Anda di halaman 1dari 13

Nama : Farisadina Tyagita

NIM : P27838018029
Prodi : D3

Audiometri adalah pemeriksaan untuk mengetahui ambang batas pendengaran seseorang


dan jenis gangguannya bila ada dengan memakai alat audiogram nada murni di dalam ruang
kedap suara. Kegunaan audiometri adalah untuk mengetahui derajat ketulian ringan, sedang atau
berat serta mengetahui jenis tuli konduktif, tuli syaraf (sensorineural) atau tuli campuran

A. Prinsip Dasar
Ada macam-macam frekuensi dan intensitas suara (dB) ditransfer melalui headset atau
bone conducter ke telinga atau mastoid dan batasan intensitas suara (dB) pasien yang tidak
dapat didengar lagi dicatat, melalui program computer atau diplot secara manual pada kertas
grafik.

B. Penempatan
Pemeriksaan pada Audiometri dilakukan di instalasi rawat jalan pada Poli Klinik THT

C. Instalalasi
1. Denah ruangan beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam intalasi ruangan audiometri
sebelum dipasang antara lain ; letak ruangan, desain ruangan.
2. Penempatan stop kontak.
3. Jalur kabel pada dilantai dan dalam dinding.
4. Jendela antara operator dengan pasien (untuk melihat pasien)
5. Uji coba, uji fungsi dan kalibrasi.

D. SOP Audiometri
1. Persiapan alat
a. Nyalakan power audiometer 10 menit sebelum pemeriksaan tombol :
• Output : untuk memilih earphone (kiri atau kanan), AC atau BC,
• Frekuensi : memilih nada
• Hearing Level : mengatur intensitas
• Tone : memberikan sinyal
• Masking : memberikan bunyi masking pada NTE (Non-Test Ear) apabila
diperlukan

2. Persiapan Pasien
a. Pemeriksaan kemampuan komunikasi Penderita sebelum pemeriksaan
- Telinga mana yang mampu mendengar lebih jelas
- Telinga mana yang lebih sering digunakan bertelepon
- Pemeriksaan Tinitus
- Daya tahan terhadap suara yang keras
b. Pemeriksaan Liang Telinga
- Periksa dan bersihkan dahulu liang telinga dari serumen
c. Memberikan instruksi secara singkat dan sederahana
- Penderita menekan tombol (atau mengangkat tangan) saat mendengar sinyal yang
diberikan.
- Saat sinyal tidak terdengar, penderita diminta untuk tidak menekan tombol
d. Posisi Pemeriksaan
- Penderita duduk dikursi
- Penderita tidak boleh melihat gerakan pemeriksa
- Minimal menghadap 30o dari posisi pemeriksa
e. Presentasi Sinyal
- Nada harus diberikan selama 1 – 3 detik (bisa diatur dengan “Pulse”)
- Nada harus diberikan secara acak (ireguler)
- Pasien tidak boleh :
o Melihat gerakan pemeriksa
o Menebak interval waktu pemberian sinyal
f. Pemeriksaan Air Conduction (AC)
 Mulai pada telinga yang lebih baik
Frekwensi :
• Mulai pada 1000 Hz, kemudian naik setiak 1 oktaf ke 8000 Hz, dan kembali
lagi ke 500 Hz dan 250 Hz.
• Sebaiknya dilakukan pemeriksaan ulang pada frekwensi 1000 Hz.
• Bila terjadi perubahan 20 dB atau lebih, antar oktaf perlu dilakukan
pemeriksaan pada ½ oktaf.
 Intensitas awal diperoleh dengan memberikan sinyal yang terdengar jelas (50dB
atau 60 dB)
• Bila tidak terdengar, naikkan 20 dB secara gradual hingga memperoleh respon
• Bila ada respon, turunkan 10 dB hingga tidak terdengar
• Bila telah tidak tidak terdengar, naikkan 5 dB hingga terdengar.
• Lakukan berulang hingga diperoleh ambang terendah
• Ambang terendah diperoleh pada respon terhadap 2 kali perangsangan ulangan
dengan cara yang sama (turun 10 dB,naik 5 dB)
• Lakukan cara tersebut pada semua frekwensi
g. Pemeriksaan Bone Conduction (BC)
Hanya dilakukan bila ambang AC meningkat. Bila AC berada dalam batas
normal, BC tidak diperlukan. Vibrator harus dipasang pada mastoid pasien dengan
baik, dengan sedikit penekanan. Cara pemeriksaan sama dengan AC, tetapi dengan
frekuensi dan intensitas yang terbatas (500 Hz s.d. 4000 Hz, hanya sampai 45 dB – 80
dB)

