034
5. DENIS KURNIAR WICAKSONO P27838018038
CHIKA CANTIKA DEWI (026), FARISADINA TYAGITA (029), NINA HAVILDA (030)
1
INTAN PERMATASARI (034), DENIS KURNIAR WICAKSONO (038)
Sterilisator
ABSTRAK
Sterilisator (sterilisasi basah) merupakan suatu proses sterilisasi yang menggunakan
uap air. Uap air tersebut didapat dari proses pemanasan air. Dalam sterilisasi basah, energi
listrik dirubah menjadi energi panas dengan menggunakan filamen yang berfungsi memanaskan
air sehingga diperoleh uap air. Semua medium/alat/benda yang ingin disterilkan, dimasukkan
ke dalam tempat air yang kemudian akan dipanaskan sampai suhu tertentu. Sterilisator ini
membutuhkan suhu khusus supaya tetap dalam kondisi baik. Pada sterilisator digunakan sensor
LM35 yang merupakan sensor suhu untuk mendeteksi suhu pada air kemudian dikuatkan
dengan menggunakan penguat inverting dan kemudian akan diselisihkan dengan suhu setting
pada rangkaian difference amplifier. Kemudian output difference amplifier akan dibandingkan
dengan rangkaian osilator. Output dari perbandingan tersebut akan mengkontrol pemanasan
air.
Heater akan memanaskan dan mati jika kita ingin menggunakannya untuk
mempertahankan suhu setting agar sesuai dengan lama waktu yang telah ditentukan oleh timer.
Untuk indikasi dari panasnya heater atau mulai bekerjanya heater dapat di tandai jika kita
menekan push on pada display.
Untuk mengetahui waktu tercapainya kestabilan suhu maka diperlukan timer. Pada
projek ini timer akan berjalan pada 4,6 dan 8 menit ketika rangkaian berhenti dan sudah
mencapai suhu yang diinginkan. Modul ini menggunakan LM35 sebagai sensor suhu, heater
sebagai pemanas dan 7 segmen sebagai display suhu. Berdasarkan data hasil pengukuran dan
analisis maka dapat disimpulkan bahwa sterilisator ini dapat bekerja dengan baik.
CHIKA CANTIKA DEWI (026), FARISADINA TYAGITA (029), NINA HAVILDA (030)
2
INTAN PERMATASARI (034), DENIS KURNIAR WICAKSONO (038)
Sterilisator
ABSTRACT
Sterilisator (wet sterilization) is a sterilization process that uses water vapor. Steam is
obtained from the process of heating water. In wet sterilization, electrical energy is converted
into heat energy by using a filament which functions to heat water to obtain water vapor. All
mediums / tools / objects that want to be sterilized, put into a place of water which will then be
heated to a certain temperature. This sterilizer requires a special temperature to keep it in good
condition. In sterilizer LM35 sensor is used which is a temperature sensor to detect the
temperature of the water then amplified by using an inverting amplifier and then will be disputed
with the temperature setting in the difference amplifier circuit. Then the output difference
amplifier will be compared with the oscillator circuit. The output of the comparison will control
the heating of the water.
The heater will heat up and die if we want to use it to maintain the temperature of the
setting to match the time specified by the timer. To indicate the heat of the heater or the
operation of the heater can be marked if we press push on the display.
To find out the time to achieve temperature stability a timer is needed. In this project
the timer will run at 4.6 and 8 minutes when the circuit stops and has reached the desired
temperature. This module uses LM35 as a temperature sensor, heater as a heater and 7
segments as a temperature display. Based on the measurement data and analysis, it can be
concluded that this sterilizer can work well.
CHIKA CANTIKA DEWI (026), FARISADINA TYAGITA (029), NINA HAVILDA (030)
3
INTAN PERMATASARI (034), DENIS KURNIAR WICAKSONO (038)
Sterilisator
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Project Elektronika Terintegrasi dengan judul
“Sterilisator” dengan baik dan tepat waktu. Dalam pengerjaan project dan penyusunan laporan
ini penulis telah mendapatkan banyak dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa.
