Abstrak— Electrocardiograph adalah alat bantu dokter untuk mengetahui mengetahui aktivitas listrik jantung. Pemeriksaan ECG
dilakukan dengan menempelkan lead (alat penerima impuls listrik jantung) di beberapa lokasi yang telah ditentukan. Setelah itu,
informasi mengenai keadaan jantung dapat diketahui melalui pola grafik yang dihasilkan. Sinyal EKG adalah sinyal listrik yang
dihasilkan oleh aktifitas kelistrikan jantung. Kelainan dari fungsi jantung seseorang dapat dilihat dari rekaman sinyal EKG ini. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menampilkan sinyal ECG dan detak jantung pada android melalui pengiriman sinyal
bluetooth ke android. Rancang bangun utama terdiri dari rangkaian instrument, rangkaian hpf dan penguat, rangkaian lpf, rangkaian
notch filter, rangkaian adder, mikrokontroller, Arduino, Bluetooth dan android. Sinyal EKG dikumpulkan dari tubuh berdasarkan
pengukuran standar LEAD II. Sinyal ini merupakan rekaman informasi kondisi jantung yang diambil dengan memasang electroda pada
badan. Sinyal listrik jantung yang ditangkap oleh elektroda masih sangat lemah yaitu sebesar milivolt dengan rentang frekuensi 0,05 –
100 hz. Sehingga untuk menguatkan sinyal mengunakan rangkaian amplifier. Rancang bangun juga dilengkapi dengan pemancar
Bluetooth untuk mengirimkan data ke android. Setelah evaluasi, kesalahan BPM pada alat ini adalah 0,1 % dan memiliki nilai presisi
sebesar 1,3 dalam 50 menit pada 50 kali percobaan. Desain EKG pada alat ini memiliki biaya rendah untuk dibuat untuk produksi massal
untuk membantu orang dengan penyakit jantung. Projek ECG kali ini dilengkapi dengan mikrokontroller untuk menampilkan sinyal
ECG dan detak jantung pada android
1
Electrocaridiography sebagai pemeriksaan sinyal jantung dan mengkonverter analog ke digital menggunakan Arduino Nano
detak jantung. Pada alat ini menggunakan rangkaian digunakan untuk mengubah sinyal EKG dari analog menjadi
instrumentasi dasar, notch sebagai peredam sinyal dari PLN, dan sinyal digital. Rekaman sinyal EKG disalurkan menuju modul
juga rangkaian filter lainnya yaitu hpf dan lpf. Filter yang biasa Bluetooth ke android. Pada android akan menampilkan sinyal
digunakan pada alat ini bekisar 0.05 Hz- 100 Hz. Tetapi, pada EKG serta detak jantung dalam 1 menit.
project kali ini menggunakan filter berkisar antara 3,21 Hz-
102,67 Hz.
Tujuan pembuatan projek ini, berfungsi untuk INSTRUMENT
AMPLIFIER
NON-INVERTING
A. Setting Percobaan
Pada penelitian ini menggunakan 1 pasien yang bernama INPUT PROSES OUTPUT
Bluetooth aktif maka sinyal dan detak jantung akan tampil di BLUETOOTH
YES
B. Diagram Balok
Dalam penelitian, pemeriksaan EKG dilakukan berbeda DISPLAY
(ROBOREMO)
2
C. Diagram Alir 1
𝑓𝑐 =
Program arduino dibangun berdasarkan flowchart seperti 2𝜋𝑅𝐶
11
menit. TL084
1
2 -
C12 1
D. Rangkaian Analog
3 +
3
Rangkaian yang yang digunakan yaitu rangkaian
instrumentasi, high pass filter, notch filter, low pass filter, R30
10uF
4
penguat dan rangkaian adder. Rangkaian digunakan untuk 2 POT
memproses sinyal EKG. Lalu untuk pemrosesan digital
+9V
menggunakan Arduino.
1
GND
1) Instrument Amplifier
Gambar 4. Non – Inverting dan HPF
Penguat instrument adalah suatu penguat untai
tertutup (close loop) dengan masukan diferensial dan
penguatannya dapat diatur tanpa mempengaruhi 3) Low Pass Filter
perbandingan penolakan modus bersama (Common Low pass filter (LPF) adalah salah satu filter
Mode Rejection Ratio).[1] yang melewatkan frekuensi dibawah frekuensi cut off.
