Anda di halaman 1dari 14

Pengiriman Sinyal Electrocardiograf dan Nilai BPM

Melalui Bluetooth Tampil Android


Arifah Putri Caesaria, Dandi Hafidh Azhari.
Jurusan Teknik Elektromedik Poltekkes Kemenkes, Surabaya
Jl. Pucang Jajar Timur No. 10, Surabaya, 60245, Indonesia
dandihafidh6@gmail.com, arifahspotify@gmail.com

Abstrak— Electrocardiograph adalah alat bantu dokter untuk mengetahui mengetahui aktivitas listrik jantung. Pemeriksaan ECG
dilakukan dengan menempelkan lead (alat penerima impuls listrik jantung) di beberapa lokasi yang telah ditentukan. Setelah itu,
informasi mengenai keadaan jantung dapat diketahui melalui pola grafik yang dihasilkan. Sinyal EKG adalah sinyal listrik yang
dihasilkan oleh aktifitas kelistrikan jantung. Kelainan dari fungsi jantung seseorang dapat dilihat dari rekaman sinyal EKG ini. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menampilkan sinyal ECG dan detak jantung pada android melalui pengiriman sinyal
bluetooth ke android. Rancang bangun utama terdiri dari rangkaian instrument, rangkaian hpf dan penguat, rangkaian lpf, rangkaian
notch filter, rangkaian adder, mikrokontroller, Arduino, Bluetooth dan android. Sinyal EKG dikumpulkan dari tubuh berdasarkan
pengukuran standar LEAD II. Sinyal ini merupakan rekaman informasi kondisi jantung yang diambil dengan memasang electroda pada
badan. Sinyal listrik jantung yang ditangkap oleh elektroda masih sangat lemah yaitu sebesar milivolt dengan rentang frekuensi 0,05 –
100 hz. Sehingga untuk menguatkan sinyal mengunakan rangkaian amplifier. Rancang bangun juga dilengkapi dengan pemancar
Bluetooth untuk mengirimkan data ke android. Setelah evaluasi, kesalahan BPM pada alat ini adalah 0,1 % dan memiliki nilai presisi
sebesar 1,3 dalam 50 menit pada 50 kali percobaan. Desain EKG pada alat ini memiliki biaya rendah untuk dibuat untuk produksi massal
untuk membantu orang dengan penyakit jantung. Projek ECG kali ini dilengkapi dengan mikrokontroller untuk menampilkan sinyal
ECG dan detak jantung pada android

Kata Kunci : ECG, Sinyal EKG, BPM, Microcontroller, dan Bluetooth

I. PENDAHULUAN Elektrokardiograf adalah suatu alat yang digunakan


untuk merekam impuls listrik yang ditimbulkan oleh jantung
Sinyal elektrokardiografi (EKG) adalah sinyal yang ketika berdenyut. Melalui elektroda yang ditempelkan pada
dihasilkan dari irama denyut jantung secara terus menerus. dada, tangan, dan kaki getaran jantung akan ditangkap dan
Mekanisme sederhana dari alat ini adalah mengukur potensial diubah menjadi sinyal listrik dan ditampilkan di atas layar
listrik sebagai fungsi waktu yang dihasilkan oleh jantung. tabung sinar katode atau dicetak di atas kertas. Grafik hasil
Potensial listrik tersebut dihasilkan dengan pemicu denyut rekaman impuls listrik itu disebut elektrokardiogram. Pada
jantung yang dapat merubah system kelistrikan jantung. awalnya, alat yang digunakan adalah elektrometer kapiler
Perbedaan potensial tersebut kemudian divisualisasikan sebagai namun alat ini masih sangat kasar dan tidak peka dalam
sinyal pada layar monitor atau pada kertas perekam. menangkap impus listrik yang dihasilkan oleh jantung. Pada
Elektrokardigraf adalah alat medis yang digunakan untuk tahun 1900, seorang ahli faal dari Belanda, Willem Einthoven,
merekam beda potensial biomedik dipermukaan kulit yang menggunakan sebuah galvanometer sebagai pengganti
dibangkitkan jantung dengan memasang elektroda rekam elektrometer kapiler untuk merekam aktivitas jantung. Untuk
(Ag/AgCl) pada tempat tertentu dipermukaan tubuh.[9] penemuannya ini, Einthoven mendapat hadiah Nobel pada tahun
Perhitungan denyut nadi dalam bidang kedokteran saat ini masih 1924.[2] Pada pembuatan alat ECG ini masih terdapat nilai error
menggunakan cara manual, yaitu dengan cara pengukuran sebesar 0,1% jika dibandingkan dengan alat ECG asli. Sinyal
menggunakan Stethoscope atau dengan mengukur denyut nadi ECG memiliki tegangan sampai 3mV dan rentang frekuensi 0,05
pada pergelangan tangan dengan bantuan jam tangan.[10] – 100 Hz. Sinyal listrik ditimbulkan dari aliran darah yang
Frekuensi jantung atau Heart Rate adalah jumlah denyut dipompa oleh jantung. Dari permukaan kulit di dada atau di kulit
jantung selama satu menit. Menurut American Heart kaki dan tangan sudah bisa mewakili sinyal jantung. Beda antara
Association (AHA), detak jantung normal saat istirahat untuk peletakan sadapan ECG di dada, di kaki dan tangan adalah hanya
anak – anak (usia 6 – 15 tahun) adalah 70 – 100 bpm (beat per pada besar dan kecilnya (amplitudo) dari sinyal, sedangkan
minute). Sementara, detak jantung normal saat istirahat untuk bentuk sinyalnya tetap sama. Setiap positif elektroda yang dituju
orang dewasa (18 tahun ke atas) adalah 60 – 100 bpm. Detak oleh arah depolarisasi akan menghasilkan gambar EKG dengan
jantung normal saat istirahat adalah detak jantung yang diukur defleksi positif.
dalam kondisi (posisi) sedang duduk, berbaring, santai, dan Di akhir semester tiga kali ini, mata kuliah elektronika
tidak sedang/baru saja melakukan aktivitas fisik.[11] terapan memberikan tugas akhir yaitu membuat alat