2. Orang tua yang telah mendukung dalam pembuatan project.
3. Torib Hamzah, M, Pd selaku dosen pembimbing mata kuliah Elektronika Terintegrasi.
4. Seluruh asisten dosen Laboratorium Teknik Tenaga Listrik yang telah membimbing dan
mengarahkan kami selama pembuatan project dan laporan ini.
5. Teman-teman dari EM-24 yang telah mendukung dan membantu selama ini.
6. Serta semua pihak yang telah mendukung serta membantu dalam penyelesaian pembuatan
project dan laporan ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, untuk itu
semua jenis saran, kritik dan masukan yang bersifat membangun sangat penulis harapkan.
Akhir kata, semoga tulisan ini dapat memberikan manfaat dan memberikan wawasan
tambahan bagi para pembaca dan khususnya bagi penulis sendiri.
Penyusun
CHIKA CANTIKA DEWI (026), FARISADINA TYAGITA (029), NINA HAVILDA (030)
4
INTAN PERMATASARI (034), DENIS KURNIAR WICAKSONO (038)
Sterilisator
DAFTAR ISI
ABSTRAK …..………………………………………………………………………………......2
ABSTARCT ………..…………………………………………………………………………….3
KATA PENGANTAR…..………………………………………………………………………4
BAB I : PENDAHULUAN……………………………………………………………………..9
1.1 Latar Belakang……………………………………………………………………………..9
1.2 Batasan Masalah……………………………………………………………………………9
1.3 Tujuan Penelitian………………………………………………………………………….10
1.4 Manfaat……………………………………………………………………………………10
BAB II : DASAR TEORI………………………………………………………………………
11
2.1 Sterilisator………………………………………………………………………………….11
2.1.1 Bagian Sterilisator…………………………………………………………………12
2.1.2 Macam-Macam Sterilisator………………………………………………………..12
2.1.3 Metode Sterilisasi………………………………………………………………….13
2.1.4 SOP Sterilisator……………………………………………………………………14
2.1.5 Maintenance Sterilisator…………………………………………………………..14
2.1.6 Troubleshoot……………………………………………………………………………….14
2.2 Sensor Suhu LM35………………………………………………………………………...15
2.2.1 Karakteristik LM35………………………………………………………………..16
2.2.2 Cara Kerja LM35…………………………………………………………………..16
2.3 IC NE555…………………………………………………………………………………..17
2.4 ICL 7107…………………………………………………………………………………...18
2.5 SSR………………………………………………………………………………………...18
2.6 Element Heater………………………………………………………………………………………
20
2.7 7 Segment Display…………………………………………………………………………………..21
2.8 Penjelasan Rangkaian……………………………………………………………………...22
2.8.1 Rangkaian Vset ……………………………………………………………………22
2.8.2 Rangkaian Penguat………………………………………………………………...22
2.8.3 Rangkaian Differensial…………………………………………………………….23
2.8.4 Rangkaian Proportional……………………………………………………………23
2.8.5 Rangkaian Komparator…………………………………………………………….24
CHIKA CANTIKA DEWI (026), FARISADINA TYAGITA (029), NINA HAVILDA (030)
5
INTAN PERMATASARI (034), DENIS KURNIAR WICAKSONO (038)
Sterilisator
2.8.6 Rangkaian
Osilator………………………………………………………………..