Penguat pada rangkaian mempunyai penguat sebesar Pada low pass filter yang ideal, sinyal dengan
79.57142857 kali, rumus yang digunakan untuk frekuensi diatas frekuensi cut off tidak akan
menentukkan pengutan instrumentasi adalah sebagai dilewatkan sama sekali dimana Vo = 0 volt. Rangkaian
berikut: ini menggunakan IC TL084, dimana output dari
rangkaian ini akan masuk ke nocth filter, rangkaian ini
Gain = 1+2𝑅𝑓
𝑅𝑔
mempunyai fc sebesar 102.67 Hz. Berikut adalah
perhitungan frekuensi cut off (fc) pada rangkaian
-9V
+9V
R11 22K
LPF[3] :
-9V J6
1
11
TP1
U1A
4
2 TL084 U1D
11
-
J1
1 3
1 12
+
TL084
14
R5 22K
9
U1C
TL084 𝑓𝑐 =
1
+ -
2𝜋√𝑅1𝑅2𝐶1𝐶2
2 13 8
- 10 +
R6
4
11
+9V
-9V
+9V C4 33n
R7 GND
J2 560
1
2 J3
-9V -9V
LEAD K
U1B R8 TP3
11
6 -
J11 7
1 5 + TL084
2
6
1
2
-
GND R17 47K R18 47K 7
4
GND
5 +
+9V
C5
Gambar 3. Instrument Amplifier 33n
4
GND +9V
2) High Pass Filter dan Penguat Gambar 5. Low Pass Filter
High pass Filter (HPF) adalah salah satu filter
dimana melewatkan frekuensi diatas frekuensi cut off. 4) Notch Filter
High pass filter yang paling sederhana tersusun atas Notch filter atau Band Stop Filter dapat dibuat
kapasitor yang terhubung secara pararel dengan dengan menggabungkan LPF dan HPF secara pararel,
resistor. Karena sinyal EKG berkisar antara 0.05- filter ini menahan/tidak melewatkan jangkauan
100Hz maka diperlukan rangkaian HPF untuk frekuensi tertentu, yaitu antara frekuensi cut off bawah
melewatkan sinyal diatas 0.05 Hz. Berikut adalah dan frekuensi cut off atas. Selisih antara frekuensi cut
perhitungan frekuensi cut off (fc) pada rangkaian HPF off bawah dan frekuensi cut off atas dinamakan
sebesar 3,21 Hz dan memiliki nilai penguat sebesar bandwith. Aplikasi dari rangkaian ini digunakan untuk
102 kali, untuk menentukan frekuensi cut off (fc) dan menghilangkan frekuensi yang tidak diinginkan,
penguat disini menggunakan non-inverting dengan misalnya rangkaian kita menghasilkan noise pada
rumus[4]: frekuensi 10KHz maka untuk menghilangkan noise
3
tersebut kita dapat menggunakan BSF agar noise ECG dimana sebagian dari sinyal ECG naik menjadi
hilang. Syarat rangkaian diatas adalah frekuensi cut off positif seluruhnya. Tujuan dari rangkaian ini, agar
LPF harus lebih kecil darpada frekuensi cut off HPF. tegangan sinyal ECG dapat tersampling secara utuh
Pada rangkaian diatas jika memenuhi nilai-nilai yang oleh ADC. Rangkaian ini menggunakan diode zener
terdapat dibawah ini : sebagai clamper dan VR (variable resistor sebagai
• R1=R2=2R3 setting tegangan Vref).[6]
• C2=C3=0.5C1
J9
TP6
1
+9V
1K
2
D1 R2 R28 1K
rumus[5]: 3,1V
100K
C14
1 104
1
GND
fc = GND GND
1
penguat arus tanpa terjadi penguatan tegangan.
R33 R35
TP3 C16 Rangkaian ini menggunakan IC TL084.[7]
68k 68k 47n U11D
1
TL084 -9V
4
R34
12 2 100k U3B
+
11
14
13
J5
- TL084
1 - 6
2 7
11
5
3
OUT ECG
4
Gambar 6. Notch Filter
+9V
Gambar 9. Buffer
5) Rangkaian Non-Inverting
Rangkaian penguat akhir yang digunakan yaitu
rangkian penguat non inverting (tak membalik).
