Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN PRAKTIKUM HYGIENE INDUSTRI

VENTILASI

Disusun oleh :

Nama Mochammad Alfiansyah Putra S


NRP 0522040048
Kelas K322B
Tanggal 28 Maret 2023

Dosen pengampu :

1. Aulia Nadia Rachmat, S.ST., M.T


2. Haidar Natsir Amrullah, S.ST., M.T.

TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA

2023
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Menurut United States Environmental Protection Agency (EPA) bahwa polutan
yang berada dalam ruangan menimbulkan risiko kesehatan yang lebih tinggi daripada
di luar ruangan. Kualitas udara dalam ruangan tergantung pada keberadaan dan
banyaknya polutan membahayakan di lingkungan dalam ruangan, seperti polutan kimia
dan biologi berupa gas, cair atau padat. Manusia setidaknya menghabiskan 90%
waktunya di dalam ruangan dan banyak menghirup udara dan partikel-partikel yang
terkandung dalam ruangan tersebut. Kondisi udara ruang yang buruk dapat
menyebabkan penyakit terkait bangunan (sick building syndrome) bagi penggunanya
(Ratnasari and Asharhani, 2021). Penyakit yang dapat ditimbulkan antara lain asma,
iritasi, dan sakit kepala.
Menurut National Institute of Occuptional Safety and Health (CDC-NIOSH)
timbulnya permasalahan yang mengganggu kualitas udara dalam ruangan umumnya
disebabkan oleh beberapa hal, yaitu kurangnya ventilasi udara (52%) adanya sumber
kontaminasi di dalam ruangan (16%) kontaminasi dari luar ruangan (10%), mikroba
(5%), bahan material bangunan (4%), lain-lain (13%).
Meperoleh udara yang bersih dan segar adalah salah satu hal yang diinginkan
oleh semua orang, khusunya bagi pekerja. Seseorang akan merasa aman dan nyaman
apabila berada pada lingkungan yang mempunyai kualitas udara yang baik. Karena
dengan memiliki udara yang bersih dan segar merupakan salah satu faktor untuk
meningkatkan produktifitas pekerja (Pandiangan et al., 2013). Dari hal tersebut
diperlukan ruangan atau bangunan yang memiliki sirkulasi udara yang baik agar udara
segar dari luar dapat membantu mengencerkan konsentrat polutan yang dihasilkan di
dalam ruangan. Oleh karena itu, dalam mewujudkannya diperlukan pengukuran
mengenai kebutuhan ventilasi pada suatu ruangandan membandingkannya dengan
standar yang berlaku.

1.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimana cara menggunakan alat anemometer dalam pengukuran ventilasi
pada suatu ruangan?
2. Bagaimana cara melakukan perhitungan terhadap kebutuhan ventilasi pada
suatu ruangan?
3. Bagaimana cara menganalisis hasil pengukuran terhadap kebutuhan ventilasi
pada suatu ruangan?

1.3. Tujuan
1. Mengetahui dan mampu menggunakan alat ukur anemometer dalam mengukur
ventilasi pada suatu ruangan.
2. Mengetahui cara menghitung kebutuhan ventilasi pada suatu ruangan.
3. Mengetahui dan mampu menganalisis hasil pengukuran terhadap kebutuhan
ventilasi pada suatu ruangan.

1.4. Ruang Lingkup


Pelaksanaan praktikum pengukuran ventilasi ini dilakukan di Politeknik
Perkapalan Negeri Surabaya tepatnya di bengkel Konstruksi pada hari selasa tanggal 28
maret 2023. Praktikum ini dimulai pada pukul 12.00 sampai dengan 17.00 WIB.. Alat
yang akan digunakan dalam mengukur kebutuhan ventilasi pada praktikum ini yaitu
anemometer. Adapun nama kelompok yang akan melakukan praktikum kebisingan ini
sebagai berikut:
1. Dania Ardiana Ulfa (0522040036)
2. Inggrit Davira Kaysa Winata (0522040040)
3. Laili Faizatul Mahgfiroh (0522040044)
4. Marizha Putri Amalia (0522040047)
5. M Alfiansyah Putra S (0522040048)
6. Rifqi Nabil Fawwaz (0522040059)
BAB 2

DASAR TEORI

2.1. Ventilasi
Ventilasi adalah proses pertukaran udara dengan cara pengeluaran udara
terkontaminasi dari suatu ruang kerja, melalui saluran buang, dan pemasukan udara
segar melalui saluran masuk. Menurut SNI 03-6572-2001, ventilasi merupakan proses
untuk mencatu udara segar ke dalam bangunan gedung dalam jumlah yang sesuai
kebutuhan (Santiasih, Arninputranto and Rachmat, 2015). Tujuan dari adanya ventilasi
menurut SNI 03-6572-2001 adalah :
a. Menghilangkan gas-gas yang tidak menyenangkan yang ditimbulkan oleh keringat
dan sebagainya dan gas-gas pembakaran (CO2) yang ditimbulkan oleh pernafasan
dan proses-proses pembakaran.
b. Menghilangkan uap air yang timbul sewaktu memasak, mandi dan sebagainya.
c. Menghilangkan kalor yang berlebihan.
d. Membantu mendapatkan kenyamanan termal.