1
Electrocaridiography sebagai pemeriksaan sinyal jantung dan mengkonverter analog ke digital menggunakan Arduino Nano
detak jantung. Pada alat ini menggunakan rangkaian digunakan untuk mengubah sinyal EKG dari analog menjadi
instrumentasi dasar, notch sebagai peredam sinyal dari PLN, dan sinyal digital. Rekaman sinyal EKG disalurkan menuju modul
juga rangkaian filter lainnya yaitu hpf dan lpf. Filter yang biasa Bluetooth ke android. Pada android akan menampilkan sinyal
digunakan pada alat ini bekisar 0.05 Hz- 100 Hz. Tetapi, pada EKG serta detak jantung dalam 1 menit.
project kali ini menggunakan filter berkisar antara 3,21 Hz-
102,67 Hz.
Tujuan pembuatan projek ini, berfungsi untuk INSTRUMENT
AMPLIFIER
NON-INVERTING

menampilkan sinyal ECG melalui android dengan mengirimkan


sinyal menuju android menggunakan Bluetooth HC-05 dan juga
menggunakan arduino dan mikrokontroller. Penampil sinyal HIGH PASS FILTER
DAN PENGUAT
ADDER DAN
BUFFER

ECG pada android menggunakan apikasi Roboremo. Dengan


diberikankannya project kali ini diharapkan mahasiswa Teknik
Elektromedik dapat lebih mahir dalam bidang elektronika SADAPAN LOW PASS FILTER ARDUINO NANO
ELEKTRODA
dengan adanya eksperimen dan pengalaman.
II. BAHAN-BAHAN DAN METODE BLUETOOTH
NOTCH FILTER
(HC-05)

A. Setting Percobaan
Pada penelitian ini menggunakan 1 pasien yang bernama INPUT PROSES OUTPUT

Arifah Putri Caesaria dengan usia berkisar 18 tahun hingga


19 tahun dan beratnya diantara 50 kg hingga 60 kg.
Gambar 1. Diagram Blok

1) Bahan dan Alat


Pada penelitian ini menggunakan alat EKG dan jepit START

elektroda serta menggunakan alcohol untuk mensterilkan tangan


yang akan disadap supaya sinyal yang dihasilkan bagus, jepit INISIALISASI

elektroda diletakkan pada tangan kanan sebagai input, kaki kiri


sebagai input dan kaki kanan sebagai ground. Pada rangkaian
instrumentasi menggunakan IC TL-084, rangkain filter VOID SETUP
rangkaian Notch untuk meredam sinyal dari PLN yaitu sebesar
50 Hz, menggunakan Arduino Nano untuk mengambil data
ECG dan komunikasi pada computer atau PC dengan
menggunakan Modul Bluetooth HC – 05. Serta membutuhkan VOID LOOP

Hanphone untuk pengiriman sinyal dari HC-05


2) Eksperimen AMBIL DATA

Dalam project ini, setelah desain selesai maka untuk


NO
selanjutnya pasien akan dipasang elektroda/jepit elektroda
sesuai dengan letak sadapan yang telah ditentukan. Kemudian ADC
(KOMUNIKASI
SERIAL)
output dari rangkaian instrumentasi dasar akan di inputlkan pada
YES
rangkaian filter termasuk notch untuk meredam sinyal dari PLN
sebesar 50 Hz, dan juga menggunakan rangkaian HPF dan LPF, PENGI RIMAN DATA
ADC (A0)
output dari rangkaian akhir akan diteruskan ke mikrokontroler,
pada mikrokontroler data analog akan dirubah menjadi data
digital agar sinyal tersebut dapat diteruskan ke HC-05, jika INISIALISASI

Bluetooth aktif maka sinyal dan detak jantung akan tampil di BLUETOOTH

android. Respons frekuensi perangkat ini diuji dengan NO


menggunakan Osiloskop Digital dan Android dengan rentang BLUETOOTH
BPM 60 sampai 100 per menit selama 50 menit. CONNECT

YES
B. Diagram Balok
Dalam penelitian, pemeriksaan EKG dilakukan berbeda DISPLAY
(ROBOREMO)

penempatan tiga elektroda untuk kombinasi LEAD II pada


tangan kanan sebagai input, kaki kiri sebagai input, dan kaki
kanan sebagai titik ground. Lalu sinyal ECG diperkuat dengan HASIL BPM

adanya rangkaian instrument amplifier, high pass filter, notch


filter, low pass filter, dan juga rangkaian adder. Lalu untuk Gambar 2. Flowchart

2
C. Diagram Alir 1
𝑓𝑐 =
Program arduino dibangun berdasarkan flowchart seperti 2𝜋𝑅𝐶

yang ditunjukkan pada gambar diatas, setelah inisialisasi


R3 R14 1K
arduino program akan dilanjutkan ke program selanjutnya
R13 1OOK
apakah koneksi Bluetooth aktif atau tidak, lalu jika J7
Bluetooth telah aktif maka program akan akan dilanjutkan 1K -9V TP2
GND
ke pengiriman Bluetooth ke Android, pada Android akan
menampilkan sinyal EKG serta detak jantung selama 1 U2A

11
menit. TL084

1
2 -
C12 1
D. Rangkaian Analog
3 +

3
Rangkaian yang yang digunakan yaitu rangkaian
instrumentasi, high pass filter, notch filter, low pass filter, R30
10uF

4
penguat dan rangkaian adder. Rangkaian digunakan untuk 2 POT
memproses sinyal EKG. Lalu untuk pemrosesan digital
+9V
menggunakan Arduino.