E. Pemeliharaan
A. Persiapan
- Siapkan formulir lembar kerja dan kartu pemeliharaan alat.
- Siapkan service manual atau protap pemeliharaan dan pengoperasian alat.
- Siapkan alat kerja dan alat ukur.
- Siapkan bahan pemeliharaan dan material bantu.
- Beritahukan pada unit pengguna alat atas tindakan yang akan dilakukan
B. Pelaksanan Pemeliharaan
- Lakukan pembersihan seluruh bagian alat.
- Cek kondisi fisik alat, meliputi cover body.
- Cek kondisi pengkabelan dan saklar power.
- Cek probe pada alat dan keypad.
- Cek amplifer pada alat dan membersihkan jika kotor.
- Cek earphone dan Headseat.
- Cek kondisi swicth respon.
- Lakukan pengecekan fungsi alat.
- Buat laporan dari hasil pemeliharaan
C. Pencatatan
- Lakukan pengisian formulir lembar kerja.
- Simpulkan hasil pemeliharaan : alat laik pakai atau tidak laik pakai.
- User menandatangani form lembar kerja sebagai bukti pemeliharaan alat telahselesai
dilaksanakan
D. Pengemasan
- Cek alat kerja dan alat ukur.
- Cek dan rapihkan dokumen teknis.
- Kembalikan alat kerja, alat ukur, dan dokumen teknis pada tempatnya serta pasang
cover penutup alat kembali agar tidak kena debu.
E. Laporan
- Laporkan hasil pemeliharaan alat pada user pengguna alat dan kembalikan alat pada
posisi semula.
- Laporkan hasil pemeliharaan alat pada atasan

F. Perbaikan
Siapkan alat ukur sebelum melakukan perbaikan :
1. Buku manual
2. Screwdriver yang sesuai dengan alat
3. Avometer
4. Handscoon dan masker
5. Surat atau form perbaikan untuk arsip kegiatan perbaikan
No Masalah Analisa
1 Headphone tidak terdengar 1. Cek kabel “L” dan “R” apakah ada kabel
suara terkelupas
2. Ukur menggunakan avo antara kabel “L” ujung
jack dengan kabel “L” dekat dengan headphone
begitu pula dengan kabel “R” dengan memakai
selector “Ohm”
3. Perhatikan jarum apakah bergerak dan
menunjukkan nilai resistansi atau tidak jika tidak
maka lakukan perbaikan sambungan kabel yang
terputus
2 Nada alarm tidak muncul 1. Lepas speaker dari cover audiometric
suara 2. Lepas baut-baut speaker
3. Lepas konektor VCC speaker pada board
elektrik
4. Ukur resistansi speaker dengan meletakkan
probe avometer dan selector ohm
5. Perhatikan jarum avo apakah menunjukkan
40 ohm atau 0 ohm
6. Jika 0 ohm segera lakukan penggantian
speaker sesuai spesifikasi
3 Switch response tidak 1. Lepas kabel switch response dari lubang jack
berfungsi 2. Lepas baut-baut handle switch
3. Cek switch mengunakan avo selector ohm
4. Tekan dan tahan switch on sambil di ukur
menggunakan avo
5. Perhatikan selector avo apakah bergerak apa
tidak jika tidak lakukan penggantian switch sesuai
spesifikasi
6. Jika tidak ada part hubungi distributor alat
4 Layar tidak menyala 1. Lepas steker alat dari jala pln
2. Lepas cover alat audiometeri
3. Lepas baut-baut LCD
4. Cek kabel flexi yang menghubungkan LCD
dengan board
5. Ukur resistansi antar tiap pin kabel flexi
apakah terhubung apa .
5 Alat tidak menyala/mati 1. Cek sumber listrik menggunakan avo apakah
total terdapat tegangan 220 V apa tidak
2. Cek kondisi tombo alat
3. Cek fuse alat menggunakan avo selector ohm
4. Lepas cover lcd dan baut-bautnya
5. Cek kabel flexi/rainbow power supply
6. Ukur tegangan power supply pada konektor
input
7. Ukur tegangan power supply pada output ke
board alat
8. Lakukan penggantian komponen jika
ditemukan komponen yang rusak atau hubungi
distributor jika sparepart tidak ada/garansi