Menurut Hamzah er al (2017) faktor utama yang mempengaruhi pola aliran


udara memasuki bangunan adalah ukuran dan bentuk lubang inlet, lokasi bukaan, jenis
dan konfigurasi dari inlet termasuk konfigurasi dari unsur-unsur yang berdekatan
lainnya seperti partisi internal, proyeksi dan vegetasi. Sistem ventilasi dirancang untuk
meningkatkan kenyamanan termal pekerja. Tahapan yang dilakukan dimulai dari
pengkajian sistem ventilasi aktual. Semua komponen sistem ventilasi dicatat dalam
lembar pengamatan. Pengamatan mencakup jumlah dan posisi penempatan komponen
sistem ventilasi. Selanjutnya akan dianalisis jumlah dan posisi penempatan sistem
ventilasi berdasarkan rumus perhitungan. Hasil yang didapat berdasarkan perhitungan
akan dibandingkan dengan kondisi aktual. Sistem ventilasi dikelompokkan sebagai
berikut :
a. Sistem Ventilasi Alami
Ventilasi alami atau natural merupakan sistem supply udara (Intake Air) dan
sistem pengeluaran udara (Exhaust Air) keduanya menggunakan aliran udara alami,
yaitu dengan membuat bukaan atau opening sehingga udara dapat mengalir dengan
sendirinya. Ventilasi alami terjadi karena adanya perbedaan tekanan di luar suatu
bangunan gedung yang disebabkan oleh angin dan karena adanya perbedaan
temperatur, sehingga terdapat gas-gas panas yang naik di dalam saluran ventilasi.
Ventilasi alami yang disediakan harus terdiri dari bukaan permanen, jendela, pintu
atau sarana lain yang dapat dibuka, dengan jumlah bukaan ventilasi tidak kurang
dari 5% terhadap luas lantai ruangan yang membutuhkan ventilasi serta arah yang
menghadap ke halaman berdinding dengan ukuran yang sesuai, atau daerah yang
terbuka keatas, teras terbuka, pelataran parkir, atau sejenis. Faktor yang
mempengaruhi laju ventilasi yang disebabkan gaya angin termasuk kecepatan rata-
rata, arah angin yang kuat, variasi kecepatan dan arah angin musiman dan harian,
serta hambatan setempat, seperti bangunan yang berdekatan, bukit, pohon, dan
semak-semak.

Gambar 2.1: Sistem Ventilasi Natural


Sumber : Santiasih, Indri & Arninputranto, Wibowo
& Nadia Rachmat, Aulia, 2019

b. Sistem Ventilasi Mekanik


Sistem ventilasi mekanik dapat atau harus diberikan jika ventilasi alami yang
memenuhi syarat tidak memadai. Sistem ini merupakan sistem Intake Air dan
Exhaust Air, menggunakan bantuan Fan. Kelebihan sistem ini kita dapat
mengkondisikan supply udara yang bersih sesuai dengan kebutuhan dengan
penggunaan filter. Sistem ventilasi mekanik harus bekerja terus menerus selama
ruang tersebut dihuni. Ketentuan lain, Bangunan atau ruang parkir tertutup harus
dilengkapi sistem ventilasi mekanis untuk membuang udara kotor dari dalam dan
minimal 2/3 volume udara ruang harus terdapat pada ketinggian maksimal 0,6 meter
dari lantai. Selain itu ruang parkir pada ruang bawah tanah (besmen) yang terdiri
dari lebih satu lantai, gas buang mobil pada setiap lantai tidak boleh mengganggu
udara bersih pada lantai lainnya.

Gambar 2.2: Sistem Ventilasi Mekanik


Sumber : Santiasih, Indri & Arninputranto, Wibowo
& Nadia Rachmat, Aulia, 2019

c. Sistem Ventilasi Kombinasi


System ini mengkombinasi antara sistem ventilasi alami dan ventilasi mekanik.