1
GND
1) Instrument Amplifier
Gambar 4. Non – Inverting dan HPF
Penguat instrument adalah suatu penguat untai
tertutup (close loop) dengan masukan diferensial dan
penguatannya dapat diatur tanpa mempengaruhi 3) Low Pass Filter
perbandingan penolakan modus bersama (Common Low pass filter (LPF) adalah salah satu filter
Mode Rejection Ratio).[1] yang melewatkan frekuensi dibawah frekuensi cut off.
Penguat pada rangkaian mempunyai penguat sebesar Pada low pass filter yang ideal, sinyal dengan
79.57142857 kali, rumus yang digunakan untuk frekuensi diatas frekuensi cut off tidak akan
menentukkan pengutan instrumentasi adalah sebagai dilewatkan sama sekali dimana Vo = 0 volt. Rangkaian
berikut: ini menggunakan IC TL084, dimana output dari
rangkaian ini akan masuk ke nocth filter, rangkaian ini
Gain = 1+2𝑅𝑓
𝑅𝑔
mempunyai fc sebesar 102.67 Hz. Berikut adalah
perhitungan frekuensi cut off (fc) pada rangkaian
-9V
+9V
R11 22K
LPF[3] :
-9V J6

1
11

TP1
U1A
4

2 TL084 U1D
11

-
J1
1 3
1 12
+
TL084
14
R5 22K
9
U1C
TL084 𝑓𝑐 =
1

+ -

2𝜋√𝑅1𝑅2𝐶1𝐶2
2 13 8
- 10 +
R6
4

11

LEAD T 22K R9 R10


22K 22K
4

+9V
-9V
+9V C4 33n
R7 GND
J2 560
1
2 J3
-9V -9V
LEAD K
U1B R8 TP3
11

TL084 22K U2B


11

6 -
J11 7
1 5 + TL084
2
6
1
2
-
GND R17 47K R18 47K 7
4

GND
5 +
+9V

C5
Gambar 3. Instrument Amplifier 33n
4

GND +9V
2) High Pass Filter dan Penguat Gambar 5. Low Pass Filter
High pass Filter (HPF) adalah salah satu filter
dimana melewatkan frekuensi diatas frekuensi cut off. 4) Notch Filter
High pass filter yang paling sederhana tersusun atas Notch filter atau Band Stop Filter dapat dibuat
kapasitor yang terhubung secara pararel dengan dengan menggabungkan LPF dan HPF secara pararel,
resistor. Karena sinyal EKG berkisar antara 0.05- filter ini menahan/tidak melewatkan jangkauan
100Hz maka diperlukan rangkaian HPF untuk frekuensi tertentu, yaitu antara frekuensi cut off bawah
melewatkan sinyal diatas 0.05 Hz. Berikut adalah dan frekuensi cut off atas. Selisih antara frekuensi cut
perhitungan frekuensi cut off (fc) pada rangkaian HPF off bawah dan frekuensi cut off atas dinamakan
sebesar 3,21 Hz dan memiliki nilai penguat sebesar bandwith. Aplikasi dari rangkaian ini digunakan untuk
102 kali, untuk menentukan frekuensi cut off (fc) dan menghilangkan frekuensi yang tidak diinginkan,
penguat disini menggunakan non-inverting dengan misalnya rangkaian kita menghasilkan noise pada
rumus[4]: frekuensi 10KHz maka untuk menghilangkan noise

3
tersebut kita dapat menggunakan BSF agar noise ECG dimana sebagian dari sinyal ECG naik menjadi
hilang. Syarat rangkaian diatas adalah frekuensi cut off positif seluruhnya. Tujuan dari rangkaian ini, agar
LPF harus lebih kecil darpada frekuensi cut off HPF. tegangan sinyal ECG dapat tersampling secara utuh
Pada rangkaian diatas jika memenuhi nilai-nilai yang oleh ADC. Rangkaian ini menggunakan diode zener
terdapat dibawah ini : sebagai clamper dan VR (variable resistor sebagai
• R1=R2=2R3 setting tegangan Vref).[6]
• C2=C3=0.5C1
J9

TP6

• Jika nilai-nilai sesuai diatas maka kita dapat

1
+9V

mendapatkan rumus untuk menghitung frekuensi R29


R27 1K

1K

rejection/notch (frekuensi yang ditahan) dengan

2
D1 R2 R28 1K
rumus[5]: 3,1V
100K

C14

1 104

1
GND

fc = GND GND

2𝜋𝑅𝐶 Gambar 8. Adder


nilai fc dari rangkaian notch filter ini sebesar 49,82
Hz.
R28 C10 C14 R31
U11C
TL084 J2
7) Rangkaian Buffer
4

68k 47n 47n 68k


10
TP4 Rangkain buffer adalah rangkaian yang
+
C15 9
8 1 menghasilkan tegangan output sama dengan tegangan
-
J1
47n
inputnya. Dimana prinsip dasarnya hanya sebagai
11

1
penguat arus tanpa terjadi penguatan tegangan.
R33 R35
TP3 C16 Rangkaian ini menggunakan IC TL084.[7]
68k 68k 47n U11D
1

