Anda di halaman 1dari 25

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Monitoring Lingkungan Kerja

Dosen Pembimbing : Arifin, S.KM, M.Kes

Kelompok 4
Nama Praktikan NIM Tanggal Kumpul Tanda Tangan
Praktikan Pembimbing
Annisa Febriani P07133218002

Galuh Lejisha P071332180014


Inugrahany
Ismi Ridha P07133218018
Jumiatul Khairiyah P07133218019
Laila Safitri P07133218021
11 September
Muhammad Jamil P07133218027 2019
Ihza Putra
Putri Syifa Maysurah P07133218031

Ryesa Apriliani P07133218034


Khatimah
Sthevany Evangelista P07133218037

Susy Pujianti Kusuma P07133218038

Yasminda Ika P07133218041


Wardani

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN SANITASI LINGKUNGAN
2019/2020
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah Arrahman Arrahim atas segala
rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan laporan praktek mata kuliah
Parasitologi yang berjudul Identifikasi Cestoda dan Trematoda dapat diselesaikan.
laporan ini dapat tersusun dengan baik berkat bantuan, bimbingan, masukan dan
motivasi dari banyak pihak. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan
terimakasih yang tinggi kepada yang terhormat :
1. Bapak Arifin, S.KM, M.Kes selaku Dosen pembimbing mata kuliah
Parasitologi yang telah memberikan ijin dalam pelaksanaan kegiatan
praktikum sehingga penulis dapat mengaplikasikan ilmu yang sebelumnya
sudah diajarkan.
2. Orang tua serta saudara-saudara tercinta atas do’a, motivasi dan harapannya
sehingga kami dapat menyelesaikan praktikum dengan baik.
3. Teman-teman jurusan Kesehatan Lingkungan khususnya prodi DIV
Kesehatan Lingkungan Tingkat 2 yang selalu memberikan motivasi, dan
masukan baik saat pelaksanaan praktikum maupun dalam menyelesaikan
laporan ini.
Mudah-mudahan amal baik mereka senantiasa mendapat pahala dan balasan yang
setimpal dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Semoga laporan ini dapat bermanfaat
bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.Amin yaa robbal a’lamin.

Banjarbaru, 11 September 2019

Kelompok 4

18
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ........................................................................ i
DAFTAR ISI ....................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................. 1
B. Tujuan .......................................................................... 2
C. Manfaat ....................................................................... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Definisi K3 ................................................................... 3
B. Definisi ......................................................................... 5

BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN


A. Hari/Tanggal ................................................................. 6
B. Tempat .......................................................................... 6
C. Jam................................................................................ 6
D. Alat dan Bahan ............................................................. 6
E. Cara Kerja .................................................................... 6
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil .............................................................................. 7
B. Pembahasan .................................................................. 9
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................... 12
B. Saran ............................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

18
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Era globalisasi menuntut pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di setiap
tempat kerja termasuk di sektor kesehatan. Untuk itu kita perlu mengembangkan dan
meningkatkan K3 disektor kesehatan dalam rangka menekan serendah mungkin risiko
kecelakaan dan penyakit yang timbul akibat hubungan kerja, serta meningkatkan
produktivitas dan efesiensi. Dalam pelaksanaan pekerjaan sehari-hari karyawan/pekerja di
perusahaan akan terpapar dengan resiko bahaya di tempat kerjanya.
Di dunia industri, penggunaan tenaga kerja mencapai puncaknya dan terkonsentrasi di
tempat atau lokasi proyek yang relatif sempit. Ditambah sifat pekerjaan yang mudah menjadi
penyebab kecelakaan (elevasi, temperatur, arus listrik, mengangkut benda-benda berat dan
lain-lain), sudah sewajarnya bila pengelola proyek atau industri mencantumkan masalah
keselamatan kerja pada prioritas pertama. Dengan menyadari pentingnya aspek keselamatan
dan kesehatan kerja dalam penyelenggaraan proyek, terutama pada implementasi fisik, maka
perusahan/industri/proyek umumnya memiliki organisasi atau bidang dengan tugas khusus
menangani masalah keselamatan kerja. Lingkup kerjanya mulai dari menyusun program,
membuat prosedur dan mengawasi, serta membuat laporan penerapan di lapangan. Dalam
rangka Pengembangan Program Kesehatan Kerja yang efektif dan efisien, diperlukan
informasi yang akurat, dan tepat waktu untuk mendukung proses perencanaan serta
menentukan langkah kebijakan selanjutnya.

Penyusunan program, membuat prosedur, pencatatan dan mengawasi (Monitoring)


serta membuat laporan penerapan di lapangan yang berkaitan dengan keselamatan kerja bagi
para pekerja kesemuanya merupakan kegiatan dari manajemen keselamatan dan kesehatan
kerja.

Kegiatan monitoring merupakan rangkaian kegiatan yang tidak terpisahkan dari


tindak-lanjut penerapan kegiatan pemeriksaan /audit kinerja. Monitoring merupakan suatu
proses yang berkesinambungan memantau pelaksanaan manajemen/program kegiatan juga
memantau tindak lanjut hasil dari pemeriksaan/audit kinerja melalui sistem pengawasan
internal yang sistematis.