Dimana Vin diberikan pada masukan tidak membalik 8) Modul Bluetooth
sehingga output akan sefasa dengan input untuk HC-05 Adalah sebuah modul Bluetooth SPP
rangkaian ini. Untuk menentukan besar penguatan (Serial Port Protocol) yang mudah digunakan untuk
maka digunkan rumus sebagai berikut:[2] komunikasi serial wireless (nirkabel) yang
mengkonversi port serial ke Bluetooth. HC-05
ACL = 1+2𝑅𝑓
𝑅𝑔
menggunakan modulasi bluetooth V2.0 + EDR
(Enchanced Data Rate) 3 Mbps dengan memanfaatkan
Nilai penguat pada rangkaian ini sebesar 101 kali gelombang radio berfrekuensi 2,4 GHz. Modul ini
+9V dapat digunakan sebagai slave maupun master. HC-05
U3A
memiliki 2 mode konfigurasi, yaitu AT mode dan
Communication mode. AT mode berfungsi untuk
4
TL084
3
1 +
2
melakukan pengaturan konfigurasi dari HC-05.
-
Sedangkan Communication mode berfungsi untuk
11
4
Hardware :
• Sensitivitas -80dBm (Typical)
• Daya transmit RF sampai dengan +4dBm.
• Perasi daya rendah 1,8V – 3,6V I/O.
• Kontrol PIO.
• Antarmuka UART dengan baudrate ang dapat
deprogram dengan antena terintegrasi.
Software :
• Default baudrate 9600, Data bit : 8, Stop bit = 1
• Parity : No Parity
• Mendukung baudrate : 9600, 19200, 38400,
57600, 115200, 230400 dan 460800.
• Auto connect pada saat device dinyalakan
(default).
• Auto reconnect pada menit ke 30 ketika hubungan Gambar 12. Rangkaian Bluetooth dan Arduino
putus karena range koneksi.[8]
1) Rancang Bangun ECG
Pada gambar 9 dan 10 diatas adalah rangkaian analog ECG dan
BT digital ECG. Pada gambar 9 terdapat rangkaian analog ECG
Arduino Tx Rx berupa rangkaian Instrumentasi, Notch Filter, HPF (High Pass
Nano HC-05 Filter), LPF (Low Pass Filter), Non – Inverting, Rangkaian
Rx Tx Adder dan Rangkaian Buffer. Pada gambar 10 diatas terdapat
rangkaian digital berupa rangkaian Bluetooth HC – 05 dan
Arduino Nano yang berfungsi untuk mengirim sinyal ECG
GND GND menuju Android.
Gambar 10. Modul Bluetooth 2) Listing Program untuk Arduino Holter Monitor
Pada Listing Program, terbagi menjadi dua yaitu list program
untuk pengiriman sinyal Bluetooth menggunakan HC – 05 dan
III. HASIL list program untuk menampilkan sinyal ECG pada Android
Pada project ini, menggunakan program listing untuk Listing program
arduino untuk mengirim hasil sinyal ECG serta detak jantung
dalam 1 menit yang akan dilanjutkan oleh HC-05 untuk #include <SoftwareSerial.h> // Library untuk
pengiriman ke Android. hasil sinyal ECG dilihat menggunakan Bluetooth
perbandingan alat Osiloskop digital dan Roboremo. int bluetoothTx = 2; // inisialisasi pin D2
int bluetoothRx = 3; // inisialisasi pin D3
SoftwareSerial bluetooth(bluetoothTx,
bluetoothRx); // inisialisasi bluetoothTx dan
bluetoothRx
unsigned long waktuBPM,waktuawal=0;
unsigned long waktu, waktureset;
float ref,hold,BPMpalsu, refrr, holdrr=0;
int ecg,resp;
int BPMasli, koreksibpm, bpmtanda =0;
int b=0;
int sensorPin = A0; // inisialisasi variable
Gambar 11. Rangkaian Keseluruhan ECG sensorPin dari arduino A1
int sinyalECG; // inisialisasi data desimal variable
sinyal ECG
int a=0; // inisialisasi data logika berawal dari 0
5
Penjelasan:
void loop() {
Library Arduino untuk listing program ECG. Library Arduino // put your main code here, to run repeatedly:
berisi file-file tambahan yang akan digabungkan pada sketch. sinyalECG = analogRead(sensorPin); //
sinyalECG dikalikan resolusi
#include<SoftwareSerial.h>; Library untuk komunikasi ecg = sinyalECG*0.0048875855327468; //
serial. sinyalECG dikalikan resolusi
ecg = analogRead(A0);
Int bluetoothTx=2; Adalah inisialisasi pengiriman pada
Bluetooth yang di inputkan pada pada pin 2 arduino.
