Anda di halaman 1dari 22

Instrumentasi

SOUND LEVEL METER

Dosen Pembimbing : Adiansyah A.Md

Nama Praktikan NIM Tanggal Kumpul Tanda Tangan


Praktikan Pembimbing
Annisa Febriani P07133218002

Galuh Lejisha P071332180014


Inugrahany
Ismi Ridha P07133218018
Jumiatul Khairiyah P07133218019
Laila Safitri P07133218021
2 September 2019
Muhammad Jamil P07133218027
Ihza Putra
Putri Syifa Maysurah P07133218031

Ryesa Aprilianti P07133218034


Khatimah
Sthevany Evangelista P07133218037

Susy Pujianti Kusuma P07133218038

Yasminda Ika P07133218041


Wardani
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN SANITASI LINGKUNGAN
2019/2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
presentasi tentang Sound Level Meter untuk memenuhi tugas mata kuliah
Instrumentasi ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga
kami berterima kasih pada Bapak Gunung Setiadi, S.KM, M.Sc selaku Dosen Mata
Kuliah Instrumentasi yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai Alat Sound Level Meter beserta fungsi,
bagian prinsip kerja dan kelebihan dan kekurangannya.Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak
ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya.Sekiranya makalah presentasi yang telah disusun ini dapat berguna bagi
kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf
apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik
dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Banjarbaru, 21 September 2019

Kelompok 4

2
DAFTAR ISI

Halaman Judul
Kata Pengantar……………………………………………………………………..i
Daftar Isi…………………………………………………………………………..ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ……………………………………………………………..…1
B. Rumusan Masalah……………………………………………………………..2
C. Tujuan………………………………………………………………………….2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Sound Level Meter…………………………………………………3
B. Fungsi Sound Level Meter……………………………………………………..3
C. Bagian-bagian Sound Level Meter……………………………………………..4
D. Prinsip Kerja…………………………………………………………………..7
E. Kelebihan dan Kekurangan………………………………………………….11

BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN


A. Hari/Tanggal .................................................................................... ...............13
B. Tempat ............................................................................................. ...............13
C. Jam...................................................................................................................13
D. Alat dan Bahan ................................................................................ ...............13
E. Langkah Kerja ................................................................................ ...............13

BAB III HASIL & PEMBAHASAN


A. Hasil…………………………………...………………..............................15
B. Pembahasan.........................................................................................15

BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………………………………………17
B. Saran…………………………………………………………………….......17
Daftar Pustaka ……………………………………………………………….....18
Lampiran

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap aktifitas manusia disadari atau tidak, dapat menjadi sumber
bising.Seiring perkembangan zaman manusia pun membutuhkan industri
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Namun kebanyakan aktifitas dalam
suatu industri terutama proses produksi, dapat menimbulkan kebisingan yang
dapat mengganggu pekerja maupun masyarakat sekitarnya.
Kebisingin merupakan salah satu masalah kesehatan lingkungan.Bising
adalah suara yang tidak dikehendaki yang dapat mengganggu dan atau dapat
membahayakan kesehatan (Suma’mur, 1984).Pengaruh bising pada kesehatan
berupa gangguan pendengaran dan gangguan bukan pendengaran.
Kebisingan merupakan sebuah bentuk energi yang bila tidak disalurkan
pada tempatnya akan berdampak serius bagi kesehatan manusia dan
lingkungan. Upaya pengawasan dan pengendalian kebisingan menjadi faktor
yang menentukan kualifikasi suatu perusahaan dalam menangani masalah
lingkungan yang muncul.
Secara umum bising adalah bunyi yang tidak diinginkan. Bising yang
intensitasnya 85 desibel ( dB ) atau lebih dapat menyebabkan kerusakan
reseptor pendengaran Corti pada telinga dalam. Sifat ketuliannya adalah tuli
saraf koklea dan biasanya terjadi pada kedua telinga
Banyak hal yang mempermudah seseorang menjadi tuli akibat terpapar
bising antara lain intensitas bising yang lebih tinggi, berfrekwensi tinggi, lebih
lama terpapar bising, kepekaan individu dan faktor lain yang dapat
menimbulkan ketulian.