Promosi kesehatan bukan hanya proses penyadaran masyarakat atau pemberian dan
peningkatan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan saja, tetapi juga disertai upaya-upaya
menfasilitasi perubahan perilaku. Dengan demikian promosi kesehatan adalah program-
program kesehatan yang dirancang untuk membawa perubahan (perbaikan) baik di dalam
masyarakat sendiri maupun dalam organisasi dan lingkungannya (lingkungan fisik, sosial
budaya, politik dan sebagainya). Atau dengan kata lain promosi kesehatan tidak hanya
mengaitkan diri pada peningkatan pengetahuan, sikap dan perilaku kesehatan saja, tetapi juga
meningkatkan atau memperbaiki lingkungan (fisik dan non-fisik) dalam rangka memelihara
dan meningkatkan kesehatan masyarakat.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, penulis dapat merumuskan
masalah yang akan di bahas dalam laporan ini. Masalah tersebut adalah bagaimana

18
Monitoring Laboratorium Entomologi Jurusan Kesehatan Lingkungan di Poltekkes
Kemenkes Banjarmasin ?

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Kegiatan Kunjungan Lapangan ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisa
kegiatan monitoring Laboratorium Entomologi Jurusan Kesehatan Lingkungan di
Poltekkes Kemenkes Banjarmasin

2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengertian monitoring
b. Untuk mengetahui bagaimana teknik monitoring di Laboratorium Entomologi Jurusan
Kesehatan Lingkungan di Poltekkes Kemenkes Banjarmasin
c. Untuk Mengetahui langkah-langkah yang digunakan untuk melakukan monitoring

D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
a. Hasil kunjungan ini dapat digunakan untuk pengembangan ilmu kesehatan
masyarakat khususnya ilmu promosi keselamatan dan kesehatan kerja Laboratorium
Entomologi Jurusan Kesehatan Lingkungan di Poltekkes Kemenkes Banjarmasin

2. Manfaat Praktis
a. Bagi Laboratorium Entomologi
Berdasarkan identifikasi Laboratorium Entomologi Jurusan Kesehatan Lingkungan di
Poltekkes Kemenkes Banjarmasin
dapat memberikan penjelasan tentang tehnik monitoring
b. Bagi Mahasiswa
Mendapatkan pengalaman nyata mengenai tehnik monitoring Laboratorium
Entomologi Jurusan Kesehatan Lingkungan di Poltekkes Kemenkes Banjarmasin

18
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Monitoring
Monitoring (bahasa Indonesia: pemantauan) adalah pemantauan yang dapat dijelaskan
sebagai kesadaran (awareness) tentang apa yang ingin diketahui, pemantauan berkadar
tingkat tinggi dilakukan agar dapat membuat pengukuran melalui waktu yang menunjukkan
pergerakan ke arah tujuan atau menjauh dari itu. Monitoring akan memberikan informasi
tentang status dan kecenderungan bahwa pengukuran dan evaluasi yang diselesaikan berulang
dari waktu ke waktu, pemantauan umumnya dilakukan untuk tujuan tertentu, untuk
memeriksa terhadap proses berikut objek atau untuk mengevaluasi kondisi atau kemajuan
menuju tujuan hasil manajemen atas efek tindakan dari beberapa jenis antara lain tindakan
untuk mempertahankan manajemen yang sedang berjalan.
Beberapa pakar manajemen mengemukakan bahwa fungsi monitoring mempunyai nilai yang sama
bobotnya dengan fungsi perencanaan. Conor (1974) menjelaskan bahwa keberhasilan dalam mencapai tujuan,
separuhnya ditentukan oleh rencana yangtelah ditetapkan dan setengahnya lagi fungsi oleh pengawasan atau
monitoring. Padaumumnya, manajemen menekankan terhadap pentingnya kedua fungsi ini, yaitu
perencanaan dan pengawasan (monitoring).
Kegiatan monitoring dimaksudkan untuk mengetahui kecocokan dan ketepatan kegiatan yang dilaksanakan
dengan rencana yang telah disusun. Monitoring digunakan pula untuk memperbaiki kegiatan yang
menyimpang dari rencana, mengoreksi penyalahgunaan aturan dan sumber-sumber, serta untuk
mengupayakan agar tujuan dicapai seefektif dan seefisien mungkin.

Berdasarkan kegunaannya, William Travers Jerome menggolongkan monitoring menjadi delapan


macam, sebagai berikut :
1. Monitoring yang digunakan untuk memelihara dan membakukan pelaksanaan suatu rencana dalam
rangka meningkatkan daya guna dan menekan biaya pelaksanaan program
2. Monitoring yang digunakan untuk mengamankan harta kekayaan organisasi atau lembaga dari
kemungkinan gangguan, pencurian, pemborosan, dan penyalahgunaan.
3. Monitoring yang digunakan langsung untuk mengetahui kecocokan antara kualitas suatu hasil dengan
kepentingan para pemakai hasil dengan kemampuan tenaga pelaksana.
4. Monitoring yang digunakan untuk mengetahui ketepatan pendelegasian tugas dan wewenang yang harus
dilakukan oleh staf atau bawahan.
5. Monitoring yang digunakan untuk mengukur penampilan tugas pelaksana.
6. Monitoring yang digunakan untuk mengetahui ketepatan antara pelaksanaan dengan perencanaan
program