Gambar 2.3: Sistem Ventilasi Kombinasi


Sumber : Santiasih, Indri & Arninputranto, Wibowo
& Nadia Rachmat, Aulia, 2019

2.2. Standar Ventilasi


Dalam menentukan standar ventilasi, hal ini telah diatur pada SNI 03-6572-2001
tentang tata cara perancangan sistem ventilasi dan pengkondisian udara pada bangunan
gedung. Standar ventilasi menurut SNI 03-6572-2001 dapat ditinjau dari dua aspek,
yaitu pergantian aliran udara per jam dan laju udara per menit per orang (Standar
Nasional Indonesia, 2001).
Tabel 2.1 : Kebutuhan Ventilasi Mekanis
Catu udara segar minimum
Tipe
Pertukaran udara/jam m3/jam per orang
Kantor 6 18
Restoran/kantin 6 18
Toko, pasar swalayan 6 18
Pabrik, bengkel 6 18
Kelas, Bioskop 8
Lobi, koridor, tangga 4
Kamar mandi, peterusan 10
Dapur 20
Tempat Parkir 6
Sumber : SNI 03-6572-2001, Diakses pada 27 Maret 2023
Tabel 2.2 : Kebutuhan Laju Udara Ventilasi
Kebutuhan udara luar
No Fungsi gedung Satuan Tidak
Merokok
merokok
1. Laundri (m3/min)/orang 1,05 0,46
2. Restoran:
a. Ruang makan (m3/min)/orang 1,05 0,21
b. Dapur (m3/min)/orang - 0,30
c. Fast food (m3/min)/orang 1,05 0,21
3. Service mobil :
a. Garasi (tertutup) (m3/min)/orang 0,21 0,21
b. Bengkel (m3/min)/orang 0,21 0,21
4. Hotel, Motel, dsb :
a. Kamar tidur (m3/min)/orang 0,42 0,21
b. Ruang (m3/min)/orang - 0,75
tamu/ruang
duduk (m3/min)/orang - -
c. Kamar (m3/min)/orang 0,45 0,15
mandi/toilet (m3/min)/orang 1,05 0,21
d. Lobi
e. Ruang pertemuan (m3/min)/orang 1,05 0,21
(kecil)
f. Ruang rapat
5. Kantor :
a. Ruang kerja (m3/min)/orang 0,60 0,15
b. Ruang pertemuan (m3/min)/orang 1,05 0,21
6. Ruang umum :
a. Koridor (m3/min)/orang - -
b. WC umum (m3/min)/kloset 2,25 2,25
c. Ruang (m3/min)/orang 1,05 0,45
locker/ruang
ganti baju
Sumber : SNI 03-6572-2001, Diakses pada 27 Maret 2023
Lanjutan Tabel 2.2 : Kebutuhan Laju Udara Ventilasi
Kebutuhan udara luar
No Fungsi gedung Satuan Tidak
Merokok
merokok
7. Pertokoan :
a. Basemen & lantai (m3/min)/orang 0,75 0,15
dasar
b. Lantai atas kamar (m3/min)/orang 0,75 0,15
tidur
c. Mal & arcade (m3/min)/orang 0,30 0,15
d. Lif (m3/min)/orang - 0,45
e. Ruang merokok (m3/min)/orang 1,59 -
8. Ruang kecantikan :
a. Panti cukur & (m3/min)/orang 0,87 0,60
salon
b. Ruang olahraga (m3/min)/orang - 0,42
c. Toko kembang (m3/min)/m3 - 0,15
d. Salon binatang (m3/min)/orang - 0,30
peliharaan
9. Ruang hiburan :
a. Disco & bowling (m3/min)/orang - 0,21
b. Lantai gerak, (m3/min)/orang - 0,60\
gymnasium
c. Ruang penonton (m3/min)/orang 1,05 0,21
d. Ruang bermain (m3/min)/orang 1,05 0,21
e. Kolam renang (m3/min)/m3 - 0,15
10. Teater
a. Loket (m3/min)/orang 0,60 0,15
b. Lobi & lounge (m3/min)/orang 1,05 0,21
c. Panggung & (m3/min)/orang - 0,30
studio
11. Transportasi :
a. Ruang tunggu, (m3/min)/orang 1,05 0,21
peron, dsb
Sumber : SNI 03-6572-2001, Diakses pada 27 Maret 2023
Lanjutan Tabel 2.2 : Kebutuhan Laju Udara Ventilasi
Kebutuhan udara luar
No Fungsi gedung Satuan Tidak
Merokok
merokok
12. Ruang kerja :
a. Proses makanan (m3/min)/orang - 0,15
b. Khazanah bank (m3/min)/orang - 0,15
c. Farmasi (m3/min)/orang - 0,21
d. Studio fotografi (m3/min)/orang - 0,21
e. Ruang gelap (m3/min)/orang - 0,60
f. Ruang duplikasi (m3/min)/orang - 0,15
cetak foto
13. Sekolah :
a. Ruang kelas (m3/min)/orang 0,75 0,15
b. Laboratorium (m3/min)/orang - 0,30
c. perpustakaan (m3/min)/orang - 0,15
14. Rumah sakit:
a. Ruang pasien (m3/min)/bed 1,05 0,21
b. Ruang periksa (m3/min)/orang 1,05 0,21
c. Ruang bedah (m3/min)/orang - 1,20
d. Ruang gawat (m3/min)/orang - 0,45
darurat/terapi
e. Ruang otopsi (m3/min)/kloset - 3,00
15. Rumah tinggal :
a. Ruang duduk (m3/min)/kamar - 0,30
b. Ruang tidur (m3/min)/kamar 0,75 0,30
c. Dapur (m3/min)/kamar 0,75 3,00
d. Toilet (m3/min)/kamar 0,30 1,50
e. Garasi (rumah) (m3/min)/mobil - 3,00
f. Garasi bersama (m3/min)/m3 1,50 0,45
Sumber : SNI 03-6572-2001, Diakses pada 27 Maret 2023
Lanjutan Tabel 2.2 : Kebutuhan Laju Udara Ventilasi
Kebutuhan udara luar
No Fungsi gedung Satuan
Merokok Tidak merokok
16. Industri :
a. Aktivitas tinggi (m3/min)/orang 1,05 0,60
b. Aktivitas sedang (m3/min)/orang 1,05 0,30
c. Aktivitas rendah (m3/min)/orang 1,05 0,21
Sumber : SNI 03-6572-2001, Diakses pada 27 Maret 2023

2.3. Rumus Perhitungan Ventilasi


Data yang diperlukan untuk menentukan kapasitas ventilasi adalah :
a. Mengetahui fungsi ruangan
b. Mengetahui volume ruangan ( Panjang x Lebar x Tinggi ruangan)
c. Menentukan berapa kali per jam sirkulasi udara yang kita inginkan
d. Setelah didapatkan kapasitasnya, menentukan kapasitas fan yang sesuai dan berapa
ukuran bukaan (opening) yang dibutuhkan.
Berikut berberapa rumus dan perhitungan yang sering dipakai untuk pengukuran
ventilasi umum :
a. Pergantian udara per jam (air change per hour)
𝑔𝑒𝑛𝑒𝑟𝑎𝑙 𝑣𝑒𝑛𝑡𝑖𝑙𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑟𝑎𝑡𝑒
= …………… 𝑘𝑎𝑙𝑖
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑟𝑢𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛

b. Waktu setiap pergantan udara


𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑟𝑢𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛
= …………… 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑔𝑒𝑛𝑒𝑟𝑎𝑙 𝑣𝑒𝑛𝑡𝑖𝑙𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑟𝑎𝑡𝑒

c. Aliran udara per unit luas area (air floor per unit floor area)
𝑔𝑒𝑛𝑒𝑟𝑎𝑙 𝑣𝑒𝑛𝑡𝑖𝑙𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑟𝑎𝑡𝑒
= …………… cmm/𝑚
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑑𝑎𝑒𝑟𝑎ℎ 𝑙𝑎𝑛𝑡𝑎𝑖

d. Volume udara setiap orang (air volume per person)


𝑔𝑒𝑛𝑒𝑟𝑎𝑙 𝑣𝑒𝑛𝑡𝑖𝑙𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑟𝑎𝑡𝑒
= …………… cmm/𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔
𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔
BAB 3
METODE PRAKTIKUM