Penjelasan:
Int bluetoothRx=3; Adalah inisialisasi penerimaan pada
Void loop digunakan untuk menjalankan suatu siklus program,
Bluetooth yang diinputkan pada pin 3 arduino.
yang akan dilakukan terus-meneurs hingga Arduino mati/reset.
SotwareSerial Bluetooth(bluetoothTx, bluetoothRx);
sinyalECG = analogRead(sensorPin); adalah sinyal analog
Adalah file dari library untuk menginialisasi serial pada
yang telah diinputkan pada sensorPin(A0) pada pin arduino dan
Bluetooth.
telah diinialisasikan dengan variable sinyalECG.
int(Integer) adalah salah satu tipe data numerik yang
ecg = sinyalECG*0.0048875855327468; adalah dari
memungkinkan kita untuk menyimpan data dalam bentuk
sinyalEOG yang berupa data analog untuk dikonversikan dalam
bilangan bulat).
nilai 0V-5V pada serial komunikasi arduino.
Float adalah tipe data yang bertujuan untuk menyimpan nilai
dengan angka, termasuk desimal. if (ref<=ecg){ref=ecg;}
else{ref=ref;hold=(ref*0.70);}
void setup() {
// put your setup code here, to run once: Penjelasan: Program untuk mengatur autoreferensi sinyal.
bluetooth.begin(115200); // kecepatan pengiriman
data menggunakan baudrate 115200
bluetooth.print("$");
waktuawal=millis()-waktuBPM;
bluetooth.print("$");
if (ecg>hold)
bluetooth.print("$"); // enter cmd mode {
delay(250); b=1;
bluetooth.println("U,115200,N"); // change baud }
to 115200 if (ecg<(hold*0.80 ))
bluetooth.begin(115200); {
Serial.begin(115200); // menyesuaikan baudrate if(b==1){
bluetooth 115200 BPMpalsu++;
} hold=0;
b=0;
}
Penjelasan: }
Void Setup digunakan untuk menginialisasi variable-variabel Penjelasan:
yang akan digunakan, dan hanya dijalankan satu kali saat Program ini berisi perhitungan BPM atau dengan kata lain
arduino mulai menyala. digunakan untuk membaca BPM yang akan dikirim ke
Bluetooth.begin(115200); adalah baudrate yang digunakan android(Roboremo).
pada Bluetooth.
Bluetooth.print(“$”); adalah untuk pengisian cmd mode.
Serial.begin(115200); adalah baudrate yang digunakan pada
serial komunikasi arduino.
6
//====kaklulasi nilai BPM====//
if(waktuawal>=60000)//menghitung sampai 5s
{
BPMasli=BPMpalsu*1;//akumulasi BPM selama 5s
dijadikan 60s
BPMpalsu=0;
waktuBPM=millis();
}
Penjelasan: Gambar 13. Rangkaian Keseluruhan ECG
Program ini digunakan untuk menghitung BPM 1 menit a. Test Point 1
kemudian hasilnya ditampilkan di android(roboremo).
7
c. Test Point 3 sinyal diatas frekuensi cut off. Output dari TP 5 ini
menunjukan sinyal EKG yang bersih dari noise.
Rangkaian ini memiliki amplitude sebesar 2.75 V.
f. Test Point 6
8
4) Pembuatan Program Pada Roboremo d. Klik layar untuk menambahkan fitur control items
pada roboremo dan akan muncul tampilan pilihan
a. Membuka aplikasi roboremo, maka akan muncul seperti gambar dibawah ini.
tampilan seperti dibawah ini.
Gambar 22. Tampilan Menu Roboremo f. Setelah mengklik pada fitur plot yang harus kita
rubah adalah ―set id‖ dan rubah dengan id yang
c. Dan untuk mengedit tampilan roboremo klik ―edit sesuai dengan program arduino yang dipakai.
ui‖. Setelah klik ―edit ui‖ akan muncul tampilan
seperti dibawah ini.