Monitoring pada umumnya dilakukan baik pada waktu sebelum kegiatan pembinaan maupun
bersamaan waktunya dengan penyelenggaraan pembinaan (pengawasan atau supervisi). Monitoring,
pengawasan, dan supervisi memiliki perbedaan antara satu dengan yang lainnya. Pengawasan dilakukan
terhadap orang-orang yang mengelola program. Supervisi dilakukan terhadap pelaksanaan
program,sedangkan monitoring dilakukan terhadap komponen-komponen program. Monitoring selain
berkaitan dengan pengawasan dan supervisi, mempunyai hubungan erat dengan penilaian program.
Monitoring sendiri dapat diartikan sebagai kegiatan untuk mengikuti suatu program dan pelaksanaannya
secara mantap, teratur dan terus-menerus dengan cara mendengar, melihat dan mengamati, serta mencatat
keadaan serta perkembangan program tersebut. Dalam seri monograf 3, UNESCO Regional Office for
Education inAsia and teh Pasific, dijelaskan bahwa monitoring adalah upaya yang dilakukan secara rutin
untuk mengidentifikasi pelaksanaan dari berbagai komponen program sebagaimana telah direncanakan,
waktu pelaksanaan program sebagai mana telah dijadwalkan, dan kemajuan dalam mencapai tujuan program.

18
Suherman dkk (1988) menjelaskan bahwa monitoring dapat diartikan sebagai suatu kegiatan, untuk mengikuti
perkembangan suatu program yang dilakukan secara mantap dan teratur serta terus-menerus.
Pengumpulan data atau informasi dalam monitoring dimaksudkan untuk mengetahui kenyataan yang
sebenarnya dalam pelaksanaan program yang dipantau. Sasaran monitoring adalah kelangsungan program
dan komponen-komponen program yang mencakup input, proses, output dan outcome. Pihak yang
melakukan monitoring adalah pengelola program dan atau tenaga profesional yang diberi tugas khusus
untuk memonitor pelaksanaan program. Hasil monitoring digunakan untuk meluruskan atau memperbaiki
program. Perbaikan program itu sendiri dilakukan dalam kegiatan supervisi, bukan dalam kegiatan
monitoring.
Monitoring selain berkaitan dengan supervisi, juga mempunyai hubungan erat dengan evaluasi program.
UNESCO (1982) mengidentifikasi lima kaitan dan perbedaan antara monitoring dan evaluasi. Pertama, fokus
monitoring adalah pada program yang sedang dilaksanakan. Bukan pada konteks kegiatan yang harus
dilakukan oleh pelaksana program. Sedangkan evaluasi sering dilakukan sejak perencanaan program. Kedua,
monitoring menitikberatkan pada aspek kuantitatif dalam pelaksanaan program yang dapat menjadi bahan
untuk kegiatan evaluasi. Evaluasi dapat melengkapi hasil monitoring dengan data tambahan yang diperlukan
sesuai dengan tujuan evaluasi yang mengarah pada aspek kualitatif. Monitoring berhubungan dengan dimensi
kuantitatif tentang efektivitas program seperti banyaknya output program, sedangakan evaluasi lebih berkaitan
dengan dimensi kualitatif tentang efektivitas program seperti sejauh mana output sesuai dengan norma atau
standar yang telah ditentukan. Ketiga, monitoring mencakup usaha untuk mengidentifikasi faktor-faktor
pendukung program, seperti faktor logistik, yang dapat membantu atau mempengaruhi penampilan
program,sedangkan evaluasi mengarah pada upata menyiapkan bahan masukan untuk pengambilan
keputusan tentang ketepatan perbaikan peluasan atau pengembangan program. Keempat, kontribusi yang
dapat dimanfaatkan dengan segera dari hasil monitoring adalah untuk kepentingan pengelolaan program,
sedangkan kontribusi evaluasi lebih terkait dengan pengambilan keputusan tentang penyusunan rancangan
dan isi program. Kelima, monitoring dan evaluasi merupakan proses yang saling melengkapi antara satu
dengan yang lainnya. Walaupun tekannya berbeda, keduanya mempunyai arah yang sama yaitu untuk
meningkatkan efektivitas program.
Langkah-langkah pokok untuk melakukan monitoring adalah sebagai berikut:
1. Pertama, menyusun rancangan monitoring, seperti untuk menghimpun data atau
informasi tentang pelaksanaan program.
2. Kedua, melaksanakan kegiatan monitoring dengan menggunakan pendekatan metode,
teknik dan instrumen yang telah ditetapkan dalam langkah pertama.
3. Ketiga, menyusun laporan.

