Anda di halaman 1dari 12

4

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka
1. Cahaya
Cahaya menurut Newton (1642-1727) terdiri dari partikel-partikel
ringan berukuran sangat kecil yang dipancarkan oleh sumbernya ke
segala arah dengan kecepatan sangat tinggi. Cahaya berada pada daerah
panjang gelombang 400 nm s.d. 800 nm (atau 380 nm s.d. 780 nm). Di
luar daerah tersebut, mata manusia tidak sensitif. Sumber cahaya dapat
digolongkan menjadi sumber cahaya alami (misal matahari, bintang) dan
sumber cahaya buatan (non-listrik dan listrik).
2. Penerangan
Secara umum yang dimaksud dengan penerangan yang baik adalah
penerangan yang memungkinkan tenaga kerja dapat melihat objek yang
dikerjakan secara jelas, cepat dan tanpa upaya-upaya yang tidak perlu.
Lebih dari itu, penerangan yang memadai memberikan kesan
pemandangan yang lebih baik dan keadaan lingkungan yang
menyegarkan (Suma’mur, 1996). Untuk mempermudah penentuan
kebutuhan penerangan di lingkungan kerja maka disusun standart
intensitas penerangan di tempat kerja. Sedangkan penerangan yang buruk
yaitu penerangan dimana kita kurang dapat melihat obyek yang
dikerjakan secara tidak jelas dan memungkinkan dibantu oleh alat bantu
penglihatan. Pengaruh yang mengakibatkan penerangan yang buruk,
antara lain: kelelahan mata, kelelahan mental, kerusakan alat penglihatan,
keluhan pegal di sekitar mata, dan bertambahnya kecelakaan.
Penerangan yang buruk dapat menyebabkan beberapa dampak yang
dapat dirasakan seseorang atau tenaga kerja. Dampak yang ditimbulkan
oleh penerangan yang buruk adalah sebagai berikut:
a. Kelelahan mata dengan berkurangnya daya dan efisiensi kerja
b. Kelelahan mental
c. Kerusakan alat penglihat
d. Meningkatnya kecelakaan
5

Penerangan yang berlebihan dapat menyebabkan kesilauan sehingga


dapat merusak mata kita. Pada umumnya kesilauan dibedakan menjadi 3
yaitu:
a. Disability glare adalah penyebab kesilauan karena terlalu banyaknya
cahaya secara langsung masuk ke dalam mata dari sumber kesilauan
sehingga menyebabkan kehilangan sebagian dari penglihatan.
b. Discomfort glare adalah kesilauan yang menimbulkan rasa
ketidaknyamanan pada mata, terutama bila keadaan ini berlangsung
dalam waktu yang cukup lama.
c. Reflected glare disebabkan oleh pantulan cahaya yang mengenai
mata kita dan pantulan cahaya ini berasal dari semua permukaan
benda yang mengkilat.
Baik disability glare dan discomfort glare dapat dikurangi dengan cara:
1) Memperkecil luas dari permukaan yang sangat terang yang
menyebabkan kesilauan
2) Memperbesar sudut terbentuk antara sumber kesilauan dan garis
penglihatan
3) Meningkatkan brightness dari area yang mengelilingi sumber
kesilauan
Reflected glare dapat dikurangi dengan cara:
1) Mengurangi brightness atau luminance dari sumber cahaya
2) Semua permukaan benda yang terdapat dalam lapangan penglihatan
hendaknya tidak dibuat mengkilap
3) Meningkatkan penerangan umum
Beberapa faktor yang menyebabkan kesilauan:
1) Luminance sumber cahaya dan sekitarnya, yaitu langit-langit, yang
perlu diberi warna muda dan disinari secukupnya
2) Ukuran dari sumber cahaya
3) Lokasi sumber cahaya pada lapangan penglihatan. Sumber cahaya di
tengah lingkungan kerja sangat mengganggu dibandingkan dengan
sumber cahaya yang berada di pinggir
Hal-hal yang dapat dilakukan untuk mencegah kesilauan, antara lain:
1) Pemilihan lampu yang secara tepat
2) Penempatan sumber cahaya yang sangat tepat dan sesuai
3) Penggunaan alat yang tidak mengkilat atau dapat memantulkan
cahaya
4) Penyaringan sinar matahari langsung
3. Jenis Penerangan
6

Penerangan dapat digolongkan dalam beberapa kelompok.