9
h. Tampilan sinyal dari ECG saat sudah connect dengan
Bluetooth HC-05. c. Output Percobaan 3
a. Output Percobaan 1
d. Output Percobaan 4
Pada percobaan pertama, nilai BPM yang ditunjukkan Pada percobaan keempat, nilai BPM yang ditunjukkan
pada Android sebesar 93 per menit. pada Android sebesar 91 per menit.
Pada percobaan kedua, nilai BPM yang ditunjukkan Pada percobaan kelima, nilai BPM yang ditunjukkan
pada Android sebesar 91 per menit. pada Android sebesar 90 per menit.
10
f. Output Percoban 6
g. Output Percobaan 7
i. Output Percobaan 9
11
TABEL PENELITIAN 41. 91 92 NORMAL
DATA ANDROID MANUAL KETERANGAN 42. 93 92 NORMAL
1. 93 92 NORMAL 43. 92 92 NORMAL
2. 92 92 NORMAL 44. 92 92 NORMAL
3. 93 92 NORMAL 45. 92 92 NORMAL
4. 93 92 NORMAL 46. 91 92 NORMAL
5. 93 92 NORMAL 47. 91 92 NORMAL
6. 91 92 NORMAL 48. 93 92 NORMAL
7. 93 92 NORMAL 49. 92 92 NORMAL
8. 93 92 NORMAL 50. 90 90 NORMAL
9. 91 92 NORMAL 91.6 91.7 RATA RATA
10. 93 92 NORMAL 1.195229 0.762648 STD DEV
11. 90 90 NORMAL 1,3 0,83 PRESISI
12. 91 92 NORMAL 99,9 AKURASI
13. 90 92 NORMAL Data yang diambil diatas adalah data dari pasien bernama
14. Arifah Putri Caesaria yang berusia 19 tahun dan berbobot +-
90 92 NORMAL antara 50-60 kg. Pada penelitian ini si pasien diambil data
15. 91 92 NORMAL dengan kondisi rileks dan dengan keadaan duduk, yang
16. 90 92 NORMAL berada di lab Mikrokontroller pada waktu +- sekitar jam
17. 18.45 sampai selesai.
90 90 NORMAL Dari projek ini didapatkan data pengujian nilai rata-rata,
18. 90 92 NORMAL nilai standart deviasi, nilai presisi, dan juga nilai akurasi
19. 90 90 NORMAL dalam 50 kali percobaan pada android dan juga secara
20. manual. Nilai detak jantung pada android dan manual
91 92 NORMAL memiliki selisih 1-2. Dan berdasarkan data diatas memiliki
21. 91 92 NORMAL nilai rata-rata dalam 50 kali percobaan yang ada pada
22. 92 92 NORMAL android menghasilkan nilai 91,6 sedangkan jika dihitung
23. dengan manual menghasilkan nilai 91,7, nilai tersebut
92 92 NORMAL sedikit berbeda karena terdapat kesalah hitung atau
24. 92 92 NORMAL ketidaktelitian si penghitung. Kemudian ada juga nilai
25. 92 92 NORMAL standart deviasi pada android menghasilkan nilai 1.195229,
26. sedangkan manual menghasilak nilai 0.762648. Kemudian
94 92 NORMAL nilai presisi pada android menghasilkan nilai sebesar 1.3,
27. 93 92 NORMAL sedangkan manual menghasilkan nilai 0.83, yang dimana
28. 90 90 NORMAL jika nilai presisi yang didapat semakin rendah maka alat
29. tersebut bekerja dengan baik. Serta memiliki nilai akurasi
93 92 NORMAL
sebesar 99.9%.
30. 91 92 NORMAL Pada saat meneliti sebuah alat, presisi dan akurasi
31. 93 92 NORMAL dibutuhkan. Sebuah alat dapat dikatakan presisi apabila dari
32. data satu ke data yang lainnya memiliki perbedaan yang
91 92 NORMAL
signifikan. Dan sebuah alat dapat dikatakan akurat, apabila
33. 93 92 NORMAL hasil data mendekati nilai standard atau nilai BPM sesuai
34. 93 92 NORMAL dengan standard.