.24
2.8.7 Rangkaian Clock…………………………………………………………………………..24
2.8.8 Rangkaian Timer………………………………………………………………………….24
2.9 Water Level………………………………………………………………………………………..24
BAB III :
PEMBAHASAN……………………………………………………………………...26
CHIKA CANTIKA DEWI (026), FARISADINA TYAGITA (029), NINA HAVILDA (030)
6
INTAN PERMATASARI (034), DENIS KURNIAR WICAKSONO (038)
Sterilisator
BAB V :
PENUTUP…………………………………………………………………………
….38
5.1 Kesimpulan………………………………………………………………………………...38
5.2 Saran……………………………………………………………………………………….38
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………..39
LAMPIRAN…………………………………………………………………………………….40
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Sterilisator Basah…………………………………………………………………..11
Gambar 2.1 Sterilisator Kering………………………………………………………………….12
Gambar 2.2 Sensor Suhu LM35………………………………………………………………...15
Gambar 2.3 Pin IC NE555………………………………………………………………………16
Gambar 2.4 Pin ICL 7107……………………………………………………………………….18
Gambar 2.5 SSR…………………………………………………………………………………19
Gambar 2.6 Element Heater……………………………………………………………………………..20
Gambar 2.7 Segment Display……………………………………………………………………………21
Gambar 2.8. Rangkaian Penguat…………………………………………………………..……22
Gambar 2.8. Rangkaian Differensial……………………………………………………………23
Gambar 2.8. Rangkaian Komparator………………………………………………...………….23
Gambar 2.8. Rangkaian Osilator………………………………………………………………..24
Gambar 3.1 Desain Projek……………………………………………………………………...26
Gambar 3.2. Blok Diagram……………………………………………………………………...26
Gambar 3.3. Diagram Alir………………………………………………………………………27
Gambar 3.4. Rangkaian LM35…………………………………………………………………..28
Gambar 3.4. Rangkaian Vset……………………………………………………………...…….29
Gambar 3.4. Rangkaian Penguat………………………………………………………………..29
Gambar 3.4. Rangkaian Differensial……………………………………………...…………….30
CHIKA CANTIKA DEWI (026), FARISADINA TYAGITA (029), NINA HAVILDA (030)
7
INTAN PERMATASARI (034), DENIS KURNIAR WICAKSONO (038)
Sterilisator
DAFTAR TABEL
Tabel 3.5 Daftar Alat dan Bahan yang Dibutuhkan……………………………………………33
CHIKA CANTIKA DEWI (026), FARISADINA TYAGITA (029), NINA HAVILDA (030)
8
INTAN PERMATASARI (034), DENIS KURNIAR WICAKSONO (038)
Sterilisator
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sterilisator (sterilisasi basah) merupakan suatu proses sterilisasi yang menggunakan uap
air. Fungsi dari sterilisator adalah untuk membunuh jasad renik atau mikroorganisme.
Sterilisator bekerja dengan cara memanaskan air dengan heater sampai suhu air naik dan sesuai
dengan suhu yang kita pilih, heater akan berhenti memanaskan air ketika push off ditekan.
Dari tahun ke tahun teknologi semakin berkembang pesat, khususnya di bidang
ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), salah satunya IPTEK di bidang peralatan medis
dan kesehatan. Untuk meningkatkan perkembangan teknologi yang semakin maju di bidang
kesehatan maka diperlukan suatu inovasi baru yang dapat mempermudah kerja pengguna dalam
menggunakan peralatan medis secara efektif dan efisien, menjadi faktor pendukung dalam
proses mendapatkan hasil diagnosis yang akurat, misalkan alat sterilisator.
Namun, sejauh ini belum diketahui apabila sterilisator dipanaskan memiliki suhu yang
homogen, misalnya suhu air di dalam sterilisator diatur sebesar 50°C apakah mempunyai suhu
yang sama di setiap bagiannya seperti di bagian tengah, kiri, kanan, di atas, dan di bawah.
Apabila suhu di dalam sterilisator tidak homogen, maka dapat berdampak pada kegunaan dari
sterilisator antara lain dalam kalibrasi termometer, inkubasi pada alat mikrobiologi, pemanasan
untuk mempercepat kelarutan, dan mereaksikan zat diatas suhu ruangan dan aktifitas enzim.
Karena hal tersebut dibuatlah alat sterilisator dengan posisi sensor yang berhadapan atau
bersebrangan dengan heater.
1.2.3 Waktu pencapaian suhu untuk suhu 45 ºC yaitu 4 menit untuk suhu 50 ºC yaitu 6 menit
sedangkan untuk suhu 55 ºC yaitu 8 menit.
1.2.4 Tidak dibahas masalah penurunan rumus secara matematis dalam perancangan.
1.2.5 Peletakan sensor yaitu bersebrangan atau berhadapan dengan posisi heater.
CHIKA CANTIKA DEWI (026), FARISADINA TYAGITA (029), NINA HAVILDA (030)
9
INTAN PERMATASARI (034), DENIS KURNIAR WICAKSONO (038)
Sterilisator
1.4 Manfaat
1.4.1 Menambah pengetahuan mahasiswa teknik elektromedik tentang alat kesehatan
khususnya sterilisator.