Penerangan menurut sumbernya dibagi menjadi dua:
a. Penerangan Buatan
Penerangan yang terjadi akibat sumber cahaya yang dibuat oleh
manusia, misalnya lilin, lampu, obor. Untuk mendapatkan terang
cahaya yang memadai dalam suatu ruang kegiatan, harus
dipertimbangkan iluminasi (kuat penerangan), sudut penyinaran
lampu, jenis dan jarak penempatan lampu yang diperlukan sesuai
dengan kegiatan yang ada dalam suatu ruangan.
b. Penerangan Alami
Cahaya yang datang langsung dari matahari atau sumber panas alam
lainnya seperti api.
Menurut daerah yang diterangi, penerangan buatan dibedakan menjadi
dua:
a. Penerangan Umum atau Merata
Penerangan yang memerangi seluruh ruangan secara merata (general
lighting), biasanya digunakan untuk ruangan umum dan tidak
memerlukan ketelitian. Dalam perkantoran digunakan seperti pada
ruang tunggu, ruang servis, ruang penyimpanan dan ruang kerja
secara umum.
b. Penerangan Setempat
Penerangan yang hanya menyorot tempat tertentu saja (spot
lighting), biasanya digunakan untuk tempat kerja yang memerlukan
ketelitian kerja seperti pada meja gambar dan di ruang laboratorium,
atau suatu tempat tertentu yang menarik dan sengaja ditonjolkan
sebagai pusat perhatian seperti pada ruang pamer atau tempat
menyimpan contoh hasil jadi yang dipamerkan.
Lampu penerangan ruang dalam berdasarkan cara pemberian
cahayanya dibedakan menjadi penerangan langsung, penerangan tidak
langsung, penerangan setengah langsung, dan penerangan setengah tidak
langsung. Lampu penerangan ruangan berdasarkan bola lampunya
dibedakan menjadi, lampu pijar, yakni lampu yang kawat pijarnya
terlihat nyalanya dari luar kaca, dan lampu difus, yakni lampu yang
kawat/gas pijarnya tidak kelihatan nyalanya dari luar kaca buram.
7

Berdasarkan cara pemasangannya, lampu penerangan dibedakan


menjadi lampu duduk yang biasanya diletakkan diatas meja atau lantai
(berdiri), lampu temple yang menempel di dinding, di tiang, di langit-
langit, serta lampu gantung yang di pasang di plafond dan lampu tanam,
yakni lampu yang dimasukkan ke dalam plafond, dinding, dan lain-lain.
Dalam hal pemasangan lampu (armature atau luminaires) hendaknya
dipasang atau tergantung tidak terlalu rendah untuk menghindari
kesilauan. Untuk mendistribusikan serta mengendalikan cahaya,
luminaires yang merupakan unit penerangan yang lengkap (lampu dan
peralatannya) dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Penerangan langsung (direct lighting)
Hampir semua cahaya yang diemisikan oleh luminaire ke bawah (90
– 100%) dan ke atas (0 – 10%). Keuntungan cara ini adalah paling
efisien karena banyaknya cahaya yang mencapai permukaan kerja
maksimum. Namun kerugiannya dapat menimbulkan bayangan dan
kesilauan jika sumber cahaya terlalu kuat.
b. Penerangan semi langsung (semidirect lighting)
Ditribusi cahaya ke bawah 60 – 90% dan keatas 10 – 40%.
c. General diffuse
(1) Diffusing enclore, distribusi cahaya ke atas 50%, ke bawah 50%.
(2) Direct indirect, distribusi cahaya ke atas 40 – 60% dan ke bawah
40 – 60%.
d. Semidirect lighting
Distribusi cahaya ke atas 60 – 90% dan ke bawah 10 – 40%. Pada
cara ini reflaktan langit-langit harus tinggi, agar cahaya yang
dipantulkan ke bawah cukup tinggi.
e. Indirect lighting
Distribusi cahaya ke atas 90 – 100% dan ke bawah 0 – 10%.
Keuntungan cara ini tidak menimbulkan kesilauan, namun
kerugiannya dapat mengurangi efisiensi cahaya total yang jatuh pada
permukaan kerja. Dalam memasang suatu lampu (penerangan
buatan) pada ruang kerja maka perlu dipikirkan efek lampu terhadap
warna obyek yang diamati.
Beberapa contoh penggunaan lampu seperti:
a. Lampu Pijar (incandescent lamp)
8

