Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM SPPK

PENGGULUNGAN SELANG

Kelompok 05
Nama : Bella Naziel Iqmalia
NRP 0516040004
Kelas : K3-4A

TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN


KERJA POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI
SURABAYA 2018
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


K3 menjadi salah satu bagian penting dalam industrialisasi dewasa ini.
Efisiensi biaya dan peningkatan keuntungan semakin diperhatikan seiring
dengan penekanan resiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Terjadinya
kecelakaan industri menyebabkan terhambatnya produksi yang akan
berdampak pada penurunan produksi serta kerugian perbaikan maupun
pengobatan. Oleh karena itu K3 harus dikelola sebagaimana pengelolaan
produksi dan keuangan serta fungsi penting perusahaan yang lainnya. Salah
satu jenis kecelakaan yang sering dijumpai dan menimbulkan kerugian yang
sangat besar adalah kebakaran (Disnaker, 2008). Semakin banyaknya
kebakaran yang terjadi, maka semakin meningkat pula kebutuhan akan
pemadam kebakaran. Berprofesi sebagai seorang pemadam kebakaran, wajib
bagi mereka memeriksa seluruh peralatan pemadam dan merupakan suatu
kewajiban yang harus dilakukan. Begitupun dengan alat atau media pemadam
kebakaran yang bermacam-macam. Salah satunya adalah hydrant. Hydrant
merupakan instalasi pemipaan untuk menyalurkan air sebagai sarana
pemadam kebakaran (Eko K, 2012). Hydrant merupakan peralatan pemadam
kebakaran yang perlu untuk dilakukan perawatan peralatan. Salah satu faktor
penting dalam penyimpanan peralatan hidran adalah teknik menggulung
selang. Dimana sangat diperlukan pengetahuan dan pendidikan sejak dini,
karena jika tidak maka akan berpotensi berakibat fatal saat kondisi kacau
terjadi kebakaran. Seorang holeman adalah sebutan personel fire brigade yang
tugasnya menangani selang yang biasanya berjumlah 2 orang dalam 1 tim.
Oleh karena itu, pada praktikum dengan judul pengemasan selang ini kita
dapat mengetahui bagaimana cara mengemas/menggulung dan merawat
selang dengan menggunakan teknik yang telah ditentukan.
1.2 Tujuan
Tujuan diadakannya praktikum kali ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengaplikasikan teori pemadaman kebakaran.
2. Untuk memahami prosedur penggulungan selang pemadam kebakaran.

1.3 Manfaat
Dengan dilakukannya praktikum ini, maka diharapkan mampu
memberikan manfaat bagi pihak – pihak yang terkait antara lain yaitu sebagai
berikut :
a. Mahasiswa
Dapat terampil dalam melaksanakan dan mengaplikasikan teori
yang diperoleh dari mata kuliah SPPK ataupun K3 tentang
pengemasan selang pemadam.

b. Dosen
Mengetahui kemampuan dan keterampilan mahasiswa dalam
menerapkan teori K3 dan pengemasan/penggulungan selang pemadam.
BAB II
DASAR TEORI

1.1 Instalasi Hidran Kebakaran


Hidran kebakaran (Fire Hydrant) adalah suatu sistem atau rangkaian
instalasi pemipaan untuk menyalurkan air dengan tekanan tertentu yang
digunakan sebagai sarana pemadaman kebakaran (Eko K, 2012)

Gambar 2.1 Instalasi Hidran


Sumber : Allpumps.com.au

1.2 Fire Hose (Selang Pemadam Kebakaran)


Fire Hose (Selang Pemadam Kebakaran) adalah selang tekanan tinggi
yang membawa air atau tahan api lainnya (seperti busa) ke api untuk
memadamkannya. Fire Hose terdiri dari 2 jenis, yaitu Fire Hose yang
dipasang indoor dan Fire hose yang dipasang outdoor. Fire hose indoor
dipasang permanen pada pipa tegak atau pipa system bangunan sedangkan
Fire hose outdoor dipasang pada mobil pemadam kebakaran atau fire hydrant.

Gambar 2.2 Fire Hose


Sumber : indiamart.com
1.3 Jenis Jenis Selang Pemadam Kebakaran
Selang pemadam kebakaran (Selang Hydrant) memiliki tiga jenis, antara
lain yaitu sebagai berikut :
1. Selang Hydrant I
Hydrant gedung yang menggunakan selang pemadam dengan ukuran
2,5”.
2. Selang Hydrant II
Hydrant gedung yang menggunakan selang pemadam dengan ukuran
1,5” yang terletak disetiap lantai gedung.
3. Sealng Hydrant III
Hydrant gedung yang mengunakan selang pemadam campuran dengan
ukuran 2,5” dan 1,5”.