1.4.2 Dengan adanya alat ini diharapkan dapat memudahkan user dalam melakukan
pekerjaannya dan dapat menyelesaikan tugas fungsionalnya dengan cepat, efisien,
dan akurat.
CHIKA CANTIKA DEWI (026), FARISADINA TYAGITA (029), NINA HAVILDA (030)
10
INTAN PERMATASARI (034), DENIS KURNIAR WICAKSONO (038)
Sterilisator
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Sterilisator
Sterilisasi adalah suatu proses untuk membunuh semua jasad renik, kuman-kuman atau
bakteri yang terdapat pada suatu medium atau alat, sehingga jika ditumbuhkan di dalam suatu
medium tidak ada lagi jasad renik yang dapat berkembang biak.Sterilisasi yang tidak baik
dapat menghasilkan penyebaran infeksi bakteri dan virus seperti hepatitis dan HIV. Tujuan
utama membunuh kuman-kuman tersebut adalah sebagai berikut :
1. Untuk mencegah infeksi pada manusia, hewan peliharaan, dan tumbuhan,
2. Untuk mencegah agar makanan dan komoditi lainnya tidak rusak.
3. Untuk mencegah gangguan kontaminasi terhadap mikroorganisame yang digunakan dalam
industri.
4. Untuk mencegah kontaminasi bahan-bahan yang dipakai di dalam laboratorium.
Alat yang digunakan dalam proses serilisasi disebut sterilisator. Sterilisasi dapat
dilakukan dengan berbagai cara yaitu panas, penyaringan, radiasi, dan penambahan
bahan kimia. Sedangkan sterilisasi dengan cara panas dapat dibedakan menjadi tiga macam,
yaitu sterilisasi basah dan sterilisasi kering.
1. Sterilisator Basah
Sterilisator basah merupakan suatu proses sterilisasi yang menggunakan uap air. Uap air
tersebut didapat dari proses pemanasan air. Sterilisasi basah dapat membunuh jasad renik
atau mikroorganisme karena menyebabkan denaturasi protein, termasuk enzim-enzim di
dalam sel. Dalam sterilisasi basah, energy listrik diubah menjadi energy panas dengan
menggunakan filament yang berfungsi memanaskan air sehingga diperoleh uap air. Semua
medium atau alat benda yang ingin disterilikan, dimasukkan ke dalam tempat air yang
kemudian akan dipanaskan sampai suhu tertentu.
CHIKA CANTIKA DEWI (026), FARISADINA TYAGITA (029), NINA HAVILDA (030)
11
INTAN PERMATASARI (034), DENIS KURNIAR WICAKSONO (038)
Sterilisator
2. Sterilisator Kering
Pada prinsipnya proses sterilisasi pada sterilisator kering, sama dengan proses sterilisasi
pada pesawat sterilisator basah. Perbedaannya hanya terletak pada penggunaan air. Pada
pesawat sterilisator basah digunakan air untuk dipanaskan, sedang pada pesawat sterilisator
tidak digunakan air. Panas yang diasilkan dari pemanasan filamen tersebutlah yang
langsung digunakan untuk proses sterilisasi. Jadi proses sterilisasi disini dengan
memanfaatkan udara panas yang dihasilkan dari pemanasan filamen.
Terminal Sterilization masih terbagi menjadi dua, yaitu overkill method serta
bioburden sterilization. Overkill method ialah metode dimana akan digunakan
pemanasan uap yang suhunya mencapai 121oC. Metode ini digunakan untuk bahan-
bahan tahan panas, misalnya zat anorganik. Overkill method terutama dipilih karena
lebih cepat, efisien serta aman. Sementara bioburden sterilization ialah metode yang
menggunakan monitoring terkontrol serta ketat kepada beban mikroba kecil di
beberapa jalur produksi sebelum proses lanjutan dilakukan.