Keuntungan lampu pijar dapat memberikan kesan psikis yang hangat


karena warna cahayanya (kuning kemerahan) sehingga lampu ini
sangat tepat bila digunakan untuk tempat-tempat rekreasi.
Kerugiannya adalah kurang tepat apabila digunakan di tempat kerja
dimana warna-warna obyek harus diamati oleh seseorang dan dapat
menyebabkan ruang kerja menjadi tidak nyaman (panas).
b. Lampu Pelepasan Listrik (Electric Discharge Lamp atau fluorescent
Lamp)
Komposisi warna cahaya yang dipncarkan oleh lampu TL tergantung
dari zat-zat flouresen yang melapisi bagian dalam tabung lampu
tersebut.
Keuntungan lampu pelepasan listrik adalah:
(1) Efisiensi lampu TL cukup tinggi dan umur desain cukup
panjang. Efisiensi (perubahan listrik menjadi cahaya yang
dinyatakan dalam lumen per watt) lampu TL lebih tinggi dari
lampu pijar. Efisiensi lampu TL kurang lebih 3 sampai 4 kali
efisiensi lampu pijar.
Tabel 1. Efisiensi Lampu Pijar dan Lampu TL
Efisiensi (Lumen atau
Jenis Lampu
Watt)
Carbon Filamen 3
Vacuum Tungsten Filamen 10
Frosted Filamen Lamp 14
Tungsten Argenta Filament 14
Halogen Lamp 22 – 30
Fluorescent Lamp :

Warn White 44

Day Light 49

White 50
(2) Luminensi lampu TL umumnya rendah, sehingga kesilauan di
tempat kerja dapat dikurangi. Luminensi lampu TL kurang lebih
9

0,45 - 0,65 stilb, sedangkan luminensi lampu pijar dapat


mencapai 7 - 1000 stilb.
(3) Warna cahaya lampu TL menyerupai cahaya matahari, sehingga
warna objek yang diamati tidak mengalami perubahan warna
(distorsi warna).
Kerugiannya:
(1) Menyebabkan kedipan baik yang terlihat maupun yang tak
terlihat oleh mata. Penggunaan arus bolak-balik pada lampu TL
akan menimbulkan perubahan intensitas cahaya dengan
frekuensi 50 Hz. Frekuensi ini lebih dari frekuensi mata untuk
dapat melihat kedipan tersebut sebagai cahaya yang continue,
sehingga kedipan tersebut tidak dapat terlihat oleh mata.
Kedipan dengan frekuensi 50 Hz ini baru dapat terlihat pada
obyek-obyek yang bergerak dan terutama pada mesin-mesin
atau peralatan yang permukaannya mengkilap. Fenomena ini
dinamakan Stroboscopic Effect. Efek stroboscopic ini adalah
lebih besar pada lampu TL jenis day light dari pada jenis white
tone atau warn tone. Baik kedipan terlihat maupun tidak terlihat,
keduanya sering menyebabkan iritasi pada mata, sakit kepala,
kelelahan mata, dan penurunan efisiensi kerja. Cara mencegah
stroboscopic effect yaitu dengan cara memasang lampu di
tempat kerja sebanyak 2 atau lebih yang dilengkapi dengan
suatu alat (three phase switching) untuk mengubah fase terang
dan gelap sehingga cahaya yang ditimbulkan oleh luminaiers
tersebut merupakan cahaya yang continue.
(2) Cahaya yang dihasilkan oleh lampu TL sering memberi kesan
psikis yaitu suasana yang tidak/kurang ramah. Efek ini terutama
akan dirasakan bila tingkat penerangan umum di tempat kerja
rendah, tetapi akan menghilang bila tingkat penerangan umum
mencapai 100 Lux atau lebih.
10