3.1. Alat dan Bahan


1. Anemometer
2. Alat tulis
3.2. Prosedur Penggunaan Alat

Gambar 3.1: Anemometer


Sumber: Santiasih, Indri & Arninputranto, Wibowo
& Nadia Rachmat, Aulia, 2019

1. Memasukkan battery dan menghdiupkan anemometer dengan menekan tombol


On/Off (no.7 pada gambar).
2. Mengatur unit velocity (satuan kecepatan angin) dengan menekan tombol UNITS
(no.5 pada gambar)
3. Mengatur unit temperature (Celcius atau Farenheit) dengan menekan tombol °C/°F
(no.3 pada gambar)
4. Mengatur luasan area / ruang (cm2, m2, atau ft2) dengan menekan UNITS hingga
pilihan yang diinginkan tampil di LCD. Untuk menaikan besaran data tekan
MAX/MIN, dan untuk menurunkan besaran data tekan UNITS. Air Volume akan
tampil x100, artinya data yang tampil dikali 100.
5. Mengarahkan sensor ke ventilasi yang akan diukur. Menekan tombol HOLD apabila
ingin data yang ditampilkan tidak berubah.
6. Jika telah selesai, anemometer dapat dimatikan dengan menekan tombol On/Off.
3.3. Prosedur Pengukuran
1. Membaca dan memahami prosedur penggunaan alat.
2. Melakulan pengukuran pada Bengkel Konstruksi Politeknik Perkapalan Negeri
Surabaya pada saat jam kerja.
3. Menghidupkan dan mengantur alat Anemometer sesuai petunjuk penggunaan alat.
4. Mengamatai dan mencatat pengukuran yang telah dilakukan.
5. Melakukan perhitungan dan analisis data yang telah diperoleh.
6. Menyusun laporan resmi sesuai data dan perhitungan yang telah diperoleh.

3.4. Flowchart Praktikum

Mulai

Membaca dan memahami


prosedur penggunaan alat

Menyalakan dan mengatur


anemometer sesuai
petunjuk

Melakukan pengukuran
serta pencatatan hasil yang
tertera dalam anemometer

Melakukan perhitungan
dan analisis data yang
telah diperoleh

A
A

Menyusun laporan resmi


sesuai data yang telah
diperoleh

Melakukan perhitungan :
1. Pergantian udara perjam
2. Waktu setiap pergantian udara
3. Aliran udara per unit luas area
4. Volume udara tiap orang

Menganalisis Antisipasi, Rekognisi,


Evaluasi dan Pengendalian(eliminasi,
subtitusi, rekayasa teknik, administrasi,
manajemen apd

Membuat kesimpulan dan


saran

Selesai
BAB 4
ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1. Data Hasil Pengukuran


Nama ruangan : Bengkel konstruksi
Panjang : 26,3 m
Lebar : 20,8 m
Tinggi : 13,5 m
Jumlah orang : 29 orang
Tabel data hasil pengukuran ventilasi :
Kecepatan
Luas bukaan
No Ruangan Jenis ventilasi udara Suhu (C)
inlet (m2)
(m/s)
1. Bengkel Jendela 1 1,05 0,4 31,8
konstruksi Jendela 2 1,05 2,1 31,1
Jendela 3 1,05 1 31,1
Jendela 4 1,05 1,5 31,3
Jendela 5 1,05 0,4 31,5
Jendela 6 1,05 1 31,8
Jendela 7 1,05 1 30,9
Jendela 8 1,05 0,4 30,8
Jendela 9 1,05 1,5 30,9
Jendela 10 1,05 1,7 30,8
Jendela 11 1,05 2,1 30,7
Jendela 12 1,05 1,4 30,6
Jendela 13 1,05 1,5 30,5
Jendela 14 1,05 1 30,4
Jendela 15 1,05 1,1 30,4
Jendela 16 1,05 0,4 30,3
Jendela 17 1,05 0,8 30,8
Jendela 18 1,05 1,2 31
Jendela 19 1,05 0,2 30,8
Jendela 20 1,05 1,2 30,8
Lanjutan tabel data hasil pengukuran ventilasi :
Kecepatan
Luas bukaan
No Ruangan Jenis ventilasi udara Suhu (C)
inlet (m2)
(m/s)
Jendela 21 1,05 0,4 30,7
Jendela 22 1,05 0,7 30,8
Jendela 23 1,05 0,2 30,7
Jendela 24 1,05 0,2 30,1
Pintu 10,5 0,2 31,1
Kipas 1 0,38465 3 30,4
Kipas 2 0,38465 5 30,5
Kipas 3 0,38465 3,4 30,5
Nama ruangan : Ruang tool store
Panjang : 5,1 m
Lebar : 2,5 m
Tinggi : 3,6 m
Jumlah orang : 4 orang
Tabel data hasil pengukuran ventilasi :
Kecepatan
Luas bukaan
No Ruangan Jenis ventilasi udara Suhu (C)
inlet (m2)
(m/s)
1. Ruang tool Jendela 1 1,05 1 30,5
store Jendela 2 1,05 0,4 30,5
Jendela 3 1,05 0,4 30,5
pintu 1,4 0,8 30,7
kipas 0,282 4,2 30,5
Keterangan :

Untuk perolehan data luas bukaan inlet digunakan rumus luas dari bentuk ventilasi atau
sumber udara itu sendiri, untuk perhitungannya sebagai berikut :

a. Luas bukaan inlet pada bengkel konstruksi


 Jendela 1-24 (persegi panjang)
L=PxL
L = 0,7 x 1,5
L = 1,05 m2
 Pintu (persegi panjang)
L=PxL
L = 3,5 x 3
L = 10,5 m2
 Kipas 1-3 (lingkaran)
L = 𝜋𝑟
L = 3,14 x (0,35)2
L = 0,38465 m2
b. Luas bukaan inlet pada ruang tool store
 Jendela 1-3 (persegi panjang)
L=PxL
L = 0,7 x 1,5
L = 1,05 m2
 Pintu (persegi panjang)
L=PxL
L = 0,7 x 2
L = 1,4 m2
 Kipas (lingkaran)
L = 𝜋𝑟
L = 3,14 x (0,3)2
L = 0,282 m2