2. Aseptic Processing
Metode ini adalah pembuatan produk steril dengan filter khusus yang
digunakan untuk bahan baku steril yang telah diformulasikan secara khusus
kemudian dimasukkan dalam container steril dengan lingkungan yang terkontrol
CHIKA CANTIKA DEWI (026), FARISADINA TYAGITA (029), NINA HAVILDA (030)
12
INTAN PERMATASARI (034), DENIS KURNIAR WICAKSONO (038)
Sterilisator
CHIKA CANTIKA DEWI (026), FARISADINA TYAGITA (029), NINA HAVILDA (030)
13
INTAN PERMATASARI (034), DENIS KURNIAR WICAKSONO (038)
Sterilisator
7. Gas
Dalam metode ini akan digunakan pemaparan gas maupun uap guna membunuh
spora serta mikroorganisme yang ada di dalamnya. Walau gas akan bisa berpenetrasi
secara tepat dalam serbuk padat serta pori, namun mikroorganisme yang terkristal bisa
dibunuh. Metode ini umum digunakan bagi bahan yang tidak bisa difiltrasi, tidak tahan
radiasi, panas serta cahaya.
CHIKA CANTIKA DEWI (026), FARISADINA TYAGITA (029), NINA HAVILDA (030)
14
INTAN PERMATASARI (034), DENIS KURNIAR WICAKSONO (038)
Sterilisator
CHIKA CANTIKA DEWI (026), FARISADINA TYAGITA (029), NINA HAVILDA (030)
15
INTAN PERMATASARI (034), DENIS KURNIAR WICAKSONO (038)
Sterilisator
CHIKA CANTIKA DEWI (026), FARISADINA TYAGITA (029), NINA HAVILDA (030)
16
INTAN PERMATASARI (034), DENIS KURNIAR WICAKSONO (038)
Sterilisator
d. Range +2 º C – 150 º C.
2.3 IC NE555
NE555 yang mempunyai 8 pin (kaki) ini merupakan salah satu komponen elektronika
yang cukup terkenal, sederhana dan serba guna. Pada dasarnya aplikasi utama IC NE555 ini
digunakan sebagai timer (pewaktu) dengan operasi rangkaian monostable dan pulse
generator (pembangkit pulsa) dengan operasi rangkaian astable. Selain itu, dapat juga
digunakan sebagai time delay generator dan sequential timing.
CHIKA CANTIKA DEWI (026), FARISADINA TYAGITA (029), NINA HAVILDA (030)
17
INTAN PERMATASARI (034), DENIS KURNIAR WICAKSONO (038)
Sterilisator
yang sesuai ke ground pada timing tertentu Vcc, pin ini untuk
menerima supply DC voltage.
7. Biasanya akan bekerja optimal jika diberi 5V s/d 15V. Supply arusnya dapat dilihat di
datasheet, yaitu sekitar 10mA s/d 15mA.
2.5 SSR
Pengertian dan fungsi solid state relay sebenarnya sama saja dengan relay
elektromekanik yaitu sebagai saklar elektronik yang biasa digunakan atau diaplikasikan di
industri-industri sebagai device pengendali. Namun relay elektro mekanik memiliki banyak
keterbatasan bila dibandingkan dengan solid state relay, salah satunya seperti siklus hidup
kontak yang terbatas, mengambil banyak ruang, dan besarnya daya kontaktor relay. Karena
keterbatasan ini, banyak produsen relay menawarkan perangkat solid state relay dengan
CHIKA CANTIKA DEWI (026), FARISADINA TYAGITA (029), NINA HAVILDA (030)
18
INTAN PERMATASARI (034), DENIS KURNIAR WICAKSONO (038)
Sterilisator
pengganti saklar kontak mekanik. Output device (SCR, TRIAC, atau transistor) adalah
optikal yang digabungkan sumber cahaya LED yang berada dalam relay. Relay akan
dihidupkan dengan energi LED ini, biasanya dengan tegangan power DC yang rendah.
Isolasi optik antara input dan output inilah yang menjadi kelebihan yang ditawarkan oleh
solid state relay bila dibanding relay elektromekanik.