TL084 -9V
4

R34
12 2 100k U3B
+

11
14
13
J5
- TL084
1 - 6
2 7
11

5
3

OUT ECG

4
Gambar 6. Notch Filter
+9V

Gambar 9. Buffer
5) Rangkaian Non-Inverting
Rangkaian penguat akhir yang digunakan yaitu
rangkian penguat non inverting (tak membalik).
Dimana Vin diberikan pada masukan tidak membalik 8) Modul Bluetooth
sehingga output akan sefasa dengan input untuk HC-05 Adalah sebuah modul Bluetooth SPP
rangkaian ini. Untuk menentukan besar penguatan (Serial Port Protocol) yang mudah digunakan untuk
maka digunkan rumus sebagai berikut:[2] komunikasi serial wireless (nirkabel) yang
mengkonversi port serial ke Bluetooth. HC-05
ACL = 1+2𝑅𝑓
𝑅𝑔
menggunakan modulasi bluetooth V2.0 + EDR
(Enchanced Data Rate) 3 Mbps dengan memanfaatkan
Nilai penguat pada rangkaian ini sebesar 101 kali gelombang radio berfrekuensi 2,4 GHz. Modul ini
+9V dapat digunakan sebagai slave maupun master. HC-05
U3A
memiliki 2 mode konfigurasi, yaitu AT mode dan
Communication mode. AT mode berfungsi untuk
4

TL084
3
1 +
2
melakukan pengaturan konfigurasi dari HC-05.
-
Sedangkan Communication mode berfungsi untuk
11

melakukan komunikasi bluetooth dengan piranti lain.


Dalam penggunaannya, HC-05 dapat
R1 R26 1K beroperasi tanpa menggunakan driver khusus. Untuk
-9V 1OOK
GND berkomunikasi antar Bluetooth, minimal harus
Gambar 7. Non-Inverting memenuhi dua kondisi berikut :
• Komunikasi harus antara master dan slave.
6) Rangkaian Adder • Password harus benar (saat melakukan pairing).
Rangkaian adder adalah rangkaian yang
berfungsi untuk menaikkan level tegangan ada sinyal Adapun spesifikasi dari HC-05 adalah :

4
Hardware :
• Sensitivitas -80dBm (Typical)
• Daya transmit RF sampai dengan +4dBm.
• Perasi daya rendah 1,8V – 3,6V I/O.
• Kontrol PIO.
• Antarmuka UART dengan baudrate ang dapat
deprogram dengan antena terintegrasi.

Software :
• Default baudrate 9600, Data bit : 8, Stop bit = 1
• Parity : No Parity
• Mendukung baudrate : 9600, 19200, 38400,
57600, 115200, 230400 dan 460800.
• Auto connect pada saat device dinyalakan
(default).
• Auto reconnect pada menit ke 30 ketika hubungan Gambar 12. Rangkaian Bluetooth dan Arduino
putus karena range koneksi.[8]
1) Rancang Bangun ECG
Pada gambar 9 dan 10 diatas adalah rangkaian analog ECG dan
BT digital ECG. Pada gambar 9 terdapat rangkaian analog ECG
Arduino Tx Rx berupa rangkaian Instrumentasi, Notch Filter, HPF (High Pass
Nano HC-05 Filter), LPF (Low Pass Filter), Non – Inverting, Rangkaian
Rx Tx Adder dan Rangkaian Buffer. Pada gambar 10 diatas terdapat
rangkaian digital berupa rangkaian Bluetooth HC – 05 dan
Arduino Nano yang berfungsi untuk mengirim sinyal ECG
GND GND menuju Android.

Gambar 10. Modul Bluetooth 2) Listing Program untuk Arduino Holter Monitor
Pada Listing Program, terbagi menjadi dua yaitu list program
untuk pengiriman sinyal Bluetooth menggunakan HC – 05 dan
III. HASIL list program untuk menampilkan sinyal ECG pada Android
Pada project ini, menggunakan program listing untuk Listing program
arduino untuk mengirim hasil sinyal ECG serta detak jantung
dalam 1 menit yang akan dilanjutkan oleh HC-05 untuk #include <SoftwareSerial.h> // Library untuk
pengiriman ke Android. hasil sinyal ECG dilihat menggunakan Bluetooth
perbandingan alat Osiloskop digital dan Roboremo. int bluetoothTx = 2; // inisialisasi pin D2
int bluetoothRx = 3; // inisialisasi pin D3
SoftwareSerial bluetooth(bluetoothTx,
bluetoothRx); // inisialisasi bluetoothTx dan
bluetoothRx
unsigned long waktuBPM,waktuawal=0;
unsigned long waktu, waktureset;
float ref,hold,BPMpalsu, refrr, holdrr=0;
int ecg,resp;
int BPMasli, koreksibpm, bpmtanda =0;
int b=0;
int sensorPin = A0; // inisialisasi variable
Gambar 11. Rangkaian Keseluruhan ECG sensorPin dari arduino A1
int sinyalECG; // inisialisasi data desimal variable
sinyal ECG
int a=0; // inisialisasi data logika berawal dari 0