B. Pengertian K3
Keselamatan kerja dapat diartikan sebagai suatu kondisi yang bebas dari resikokecelakaan atau
kerusakan atau dengan resiko yang relatif sangat kecil dibawah nilaitertentu (Simanjuntak, 1994). Sedangkan
kesehatan kerja dapat diartikan sebagai kondisiyang dapat mempengaruhi kesehatan para pekerja
(Simanjuntak, 1994)
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Keselamatan dan Kesehatan Kerjaa dalah suatu kondisi kerja
yang terbebas dari ancaman bahaya yang mengganggu prosesaktivitas dan mengakibatkan terjadinya cedera,
penyakit, kerusakan harta benda, sertagangguan lingkungan.OHSAS 18001:2007 mendefinisikan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja sebagai kondisi dan factor yang mempengaruhi atau akan mempengaruhi
keselamatan dankesehatan pekerja (termasuk pekerja kontrak dan kontraktor), tamu atau orang lain ditempat
kerja.Dari definisi keselamatan dan kesehatan kerja di atas serta definisi Keselamatandan Kesehatan Kerja
(K3) menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dan OHSAS dapat disimpulkan bahwa Keselamatan dan
Kesehatan kerja adalah suatu program yang menjamin keselamatan dan kesehatan pegawai di tempat kerja.

18
C. Monitoring K3
Monitoring K3 Lingkungan Kerja adalah serangkaian kegiatan pengawasan dari semua tindakan
yang dilakukan oleh pegawai pengawas ketenagakerjaan atas pemenuhan pelaksanaan peraturan perundang-
undangan atas objek pengawasan lingkungan kerja Objek pengawasan lingkungan kerja meliputi :
Faktor-faktor bahaya lingkungan kerja yang dapat menyebabkan kecelakaan kerjadan penyakit akibat kerja
adalah :
- Faktor kimia
- Faktor fisika
- Faktor biologi
- Faktor psikologi
- Faktor fisiologi

D. Tujuan Monitoring K3
a) Secara umum tujuan monitoring adalah:
Tujuan utama monitoring adalah untuk menyajikan informasi tentang pelaksanaan program sebagai
umpan balik bagi para pengelola dan pelaksanaprogram. Informasi ini hendaknya dapat menjadi masukan
bagi pihak yang berwenang untuk:
1) memeriksa kembali strategi pelaksanaan program sebagaimana sudahdirencanakan setelah
membandingkan dengan kenyataan di lapangan,
2) menemukan permasalahan yang berkaitan dengan penyelenggaraan program,
3) mengetahui faktor-faktor pendungkung dan penghambat penyelenggaraan program.

Sebagaimana halnya dengan supervisi, monitoring dapat mengguanaka npendekatan langsung dan tidak
langsung. Pendekatan langsung dilakukan apabila pihak yang memonitor melakukan kegiatannya pada lokasi
program yang sedang dilaksanakan. Teknik-teknik yang sering digunakan dalam pendekatan ini adalah
wawancara dan observasi. Kedua teknik ini digunakan untuk memantau kegiatan, peristiwa, komponen,
proses, hasil dan pengaruh program yang dilaksanakan. Pendekatan tidak langsung digunakan apabila pihak
yang memonitor tidak terjun langsung ke lapangan, namun dengan menelaah laporan berkala yang
disampaikan oleh penyelenggara program, atau dengan mengirimkan kuesioner secara berkala kepada para
penyelenggaranya atau pelaksana program.

b) Tujuan Monitoring K3
1. Mengurangi jam kerja yang hilang akibat kecelakaan kerja.
2. Menghindari kerugian material dan jiwa akibat kecelakaan kerja.
3. Menciptakan tempat kerja yang efisien dan produktif karena tenaga kerjamerasa aman dalam bekerja.
4. Meningkatkan image market terhadap perusahaan.
5. Menciptakan hubungan yang harmonis bagi karyawan dan perusahaan.
6. Perawatan terhadap mesin dan peralatan semakin baik, sehingga membuat umur alat semakin lama.

18
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN

a. Hari/Tanggal : Kamis, 4 September 2019

b. Tempat : Laboratorium Kesehatan Lingkungan

c. Jam : 14.00 WITA-16.00 WITA

d. Cara Kerja :

1. Teknik Monitoring di Laboratorium Entomologi Jurusan Kesehatan

Teknik Monitoring di dilaksanakan dengan teknik observasi. Observasi ialah kunjungan


ke tempat kegiatan secara langsung, sehingga semua kegiatan yang sedang berlangsung atau
obyek yang ada di observasi dan dapat dilihat. Semua kegiatan dan obyek yang ada serta
kondisi penunjang yang ada mendapat perhatian secara langsung.
Semua kegiatan ini akan dicatat, dianalisis dan hasilnya akan lebih baik jika dilaporkan
kepada pimpinan pabrik sebagai bahan untuk mengadakan perbaikan.

2. Langkah-langkah Melakukan Monitoring

Langkah-langkah pokok untuk melakukan monitoring adalah sebagai berikut:


a. Pertama, menyusun rancangan monitoring, seperti untuk menghimpun data atau informasi
dari laboratorium Entomologi Kesehatan Lingkungan dengan menyiapkan formulir yang
akan diisi saat melakukan observasi.
b. Kedua, melaksanakan kegiatan monitoring dengan menggunakan pendekatan metode,
teknik observasi dan instrumen yang telah ditetapkan dalam langkah pertama.
c. Ketiga, menyusun, menganalisis dan membuat laporan hasil monitoring.