G. Pemindahan Tempat Audiometri


Prosedur pemindahan audiometri melalui 2 cara, yaitu terdapat surat unit layanan poli
THT untuj dilakukan pemindahan alat, unit aset dan elektromedis berkoordinasi untuk
melakukan pemindahan dan pencatatan
a. Hal-hal yang perlu dicatat :
- Nomor aset rumah sakit (label atau stiker)
- Nama dan jumlah Asesoris pendukung audiometric dan unit audiometri
- Foto barang , asesoris dan ruangan sebelum pemindahan dan sesudah pemindahan
- Berita acara dan tanda tangan unit layanan THT, unit aset, unit elektromedis
b. Teknis langkah-langkah pemindahan audiometri :
- Lakukan pengukuran volume chamber audiometric untuk menentukan apakah
chamber yang dipindah dapat masuk dan di install di ruangan baru
- Memastikan power sumber sudah ada dan spesifikasi power alat sesuai di ruangan
baru
- Cabut steker kabel audiometeri dan chamber
- Cabut kabel headphone, bone conductor, mic , kabel ”L” dan “R”dari lubang jack
alat
- Pindahkan audiometri unit ke kardus dan letakkan di troli
- Pindahkan headphone, bone conductor, mic, dan kabel L dan R ke kardus masing-
masing alat agar tidak tercampur dan mudah instalasinya

H. Pemasangan Audiometri
- Letakkan chamber audiometeri di ruangan baru
- Di ruangan baru pastikan peredam suara pada dinding dan pintu sudah terpasang
- Lakukan pengukuran noise kebisingan suara di ruangan baru dan chamber dengan
menggunakan sound level meter tentunya berkordinasi dengan teknisi kesehatan
lingkungan.
- Pasang Sensor suhu ruangan dan hygrometer ruangan pastikan suhu ambient terkontrol
25°C dan RH 70% sesuai rekomendasi buku alat
- Letakkan audiometer di meja dekat chamber
- Pasang jack mic, bone, headphone ke dalam masing-masing konektor female audiometri
dan chamber
- Pasang steker audiometric dan chamber ke power listrik terdekat
- Nyalakan dan uji fungsi alat untuk memastikan alat berfungsi dengan baik

I. Pembersihan Audiometri
Sebelum dilakukan pemindahan audiometeri lakukan pembersihan dan disinfeksi sesuai
rekomendasi buku alat dan rekomendasi PPI rumah sakit :
- Gunakan kain lembut
- Air hangat
- Isoprophyl alcohol

J. Pencatatan Alat Audiometri


- Inventarisasi peralatan
Data yang berkaitan dengan aspek teknis setiap type/model alat untuk nama dan
merk alat yang sama, mencakup nama alat, merk, model/type, nama perusahaan yang
mengageninya.
- Kartu pemeliharaan alat
Kartu pemeliharaan adalah kartu yang dipasang/digantungkan pada setiap alat,
dengan maksud agar memudahkan kepada setiap petugas terkait untuk mengetahui data
mengenai suatu alat dan penanganan apa saja yang telah dilakukan terhadap alat tersebut.
- Daftar keagenan peralatan
Daftar keagenan peralatan dapat memudahkan untuk mengetahui nama
perusahaan dan alamatnya yang mengageni peralatan tertentu, sehingga apabila alat
mengalami suatu masalah, agen yang bersangkutan dapat dengan mudah dimintakan
bantuannya