5
Penjelasan:
void loop() {
Library Arduino untuk listing program ECG. Library Arduino // put your main code here, to run repeatedly:
berisi file-file tambahan yang akan digabungkan pada sketch. sinyalECG = analogRead(sensorPin); //
sinyalECG dikalikan resolusi
#include<SoftwareSerial.h>; Library untuk komunikasi ecg = sinyalECG*0.0048875855327468; //
serial. sinyalECG dikalikan resolusi
ecg = analogRead(A0);
Int bluetoothTx=2; Adalah inisialisasi pengiriman pada
Bluetooth yang di inputkan pada pada pin 2 arduino.
Penjelasan:
Int bluetoothRx=3; Adalah inisialisasi penerimaan pada
Void loop digunakan untuk menjalankan suatu siklus program,
Bluetooth yang diinputkan pada pin 3 arduino.
yang akan dilakukan terus-meneurs hingga Arduino mati/reset.
SotwareSerial Bluetooth(bluetoothTx, bluetoothRx);
sinyalECG = analogRead(sensorPin); adalah sinyal analog
Adalah file dari library untuk menginialisasi serial pada
yang telah diinputkan pada sensorPin(A0) pada pin arduino dan
Bluetooth.
telah diinialisasikan dengan variable sinyalECG.
int(Integer) adalah salah satu tipe data numerik yang
ecg = sinyalECG*0.0048875855327468; adalah dari
memungkinkan kita untuk menyimpan data dalam bentuk
sinyalEOG yang berupa data analog untuk dikonversikan dalam
bilangan bulat).
nilai 0V-5V pada serial komunikasi arduino.
Float adalah tipe data yang bertujuan untuk menyimpan nilai
dengan angka, termasuk desimal. if (ref<=ecg){ref=ecg;}
else{ref=ref;hold=(ref*0.70);}

void setup() {
// put your setup code here, to run once: Penjelasan: Program untuk mengatur autoreferensi sinyal.
bluetooth.begin(115200); // kecepatan pengiriman
data menggunakan baudrate 115200
bluetooth.print("$");
waktuawal=millis()-waktuBPM;
bluetooth.print("$");
if (ecg>hold)
bluetooth.print("$"); // enter cmd mode {
delay(250); b=1;
bluetooth.println("U,115200,N"); // change baud }
to 115200 if (ecg<(hold*0.80 ))
bluetooth.begin(115200); {
Serial.begin(115200); // menyesuaikan baudrate if(b==1){
bluetooth 115200 BPMpalsu++;
} hold=0;
b=0;
}
Penjelasan: }
Void Setup digunakan untuk menginialisasi variable-variabel Penjelasan:
yang akan digunakan, dan hanya dijalankan satu kali saat Program ini berisi perhitungan BPM atau dengan kata lain
arduino mulai menyala. digunakan untuk membaca BPM yang akan dikirim ke
Bluetooth.begin(115200); adalah baudrate yang digunakan android(Roboremo).
pada Bluetooth.
Bluetooth.print(“$”); adalah untuk pengisian cmd mode.
Serial.begin(115200); adalah baudrate yang digunakan pada
serial komunikasi arduino.

6
//====kaklulasi nilai BPM====//
if(waktuawal>=60000)//menghitung sampai 5s
{
BPMasli=BPMpalsu*1;//akumulasi BPM selama 5s
dijadikan 60s
BPMpalsu=0;
waktuBPM=millis();
}
Penjelasan: Gambar 13. Rangkaian Keseluruhan ECG
Program ini digunakan untuk menghitung BPM 1 menit a. Test Point 1
kemudian hasilnya ditampilkan di android(roboremo).

//Serial.println(ecg); // kata kata pada serial


monitor
Serial.print("BPM=");
Serial.println(BPMasli); // kata kata pada serial
monitor
Serial.print(sinyalECG);
bluetooth.print((String)"S " + sinyalECG + "\n"); Gambar 14. Output Rangkaian Instrument
// print to android
bluetooth.print((String)"U " + BPMasli + "\n"); Keterangan: Test point 1 merupakan output dari
//delay(10); instrument amplifier, sinyal yang dihasilkan masih
}
sangat kecil, yaitu sebesar 8.0 mV. Dimana sinyal masih
Penjelasan:
tertutup noise.
bluetooth.print((String)”S “ + sinyalECG + “\n”); adalah
untuk mengirim data sinyal variable kirim untuk ditampilkan ke b. Test Point 2

software roboremo dengan set id “S” dan bertipe string


bluetooth.print((String)”U “ + BPMasli + “\n”); adalah
untuk mengirim data BPM variable kirim untuk ditampilkan ke
software roboremo dengan set id “U” dan bertipe string
(String) adalah tipe data untuk teks yang merupakan gabungan
huruf angka, whitescape (spasi), dan berbagai karakter).

3) Data Test Point


Gambar 15. Output Rangkaian HPF dan Non – Inverting
Pengambilan data tiap point menggunakan Osiloskop Digital
Keterangan: Test point 2 merupakan output dari high
dengan mengecek output Rangkaian Instrumentasi,
pass filter dan penguat (Rangkaian non-inverting). Pada
LPF,HPF,Notch Filter, Rangkaian Adder, Rangkaian Buffer,
output, sinyal yang dihasilkan sebesar 336 mV. Dimana
dan Rangkaian Non – Inverting.
sinyal lebih besar dari sinyal pada test point 1, namun
dalam hal ini sinyal masih belum begitu jelas karena
masih tertutup noise.