4.2. Perhitungan
1. Menghitung laju aliran udara (GVR)
Untuk menghitung laju aliran udara (GVR) dapat digunakan rumus sebagai berikut
:
Q = Cv A V
Dimana :
Q = laju aliran udara (m3/detik)
A = luas bebas dari bukaan inle (m2)
V = kecepatan angina (m/detik)
Cv = koefisien dari bukaan (untuk angin yang tegak lurus koefisien bernilai 0,5 ~
0,6 dan untuk angin yang diagonal koefisien bernilai 0,25 ~ 0,35)
a. Laju aliran udara (GVR) pada bengkel konstruksi
 Jendela 1
Q = Cv A V
Q = 0,25 x 0,4 x 1,05
Q = 0,105 m3/detik
 Jendela 2
Q = Cv A V
Q = 0,35 x 2,1 x 1,05
Q = 0,551 m3/detik
 Jendela 3
Q = Cv A V
Q = 0,25 x 1 x 1,05
Q = 0,262 m3/detik
 Jendela 4
Q = Cv A V
Q = 0,25 x 1,5 x 1,05
Q = 0,393 m3/detik
 Jendela 5
Q = Cv A V
Q = 0,25 x 0,4 x 1,05
Q = 0,105 m3/detik
 Jendela 6
Q = Cv A V
Q = 0,25 x 1 x 1,05
Q = 0,262 m3/detik
 Jendela 7
Q = Cv A V
Q = 0,25 x 1 x 1,05
Q = 0,262 m3/detik
 Jendela 8
Q = Cv A V
Q = 0,25 x 0,4 x 1,05
Q = 0,105 m3/detik
 Jendela 9
Q = Cv A V
Q = 0,25 x 1,5 x 1,05
Q = 0,393 m3/detik
 Jendela 10
Q = Cv A V
Q = 0,25 x 1,7 x 1,05
Q = 0,446 m3/detik
 Jendela 11
Q = Cv A V
Q = 0,35 x 2,1 x 1,05
Q = 0,771 m3/detik
 Jendela 12
Q = Cv A V
Q = 0,25 x 1,4 x 1,05
Q = 0,367 m3/detik
 Jendela 13
Q = Cv A V
Q = 0,25 x 1,5 x 1,05
Q = 0,393 m3/detik
 Jendela 14
Q = Cv A V
Q = 0,25 x 1 x 1,05
Q = 0,262 m3/detik
 Jendela 15
Q = Cv A V
Q = 0,25 x 1,1 x 1,05
Q = 0,288 m3/detik
 Jendela 16
Q = Cv A V
Q = 0,25 x 0,4 x 1,05
Q = 0,105 m3/detik
 Jendela 17
Q = Cv A V
Q = 0,25 x 0,8 x 1,05
Q = 0,21 m3/detik
 Jendela 18
Q = Cv A V
Q = 0,25 x 1,2 x 1,05
Q = 0,315 m3/detik
 Jendela 19
Q = Cv A V
Q = 0,25 x 0,2 x 1,05
Q = 0,052 m3/detik
 Jendela 20
Q = Cv A V
Q = 0,25 x 1,2 x 1,05
Q = 0,315 m3/detik
 Jendela 21
Q = Cv A V
Q = 0,25 x 0,4 x 1,05
Q = 0,105 m3/detik
 Jendela 22
Q = Cv A V
Q = 0,25 x 0,7x 1,05
Q = 0,183 m3/detik
 Jendela 23
Q = Cv A V
Q = 0,25 x 0,2 x 1,05
Q = 0,052 m3/detik
 Jendela 24
Q = Cv A V
Q = 0,25 x 0,2 x 1,05
Q = 0,052 m3/detik
 Pintu
Q = Cv A V
Q = 0,25 x 0,2 x 10,5
Q = 0,525 m3/detik
 Kipas 1
Q = Cv A V
Q = 0,6 x 3 x 0,384
Q = 0,691 m3/detik
 Kipas 2
Q = Cv A V
Q = 0,6 x 5 x 0,384
Q = 1,152 m3/detik
 Kipas 3
Q = Cv A V
Q = 0,6 x 3,4 x 0,384
Q = 0,783 m3/detik
b. Laju aliran udara (GVR) pada ruang tool store
 Jendela 1
Q = Cv A V
Q = 0,25 x 1 x 1,05
Q = 0,262 m3/detik
 Jendela 2
Q = Cv A V
Q = 0,25 x 0,4 x 1,05
Q = 0,105 m3/detik
 Jendela 3
Q = Cv A V
Q = 0,25 x 0,4 x 1,05
Q = 0,105 m3/detik
 Pintu
Q = Cv A V
Q = 0,25 x 0,8 x 1,4
Q = 0,28 m3/detik
 Kipas
Q = Cv A V
Q = 0,6 x 4,2 x 0,282
Q = 0,710 m3/detik
2. Menghitung laju aliran udara (GVR) total
Untuk menghitung laju aliran udara (GVR) total dapat dihitung dengan menambah
semua laju aliran udara setiap ventilasi atau sumber angina.
a. Laju aliran udara (GVR) total pada bengkel konstruksi
GVR total = 0,105 + 0,551 + 0,262 + 0,393 + 0,105 + 0,262 + 0,262 + 0,105 +
0,393 + 0,446 + 0,771 + 0,367 + 0,393 +0,262 + 0,288 + 0,105 + 0,21 + 0,315
+ 0,052 + 0,315 + 0,105 + 0,183 + 0,052 + 0,052 + 0,525 + 0,691 + 1,152 +
0,783
GVR total = 9,505 m3/detik
b. Laju aliran udara (GVR) total pada ruang tool store
GVR total = 0,262 + 0,105 + 0,105 + 0,28 + 0,710
GVR total = 1,462 m3/detik
3. Menghitung pergantian udara per jam (air change per hour)
Untuk menghitung pergantian udara per jam (air change per hour) dapat
menggunakan rumus :