18
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

FORMULIR/LEMBAR KERJA
MONITORING LINGKUNGAN KERJA

I. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

1. Nama Industri : Laboratorium Kesehatan Lingkungan


2. Alamat Industri : Jl. Mistar Cokrokusumo No.1A Banjarbaru
70714 Poltekkes Banjarmasin Banjarmasin
3. Pemilik / pengusaha : Poltekkes Kemenkes Banjarmasin
4. Tahun berdiri Industri : 1980
5. Nomor ijin Industri :
6. Jenis kegiatan usaha : Entolomogi
7. Luas Industri dan peruntukkan :
8. Sejarah pendirian Industri :

9. Lain-lain :

II. DIAGRAM/BAGAN/SIKLUS PROSES KERJA/FLOW CHART

Pembiusan Identifikasi Penyisiran Pinjal &


Identifikasi dengan
Morfologi
Mikroskop

18
III. PROSEDUR OPERASIONAL SETIAP TAHAPAN

Cara Kerja
Alat dan Bahan
1. Kunci identifikasi tikus (genera rattus)
2. Table deskripsi tikus (famili muridae)
3. Spuit (suntukan)
4. Rat trap (perangkap tikus hidup)
5. Mistar 30cm dan 50cm
6. Timbangan
7. Kantong plastik hitam volume 50gr
8. Sisir tikus/ sikat sepatu
9. Insektisida aerosol
10. Chloroform
11. Umpan tikus
12. Tikus hidup

Prosedur Kerja
 1. Pre Bitting
a) Pasanglah berbagai makanan di tempat-tempat yang akan dipasang perangkap tikus
(sesuai dengan kaidah sampling). Hindarkan kemungkinan termakan oleh binatang.
b) Biarkan selama sehari-semalam.
 2. Trapping
a) Semua perangkap yang akan dipakai, dicuci terlebih dahulu, dengan memasukanya pada
air panas, untuk menghilangkan lemak/bau khas tikus yang sudah pernah masuk kedalam
perangkap. Gunakan perangkap tikus hidup (Cage Trap)
b) Pasanglah perangkap dibeberapa tempat (sesuai dengan kaidah sampling), dengan
menggunakan umpan.

18
c) Pada pagi hari berikutnya, semua perangkap diambil. Pisahkan antara perangkap yang
kosong dan perangkap yang ada tikusnya.
d) Perangkap yang ada tikusnya dibawa ke laboratorium untuk diidentifikasi tikusnya dan
ektoparasitnya.

 Identificating
1. Perangkap yang ada tikusnya dimasukan pada kantong plastik, kemudian kantong
diikat rapat.
2. Ambil chloroform dengan spuit, kemudian disuntikan kedalam kantong tersebut.
3. Diamkan beberapa saat hingga tikus mati, kemudian kantong dibuka.
4. Bila perlu, semprotkan insectisida aerosol ke dalam kantong untuk membunuh
ektoparasit yang tidak mati oleh chloroform.
5. Perangkap dikeluarkan dari kantong, dan tikus yang mati dikeluarkan dari
perangkap.
6. Lakukan penyisiran (dengan serit atau sikat sepatu) terhadap tikus tersebut untuk
mendapatkan ektoparasit.
7. Selanjutnya, dilakukan pemeriksaan dan pengukuran terhadap tikus tersebut
dengan kunci identifikasi.dapat pula dilakukan pengukuran terutama terhadap
berat badan (BB), Panjang kepala ditambah badan (H&B), ekor (T), Cakar (HF),
telinga (E), tengkorak (SK), dan susunan susu (M).
8. Interpretasi data diatas, sesuai dengan kunci identifikasi, atau mencocokkan pada
tabel deskripsi tikus.

18
IV. DATA DEMOGRAFI TENAGA KERJA

1. Jumlah Tenaga Kerja Industri : 4 Orang


2. Distribusi tenaga kerja berdasarkan :
a. Jenis Kelamin : Laki-laki : 2 Orang
Perempuan : 2 Orang
b. Usia : Umur 30 tahun : 4 Orang
Umur ............................... : Orang
Umur ............................... : Orang
Umur ............................... : Orang
Umur ............................... : Orang
Umur ............................... : Orang
c. Masa Kerja : <10Tahun : 2 Orang
>10Tahun : 2 Orang
.......................... Tahun : Orang
.......................... Tahun : Orang
.......................... Tahun : Orang
d. Jam Kerja Perhari : 8 Jam : 4 Orang
.......................... Jam : Orang
.......................... Jam : Orang
.......................... Jam : Orang
.......................... Jam : Orang
e. Lama Istirahat : 1 Jam : 4 Orang

18
.......................... Jam : Orang
.......................... Jam : Orang
.......................... Jam : Orang
f. Pendidikan : SD/Sederajat : Orang
SMP/Sederajat : Orang
SMA/Sederajat : 1 Orang
Diploma 1 dan 3 : 1 Orang
Diploma 4/S1 : Orang
S2 : 2 Orang
S3 : Orang
g. Status Kerja : Karyawan Tetap : 4 Orang
Karyawan Non Tetap : Orang
h. Lain-lain : ......................................... : Orang
......................................... : Orang
......................................... : Orang
......................................... : Orang
......................................... : Orang