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Sound Level Meter
2. Fungsi Sound Level Meter

4
3. Apa saja bagian-bagian Sound Level Meter
4. BagaimanaPrinsip Kerja Sound Level Meter
5. Kelebihan dan kekurangan Sound Level Meter

C. Tujuan
1. Mengetahui secara umum apa yang dimaksud dengan Sound Level Meter
2. Mengetahui fungsi Sound Level Meter
3. Memahamibagian-bagian Sound Level Meter
4. Memahamiprinsip kerja Sound Level Meter
5. Dapat menentukan kelebihan dan kekurangan Sound Level Mete

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Sound Level Meter


Sound Level Meter merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengukur
tingkat kebisingan, suara yang tak dikehendaki, atau yang dapat menyebabkan rasa
sakit ditelinga. Sound level meter biasanya digunakan di lingkungan kerja seperti,
industri penerbangan dan sebagainya.Selain itu Sound Level Meter juga dapat
digunakan untuk memverifikasi persis berapa banyak tingkat suara telah berubah.
Semua Sound Level Meter memiliki fitur pengukuran pengukur kondensor mikrofon
omnidirectional, preamp pic, jaringan pembobotan frekuensi, rangkain detector RMS,
layar pengukuran, AC dan DC output yang digunakan untuk merekam data hasil
pengukuran.
B. Fungsi Sound Level Meter
Sound Level Meter berfungsi mengukur tingkat kebisingan di lingkungan
kerja, dan berfungsi untuk untuk memverifikasi persis berapa banyak tingkat suara
telah berubah.Sound Level Meter juga berfungsi untuk mengukur kebisingan antara
30-130 dB dalam satuan dBA dari frekuensi antara 20-20.000Hz.
Sound Level Meter merupakan alat yang digunakan untuk mengukur tingkat
berapa frekuensi/berat suara yang akan ditampilkan pada dB-SPL. 0.0 dB-SPL adalah
ambang pendengaran, dan sama dengan 20uPa (micropascal). Dalam rangka untuk
menjamin kerataan SLM ada toleransi tambahan yang ditentukan untuk berbagai
frekuensi dan mikrofon juga.
SLM Kelas-0 bekerja untuk mengkalibrasi SLMs lain dan dapat digunakan untuk
pengukuran kebisingan presisi yang sangat tinggi di ruang kontrol dan / atau untuk
penelitian akademis.
SLM Kelas-1 dan Kelas-2 yang paling banyak digunakan oleh acousticians,
profesional sound system, desainer industri / produsen dan peneliti di akademisi dan
pemerintah. Pengukuran yang dilakukan dengan tingkat akurasi ini umumnya

6
diterima sebagai bukti dalam penyelesaian sengketa hukum. Sedangkan SLM Kelas-3
dibatasi untuk noise survey meters dan dosimeter.

C. Bagian-bagian Sound Level Meter


Semua Sound Level Meter (SLM) memiliki fitur pengukuran kondensor
mikrofon omnidirectional, preamp mic, jaringan pembobotan frekuensi, rangkaian
detektor RMS, layar pengukuran, AC dan DC output yang digunakan untuk
merekam. Banyak SLM memiliki set yang sama dari pengaturan pengguna, termasuk
pemilihan jangkauan SPL, filter pembobotan A dan C, respon detektor lambat dan
cepat, dan minimum atau maksimum SPL.
Kisaran SPL tergantung pada keseimbangan antara mengurangi the preamp
noise level dan mengukur berbagai tingkat tekanan suara. Sebagian besar ukuran
SLM secara umum tersedia dari sekitar 30-130 dB-SPL dan lakukan dalam rentang 3-
4.
SLM yang lebih terdepan dan mahal memiliki fitur mikrofon yang dapat
dilepas, 1-octave and/or 1/3-octave filter sets, filter bobot tambahan termasuk B, D
dan datar atau Linear (tanpa filter), opsi tambahan respon detektor (Impulse and
Peak) dan data logging atau penyimpanan (baik on-board, sebagai file komputer atau
keduanya).
Hampir semua SLM dirancang dan ditetapkan untuk melakukan salah satu
dari empat tingkat standar internasional akurasi:
Secara umum bagian-bagian dari Sound Level Meter adalah:
A. Microphone.
B. Display.
C. Alarm LED.
D. Windscreen
E. Weighting key.
F. Fast/Slow key.
G. Up/Save key.
H. Down/Read key.

7
I. Function Key.
J. Max hold key.
K. Power key.
L. Delete/Menu.
M. Cal adjusting.
N. Jack for RS-232C interface.
O. Jack for AC.
P. Jack for Power Adaptor.