𝐺𝑉𝑅 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙
= … … … … . . 𝐾𝑎𝑙𝑖/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑅𝑢𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑥 𝑇𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑅𝑢𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛

a. Pergantian udara per jam pada bengkel konstruksi


Diketahui :
-GVR total bengkel konstruksi = 9,505 m3/detik
-Volume ruangan = P x L x T = 26,3 x 20,8 x 13,5 = 7385,04 m3
-Pergantian udara per jam =

,
=
,

= 0,0012870 kali/detik
= 4,6334 kali/jam
b. Pergantian udara per jam pada ruang tool store
Diketahui :
-GVR total ruang tool store = 1,462 m3/detik
-Volume ruangan = P x L x T = 5,1 x 2,5 x 3,6 = 45,9 m3
-Pergantian udara per jam =

,
=
,

= 0,03185 kali/detik
= 14,666 kali/jam
4. Menghitung waktu setiap pergantian udara
Untuk menghitung waktu setiap pergantian udara dapat menggunakan rumus :
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑅𝑢𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛
= … … … … . 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
𝐺𝑉𝑅 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙

a. Waktu setiap pergantian udara pada bengkel konstruksi


Diketahui :
-GVR total bengkel konstruksi = 9,505 m3/detik
-Volume ruangan = P x L x T = 26,3 x 20,8 x 13,5 = 7385,04 m3
-waktu setiap pergantian udara =

,
=
,

= 776 detik
= 0,215 jam
b. Waktu setiap pergantian udara pada ruang tool store
Diketahui :
-GVR total ruang tool store = 1,462 m3/detik
-Volume ruangan = P x L x T = 5,1 x 2,5 x 3,6 = 45,9 m3
-waktu setiap pergantian udara =

,
=
,

= 31,395 detik
= 0,00872 jam
5. Menghitung aliran udara per unit luas area (air floor per unit floor area)
Untuk menghitung aliran udara pe unit luas area (air floor per unit floor area) dapat
menggunakan rumus :

𝐺𝑉𝑅 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙
= … … … … . . 𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐷𝑎𝑒𝑟𝑎ℎ 𝐿𝑎𝑛𝑡𝑎𝑖

a. Aliran udara per unit luas area pada bengkel konstruksi


Diketahui :
-GVR total bengkel konstruksi = 9,505 m3/detik
-Luas daerah lantai = P x L = 26,3 x 20,8 = 547,04 m2
-Aliran udara per unnt luas area =
=

,
=
,

= 0,0173 m/detik
b. Aliran udara per unit luas area pada ruang tool store
Diketahui :
-GVR total ruang tool store = 1,462 m3/detik
-Volume ruangan = P x L = 5,1 x 2,5 = 12,75 m2
-Aliran udara per unit luas area =

,
=
,

= 0,1146 m/detik
6. Menghitung volume udara setiap orang (air volume per person)
Untuk menghitung volume udara setiap orang (air volume per person) dapat
menggunakan rumus :

𝐺𝑉𝑅 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙
= … … … … . . 𝑚 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘/𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎

a. Volume udara setiap orang pada bengkel konstruksi


-GVR total bengkel konstruksi = 9,505 m3/detik
-Jumlah orang = 29 orang
-volume udara setiap orang =

,
=

= 0,3277 m3/detik/orang
= 1179,22 m3/jam/orang
b. Volume udara setiap orang pada ruang tool store
-GVR total bengkel konstruksi = 1,462 m3/detik
-Jumlah orang = 4 orang
-volume udara setiap orang =
=