K. Analisis Teknis
 Pra Installasi
Dimana dalam pra installasi alat audiometer banyak hal-hal yang harus disiapakan yaitu:
1. Ruangan
Dalam hal ini ruangan audiometer diperlukan installasi khusus, karena dalam ruang
audiometer harus kedap suara. Dari hal ini maka diperlukan perencanaan ruangan
yaitu:
 Model ruangan menggunakan soundproof chamber dan bervariasi ukuran.
 Ruangan harus kedap suara atau kebisingan kurang dari 40dB.
Dari ketentuan tersebut maka teknik elektromedik harus dapat menganalisa biaya
untuk ruang audiometer. Agar dalam perencanaan ruangan bisa di fungsikan seefektif
dan seefisien mungkin. Salah satu contoh harga soundproof chamber:
Spesifikasi :
 Merek : DUMEDPOWER
 Type : DSA-104-M
 Construction : Plywood, Glass, Steel Plate, Egg Foam, Gaspul
 Finishing : Melamic
 Dimension : 90x90x200cm (Outside), 80x80x175 (Inside)
 Accessories : Jack, Door Lock and Hanles, Lamp, Shelves
 Input Voltage : 220 Volt, 50/60 Hz
 Weight : 110 kg (Knockdown System)
Harga : RP. 18.500.000,-
2. Kelistrikan
Dalam hal ini tidak dibutuhkan installasi listrik khusus, namun hanya
membutuhkan installasi UPS agar ketika ada pemadaman listrik pelayanan tidak
terganggu. Salah satu contoh harga UPS 1kva: Rp 4.800.000

L. Analisis Biaya
Perencanaan analisis asesoris/suku cadang

Battery UPS (replace/2 tahun) Rp.450.000/pcs

SENNHEISER HD 300 PRO

Studio Headphone Rp. 4.635.000

TDH 39headphones

(Headband: HB-7, HB-8) Rp. 8.500.000

Patient Responder Rp. 1.400.000

Perencanaan Peralatan pemeliharaan.

Septalkan tissue atau

septalkan cair Rp. 285.000/box

Perencanaan Bahan Habis Pakai

Cover headphone Rp. 4.250/pcs

Cover headphone
(3600 pasien/tahun) Rp. 15.300.000

M. Perencanaan Alat
Perencanaan peralatan kesehatan yang baik adalah merupakan proses dinamis yang
melibatkan seluruh tim, biasanya terdiri dari dokter, user, arsitek, teknisi dan manajemen,
yang mempertimbangkan kebutuhan pelayanan, kesesuaian teknologi kesehatan, dan kondisi
serta rencana desain dan konstruksi bangunan.

N. Pengadaan Alat
Kegiatan analisa kebutuhan terhadap usulan klien, merupakan proses untuk mendapatkan
informasi, model, spesifikasi tentang alat elektromedik yang diinginkan user sesuai kebutuhan
pelayanan.