Gambar 2.1 Sound Level


 Fungsi bagian Sound Level Meter
A. Microphone
Berfungsi untuk menangkap sumber suara.
B. Display

8
Berfungsi untuk menampilkan data dari hasil pengukuran kebisingan berupa
angka.
C. Alarm LED / Indikator baterai
Berfungsiuntuk menentukan daya baterai dalam alat Sound Level Meter
D.Windscreen
Berfungsi untuk meminimalisir kesalahan pengukuran dengan penyaring
angin.
E. Weighting Key
Berfungsiuntuk mengubah signal yang terukur sesuai caranya tersendiri
seperti pada mekanisme pendengaran manusia.
F.Fast/Slow Key
Berfungsi menentukan jenis kebisingan (terputus-putus atau continue).
G.Up/Save Key
Berfungsi untuk menaikkan nilai settingan.
H.Down/Read Key
Berfungsi untuk menurunkan nilai settingan.
I. Function Key
Berfungsi
J. Max Hold Key
Berfungsi
K. Power Key
Berfungsi untuk menyalakan Sound Level Meter
L. Delete/Menu
Berfungsi Menghapus data yang sudah tersimpan pada display
M. Calibration Adjusment
Berfungsi untuk mengkalibrasi sebelum penggunaan Sound Level Meter
N. Jack for RS-232C interface
Berfungsi
O. Jack for AC/DC
Berfungsi untuk menyambungkan Sound Level Meter dengan perangkat lain.

9
P. Jack for Power Adaptor.
Berfungsi untuk menyambungkan Sound Level Meter dengan arus listrik.

D. Prinsip Kerja
Dalam mengukur tingkat kebisingan di lokasi instalasi, terdapat beberapa hal
yang harus diperhatikan.Jika mengukur tingkat kebisingan dari ruang rak, misalnya,
pastikan bahwa SLM diposisikan jauh dari dinding, lantai dan pembatas besar
lainnya.Level sinyal untuk kebisingan jarang menjadi masalah bagi pengukuran
sistem loudspeaker karena kita dapat mengubah suatu sistem menjadi lebih
meningkat, jauh dari tingkat kebisingan.
Prinsip kerja Sound Level Meter ialah didasarkan pada getaran yang terjadi.
Apabila ada objek atau benda yang bergetar, maka akan menimbulkan terjadinya
sebuah perubahan pada tekanan udara yang kemudian akan ditangkap oleh sistem
peralatan, Lalu selanjutnya jarum analog akan menunjukkan angka jumlah dari
tingkat kebisingan yang dinyatakan dengan nilai dB.
Pada umumnya SLM akan diarahkan ke sumber suara, setinggi telinga, agar
bisa menangkap kebisingan yang telah tercipta. Untuk keperluan mengukur nilai
kebisingan pada suatu ruang kerja, pencatatan dilaksanakan satu shift kerja penuh
dengan beberapa kali pencatatan dari SLM.

Keterangan gambar:
Tekanan suara diubah menjadi tegangan melalui mikrofon. Pada umumnya
Mikrofon menggunakan diafragma tipis untuk mengubah tekanan menjadi gerakan.