,
=

= 0,365 m3/detik/orang
= 1314 m3/jam/orang

4.3. Analisis Data


Dalam menganalisis data pada praktikum ventilasi ini digunakan prinsip dasar
hygine Industry yaitu Antisipasi, Rekognisi, Evaluasi, dan Pengendalian atau dapat
disingkat dengan AREP.
a. Antisipasi
Pada tahap ini dilakukan analisis dan mengumpulkan informasi terhadap potensi-
potensi bahaya yang mungkin terjadi atau akan terjadi di tempat kerja. Pada
praktikum kali ini dilakukan di Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya tepatnya di
bengkel konstruksi. Pada praktikum ventilasi ini, yang harus diamati kali ini ialah
ventilasi atau sumber udara yang terdapat di dalam bengkel tersebut. Pada bengkel
konstruksi terdapat sekitar 27 jendela berukuran 0,7 x 1,5 meter dengan rincian 24
jendela terbuka dan 3 jendela tertutup. Selain itu juga terdapat 3 kipas yang sedang
menyala. Didalam bengkel konstruksi juga terdapat ruangan kecil yang bernama
ruang tools store. Di dalam ruangan tools store terdapat 4 jendela berukuran 0,7 x
1,5 meter dengan rincian 3 jendela terbuka dan 1 jendela tertutup. Selain itu juga
terdapat 1 kipas yang sedang menyala pada ruangan tersebut. Dibengkel tersebut
juga terdapat sekitar 29 orang sedang melakukan aktivitas praktik. Dari hal tersebut
potensi bahaya yang dapat terjadi ialah kurangnya sirkulasi udara segar pada
ruangan atau bengkel tersebut.
b. Rekognisi
Tahap rekognisi ini merupakan kegiatan dalam mengenali dan mengukur faktor-
faktor agar diperoleh metoda yang logis. Pada pengukuran ventilasi ini alat yang
digunakan ialah anemometer. Hasil yang diperoleh dari pengukuran serta
perhitungan, antara lain sebagai berikut :
1. Laju aliran udara total
 Untuk laju aliran total pada bengkel konstruksi = 9,505 m3/detik
 Untuk laju aliran total pada ruangan tools store = 1,462 m3/detik
2. Pergantian udara per jam
 Untuk pergantian udara per jam pada bengkel konstruksi = 4,6334 kali/jam
 Untuk pergantian udara per jam pada ruangan tools store = 14,666 kali/jam
3. Waktu setiap pergantian udara
 Untuk waktu setiap pergantian udara bengkel konstruksi = 0,215 jam
 Untuk waktu setiap pergantian udara ruangan tools store = 0,00872 jam
4. Aliran udara per unit luas area
 Untuk aliran udara per unit luas pada bengkel konstruksi = 0,0173 m/detik
 Untuk aliran udara per unit luas pada ruangan tools store = 0,1146 m/detik
5. Volume udara setiap orang
 Untuk volume udara setiap orang pada bengkel konstruksi = 1179,22
m3/jam/orang
 Uutuk volume udara setiap orang pada ruangan tools store = 1314
m3/jam/orang
c. Evaluasi
Pada tahap ini dilakukan Analisa terhadap hasil rekognisi dan membandingkannya
dengan peraturan yang berlaku atau dapat juga dengan standar nasional yang
berlaku. Hasil Analisa data dengan membandingkan dengan standar nasional
sebagai berikut :
Hasil data yang didapat Standar yang diperkenankan
Pergantian Catu udara segar Kebutuhan udara
Volume udara
Lokasi udara per minimum luar
tiap orang
jam Pertukaran m3/jam/ Tidak
(m3/jam/orang) merokok
(kali/jam) udara/jam orang merokok
Bengkel
4,6 1179,22 6 18 0,21 0,21
konstruksi
Ruang
14,6 1314 6 18 0,21 0,21
tools store

Dari tabel diatas digunakan pembanding dengan SNI 03-6572-2001. Dapat


diketahui bahwa pergantian udara per jam pada bengkel konstruksi kurang sesuai
standar, yang dimana standar yang diperkenankan ialah 6 kali/jam. Untuk pergantian
udara per jam dari ruang tool store sudah memenuhi standar. Pada volume udara
tiap orang di bengkel konstruksi dan ruang tools store juga sudah memenuhi standar.
d. Pengendalian
Pada tahap ini merupakan penanganan dari potensi bahaya disuatu tempat yang
sebelumnya telah dievaluasi. Dari hasil evaluasi diketahui pergantian udara per jam
pada bengkel konstruksi kurang memenuhi standar. Maka penanganan yang dapat
diambil ialah dengan menambah jumlah ventilasi atau sumber udara yang ada.
Penambahan sumber udara bisa berupa jendela sejumlah 16 buah dengan ukuran 0,7
x 1,5 meter dan diasumsikan kecepatan udara per jendela yakni 2 m/s serta koefisen
bukaan sebesar 0,35. Atau juga bisa menambah kipas angin sejumlah 8 buah dengan
ukuran lingkaran sebesar 0,358 m2 serta diasumsikan kecepatan anginnya sebesar 5
m/s per kipas dan koefisien bukaan sebesar 0,6.
BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Dari praktikum pengukuran ventilasi yang sudah dilakukan maka dapat disimpulkan :
a. Anemometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur ventilasi pada suatu
ruangan. Untuk menyalakan alat dapat dengan menekan tombol on/off yang berada
di bagian samping alat. Setelah itu bisa mengatur unit velocity (satuan kecepatan
angina), unit temperature (celcius atau Fahrenheit) dan mengatur satuan luasan area
(cm2, m2 atau ft2). Setelah semua sudah siap alat dapat langsung diarahkan ke
sumber ventilasi atau sumber udara dan secara otomatis lcd pada alat tersebut akan
menampilkan besarnya kecepatan udara pada ventilasi tersebut.
b. Dalam menghung kebutuhan ventilasi terdapat 4 rumus yang digunakan. Berikut
berberapa rumus dan perhitungan yang sering dipakai untuk pengukuran ventilasi
umum :
Pergantian udara per jam (air change per hour)
𝑔𝑒𝑛𝑒𝑟𝑎𝑙 𝑣𝑒𝑛𝑡𝑖𝑙𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑟𝑎𝑡𝑒
= ………𝑘𝑎𝑙𝑖/𝑗𝑎𝑚
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑟𝑢𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛

Waktu setiap pergantan udara


𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑟𝑢𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛
= …………… 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑔𝑒𝑛𝑒𝑟𝑎𝑙 𝑣𝑒𝑛𝑡𝑖𝑙𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑟𝑎𝑡𝑒

Aliran udara per unit luas area (air floor per unit floor area)
𝑔𝑒𝑛𝑒𝑟𝑎𝑙 𝑣𝑒𝑛𝑡𝑖𝑙𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑟𝑎𝑡𝑒
= …………… m/s
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑑𝑎𝑒𝑟𝑎ℎ 𝑙𝑎𝑛𝑡𝑎𝑖

Volume udara setiap orang (air volume per person)


𝑔𝑒𝑛𝑒𝑟𝑎𝑙 𝑣𝑒𝑛𝑡𝑖𝑙𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑟𝑎𝑡𝑒
= …………… m3/s/𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔
𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔
c. Untuk menganalisis hasil yang didapat, dapat menggunakan pembanding pada
peraturan yang berlaku atau standar yang diperkenankan. Pada praktikum mengenai
ventilasi ini digunakan pembanding dengan standar nasional yakni SNI 03-6572-
2001.
5.2. Saran
Untuk pengukuran ventilasi disuatu ruangan baiknya di ruangan tersebut juga
menyediakan alat untuk naik seperti tangga, agar pengambilan data ventilasi dapat
dilakukan menyeluruh dan akurat.
DAFTAR PUSTAKA

Pandiangan, K.C. et al. (2013) ‘Analisis Perancangan Sistem Ventilasi Dalam Meningkatkan
Kenyamanan Termal Pekerja Di Ruangan Formulasi Pt Xyz’, Jurnal Teknik Industri FT USU,
1(1), pp. 1–6.