35. Hal yang dapat mempengaruhi presisi dan akurasi sebuah
90 92 NORMAL
data yaitu waktu, tempat, dan subjek yang digunakan pada
36. 90 92 NORMAL saat pengukuran. Pada 50 data diatas, dapat dianalisa bahwa
37. 92 93 NORMAL nilai BPM tidak melebihi batas normal (memiliki nilai yang
38. sesuai dengan standart).
90 90 NORMAL
Faktor yang mempengaruhi output sinyal ECG antara
39. 91 90 NORMAL lain yaitu tempat, waktu, pasien, aktivitas yang dilakukan
40. 92 90 NORMAL dan sadapan (lead) yang digunakan.
12
IV. PEMBAHASAN DAN ANALISA VI. KRITIK DAN SARAN
Berdasarkan hasil yang telah didapat yaitu output dari Dalam penelitian ini, sebaiknya untuk rangkaian analog
instrumentasi dasar, HPF dan penguat, notch filter, LPF, menggunakan komponen dengan kualitas yang baik, agar
penguat akhir, serta dilengkapi adder dan buffer, terdapat output rangkaian lebih terlihat jelas dari noise. Pada saat
pola gelombang yang menunjukkan sinyal EKG yang menyolder rangkaian sebaiknya solder dalam keadaan tidak
terlihat ada gelombang P,Q,R,S, dan T. Pada instrumentasi terlalu panas karena jika terlalu panas akan berpengaruh pada
dasar memakai penguat sebesar 79.57142857 kali kerja komponen tersebut. Pada saat pemasangan electrode lead,
penguatan. Setelah itu output dari instrumentasi dasar akan sebaiknya mengetahui area lead yang akan dipasang, agar
masuk ke rangkaian HPF -20 dB yang mempunyai frekuensi output gelombang ECG mendekati standart sinyal ECG.
cut off sebesar 3.51 Hz. Output dari rangkaian ini akan Pengambilan data sebaiknya dilakukan pada waktu dan
masuk ke rangkaian LPF -40 dB pertama yang mempunyai
tempat yang sama, agar nilai BPM yang dihasilkan memiliki
frekuensi cut off sebesar 102,67 Hz tetapi pada output ini
masih terdapat noise yang besar, output dari rangkain ini presisi dan akurasi yang mendekati standar alat. Pada saat
akan dimasukkan pada rangkaian notch untuk meredam pengoperasian android menggunakan Roboremo, sebaiknya
amplitude, yang terdapat pada frekuensi 50 Hz pada PLN. Bluetooth yang digunakan dalam kondisi baik dan dalam jarak
Noise yang terdapat pada output ini telah di saring lebih terdekat, agar sinyal output yang keluar terlihat jelas.
halus. Kemudian output ini dimasukkan pada rangkaian LPF
kedua -40 dB yang mempunyai nilai Fc sebesar 102,51 Hz,
dan dimasukkan lagi ke rangkaian LPF ketiga -40 dB yang DAFTAR PUSTAKA
mempunyai nilai Fc sebesar 102,51, tujuannya diberi [1] G. Set and W. External, “Instrumentation Amplifier,” Source, 2005.
rangkaian LPF lagi supaya hasil sinyal lebih halus dan tidak [Online]. Available:
https://en.wikipedia.org/wiki/Instrumentation_amplifier.
ada noise. Kemudian output ini dimasukkan pada rangkaian
[Diakses: 10 Des 2019].
penguat sebesar 101 kali penguatan. Kemudian masuk pada
rangkaian Adder, digunakan untuk mengatur referensi. [2] “Penguat Tak-Membalik (Non-Inverting Amplifier),” 2012. [Online].
Available: http://elektronika-dasar.web.id/penguat-tak-membalik-non-
Kelebihan yang bisa didapat dari rangkaian ECG ini inverting-amplifier/.
memiliki bentuk sinyal yang cukup bagus dan sudah terdapat [Diakses: 10 Des 2019].
gelombang P,Q,R,S, dan T. Terdapat beberapa kekurangan [3] ELEKTRONIKA DASAR, “High Pass Filter (HPF) RC,” 2012. [Online].
yaitu saat mengambil titik sadapan yang kurang tepat, dan Available: http://e.lektronika-dasar.web.id/high-pass-filter-hpf-rc/.
juga waktu dan tempat sangat berpengaruh dalam sadapan [Diakses: 10 Des 2019].