7
c. Test Point 3 sinyal diatas frekuensi cut off. Output dari TP 5 ini
menunjukan sinyal EKG yang bersih dari noise.
Rangkaian ini memiliki amplitude sebesar 2.75 V.

f. Test Point 6

Gambar 16. Output Rangkaian LPF 1

Keterangan: Test point 3 merupakan output dari


Rangkaian LPF yang berfungsi untuk meloloskan sinyal
Gambar 19. Output Rangkaian LPF 3
dengan frekuensi rendah, sinyal mulai terlihat, sinyal
Keterangan: Test point 6 juga merupakan output dari
mulai terlihat. Pada output ini amplitude sinyal yang
low pass filter. Output sinyal EKG yang dihasilkan
dihasilkan sebesar 144mV, dimana dalam hal ini noise
terlihat lebih bersih dari noise. Rangkaian ini memiliki
sudah mulai berkurang
amplitude sebesar 2.75 V.
d. Test Point 4
g. Test Point 7

Gambar 17. Output Rangkaian Notch Filter


Gambar 20. Output Rangkaian Adder

Keterangan: Test point 4 merupakan output dari


Keterangan: Test point 7 merupakan output dari
rangkaian notch filter. Rangkaian ini digunakan untuk
keseluruhan data.Tujuan dari rangkaian adder sendiri
menekan frekuensi 50 Hz dari jala-jala PLN. Rangkaian
adalah untuk menaikkan referensi. Hasil output dari TP 7
diatas memiliki amplitude sebesar 2.75 V. Adapun
terlihat dimana refererensi sinyal telah naik dari base line
bentuk sinyal yang dihasilkan mulai terlihat jelas dan
awal. Pada Test Point 7 ini kami membandingkan sinyal
noise mulai berkurang.
pada osiloskop dan sinyal yang ada pada Roboremo
e. Test Point 5 terlihat sama, namun perbedaannya pada osiloskop
terdapat besar kecilnya amplitude sedangkan pada
roboremo tidak terdapat besar kecil amplitude.

Gambar 18. Output Rangkaian LPF 2

Keterangan: Test point 5 merupakan output dari LPF.


Tujuan dari rangkaian ini adalah untuk menekan semua

8
4) Pembuatan Program Pada Roboremo d. Klik layar untuk menambahkan fitur control items
pada roboremo dan akan muncul tampilan pilihan
a. Membuka aplikasi roboremo, maka akan muncul seperti gambar dibawah ini.
tampilan seperti dibawah ini.

Gambar 24. Tampilan Control Items Roboremo

e. Lalu pilih sesuai apa yang kita butuhkan. Pada


Gambar 21. Tampilan Awal Roboremo percobaan kali ini kita membutuhkan fitur plot untuk
b. Klik menu, lalu akan muncul tampilan seperti dibawah menampilkan sinyal ECG dan Text Field untuk
ini. menampilkan BPM pada roboremo.

Gambar 25. Tampilan Roboremo

Gambar 22. Tampilan Menu Roboremo f. Setelah mengklik pada fitur plot yang harus kita
rubah adalah ―set id‖ dan rubah dengan id yang
c. Dan untuk mengedit tampilan roboremo klik ―edit sesuai dengan program arduino yang dipakai.
ui‖. Setelah klik ―edit ui‖ akan muncul tampilan
seperti dibawah ini.

Gambar 26. Tampilan Set ID

g. Setelah set id yang perlu di setting kembali adalah set


min dan set max yang akan digunakan.

Gambar 23. Tampilan Edit UI Roboremo

Gambar 27. Tampilan Set Min dan Max

9
h. Tampilan sinyal dari ECG saat sudah connect dengan
Bluetooth HC-05. c. Output Percobaan 3

Gambar 31. Output Percobaan 3


Gambar 28. Tampilan Akhir Roboremo
Pada percobaan ketiga, nilai BPM yang ditunjukkan
5) Output Sinyal Pada Android Menggunakan Roboremo pada Android sebesar 93 per menit.

a. Output Percobaan 1
d. Output Percobaan 4

Gambar 29. Output Percobaan 1 Gambar 32. Output Percobaan 4

Pada percobaan pertama, nilai BPM yang ditunjukkan Pada percobaan keempat, nilai BPM yang ditunjukkan
pada Android sebesar 93 per menit. pada Android sebesar 91 per menit.

b. Output Percobaan 2 e. Output Percobaan 5

Gambar 30. Output Percobaan 2 Gambar 33. Output Percobaan 5

Pada percobaan kedua, nilai BPM yang ditunjukkan Pada percobaan kelima, nilai BPM yang ditunjukkan
pada Android sebesar 91 per menit. pada Android sebesar 90 per menit.

10
f. Output Percoban 6

Gambar 37. Output Percobaan 9

Pada percobaan kesembilan, nilai BPM yang


ditunjukkan pada Android sebesar 90 per menit.
Gambar 34. Output Percobaan 6
j. Output Percobaan 10
Pada percobaan keenam, nilai BPM yang ditunjukkan
pada Android sebesar 93 per menit.

g. Output Percobaan 7

Gambar 38. Output Percobaan 10

Pada percobaan kesembilan, nilai BPM yang


ditunjukkan pada Android sebesar 90 per menit.

Gambar 35. Output Percobaan 7

Pada percobaan ketujuh, nilai BPM yang ditunjukkan


pada Android sebesar 93 per menit.
h. Output Percobaan 8

Gambar 36. Output Percobaan 8

Pada percobaan kedelapan, nilai BPM yang


ditunjukkan pada Android sebesar 91 per menit.