V. KONDISI TEMPAT KERJA

1. Denah dan situasi Industri :

2. Bahan-bahan digunakan :
a. Bahan baku : Sampel tikus
b. Hasil akhir : Ada atau tidaknya pinjal pada
tikus yang diperiksa
c. Hasil antara : -
d. Hasil sampingan : -
3. Penanganan sisa-sisa produksi : Untuk sisa-sisa produksi
(limbah cair), tidak diolah dan
langsung dibuang

18
4. Keselamatan Bahan Kimia (MSDS) : Ada

5. Sistem pelayanan kesehatan kerja :


a. Pemeriksaan kesehatan awal : Ada / Tidak Ada
b. Pemeriksaan kesehatan rutin : Ada / Tidak Ada
c. Pemeriksaan kesehatan khusus : Ada / Tidak Ada
d. Pemeriksaan kesehatan memasuki pensiun : Ada / Tidak Ada
6. Penyediaan Alat Pelindung Diri (APD) :
a. Tersedia untuk tenaga kerja : Ada / Tidak Ada
b. Jenis/macam sesuai potensi bahaya : Ya / Tidak
c. Tersedia sesuai jumlah tenaga kerja : Ya / Tidak
d. Jadwal penggantian APD :
7. Fasilitas Sanitasi Industri :
a. Penanganan Sampah/Tempat Sampah
 Sumber :
 Volume/Timbulan Sampah/hari :
 Jumlah Tempat Sampah Sementara :
 Cara pengelolaan sampah :

b. Penyediaan air bersih/air minum


 Sumber : PDAM
 Kebutuhan : Praktik
 Pengolahan : Penyulingan
 Sistem distribusi : Pipa kran
 Persyaratan : Sesuai standar baku mutu
 Pemeriksaan :

18
c. Pengelolaann limbah cair
 Jenis limbah : Sisa pabrik
 Pengolahan : -
 Kualitas : Sesuai standar baku mutu
 Kuantitas :
 Pembuangan/pemusnahan : Dibuang di wastafel
 Pemeriksaan :
d. Keberadaan vektor penyakit
 Indeks lalat: < 8 ekor/grill (100 x 100 cm) : Ya / Tidak
 Indeks kecoa: <2 ekor/plate (20 x 20 cm) : Ya / Tidak
 Indeks kontainer: < 5% : Ya / Tidak
 Tikus: setipa ruang kerja bebas tikus : Ya / Tidak
e. Tempat cuci tangan
 Kegunaan : Untuk mencuci tangan
 Jumlah : 1
 Kebersihan : Bersih
 Kelengkapan : Kurang kain untuk mengeringkan
tangan ( lap )
 Lain-lain : -

f. Toilet/Kamar Mandi/WC Industri


 Toilet terpisah untuk tenaga kerja pria &
wanita : Ya / Tidak
 Toilet dibersihakan minimal 2 kali/hari : Ya / Tidak
 Toilet tidak menjadi BP vektor : Ya / Tidak
 Memp. Toilet dengan jumlah wastafel,
jamban & peturasan yg sesuai : Ya / Tidak
g. Kamar ganti dan menyimpan pakaian : Ada / Tidak Ada
h. Kantin : Ada / Tidak Ada
i. Tempat istirahat : Ada / Tidak Ada
j. Penyehatan ruang dan bangunan
1) Persyaratan bangunan
- Kuat : Ya / Tidak

18
- Terpelihara : Ya / Tidak
- Bersih : Ya / Tidak
- Bebas gangguan kesehatan/KAK : Ya / Tidak
2) Lantai
- Terbuat bahan kuat : Ya / Tidak
- Kedap air : Ya / Tidak
- Permukaan rata : Ya / Tidak
- Tidak licin : Ya / Tidak
- Pertemuan dinding dan lantai bentuk
conus : Ya / Tidak
3) Dinding
- Rata : Ya / Tidak
- Bersih : Ya / Tidak
- Warna terang : Ya / Tidak
- Permukaan dinding yang kena percikan
air terbuat bahan kedap air : Ya / Tidak
4) Atap dan Langit-langit
- Tidak bocor : Ya / Tidak
- Cukup landai : Ya / Tidak
- Bersih : Ya / Tidak
- Bebas retakan dan lubang : Ya / Tidak
- Tidak menjadi sarang vektor : Ya / Tidak
- Tinggi minimal 2,4 meter di atas lantai : Ya / Tidak
5) Ventilasi
- Jumlahnya 10% dari luas lantai : Ya / Tidak
- Cross ventilation : Ya / Tidak
k. Pengamanan instalasi di Industri
 Perjaringan pipa/kabel : Ada / Tidak Ada
 Penangkal petir : Ada / Tidak Ada
 Lain-lain :

18
l. APAR
 Jenis : Powder
 Klasifikasi : A,B,C
 Media :
 Penempatan : Disetiap ruangan
 Petunjuk penggunaan :
 Jumlah : Disetiap ruang ada 1
 Pemeliharaan : Rutin diganti setiap kadaluarsa
 Lain-lain :

m. Pertolongan pertama Pada Kecelakaan :