ECG ini. [4] Elektronika Dasar, “Filter Aktif Low Pass (LPF),” 2015.
Pada project kali kami menguji Bluetooth jarak [Online]. Available: http://elektronika-dasar.web.id/filter-aktif-
terhubung atau tidaknya pada android diluar ruangan sesuai low-pass-lpf/.
dengan kriteria, kami mengambil antara jarak 1-30 meter [Diakses: 10 Des 2019].
dengan kondisi tanpa halangan. Koneksi pengiriman data [5] “Band Reject Filter (BRF) _ Band Stop Filter (BSF) Aktif,” 2012.
bluetooth HC-05 di luar ruangan tanpa halangan lancar dari [Online]. Available: http://elektronika-dasar.web.id/band-reject-filter-
brf-band-stop-filter-bsf-aktif/.
jarak 1-26 meter. Pada jarak 27-30 meter pengiriman data
[Diakses: 10 Des 2019].
tersendat tetapi bentuk sinyal tidak berubah dan masih
[6] A. Purnama, “Adder / Penjumlah Dengan Op-Amp,” 2015. [Online].
terlihat seperti sinyal awal sebelum diberi input yaitu sinyal
Available: http://elektronika-dasar.web.id/adder-penjumlah-dengan-op-
sinus. amp/.
[Diakses: 10 Des 2019].
[7] Anonim, “Operasional Amplifier (Op-Amp) Sebagai Buffer,” 2012.
V. KESIMPULAN [Online]. Available: http://elektronika-dasar.web.id/operasional-
Pada penelitian diatas, dapat disimpulkan bahwa sinyal amplifier-op-amp-sebagai-buffer/.
ECG dapat ditampilkan pada Android melalui Bluetooth dan [Diakses: 10 Des 2019].
Arduino. Selain itu, juga menggunakan rangkaian analog [8] M. A. Prasetyo, “Masuk ke Mode AT Command HC-05 dengan
untuk menampilkan sinyal ECG dengan hasil yang terdapat Arduino,” Http://Www.Boarduino.Web.Id/2016/01/Cara-Masuk-Ke-
Mode-At-Command-Hc-05.Html, 2016. [Online]. Available:
sinyal ECG dengan gelombang P, Q, R, S, dan T yang jelas. http://www.boarduino.web.id/2016/01/cara-masuk-ke-mode-at-
Serta dilengkapi oleh mikrokontroller untuk mengirim sinyal command-hc-05.html.
dan detak jantung yang akan dikirim oleh Bluetooth untuk [Diakses: 10 Des 2019].
ditampilkan di android (roboremo). Pada roboremo akan [9] Arifin, Jaenal. “Identifikasi dan Klasifikasi Pola Sinyal EKG Berdasarkan
menampilkan sinyal ECG dan detak jantung, yang memiliki Sifat Keacakan (Entropy)”,
nilai error dengan dengan perhitungan manual sebesar 0,1 %. file:///D:/ekg/ECG/jurnal%20ecg/New%20folder/MIYAGI%20(007),%2
Pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan 0PUTU%20(009),%20FEBRI%20(022)/REFERENSI/JOURNAL/Identi
memahami karakteristik dari ECG dan mengaplikasikan fikasidanklasifikasipolaEKGberdasarkanentropy-1.pdf
dalam kehidupan sehari – hari. [Diakses: 12 Des 2019].
[10] “Mengetahui Angka Detak Jantung Normal,” 2012. [Online]. Available:
http://informasitips.com/mengetahui-angka-detak-jantung-normal.
[Diakses: 12 Des 2019].
13
[11] Hendi, Rahmat. “Sistem Perekam Detak Jantung Berbasis Pulse Heart
Rate Sensor pada Jari Tangan”,
https://ejurnal.itenas.ac.id/index.php/elkomika/article/view/2033
[Diakses: 12 Des 2019].
[12] Sarah Aghnia Miyagi, I Putu Cahya Gunawan, Febri Indiani. (2018).
“Pengiriman Sinyal Elektrokardiograf via Bluetooth”. Jurusan Teknik
Elektromedik Politekkes Surabaya.
14