O. Kalibrasi
- Persiapan audiometer dan standar yang telah diuji (uji fisik dan fungsinya)
- Lakukan koneksi audiometer dan standar sesuai petunjuk panduan
1. Kalibrasi Total Harmonic Distortion (Bone Conduction)
a. Pilih mode BC (bone conduction) pada audiometer.
b. Lakukan setting audiometer pada 20 dBHL dan frekuensi 250 Hz.
c. Tekan tombol continue pada audiometer
d. Tunggu beberapa saat sampai standar menampilkan nilai terukur.
e. Catat nilai yang terukur pada display standar pada lembar kerja kalibrasi.
f. Lakukan setting audiometer pada 50 dBHL dan frekuensi 500 Hz s.d 750 Hz.
g. Tekan tombol continue pada audiometer
h. Tunggu beberapa saat sampai standar menampilkan nilai terukur
i. Catat nilai yang terukur pada display standar pada lembar kerja kalibrasi.
j. Lakukan setting audiometer pada 60 dBHL dan frekuensi 1000 Hz s.d 4000
Hz.
k. Tekan tombol continue pada audiometer
l. Tunggu beberapa saat sampai standar menampilkan nilai terukur
m. Catat nilai yang terukur pada display standar pada lembar kerja kalibrasi
n. Ulangi langkah 2 s.d 13 agar diperoleh 3 data pada tiap titik pengukuran
2. Kalibrasi Total Harmonic Distortion Air Conduction
a. Pilih mode AC (air conduction) pada audiometer.
b. Lakukan setting audiometer pada hearing level 75 dBHL dan frekuensi 125
Hz
c. Tekan tombol continue pada audiometer.
d. Tunggu beberapa saat sampai standar menampilkan nilai terukur
e. Catat nilai yang terukur pada display standar pada lembar kerja kalibrasi.
f. Lakukan setting audiometer pada 90 dBHL dan frekuensi 250 Hz.
g. Tekan tombol continue pada audiometer.
h. Tunggu beberapa saat sampai standar menampilkan nilai terukur.
i. Catat nilai yang terukur pada display standar pada lembar kerja kalibrasi.
j. Lakukan setting audiometer pada 110 dBHL dan frekuensi 500 Hz s.d 8000
Hz.
k. Tekan tombol continue pada audiometer.
l. Tunggu beberapa saat sampai standar menampilkan nilai terukur.
m. Catat nilai yang terukur pada display standar pada lembar kerja kalibrasi.
n. Ulangi langkah 2 s.d 13 agar diperoleh 3 data pada tiap titik pengukuran.
o. Lakukan langkah 2 s.d 14 untuk pengukuran earphone kanan dan kiri.
3. Kalibrasi Akurasi Frekuensi (Hz)
a. Pilih mode AC (air conduction) pada audiometer.
b. Lakukan setting audiometer pada maksimal dBHL, 125 Hz.
c. Tekan tombol continue pada audiometer.
d. Tunggu beberapa saat sampai standar menampilkan nilai terukur.
e. Catat nilai yang terukur pada display standar pada lembar kerja kalibrasi.
f. Lakukan langkah 2 s/d 5 untuk titik 250 Hz dan titik pengukuran berikutnya
sampai pada 8000 Hz.
g. Ulangi langkah 2 s/d 6 agar diperoleh 3 data pada tiap titik pengukuran.
h. Lakukan langkah 2 s/d 6 untuk pengukuran earphone kanan dan kiri.
4. Kalibrasi Hearing Level Bone Conduction (Hz)
a. Pilih mode BC (bone conduction) pada audiometer.
b. Lakukan setting audiometer pada hearing level 45 dBHL dan frekuensi
250Hz.
c. Tekan tombol continue pada audiometer.
d. Tunggu beberapa saat sampai standar menampilkan nilai terukur.
e. Catat nilai yang terukur pada display standar pada lembar kerja kalibrasi.
f. Lakukan setting audiometer pada hearing level 60 dBHL dan frek 500Hz s.d
750 Hz.
g. Tekan tombol continue pada audiometer.
h. Tunggu beberapa saat sampai standar menampilkan nilai terukur.
i. Catat nilai yang terukur pada display standar pada lembar kerja kalibrasi.
j. Lakukan setting audiometer pada hearing level 70 Dbhl dan frek 1000Hz s.d
3000 Hz.
k. Tekan tombol continue pada audiometer.
l. Tunggu beberapa saat sampai standar menampilkan nilai terukur.
m. Catat nilai yang terukur pada display standar pada lembar kerja kalibrasi.
n. Lakukan setting audiometer pada hearing level 60 dBHL dan frekuensi 4000
Hz.
o. Tekan tombol continue pada audiometer.
p. Tunggu beberapa saat sampai standar menampilkan nilai terukur.
q. Catat nilai yang terukur pada display standar pada lembar kerja kalibrasi.
r. Lakukan setting audiometer pada hearing level 50 dBHL dan frekuensi
6000Hz.
5. Kalibrasi Hearing Level Air Conduction (Hz)
a. Pilih mode AC (air conduction) pada audiometer.
b. Lakukan setting audiometer pada hearing level 70 Dbh dan frekuensi 125 Hz,
c. Tekan tombol continue pada audiometer.
d. Tunggu beberapa saat sampai standar menampilkan nilai terukur.
e. Catat nilai yang terukur pada display standar pada lembar kerja kalibrasi.
f. Lakukan setting audiometer pada hearing level 90 dBHL dan frekuensi 250
Hz,
g. Tekan tombol continue pada audiometer.
h. Tunggu beberapa saat sampai standar menampilkan nilai terukur.
i. Catat nilai yang terukur pada display standar pada lembar kerja kalibrasi.
j. Lakukan setting audiometer pada hearing level 120 dBHL dan frek 500 s.d.
4000 Hz,
k. Tekan tombol continue pada audiometer.
l. Catat nilai yang terukur pada display standar pada lembar kerja kalibrasi.
m. Lakukan setting audiometer pada hearing Level 110 dBHL dan frekuensi 6000
Hz
n. Tekan tombol continue pada audiometer.
o. Tunggu beberapa saat sampai standar menampilkan nilai terukur.
p. Catat nilai yang terukur pada display standar pada lembar kerja kalibrasi.
q. Lakukan setting audiometer pada hearing Level 100 dBHL dan frekuensi 8000
Hz
r. Tekan tombol continue pada audiometer.

Anda mungkin juga menyukai