 Ruang : -
 Kotak P3K dan isinya : Ada
 Alat evakuasi : Ada
 Alat transportasi : Ada
 Fasilitas tambahan : Tidak ada
 Lain-lain :

n. Ketanggapdaruratan :
 Jalur evakuasi : Ada / Tidak Ada
 Tangga darurat : Ada / Tidak Ada
 Alarm : Ada / Tidak Ada
 Lain-lain :

8. Fasilitas Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) :


a. Sarana kesehatan
 Poliklinik/RS : Ada / Tidak Ada
 Perlengkapan K3 (P3K, obat-obatan, dll) : Ada / Tidak Ada
 Ambulans : Ada / Tidak Ada
b. Manajemen dan Administrasi
 Organisasi K3 : Ada / Tidak Ada
 Rekruitmen TK : Ada / Tidak Ada
 Pendidikan dan Pelatihan TK : Ada / Tidak Ada
c. Tenaga kesehatan
 Dokter : Ada / Tidak Ada
 Perawat : Ada / Tidak Ada

18
 Ahli gizi : Ada / Tidak Ada
 Petugas P3K : Ada / Tidak Ada
 Petugas safety : Ada / Tidak Ada
d. Sarana keselamatan kerja di Industri :
 Pemadam kebakaran (APAR, Hidrant, dll) : Ada / Tidak Ada
 Mobil pemadam kebakaran : Ada / Tidak Ada
 Jalur evakuasi : Ada / Tidak Ada
 Poster/pesan K3 : Ada / Tidak Ada
 Tenaga Safety : Ada / Tidak Ada
9. Asuransi/Jaminan/Tunjangan :
a. Jamsostek/BPJS Tenaga kerja : Ada / Tidak Ada
b. Program pemeliharaan kesehatan : Ada / Tidak Ada
c. Tunjangan hari raya : Ada / Tidak Ada
d. Lain-lain :

VI. ALAT DAN MESIN DIGUNAKAN di INDUSTRI

Lup (Kaca Pembesar)


Pisau bedah
Jarum seksi
Nampan
Roden trap
Sisir pinjal
Penggaris
Kertas putih

VII. DATA PAK & KAK di INDUSTRI

1. Penyakit akibat kerja di Industri :


a. Jenis penyakit ditemukan : -

b. Penyebab : -

c. Akibat : -

d. Pencatatan dan pelaporan : -

2. Kecelakaan akibat kerja di Industri : Tidak Ditemukan adanya KAK

18
a. Jenis KAK : -
b. Penyebab KAK : -
c. Sifat luka : -
d. Letak luka : -
e. Rata-rata hilang hari kerja : -
f. Tempat KAK : -
g. Waktu KAK : -
h. Upaya Pertolongan : -

i. Pencatatan dan pelaporan : -

VIII.UPAYA PENGENDALIAN YANG DILAKUKAN di INDUSTRI

1. Pengendalian secara teknik Menyimpan cairan racun seperti


Cloroform dan pestisida di dalam
lemari yang jauh dari jangkauan.

2. Pengendalian secara administratif Terdapat SOP dan tanda berupa


tulisan yang berisi peringatan
tentang cara kerja serta bahaya
dari bahan dan alat.

3. Penggunaan alat pelindung diri Menggunakan masker, sarung


tangan lateks dan jas
laboratorium saat sedang
bekerja.

TABEL1. IDENTIFIKASI HAZARD POTENTIAL (PAK)DI INDUSTRI

TAHAPAN PROSES HAZARD POTENTIAL


NO.
PRODUKSI FISIKA KIMIA BIOLOGI FISIOLOGI PSIKOLOGI
1. Pemeriksaan vektor Infeksi Keracunan Terkena Tekanan
(Identifikasi tikus dan akibat cloroform penyakit - psikologi
pembuatan preparat) luka akibat akibat
gores bakteri serangan
yang dari hewan
dibawa vektor
oleh

18
pinjal

TABEL 2. IDENTIFIKASI HAZARD POTENTIAL (KAK)DI INDUSTRI

TAHAPAN KLASIFIKASI KAK


NO. PROSES SIFAT LETAK HILANG
JENIS PENYEBAB WAKTU KAK
PRODUKSI LUKA LUKA HR KERJA
1. Pemeriksaan Luka Tergores Luka Di area Saat proses
vektor gores pisau ringan tangan pembedahan
(Identifikasi bedah _
tikus dan
pembuatan
preparat)

TABEL 3. HASIL PENILAIAN LINGKUNGAN KERJADI INDUSTRI

PENILAIAN
NO. TAHAPAN PROSES PROD ITEM PENILAIAN
HASIL NAB
1.
Pemeriksaan vektor Memenuhi syarat
(Identifikasi tikus dan
pembuatan preparat)
_ _

TABEL 4. HASIL PENILAIAN KESEHATAN TENAGA KERJADI INDUSTRI

PENILAIAN
NO. TAHAPAN PROSES PROD ITEM PENILAIAN
HASIL NAB
1. Pemeriksaan vektor Memenuhi syarat
(Identifikasi tikus dan
pembuatan preparat) _ _