Nasional, [BSN] Badan Standarisasi (2001) ‘Tata Cara Perancangan Sistem Ventilasi dan
Pengkondisian Udara pada Bangunan Gedung’, Sni 03 - 6572 - 2001, pp. 1–55.

Ratnasari, A. and Asharhani, I.S. (2021) ‘Aspek Kualitas Udara, Kenyamanan Termal Dan
Ventilasi Sebagai Acuan Adaptasi Hunian Pada Masa Pandemi’, Arsir, p. 24.
doi:10.32502/arsir.v0i0.3646.

Santiasih, I., Arninputranto, W. and Rachmat, A.N. (2015) Pengukuran Lingkungan Kerja.
Available at: https://qhseconbloc.wordpress.com/2012/03/15/pengukuran-lingkungan-kerja/.

Badan Standarisasi Nasional. 2001. SNI 03-6572-2001.Ventlasi dan Pengkondisian Udara


TUGAS PENDAHULUAN

1. Apa yang dimaksud dengan velocity, acceleration dan displacement ?


Jawaban :
a. Velocity (kecepatan getaran) adalah h ukuran kecepatan suatu benda pada saat
bergerak atau bergetar selama berisolasi. Kecepatan suatu benda adalah nol pada
batas yang lebih tinggi atau lebih rendah, dimulai ketika berhenti pada suatu titik
sebelum berubah arah dan mulai untuk bergerak kearah berlawanan. Velocity
dapat ditunjukkan dalam Satuan Internasional (SI) meter per detik (m/s).
b. Acceleration (percepatan) adalah parameter yang penting dalam analisis
mesinmesin yang berputar (rotation equipment) dan sangat bermanfaat dalam
mendeteksi kerusakan bearing dan masalah pada gearbox berkecepatan tinggi lebih
cepat dan lebih awal. Acceleration diartikan sebagai perubahan dari velocity yang
diukur dalam satuan gravitasi atau meter per detik kuadrat (m/s2).
c. Displacement (perpindahan) adalah ukuran jumlah gerakan massa pada suatu
benda yang menunjukkan sejauh mana benda bergerak maju mundur (bolak-balik)
ketika mengalami vibrasi. Displacement juga dapat diartikan sebagai perubahaan
tempat atau posisi pada suatu objek atau benda menuju suatu titik pusat (dalam hal
ini massa benda berada dalam posisi netral).
2. Mengapa ventilasi sangat penting diperhatikan?
Jawaban :
Karena dengan adanya ventilasi maka dapat mengurangi terjadinya penyakit akibat
kerja dan penyakit terkait bangunan (sick building syndrome) yang diakibatkan oleh
kualitas udara dalam ruangan yang buruk atau banyaknya polutan membahayakan di
lingkungan dalam ruangan, termasuk di dalamnya, polutan kimia dan biologi berupa
gas, cair atau padat. Dengan adanya ventilasi maka akan terjadi proses pertukaran
udara dengan cara pengeluaran udara terkontaminasi dari suatu ruang kerja, melalui
saluran buang, dan pemasukan udara segar melalui saluran masuk. Sistem ventilasi
dirancang untuk meningkatkan kenyamanan termal para pekerja.
3. Kapan ventilasi natural, mekanikan dan kombinasi harus diterapkan? Jelaskan!
Jawaban :
a. Ventilasi natural/alami dapat diterapkan jika pada suatu tempat kerja tersebut
masih dimungkinkan untuk mencatu udara segar dari luar bangunan gedung ke
dalam bangunan gedung sesuai jumlah yang sesuai kebutuhan. Selain itu ventilasi
alami dapat diterapkan dengan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi
laju ventilasi pada lingkungan kerja tersebut, seperti kecepatan rata-rata, arah
angin, variasi kecepatan dan arah angin musiman dan harian, serta hambatan
setempat.
b. Ventilasi mekanik dapat diterapkan jika ventilasi alami yang memenuhi syarat
tidak memadai atau tidak sesuai syarat untuk memenuhi kualitas udara dalam
ruangan. Biasanya ventilasi mekanik diterapkan pada bangunan atau tempat parkir
yang tertutup dan ruang bawah tanah (basement)
c. Ventilasi kombinasi, sistem yang mengkombinasikan anatara sistem ventilasi
alami dan mekanis ini dapat diterapkan pada tempat kerja yang mempunyai ukuran
yang luas sehingga diharapkan dengan diterapkannya sistem ventilasi kombinasi
dapat memenuhi standar yang ada seperti pada SNI 03-6572-2001 tentang tata cara
perancangan sistem ventilasi dan pengkondisian udara pada bangunan gedung.
4. Bagaimana penerapan ventilasi untuk ruang yang tidak akses ke udara bebas?
Jawaban :
Penerapan ventilasi untuk ruang yang tidak akses ke udara bebas dengan cara
melakukan perancangan sistem ventilasi mekanis, baik menggunakan cerobong udara
(ducting) atau kipas angin/AC yang dipasang pada dinding/atap dengan tetap
memperhatikan kebutuhan udara ventilasi yang diperlukan sesuai fungsi ruangan.
LAMPIRAN
DOKUMENTASI FOTO
JURNAL

Anda mungkin juga menyukai