10
Gerakan ini selanjutnya diubah menjadi tegangan oleh tranduser yang cocok
biasanya tipe kapasitansi piezoelektrik atau tipe kumparan berputar.
Tegangan keluaran mikrofon secara umum adalah sangat kecil dan pada suatu
tingkat impedansi tinggi; sehingga pada keluaran mikrofon dipergunakan penguat
dengan impedansi masukan dan penguatan yang tinggi.Penguat ac sederhana relative
dapat digunakan, karena tidak diperlukan tanggapan terhadap tegangan yang static
(tak berubah) atau tegangan yang berubah secara perlahan.
Berikutnya setelah penguat pertama adalah jaringan imbangan. Jaringan ini
adalah suatu filter elektris yang mempunyai tanggapan frekuensi disesuaikan
sehingga mendekati tanggapan frekuensi telinga manusia rata-rata.
Jaringan timbangan adalah filter elektris yang dirancang mendekati
tanggapan pendengaran manusia pada tiga tingkat kenyaringan yang berbeda.
Sehingga pembacaan instrument akan menyatakan kenyaringan yang terasakan.
Biasanya disediakan tiga buah filter, yaitu A (mendekati tanggapan pendengaran 40
phon), B (70 phon), dan C (100 phon). Kenyataannya, banyak pengukuran praktis
dibuat dengan menggunakan skala A karena ini merupakan pendekatan sederhana
yang memberikan hasil baik dalam banyak kasus dan telah ditulis ke dalam banyak
standard dan kode. Pembacaan dilakukan pada jaringan timbangan disebut tingkat
suara.
Keluaran jaringan timbangan selanjutnya diperkuat dan suatu jack keluaran
tersedia untuk mengeluarkan sinyal ke osiloskop (jika diinginkan pengamatan bentuk
gelombangnya) atau ke penganalisis gelombang (jika akan menentukan kandungan
frekuensi suara). Pemfilteran dilengkapi dengan filter RC lolos rendah sederhana dan
meter dinamika lolos rendah.
Beberapa meter memiliki perpindahan tanggapan cepat maupun pelan yang
mengubah pemfilteran. Posisi pelan memberikan suatu kemantapan, memudahkan
pembacaan posisi jarum, tetapi tidak mampu membaca bila terjadi perubahan sinyal
dalam waktu yang pendek.Jika diinginkan pembacaan pada perubahan waktu pendek,
maka pengamatan pada meter dialihkan ke tanggapan cepat.

11
Selanjutnya pembacaan meter adalah nilai rms dan tekanan suara, ini
dikalibrasi dalam desibel ( dB ) karena desibel mendefinisikan dengan baik suatu
hubungan antara tekanan suara dalam alat.

 Cara Penggunaan Sound Level Meter


Cara penggunaan Sound Level Meter seperti halnya alat elektronik
lainnya yaitu dengan menyalakan alat ini terlebih dahulu.Kemudian sebelum
digunakan, perlu dilakukannya pengecekan kalibrasi dari alat ini agar dapat
memastikan nilai akurasi pada alat ini sesuai dalam melakukan pengukuran
nanti.Kalibrasi yang ideal ialah 90% ke atas.Kalibrasikan alat dengan 114 dB
(A) dengan menggunakan alat kalibrasi yang dimasukkan ke microphone.
Lalu tahap selanjutnya ialah dengan menentukan range dan juga satuan yang
akan digunakan. Pada umumnya, digunakan satuan dB (decibel).Sesudah itu,
pasang wind screen pada microphone agar suara pada angin tidak ikut masuk
di dalam Sound Level Meter dan juga mencegah debu jika mengukur pada
tempat kerja yang terdapat debu – debu dari kimia korosif supaya tidak
merusak microphone. Kemudian arahkan microphone ke arah dari sumber
suara yang akan di ukur. Lalu selanjutnya amati angka yang ada atau tertera
pada layar Sound Level Meter. Setiap area pengukuran dilakukan pengamatan
selama 1-2 menit dengan kurang lebih 6 kali pembacaan. Hasil pengukuran
yaitu angka yang ditunjukkan pada monitor.Setiap area pengukuran dilakukan
pengamatan selama 1-2 menit dengan kurang lebih 6 kali pembacaan. Hasil
pengukuran yaitu angka yang ditunjukkan pada monitor. Hasil pengukuran
dan penghitungan rata-rata kebisingan (Lek) yaitu:
{Lek = 10 log 1/n (10 L1/10+10L2/10+10L3/10+….) dBA}.
Sedangkan tingkat ketelitian pengukuran berkisar dari 26dB (A).
Analisis kebisingan Menurut Keputusan Menteri Negara Lingkungan
Hidup Nomor:Kep-48/MENLH/ 11/ 1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan
Tanggal 25 Nopember 1996, maka pengukuran tingkat kebisingan dapat
dilakukan dengan dua cara:

12
Cara sederhana
Dengan sebuah sound level meter diukur tingkat tekanan bunyi dB (A)
selama 10 ( sepuluh ) menit untuk tiap pengukuran. Pembacaan dilakukan
setiap 5 (lima) detik.
Cara Langsung
Dengan sebuah integrating sound level meter yang mempunyai
fasilitas pengukuran LTM5, yaitu Leq dengan waktu ukur setiap 5 detik,
dilakukan pengukuran selama 10 (sepuluh) menit. Evaluasi hasil pengukuran
dengan baku mutu kebisingan yang ditetapkan dengan toleransi +3 dBA
(Sasongko dan Hadiyarto, 2000)
Cara Membaca Skala dan Hasil :
a. Tekan tombol ON untuk mengaktifkannya.
b. Sebelum pengukuran test suara, putar tombol penyetel untuk menentukan
tingkat tekanan suara. Misalnya 70-80 dB, 70 berada pada garis tebal atas
sebelah kiri (0) dan 80 pada garis tebal atas sebelah kanan ( 10 ). Pada
sound level meter tipe S2A memiliki 10 skala, dan skala terluar (0) berupa
garis skala berwarna merah.
c. Pada pembacaan meter ini, jika jarum penunjuk skala bergerak ke kanan
maka hasilnya positive (+) dan ke kiri hasilnya negative (-).
d. Baca hasil pengukuran pada sound level meter secara langsung.
e. Tulis hasil pengukuran.
f. Setelah pengukuran, matikan tombol ON ke OFF.

 Kalibrasi Sound Level Meter


Sebelum dan sesudah pengukuran-pengukuran, perlulah untuk
mengecek bahwa bacaan yang ditayangkan adalah benar dan kalibrasikan
meteran tingkat kebisingan. Kalibrasi dapat dilakukan dengan dua cara: secara
internal dengan sinyal-sinyal listrik atau secara akustik dengan kalibrator
suara atau pistonphon.

13
 Kalibrasi internal dilakukan dengan memakai referensi tegangan pada
rangkaian-rangkaian listrik dari meteran tingkat kebisingan serta
amplitude yang disesuaikan. Penyesuaian dilakukan dengan
membandingkan nilai yang ditampilkan oleh fitur kalibrasi internal pada
nilai tertayang dari meteran tingkat kebisingan.
 Kalibrasi akustik dilakukan dengan menyisipkan generator suara atau
pistonphon ke dalam mikrofon dari meteran tingkat kebisingan dan
menggunakan tekanan ssuara referensi (berbeda menurut alatnya,
misalnya 94 dB pada 1 kHz, 124 dB pada 250 Hz, dll.). Skala penuh (FS)
dari meteran tingkat kebisingan yang dipakai oleh masukan sinyal
kalibrasi disetel 6 dB lebih tinggi dari pada tingkat tekanan suara dari
sinyal kalibrasi normal. Misalnya, bila suara sinyal kalibrasi adalah 124
dB, 130 dB disetel, atau bila suara sinyal kalibrasi adalah 94 dB, 100 dB
disetel pada alat.
Cara Mengkalibrasi Sound Level Meter :
a. Hidupkan kalibrator dan sound level meter.
b. Putar tombol penyetel, dan atur tingkat tekanan suara.
c. Pastikan kalibrator berada pada sound level meter yang benar.
d. Lalu sesuaikan sound level meter untuk memperoleh hasil yang benar.

E. Kelebihan dan Kekurangan


 Kelebihan Sound Level Meter
Sangat cocok digunakan untuk pada ruangan yang tertutup misalnya
lingkungan industri. Sound level meter akan memberikan solusi bagi
keselamatan tenaga kerja industri karena dengan mengetahui tingkat ukur
seberapa besar intensitas suara yang didapat maka akan mendapatkan system
proteksi ke tenaga kerja yang baik dan benar.
Sound Level Meter merupakan suatu perangkat alat uji untuk
mengukur tingkat kebisingan suara, hal tersebut sangat di perlukan terutama
untuk lingkungan industri, contoh pada industri penerbangan dimana

14
lingkungan sekitar harus diuji tingkat kebisingan suara atau tekanan suara
yang ditimbulkannya untuk mengetahui pengaruhnya terhadap lingkungan
sekitar.