Arah penerangan sangat penting, karena sumber-sumber cahaya yang


cukup jumlahnya sangat berguna dalam mengatur penerangan secara
baik. Sinar-sinar dari berbagai arah meniadakan terjadinya bayangan.
4. Intensitas Penerangan
Ketentuan-ketentuan tentang besarnya intensitas penerangan
menurut Peraturan Menteri Perburuhan No. 07 Tahun 1964 adalah
sebagai berikut: Intensitas penerangan diukur dengan alat-alat pengukur
yang baik setinggi tempat kerja yang sebenarnya atau setinggi perut
untuk penerangan umum. Sedang besarnya intensitas yang diperlukan
adalah:
a. Penerangan darurat paling sedikit 5 Lux
b. Halaman dan jalan di perusahaan paling sedikit 20 Lux
c. Pekerjaan yang hanya membedakan barang kasar paling sedikit 50
Lux. Contoh:
(1) Mengerjakan bahan-bahan yang besar
(2) Mengerjakan barang atau abu
(3) Menyisihkan barang-barang yang besar
(4) Mengerjakan bahan tanah dan abu
(5) Gang-gang atau tangga di dalam gedung yang selalu dipakai
(6) Gudang-gudang untuk menyimpan barang besar atau kasar
d. Pekerjaan membedakan barang-barang kecil sepintas lalu paling
sedikit 100 Lux. Contoh:
(1) Pemasangan yang kasar
(2) Penggilingan padi
(3) Pengupasan, pengambilan dan penyisihan bahan kapas
(4) Mengerjakan bahan-bahan pertanian lain, kira-kira setingkat
dengan di atas
(5) Kamar mesin dan uap
(6) Alat pengangkut orang dan barang
(7) Ruang-ruang penerimaan dan pengiriman dengan kapal
(8) Tempat menyimpan barang-barang sedang dan kecil
(9) Kakus, tempat mandi dan uonoir.
e. Pekerjaan membedakan barang kecil agak teliti paling sedikit 200
Lux. Contoh:
(1) Pemasangan alat-alat yang sedang
(2) Pekerjaan mesin dan bubut yang kasar
(3) Pemeriksaan atau percobaan kasar terhadap barang-barang
(4) Menjahit tekstil atau kulit yang berwarna muda
(5) Perusahaan dan pengawasan bahan-bahan makanan dalam
kaleng
11

(6) Pembungkusan daging


(7) Mengerjakan kayu
(8) Melapis perabot
f. Pekerjaan membedakan ketelitian barang kecil dan halus paling
sedikit 300 Lux. Contoh:
(1) Pekerjaan mesin yang teliti
(2) Pemeriksaaan yang teliti
(3) Percobaan-percobaan yang teliti dan halus
(4) Pembuatan tepung
(5) Penyelesaian kulit dan penerimaan barang-barang, katun atau
wol berwarna muda
(6) Pekerjaan kantor yang berganti-ganti, menulis, membaca,
pekerjaan arsip, dan seleksi surat-surat
g. Pekerjaan membedakan barang halus dengan kontras sedang dan
dalam waktu lama, antara 500 sampai 1.000 Lux. Contoh:
(1) Pemasangan yang halus
(2) Pekerjaan mesin yang halus
(3) Pemeriksaan yang halus
(4) Penyemiran yang halus dan pemotongan gelas kaca
(5) Pekerjaan kayu yang halus (ukuran-ukuran)
(6) Menjahit barang-barang wol yang berwarna tua
h. Pekerjaan membedakan barang sangat halus dengan kontras yang
sangat kurang untuk waktu lama paling sedikit 1.000 Lux. Contoh:
(1) Pemasangan yang elastos halus (arloji dan lain-lain)
(2) Pemeriksaan yang ekstra halus
(3) Percobaan alat-alat yang ekstra halus
(4) Tukang las dan intan
(5) Penilaian dan penyisihan hasil tembakau
(6) Penyusunan huruf dan pemeriksaan kopi dalam percetakan
(7) Pemeriksaan dan penjahit bahan pakaian berwarna tua
Nilai reflaktan (pantulan) yang dianjurkan menurut Suma’mur P.K.
sebagai berikut:

Tabel 2. Nilai Reaktan/Pantulan yang Dianjurkan


No. Jenis Permukaan Reflaktan (%)
1. Langit-langit 80 - 90
2. Dinding 40 - 60
3. Perkakas (mebel) 25 - 45
4. Mesin dan perlengkapannya 30 - 50
5. Lantai 20 - 40
Alat untuk mengukur intensitas cahaya dinamakan Lux meter.
Prinsip kerja alat ini merupakan sebuah photo cell yang bila terkena
12

cahaya akan menghasilkan arus listrik. Makin kuat intensitas cahaya akan
makin besar pula arus yang dihasilkan. Besarnya intensitas cahaya dapat
dilihat pada level meter.
Banyak faktor risiko di lingkungan kerja yang mempengaruhi
keselamatan dan kesehatan pekerja salah satunya adalah pencahayaan.
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan No.1405 tahun 2002,
pencahayaan adalah jumlah penyinaran pada suatu bidang kerja yang
diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara efektif. Pencahayaan
minimal yang dibutuhkan menurut jenis kegiatanya seperti berikut:
Tabel 3. Tingkat Pencahayaan Lingkungan Kerja
Tingkat
Jenis Kegiatan Pencahayaan Keterangan
Minimal (Lux)
Pekerjaan kasar dan 100 Ruang
tidak terus menerus penyimpanan &
ruang peralatan
atau instalasi
yang memerlukan
pekerjaan yang
kontinyu.
Pekerjaan kasar dan 200 Pekerjaan dengan
menerus mesin dan
perakitan kasar.
Pekerjaan rutin 300 Ruang
administrasi,
ruang kontrol,
pekerjaan mesin
& perakitan atau
penyusun.
Pekerjaan agak halus 500 Pembuatan
gambar atau
bekerja dengan
13