Solid state relay itu juga berarti relay yang tidak mempunyai bagian yang
bergerak sehingga tidak terjadi aus. Solid state relay juga mampu menghidupkan dan
mematikan dengan waktu yang jauh lebih cepat bila dibandingkan dengan relay
elektromekanik. Juga tidak ada pemicu percikan api antar kontak sehingga tidak ada
masalah korosi kontak. Namun solid state relay masih terlalu mahal untuk dibuat dengan
rating arus yang sangat tinggi. Sehingga, kontaktor elektromekanik atau relay
konvensional masih terus mendominasi aplikasi-aplikasi di industri saat ini.
Salah satu keuntungan atau kelebihan yang signifikan dari solid state relay. SCR dan
TRIAC adalah kecenderungan secara alami untuk membuka sirkuit AC hanya pada titik
nol arus beban. Karena SCR dan TRIAC adalah thyristor, dengan sifat hysteresisnya
mereka mempertahankan kontinuitas sirkuit setelah LED de-energized sampai saat AC
turun dibawah nilai ambang batas (holding current). Secara praktis apa artinya semua ini,
artinya adalah rangkaian tidak akan pernah terputus ditengah-tengah puncak gelombang
sinus. Waktu pemutusan seperti yang ada dalam rangkaian yang mengandung induktansi
besar biasanya akan menghasilkan lonjakan tegangan besar karena runtuhnya medan
magnet secara tiba-tiba di sekitar induktansi. Hal seperti ini tidak akan terjadi saat
pemutusan dilakukan oleh sebuah SCR atau TRIAC. Kelebihan fitur ini disebut zero-
crossover switching.
CHIKA CANTIKA DEWI (026), FARISADINA TYAGITA (029), NINA HAVILDA (030)
19
INTAN PERMATASARI (034), DENIS KURNIAR WICAKSONO (038)
Sterilisator
solid state relay cenderung gagal saat menutup. Selain harganya mahal mungkin karena
kelemahan gagal menutup inilah yang menjadi pertimbangan untuk memakai solid state
relay. Dan karena gagal saat membuka dianggap lebih aman dari pada gagal saat menutup,
relay elektromekanik masih lebih disukai dibanding solid state relay dalam banyak
aplikasi di industri.
Cepat atau lambat water heater dalam memanaskan air di tetapkan oleh besar
kecilnya watt yang ada pada elemen. Tetapi, harus juga di cocokan dengan tabung water
heater berapa liter air yang akan di panasi. Alat elektrik rumah tangga seperti setrika, magic
com, solder, panas pada dispenser, dan lain lain juga memakai komponen basic elemen.
a. Water heater kecil= ± 250 watt – 500 watt.
b. Water heater tengah= ± 700 watt – 1200 watt.
c. Water heater besar= ± 1200 watt – 2000 watt.
Fungsi elemen pada water heater untuk memanaskan air yang ada pada tabung
water heater dengan sumber panas dari kawat yang mempunyai tahanan listrik tinggi,
memiliki bahan niklin serta di lapisi isolasi yang lalu di aliri arus listrik yaitu manfaat dari
elemen pada water heater. Untuk menghindari agar tak berlangsung panas yang
berkelebihan (over heating) , umumnya water heater memakai satu alat yakni thermostat.
CHIKA CANTIKA DEWI (026), FARISADINA TYAGITA (029), NINA HAVILDA (030)
20
INTAN PERMATASARI (034), DENIS KURNIAR WICAKSONO (038)
Sterilisator
dalam tabung water heater, serta sesudah air panas dengan suhu yang kita tentukan pada
thermostat, jadi thermostat bakal memutus arus yang tadi ke elemen, apabila panas air sudah
menyusut, jadi thermostat bakal automatis kirim aliran listrik lagi ke elemen, serta demikian
selanjutnya.
CHIKA CANTIKA DEWI (026), FARISADINA TYAGITA (029), NINA HAVILDA (030)
21
INTAN PERMATASARI (034), DENIS KURNIAR WICAKSONO (038)
Sterilisator
Common katoda merupakan pin yang terhubung dengan semua kaki katoda LED
dalam seven segment dengan common katoda akan aktif apabila diberi logika tinggi (1) atau
disebut aktif high. Kaki anoda dengan label a sampai h sebagai pin aktifasi yang
menentukan nyala LED.