i. Output Percobaan 9

11
TABEL PENELITIAN 41. 91 92 NORMAL
DATA ANDROID MANUAL KETERANGAN 42. 93 92 NORMAL
1. 93 92 NORMAL 43. 92 92 NORMAL
2. 92 92 NORMAL 44. 92 92 NORMAL
3. 93 92 NORMAL 45. 92 92 NORMAL
4. 93 92 NORMAL 46. 91 92 NORMAL
5. 93 92 NORMAL 47. 91 92 NORMAL
6. 91 92 NORMAL 48. 93 92 NORMAL
7. 93 92 NORMAL 49. 92 92 NORMAL
8. 93 92 NORMAL 50. 90 90 NORMAL
9. 91 92 NORMAL 91.6 91.7 RATA RATA
10. 93 92 NORMAL 1.195229 0.762648 STD DEV
11. 90 90 NORMAL 1,3 0,83 PRESISI
12. 91 92 NORMAL 99,9 AKURASI
13. 90 92 NORMAL Data yang diambil diatas adalah data dari pasien bernama
14. Arifah Putri Caesaria yang berusia 19 tahun dan berbobot +-
90 92 NORMAL antara 50-60 kg. Pada penelitian ini si pasien diambil data
15. 91 92 NORMAL dengan kondisi rileks dan dengan keadaan duduk, yang
16. 90 92 NORMAL berada di lab Mikrokontroller pada waktu +- sekitar jam
17. 18.45 sampai selesai.
90 90 NORMAL Dari projek ini didapatkan data pengujian nilai rata-rata,
18. 90 92 NORMAL nilai standart deviasi, nilai presisi, dan juga nilai akurasi
19. 90 90 NORMAL dalam 50 kali percobaan pada android dan juga secara
20. manual. Nilai detak jantung pada android dan manual
91 92 NORMAL memiliki selisih 1-2. Dan berdasarkan data diatas memiliki
21. 91 92 NORMAL nilai rata-rata dalam 50 kali percobaan yang ada pada
22. 92 92 NORMAL android menghasilkan nilai 91,6 sedangkan jika dihitung
23. dengan manual menghasilkan nilai 91,7, nilai tersebut
92 92 NORMAL sedikit berbeda karena terdapat kesalah hitung atau
24. 92 92 NORMAL ketidaktelitian si penghitung. Kemudian ada juga nilai
25. 92 92 NORMAL standart deviasi pada android menghasilkan nilai 1.195229,
26. sedangkan manual menghasilak nilai 0.762648. Kemudian
94 92 NORMAL nilai presisi pada android menghasilkan nilai sebesar 1.3,
27. 93 92 NORMAL sedangkan manual menghasilkan nilai 0.83, yang dimana
28. 90 90 NORMAL jika nilai presisi yang didapat semakin rendah maka alat
29. tersebut bekerja dengan baik. Serta memiliki nilai akurasi
93 92 NORMAL
sebesar 99.9%.
30. 91 92 NORMAL Pada saat meneliti sebuah alat, presisi dan akurasi
31. 93 92 NORMAL dibutuhkan. Sebuah alat dapat dikatakan presisi apabila dari
32. data satu ke data yang lainnya memiliki perbedaan yang
91 92 NORMAL
signifikan. Dan sebuah alat dapat dikatakan akurat, apabila
33. 93 92 NORMAL hasil data mendekati nilai standard atau nilai BPM sesuai
34. 93 92 NORMAL dengan standard.
35. Hal yang dapat mempengaruhi presisi dan akurasi sebuah
90 92 NORMAL
data yaitu waktu, tempat, dan subjek yang digunakan pada
36. 90 92 NORMAL saat pengukuran. Pada 50 data diatas, dapat dianalisa bahwa
37. 92 93 NORMAL nilai BPM tidak melebihi batas normal (memiliki nilai yang
38. sesuai dengan standart).
90 90 NORMAL
Faktor yang mempengaruhi output sinyal ECG antara
39. 91 90 NORMAL lain yaitu tempat, waktu, pasien, aktivitas yang dilakukan
40. 92 90 NORMAL dan sadapan (lead) yang digunakan.