mesin kantor,
pekerjaan
pemeriksaan atau
pekerjaan dengan
mesin.
Pekerjaan halus 1000 Pemilihan warna,
pemrosesan
tekstil, pekerjaan
mesin halus &
perakitan halus.
Pekerjaan amat halus 1500 Mengukir dengan
Tidak menimbulkan
tangan,
bayangan
pemeriksaan
pekerjaanmesin
dan perakitan
yang sangat
halus.
Pekerjaan terinci 3000 Pemeriksaan
Tidak menimbulkan
pekerjaan,
bayangan
perakitan sangat
halus.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan pengukuran
intensitas penerangan adalah:
1) Pengukuran dilakukan pada bidang horizontal setinggi 85 cm di atas
lantai
2) Bila pengukuran dilakukan pada tangga, maka lux meter harus
diletakkan pada lantai atau tempat pijakan kaki
3) Bila intensitas penerangan pada bidang yang vertikal atau condong
hendak diukur, maka pembacaan harus dilakukan pada bidang yang
relevan
4) Sebelum pengukuran dilakukan pastikan bahwa alat sudah
dikaliberasi
14

5) Sebelum pembacaan dilakukan biarkan photocell terpapar oleh


cahaya selama 5 menit
6) Bila dilakukan pengukuran di tempat kerja dimana digunakan lampu
TL atau lampu merkuri sebagai sumber penerangan buatan, maka
pembacaan dilakukan paling sedikit 5 menit setelah lampu-lampu
tersebut dinyalakan, sehingga diperoleh output cahaya yang stabil
7) Pada saat pembacaan dilakukan perlu diperhatikan bayangan
operator agar tidak tertangkap oleh lux meter
8) Pakaian surveyor hendaknya berwarna gelap. Hal ini dimaksudkan
untuk mencegah pantulan cahaya dari pakaian surveyor yang
mengenai lux meter sehingga menyebabkan pembacaan hasil yang
kurang akurat
9) Pembacaan dilakukan dengan keadaan perabot kerja dan penghuni
ruang pada posisi kerja yang normal
10) Pada alat multi-range, gunakan range dimana jarum penunjuk pada
skala menunjukkan defleksi yang paling besar
11) Bila dalam suatu ruang kerja digunakan penerangan alami dan
buatan, maka untuk mengetahui tingkat intensitas cahaya dalam
ruang kerja tersebut, pertama adalah menyalakan semua lampu,
tariklah atau bukalah semua tirai jendela atau gorden, tunggulah
paling sedikit 5 menit lalu lakukan pengukuran. Hasil pengukuran ini
menunjukkan intensitas penerangan dari gabungan penerangan
buatan dan alami. Segera setelah pembacaan dilakukan, matikan
semua lampu dan lakukan pengukuran lagi. Hasil dari pembacaan
pengukuran pertama dikurangi hasil pengukuran kedua akan
menunjukkan tingkat intensitas penerangan buatan yang digunakan.
Bilamana hasil dari kedua pembacaan adalah besar dan hampir sama,
maka perlu dicek dengan melakukan pengukuran ulang pada malam
hari.
B. Perundang-Undangan
Perundang-undangan yang berhubungan dengan penerangan:
15

1. Undang-Undang No. 01 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja. Pasal 3


ayat 1 (i) ”Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai”
2. Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Pasal 86
”Keselamatan dan Kesehatan Kerja”
3. Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep51/Men/1999 Tentang NAB
Faktor Fisika Di Tempat Kerja. Pasal 9 ”Peninjauan Nilai Ambang Batas
Faktor Fisik di Tempat Kerja dilakukan Sesuai dengan Perkembangan
Ilmu Pengetahuan Teknologi”
4. Peraturan Menteri Perburuhan No. 07 Tahun 1964 tentang Syarat-Syarat
Kesehatan Kebersihan serta Penerangan dalam Tempat Kerja
5. Permenakertrans No. 02/Men/1980 tentang Pemeriksaan Kesehatan
Tenaga Kerja Penyelenggara Kesehatan

Anda mungkin juga menyukai