CHIKA CANTIKA DEWI (026), FARISADINA TYAGITA (029), NINA HAVILDA (030)
22
INTAN PERMATASARI (034), DENIS KURNIAR WICAKSONO (038)
Sterilisator
Keterangan :
CHIKA CANTIKA DEWI (026), FARISADINA TYAGITA (029), NINA HAVILDA (030)
23
INTAN PERMATASARI (034), DENIS KURNIAR WICAKSONO (038)
Sterilisator
CHIKA CANTIKA DEWI (026), FARISADINA TYAGITA (029), NINA HAVILDA (030)
24
INTAN PERMATASARI (034), DENIS KURNIAR WICAKSONO (038)
Sterilisator
CHIKA CANTIKA DEWI (026), FARISADINA TYAGITA (029), NINA HAVILDA (030)
25
INTAN PERMATASARI (034), DENIS KURNIAR WICAKSONO (038)
Sterilisator
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Desain Project
CHIKA CANTIKA DEWI (026), FARISADINA TYAGITA (029), NINA HAVILDA (030)
26
INTAN PERMATASARI (034), DENIS KURNIAR WICAKSONO (038)
Sterilisator
Cara kerja blok diagram simulasi sterilisator adalah sebagai berikut : setting suhu
sesuai settingan yang telah tentukan. Power Supply memberi tegangan ke semua rangkaian
termasuk rangkaian timer. Kondisi awal LM 35 adalah suhu ruangan yang terdeteksi pada
ruang steril yang bisa dilihat pada display suhu yang berbentuk 7 segment. Kemudian, nilai
LM 35 dikuatkan menggunakan rangkaian penguat amplifier karena nilai yang dihasilkan
mV. Selanjutnya output dari penguat diselisihkan dengan suhu setting menggunakan
rangkaian difference amplifier yang outputnya akan membentuk PWM. Hasil dari PWM
tersebut akan dihubungkan pada driver berupa rangkaian transistor sebagai saklar untuk
menggerakkan kipas DC untuk menyalurkan uap panas yang dihasilkan heater atau
pemanas dan menyalakan buzzer.
Untuk heater menggunakan rangkaian water level dengan indikator high, medium,
dan low. Saat push button ON ditekan, driver heater berupa SSR akan memanaskan air dan
menghasilkan uap panas. Rangkaian utama akan bekerja jika air sudah dalam kondisi
CHIKA CANTIKA DEWI (026), FARISADINA TYAGITA (029), NINA HAVILDA (030)
27
INTAN PERMATASARI (034), DENIS KURNIAR WICAKSONO (038)
Sterilisator
medium, dan rangkaian seluruhnya akan mati apabila air berada pada
kondisi high atau low.
Saat suhu belum mencapai suhu setting, maka kipas DC akan berputar sampai suhu
setting tercapai. Saat suhu setting sudah tercapai, maka kipas DC akan mati dan suhu stabil
pada suhu setting sampai waktu yang telah ditentukan habis.