12
IV. PEMBAHASAN DAN ANALISA VI. KRITIK DAN SARAN
Berdasarkan hasil yang telah didapat yaitu output dari Dalam penelitian ini, sebaiknya untuk rangkaian analog
instrumentasi dasar, HPF dan penguat, notch filter, LPF, menggunakan komponen dengan kualitas yang baik, agar
penguat akhir, serta dilengkapi adder dan buffer, terdapat output rangkaian lebih terlihat jelas dari noise. Pada saat
pola gelombang yang menunjukkan sinyal EKG yang menyolder rangkaian sebaiknya solder dalam keadaan tidak
terlihat ada gelombang P,Q,R,S, dan T. Pada instrumentasi terlalu panas karena jika terlalu panas akan berpengaruh pada
dasar memakai penguat sebesar 79.57142857 kali kerja komponen tersebut. Pada saat pemasangan electrode lead,
penguatan. Setelah itu output dari instrumentasi dasar akan sebaiknya mengetahui area lead yang akan dipasang, agar
masuk ke rangkaian HPF -20 dB yang mempunyai frekuensi output gelombang ECG mendekati standart sinyal ECG.
cut off sebesar 3.51 Hz. Output dari rangkaian ini akan Pengambilan data sebaiknya dilakukan pada waktu dan
masuk ke rangkaian LPF -40 dB pertama yang mempunyai
tempat yang sama, agar nilai BPM yang dihasilkan memiliki
frekuensi cut off sebesar 102,67 Hz tetapi pada output ini
masih terdapat noise yang besar, output dari rangkain ini presisi dan akurasi yang mendekati standar alat. Pada saat
akan dimasukkan pada rangkaian notch untuk meredam pengoperasian android menggunakan Roboremo, sebaiknya
amplitude, yang terdapat pada frekuensi 50 Hz pada PLN. Bluetooth yang digunakan dalam kondisi baik dan dalam jarak
Noise yang terdapat pada output ini telah di saring lebih terdekat, agar sinyal output yang keluar terlihat jelas.
halus. Kemudian output ini dimasukkan pada rangkaian LPF
kedua -40 dB yang mempunyai nilai Fc sebesar 102,51 Hz,
dan dimasukkan lagi ke rangkaian LPF ketiga -40 dB yang DAFTAR PUSTAKA
mempunyai nilai Fc sebesar 102,51, tujuannya diberi [1] G. Set and W. External, “Instrumentation Amplifier,” Source, 2005.
rangkaian LPF lagi supaya hasil sinyal lebih halus dan tidak [Online]. Available:
https://en.wikipedia.org/wiki/Instrumentation_amplifier.
ada noise. Kemudian output ini dimasukkan pada rangkaian
[Diakses: 10 Des 2019].
penguat sebesar 101 kali penguatan. Kemudian masuk pada
rangkaian Adder, digunakan untuk mengatur referensi. [2] “Penguat Tak-Membalik (Non-Inverting Amplifier),” 2012. [Online].
Available: http://elektronika-dasar.web.id/penguat-tak-membalik-non-
Kelebihan yang bisa didapat dari rangkaian ECG ini inverting-amplifier/.
memiliki bentuk sinyal yang cukup bagus dan sudah terdapat [Diakses: 10 Des 2019].
gelombang P,Q,R,S, dan T. Terdapat beberapa kekurangan [3] ELEKTRONIKA DASAR, “High Pass Filter (HPF) RC,” 2012. [Online].
yaitu saat mengambil titik sadapan yang kurang tepat, dan Available: http://e.lektronika-dasar.web.id/high-pass-filter-hpf-rc/.
juga waktu dan tempat sangat berpengaruh dalam sadapan [Diakses: 10 Des 2019].
ECG ini. [4] Elektronika Dasar, “Filter Aktif Low Pass (LPF),” 2015.
Pada project kali kami menguji Bluetooth jarak [Online]. Available: http://elektronika-dasar.web.id/filter-aktif-
terhubung atau tidaknya pada android diluar ruangan sesuai low-pass-lpf/.
dengan kriteria, kami mengambil antara jarak 1-30 meter [Diakses: 10 Des 2019].
dengan kondisi tanpa halangan. Koneksi pengiriman data [5] “Band Reject Filter (BRF) _ Band Stop Filter (BSF) Aktif,” 2012.
bluetooth HC-05 di luar ruangan tanpa halangan lancar dari [Online]. Available: http://elektronika-dasar.web.id/band-reject-filter-
brf-band-stop-filter-bsf-aktif/.
jarak 1-26 meter. Pada jarak 27-30 meter pengiriman data
[Diakses: 10 Des 2019].
tersendat tetapi bentuk sinyal tidak berubah dan masih
[6] A. Purnama, “Adder / Penjumlah Dengan Op-Amp,” 2015. [Online].
terlihat seperti sinyal awal sebelum diberi input yaitu sinyal
Available: http://elektronika-dasar.web.id/adder-penjumlah-dengan-op-
sinus. amp/.
[Diakses: 10 Des 2019].
[7] Anonim, “Operasional Amplifier (Op-Amp) Sebagai Buffer,” 2012.
V. KESIMPULAN [Online]. Available: http://elektronika-dasar.web.id/operasional-
Pada penelitian diatas, dapat disimpulkan bahwa sinyal amplifier-op-amp-sebagai-buffer/.
ECG dapat ditampilkan pada Android melalui Bluetooth dan [Diakses: 10 Des 2019].
Arduino. Selain itu, juga menggunakan rangkaian analog [8] M. A. Prasetyo, “Masuk ke Mode AT Command HC-05 dengan
untuk menampilkan sinyal ECG dengan hasil yang terdapat Arduino,” Http://Www.Boarduino.Web.Id/2016/01/Cara-Masuk-Ke-
Mode-At-Command-Hc-05.Html, 2016. [Online]. Available:
sinyal ECG dengan gelombang P, Q, R, S, dan T yang jelas. http://www.boarduino.web.id/2016/01/cara-masuk-ke-mode-at-
Serta dilengkapi oleh mikrokontroller untuk mengirim sinyal command-hc-05.html.
dan detak jantung yang akan dikirim oleh Bluetooth untuk [Diakses: 10 Des 2019].
ditampilkan di android (roboremo). Pada roboremo akan [9] Arifin, Jaenal. “Identifikasi dan Klasifikasi Pola Sinyal EKG Berdasarkan
menampilkan sinyal ECG dan detak jantung, yang memiliki Sifat Keacakan (Entropy)”,
nilai error dengan dengan perhitungan manual sebesar 0,1 %. file:///D:/ekg/ECG/jurnal%20ecg/New%20folder/MIYAGI%20(007),%2
Pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan 0PUTU%20(009),%20FEBRI%20(022)/REFERENSI/JOURNAL/Identi
memahami karakteristik dari ECG dan mengaplikasikan fikasidanklasifikasipolaEKGberdasarkanentropy-1.pdf
dalam kehidupan sehari – hari. [Diakses: 12 Des 2019].
[10] “Mengetahui Angka Detak Jantung Normal,” 2012. [Online]. Available:
http://informasitips.com/mengetahui-angka-detak-jantung-normal.
[Diakses: 12 Des 2019].

13
[11] Hendi, Rahmat. “Sistem Perekam Detak Jantung Berbasis Pulse Heart
Rate Sensor pada Jari Tangan”,
https://ejurnal.itenas.ac.id/index.php/elkomika/article/view/2033
[Diakses: 12 Des 2019].
[12] Sarah Aghnia Miyagi, I Putu Cahya Gunawan, Febri Indiani. (2018).
“Pengiriman Sinyal Elektrokardiograf via Bluetooth”. Jurusan Teknik
Elektromedik Politekkes Surabaya.

14

Anda mungkin juga menyukai