18
TABEL 5. INTERVENSI /REKOMENDASI PENGENDALIAN K3

TAHAPAN INTERVENSI
NO. PROSES HAZARD POTENTIAL
EC AC PPE
PRODUKSI
1. Pemeriksaan  Luka gores Menyimpan Terdapat Menggunakan
vektor  Tergores pisau cairan racun
SOP dan masker,
(Identifikasi  bedah seperti
tikus dan  Luka ringan Cloroform dan tanda berupa sarung tangan
pembuatan  Di area tangan pestisida di
preparat) dalam lemari tulisan yang lateks dan jas
yang jauh dari berisi laboratorium
jangkauan
peringatan saat sedang
tentang cara bekerja.
kerja serta
bahaya dari
bahan dan
alat.

Banjarbaru, 04 September 2019


Petugas Monitoring
Diperiksa Oleh:
1. Annisa Febriani
2. Galuh Lejisha Inugrahany
3. Ismi Ridha
4. Jumiatul Khairiyah
5. Laila Safitri
6. Muhammad Jamil Ihza Putra
7. Putri Syifa Maysurah
Arifin, S.KM, M.Kes 8. Ryesa Aprilianti Khatimah
..................................................................... 9. Sthevany Evangelista
NIP 10. Susy Pujianti Kusuma
11. Yasminda Ika Wardani

18
B. Pembahasan
Di laboratorium entomologi Jurusan Kesehatan Lingkungan terdapat empat orangkariyawan
tetap yang mengelola laboratorium tersebut dengan umur rata-rata lebih dari 30 tahun
danmemiliki latar belakang pendidikan SMA/Sederajat, Diploma 3 serta S2. Para pegawai di
Laboratorium tersebut memiliki masa kerja mulai dari 9 tahun hingga lebih dari 10 tahun
dengan lama kerja masing-masing selama 8 jam dan 1 jam istirahat setiap kali hari kerja.
Laboratorium entomologi Jurusan Kesehatan Lingkungan memiliki kondisi tempat kerja yang
sudah cukup baik seperti penyediaan alat pelindung diri serta kotak P3K yang telah lengkap
dan sesuai dengan standar yang ada, penyediaan air bersih yang cukup baik, tidak terdapat
verktor penyakit, terdapat tempat untuk mencuci tangan(wastafel) yang sudah cukup bersih,
dan terdapat toilet/kamar mandi industri yang rutin dibersihkan sehingga juga sudah cukup
baik, kondisi bangunan laboratorium entomologi juga terlihat sudah sangat baik, bersih dan
kokoh, didalam ruangan tersebut telah tersedia sistem keamanan/pengamanan instalasi yang
cukup baik . Meskipun begitu, masih terdapat beberapa kekurangan seperti penanganan sisa
hasil produksi yang tidak langsung diolah terlebih dahulu melaikan langsung dibuang ke
dalam saluran air, sistem pelayanan kesehatan kerja yang hanya ada pada waktu tertentu,
fasilitas sanitasi industri yang masih kurang karena belum terdapat sistem pengelolaan
sampah maupun limbah cair yang baik.
di Laboratorium Entomologi tidak ditemukan adanya PAK dan KAK yang terjadi. Upaya
pengendalian yang dilakukan baik secara teknik, administratif maupun penggunaan alat
pelindung diri telah dilakukan dengan baik.
Parameter pemeriksaan di laboratorium entomologi :
- Identifikasi pinjal
- Identifikasi lalat
- Identifikasi nyamuk
- Identifikasi tikus
- Identifikasi seksi saliva dan ovarium nyamuk
- Survey entomologi

18
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

a. Monitoring K3 Lingkungan Kerja adalah serangkaian kegiatan pengawasan dari semua tindakan
yang dilakukan oleh pegawai pengawas ketenagakerjaan atas pemenuhan pelaksanaan peraturan
perundang-undangan atas objek pengawasan lingkungan kerja

b. Teknik Monitoring di Laboratorium Entomologi Jurusan Kesehatan Lingkungan


Politeknik Kesehatan Banjarmasin dilaksanakan dengan teknik observasi. Observasi
ialah kunjungan ke tempat kegiatan secara langsung, sehingga semua kegiatan yang
sedang berlangsung atau obyek yang ada di observasi dan dapat dilihat. Semua
kegiatan dan obyek yang ada serta kondisi penunjang yang ada mendapat perhatian
secara langsung.

2. Saran

18
Diharapkan kepada mahasiswa/i agar dapat memahami dan mempelajari lebih dalam
tentang Tehnik Monitoring Promosi K3. Semoga laporan yang kami buat bisa menjadi
bahan ajaran yang bermutu dan bermanfaat bagi kita semua. Dan dapat menjadikan
kami kedepannya seorang tenaga kesehatan yang mandiri dan kompeten dalam
bidangnya masing-masing.

Daftar Pusaka
Makalah monitoring K3 https://publichealthpromosion.blogspot.com/2016/05/makalah-monitoring-
k3.html

18

Anda mungkin juga menyukai