CHIKA CANTIKA DEWI (026), FARISADINA TYAGITA (029), NINA HAVILDA (030)
28
INTAN PERMATASARI (034), DENIS KURNIAR WICAKSONO (038)
Sterilisator
CHIKA CANTIKA DEWI (026), FARISADINA TYAGITA (029), NINA HAVILDA (030)
29
INTAN PERMATASARI (034), DENIS KURNIAR WICAKSONO (038)
Sterilisator
Acl = ( Rin
Rf )
+1
CHIKA CANTIKA DEWI (026), FARISADINA TYAGITA (029), NINA HAVILDA (030)
30
INTAN PERMATASARI (034), DENIS KURNIAR WICAKSONO (038)
Sterilisator
CHIKA CANTIKA DEWI (026), FARISADINA TYAGITA (029), NINA HAVILDA (030)
31
INTAN PERMATASARI (034), DENIS KURNIAR WICAKSONO (038)
Sterilisator
CHIKA CANTIKA DEWI (026), FARISADINA TYAGITA (029), NINA HAVILDA (030)
32
INTAN PERMATASARI (034), DENIS KURNIAR WICAKSONO (038)
Sterilisator
CHIKA CANTIKA DEWI (026), FARISADINA TYAGITA (029), NINA HAVILDA (030)
33
INTAN PERMATASARI (034), DENIS KURNIAR WICAKSONO (038)
Sterilisator
2 Solder
3 Penyedot Timah
4 Bor
5 Cutter
1. Kabel Jumper
2. Papan
3. Lem Tembak
4. Timah
5. Komponen
CHIKA CANTIKA DEWI (026), FARISADINA TYAGITA (029), NINA HAVILDA (030)
34
INTAN PERMATASARI (034), DENIS KURNIAR WICAKSONO (038)
Sterilisator
BAB IV
HASIL DAN ANALISIS
CHIKA CANTIKA DEWI (026), FARISADINA TYAGITA (029), NINA HAVILDA (030)
35
INTAN PERMATASARI (034), DENIS KURNIAR WICAKSONO (038)
Sterilisator
Dapat dilihat pada gambar diatas adalah output LM35 sebelum masuk ke
rangkaian penguat, sinyal yang dihasilkan sangat kecil yaitu sebesar 0,03 V.
4.1.2 Hasil Pengukuran Test Poin pada Rangkaian Penguat
CHIKA CANTIKA DEWI (026), FARISADINA TYAGITA (029), NINA HAVILDA (030)
36
INTAN PERMATASARI (034), DENIS KURNIAR WICAKSONO (038)
Sterilisator
CHIKA CANTIKA DEWI (026), FARISADINA TYAGITA (029), NINA HAVILDA (030)
37
INTAN PERMATASARI (034), DENIS KURNIAR WICAKSONO (038)
Sterilisator
BAB V
CHIKA CANTIKA DEWI (026), FARISADINA TYAGITA (029), NINA HAVILDA (030)
38
INTAN PERMATASARI (034), DENIS KURNIAR WICAKSONO (038)
Sterilisator
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang kami dapatkan dalam menyelesaikan project sterilisator ini yaitu :
5.1.1. Telah direalisasikan alat sterilisator yang dapat menstabilkan suhu 45’C, 50’C, 55’C
selama 4 menit, 6 menit, dan 8 menit.
5.1.2. Project sterilisator ini memiliki pilihan besarnya nilai suhu yaitu 45’C, 50’C, dan
55’C dengan menggunakan selector yang telah disediakan untuk mengganti suhu
yang diinginkan.
5.1.3. Waktu maksimal pencapaian suhu pada 45’C adalah 4 menit sedangkan untuk suhu
55’C adalah 8 menit.
5.2 Saran
Kami menyarankan untuk project sterilizer ini untuk lebih baik dimasa mendatang
dengan memperbaiki alat yang memperbaiki sensor suhu dengan kenaikan yang lebih stabil,
penggunaan chamber yang lebih tahan panas.
Dengan adanya project sterilizer ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi
pengembangan ilmu mengenai rangkaian elektronika yang digunakan pada peralatan
laboratorium klinik untuk mensterilkan instrument-instrument kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
CHIKA CANTIKA DEWI (026), FARISADINA TYAGITA (029), NINA HAVILDA (030)
39
INTAN PERMATASARI (034), DENIS KURNIAR WICAKSONO (038)
Sterilisator
LAMPIRAN
CHIKA CANTIKA DEWI (026), FARISADINA TYAGITA (029), NINA HAVILDA (030)
40
INTAN PERMATASARI (034), DENIS KURNIAR WICAKSONO (038)
Sterilisator
a. Main Control
b. Timer
c. Suhu Display
d. Tampak Depan
CHIKA CANTIKA DEWI (026), FARISADINA TYAGITA (029), NINA HAVILDA (030)
41
INTAN PERMATASARI (034), DENIS KURNIAR WICAKSONO (038)
Sterilisator
e. Tampak Belakang
CHIKA CANTIKA DEWI (026), FARISADINA TYAGITA (029), NINA HAVILDA (030)
42
INTAN PERMATASARI (034), DENIS KURNIAR WICAKSONO (038)