 Kekurangan Sound Level Meter


Ada beberapa faktor yang menjadi pengaruh dalam pengukuran
menggunakan sound level meter ini. Hal tersebut membuat gelombang suara
yang terukur bisa jadi tidak sama dengan nilai intensitas gelombang suara
sebenarnya. Faktor tersebut meliputi:
o Saat bunyi yang diukur bersifat komplek, terdiri atas tone yang berbeda-
beda, oktaf yang berbeda-beda, maka nilai yang dihasilkan di SLM tetap
berupa nilai tunggal.Untuk kondisi pengukuran yang rumit berdasarkan
frekuensi, maka alat yang digunakan adalah OBA.
o Pengaruh kecepatan angin membuat nilai intensitas suara yang terukur
tidak sesuai dengan intensitas suara dari Sound Level Meter.
o Posisi tempat pengukuran yang terbuka seperti disekitar yang banyak
tumbuhan di mana suara yang diuji banyak diserap oleh tumbuhan
sehingga pengukuran tidak maksimal.
Dari beberapa faktor tesebut diketahui bahwa perjalanan suara berpengaruh
dengan benda sekitar yang menyerap suara.
Saat bunyi yang diukur bersifat komplek, terdiri atas tone yang
berbeda-beda, oktaf yang berbeda-beda, maka nilai yang dihasilkan di SLM
tetap berupa nilai tunggal. Hal ini tentu saja tidak representatif.Untuk kondisi
pengukuran yang rumit berdasarkan frekuensi, maka alat yang digunakan
adalah OBA.Pengukuran dapat dilakukan dalam satu oktaf dengan satu OBA.
Untuk pengukuran lebih dari satu oktaf, dapat digunakan OBA dengan tipe
lain. Oktaf standar yang ada adalah 37,5 – 75, 75-150, 300-600,600-1200,
1200-2400, 2400-4800, dan 4800-9600 H.

15
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Hari Tanggal : Senin, 16 September 2019
Jam : 03.00 WITA – Selesai
Tempat : Depan Aula 1, Jurusan Kesehatan Lingkungan

B. Jenis Kegiatan
Praktik penggunaan alat ukur Sound Level Meter untuk mengetahui taraf
intensitas kebisingan disekitar.

C. Alat dan Bahan


1. Sound Level Meter
2. Alat Tulis

D. Langkah Kerja
a) Persiapan alat
1. Pasang baterai pada tempatnya.
2. Tekan tombol power.
3. Cek garis tanda pada monitor untuk mengetahui baterai dalam
keadaan baik atau tidak.
4. Kalibrasi alat dengan kalibrator, sehingga alat pada monitor sesuai
dengan angka kalibrator
b) Pengukuran
1. Pilih selektor pada posisi:
a. Fast : untuk jenis kebisingan kontinu
Bising dimana fluktuasi dari intensitasnya tidak lebih dari 6 dB dan tidak
putus-putus. Bising kontinu dibagi menjasi dua yaitu:

16
 Wide Spectrum merupakan bising dengan spectrum frekuensi yang
luas. Bising ini relatif tetap dalam batas kurang dari 5 dB untuk
periode 0.5 detik berturut-turut, seperti suara kipas angin, suara mesin
tenun.
 Narrow Spectrum merupakan bising yang relative tetap akan tetapi
hanya mempunyai fekuensi tertentu saja (frekuensi 500, 1000, 4000)
misalnyaa gergji sirkuler, katup gas.
b. Slow : untuk jenis kebisingan impulsif / terputus-putus
Bising ini sering disebut juga intermitten noise, yaitu bising yang
berlangsung secara tidak terus terusan, melainkan ada periode rekatif
tenang misalnya lalu lintas, kendaraan, kapal terbang, kereta api.
2. Pilih selektor range intensitas kebisingan.
3. Tentukan lokasi pengukuran.
4. Setiap lokasi pengukuran dilakukan pengamatan selama 1-2 menit
dengan kurang lebih 6 kali pembacaan. Hasil pengukuran adalah angka
yang ditunjukkan pada monitor.
5. Catat hasil pengukuran dan hitung rata-rata kebisingan

17
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
Dari hasil pengukuran kebisingan di lokasi sekitaran kampus Poltekkes
Banjarmasin, didapatkan data seperti pada tabel dibawah ini :

Intensitas Bunyi (dBA) Jumlah

50,1- 55,0 0
55,1- 60,0 0
60,1- 65,0 10
65,1- 70,0 41
70,1- 75,0 7
75,1- 80,0 2
80,1- 85,0 0
85,1- 90,0 0

B. Pembahasan
Percobaan kali ini mengenai sound level meter (SLM). Sound level meter
digunakan untuk mengukur intensitas bunyi kebisingan dari sumber bunyi.
Pada percobaan ini mengukur intensitas bunyi dari sumber bunyi dan pada
suatu kawasan. Berdasarkan hasil yang didapatkan perbedaan intensitas bunyi
didalam ruangan dengan diruangan terbuka. Dimana hasil didalam ruangan
lebih stabil dibandingkan di ruangan terbuka.
Perbedaan tersebut dapat dipengaruhi oleh bebrapa factor misalnya factor
cuaca. Adanya angina uang bertiup dari berbagai arah yang menyebabkan
sound level meter nilai pengukurannya menjadi tidak akurat. Pengaruh dari
kecepatan angin membuat nilai intensitas suara yang terukur tidak sesuai
dengan intensitas suara dari sound level meter.

18
Kemudian posisi tempat pengukuran yang terbuka seperti disekitar yang
banyak tumbuhan dimana suara yang diuji banyak diserap oleh tumbuhan
sehingga pengukuran tidak normal. Hal ini menunjukkan bahwa pengukuran
didalam ruangan intensitas suara yang terukur oleh sound level meter lebih
maksimal.
Sesuai dengan hasil yang didapat intensitas bunyi didalam ruangan
(laboratorium), setelah 5 kali percobaan hasil yang didapat terdapat perubahan
kenaikan atau penurunan intensitas bunyi tetapi tidak begitu signifikan.
Berbeda dengan diruangan terbuka, hasilnya setelah beberapa kali percobaan
ada hasil pengukuran yang berubah secara signifikan.
Berdasarkan keputusan Menteri Tenaga Kerja No. KEP/51/MEN/1999
zona kebisingan dibedakan atas tiga bagian, yaitu:
a. Zona aman tanpa pelindung : < 85 dBA
b. Zona dengan pelindung ear plug : 85 - 95 dBA
c. Zona dengan pelindung ear muff : > 95 dBA

19
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari uraian pada bab-bab sebelumnya, maka terdapat kesimpulan
kesimpulan yang dapat diambil, yaitu:
1. Sound Level Meter merupakan suatu alat yang digunakan untuk
mengukur tingkat kebisingan, suara yang tak dikehendaki, atau yang
dapat menyebabkan rasa sakit ditelinga.
2. Sound Level Meter digunakan untuk dapat mengukur kebisingan antara
30 – 130 dB dalam satuan dBA dari frekuensi antara 20 sampai
20.000Hz.
3. Secara umum bagian-bagian dari Sound Level Meter adalah microphone,
display, alarm LED, windscreen, weighting key, fast/Slow key, up/save
key, down/read key, function key, max hold key, power key, delete/menu,
cal adjusting, jack for RS-232C interface, jack for AC, dan jack for power
adaptor.
4. Prinsip kerja Sound Level Meter ialah didasarkan pada getaran yang
terjadi yang akan menimbulkan terjadinya sebuah perubahan pada
tekanan udara dan ditangkap oleh sistem peralatan.
5. Kelebihan Sound Level Meter ini adalah sangat cocok digunakan pada
ruangan yang tertutup misalnya lingkungan industri. Sedangkan
kekurangannya adalah pengaruh kecepatan angin dan bila dipakai di
tempat terbuka membuat nilai intensitas suara yang terukur tidak sesuai
dengan intensitas suara dari Sound Level Meter.

B. Saran
Ketika menggunakan sound level meter sebaiknya suara-suara yang
tidak termasuk dalam pengukuran sebisa mungkin diminimalisir agar data
yang diperoleh benar-benar valid.

20
DAFTAR PUSTAKA

Hikmat, 2012. “Sound Level Meter: Pengertian dan Cara Menggunakannya “. Online.
Tersedia: http://alatukur.web.id/sound-level-meter/ [09 September 2019]
Salya, Nur Wahyuni, 2014. “Definisi & Pengertian Sound Level Meter”.Online.
Tersedia: http://otakpedot.blogspot.co.id/2014/01/definisi-pengertian-sound-
level-meter.html [09 September 2019]
Ralali, Angga, 2014. “Mengenal Sound Level Meter ( Alat Pengukur Intensitas
Kebisingan )”. Online. Tersedia: http://news.ralali.com/mengenal-sound-level-
meter/ [09 September 2019]
2012.SOUND LEVEL METER.online. Tersedia.
https://laboratoriumcore.blogspot.com/2012/04/sound-level-meter.html?m=1
Onknowm.2017.”laporan sound level meter”
https://fisika16jtriandi.blogspot.com/2017/05/v-behaviorurldefaultvmlo.html?m=1

21
LAMPIRAN

22

Anda mungkin juga menyukai