Gambar 2.3 Selang Hydrant


2.3 Prinsip Cara Menggelar Selang
Adapun dalam menggelar selang harus memperhatikan beberapa hal
sebagai berikut :
1. Arah lemparan dari sumber air kearah api.
2. Gelaran selang tidak boleh terpuntir.
3. Selang tidak boleh ditarik atau ditarik sepanjang permukaan tanah.
Untuk selang yang digulung harus memperhatikan beberapa hal sebagai
berikut :
1. Dengan melempar mendatar kebawah.
2. Dengan dibawa berjalan
3. Untuk lipatan, ujungnya langsung dibawa kearah api.
2.4 Kerusakan selang
Titik berat dari metode pembuatan selang adalah agar tanggung jawab
kerusakan selang dapat perhatian sepenuhnya. Hal ini penting bahwa semua
fireman dapat mengetahui cara memelihara selang dan bagaimana memenuhi
panggilan bila terjadi kebakaran. Kerusakan selang dapat dihindari dengan
personil agar hati-hati dalam menggunakan selang.Kemampuan yang tinggi
dan banyaknya pengalaman diperlukan perusahaan untuk mengji dan
memelihara selang.Hal ini dapat memacu sikap hati-hati dan menambah
pengetahuan tentang selang.
Penyebab kerusakan selang antara lain:
1. Abrasi (gesekan)
Abrasi adalah rusaknya selang akibat adanya gesekan air dengan
volume yang besar saat dilakuan proses pemadaman (berkaitan dengan
cara pembenahan selang).
2. Mildew (lapuk)
Mildew merupakan lapuknya selang akibat selang dalam keadaan
belum kering (masih setengah basah) disimpan dalam waktu yang
lama.
3. Shock (kejutan)
Shock merupakan kondisi selang yang tidak digunakan dalam
waktu lama tiba-tiba digunakan secara langsung untuk mengalirkan air
dalam volume yang besar.
4. Asam, minyak, pekumas dan bahan bakar.
Apabila selang yang digunakan dalam pemadaman terlalu banyak
terkena minyak pelumas maupun zat cair yang digunakan bersifat
asam akan mengalami pengeroposan.
2.5 Standar Yang Digunakan
1. NFPA 1961, Standard on Fire Hose, list specifications for fire hose
2. NFPA 1963, Standard for Fire Hose Connections, lists specifications
for fire hose couplings and screw threads
3. NFPA 1901, Standard for Automotive Fire Apparatus, requires
pumpers to carry varying sizes/amounts of hose.
4. NFPA,2013.Design Requirment Of Fire Hose. America : National Fire
Protection Associattion.
5. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 02/ KPTS/ 1985 tentang
ketentuan Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran Pada Bangunan
Gedung pada pasal 20 tentang persyaratan teknis dan pemasangan
hydrant kebakaran
2.6 Jenis Penggulungan Selang
1. The roll or coil/ donut rol (digulung tunggal)

Gambar 2.4 donut rol


2. Dutch roll or roll on the bright (digulung ganda)

Gambar 2.5 Dutch roll or roll on the bright


3. Twin donut roll

Gambar 2.6 Twin donut roll


4. Self-locking twin donut rol
Gambar 2.7 Self-locking twin donut rol
5. Flaking (dilipat)

Gambar 2.8 Flaking (dilipat)


2.7 Cara Perawatan Selang Kebakaran
Berikut adalah cara merawat selang kebakaran :
1. Selang pemadaman sering dilakukan sebagai latihan
2. Mengeringkan setelah digunakan
3. Memperhatikan cara membuka selang
4. Meminimalkan penarikan selang
5. Menyimpan selang dengan benar
BAB III
PROSEDUR KERJA

1.1 Diagram Alir Praktikum


Berikut adalah diagram alir praktikum penggulungan selang kebakaran
dapat dilihat pada Gambar 3.1
Mulai

Mempelajari teknik menggulung selang

Menyiapkan selang untuk praktikum

Melakukan praktek penggulungan selang

Analisa hasil praktikum

Selesai

Gambar 3.1 Diagram Alir Praktikum

1.2 Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
1. Selang pemadam kebakaran
1.3 Prosedur Kerja
a. The roll or coil (gulung tunggal)
Metode ini adalah selang diletakaan dilantai dan mulai digulung dari
kopling female dan kopling male ada diluar gulungan. Selang gulungan
tunggal ditunjukan pada Gambar 3.2.

Gambar 3.2 Selang dengan Gulungan Tunggal


b. Dutch roll or Roll on the bight (gulungan ganda)
Selang digelar diatas tanah dan coupling female diletakan dibagian
dalam tekukan kurang lebih 60 cm. kemudian digulung bersama-sama
sehingga pada akhir gulungan, coupling female tetap berada didalam.
Cara memasangnya coupling male dipasang pada hydrant dan coupling
female dilarikan kea rah sumber api. Gambar 3.3 dan 3.4 dibawah
menunjukan selang gulung ganda.

Gambar 3.3 Dutch roll or Roll on the bight

B
A

Gambar 3.3 Model Gulung Ganda A, B, C

c. Flaking (dilipat)
Pada sistem ini bidang dilipat pada bagian belakang dan depannya,
sehingga coupling female dan coupling male saling terpisah dibagian luar
dan melindungi bagian tengah dari lipatan. Teknik flaking dilanjutkan
pada gambar 3.4
Gambar 3.4 Teknik Flaking

d. Model angka 8 (figure of eight)


Bentuk gulungan selang seperti angka .Hal ini sangat menguntungkan
untuk menghindari lekukan pada lipatan sehingga selan dapat bergerak
leluasa. Teknik gulungan angka 8 di tunjukan pada gambar 3.5

Gambar 3.5 Gulungan Model Angka 8


BAB IV

PEMBAHASA

4.1 Analisa Praktikum

Gambar 4.1 Praktikum Penggulungan Selang

Pada kali ini praktikum penggulungan atau pengemasan selang hydrant


dilakukan di lantai 1 Laboratorium Terintegrasi Politeknik Perkapalan Negeri
Surabaya yang dilakukan pada Hari Jumat tanggal 17 Mei 2018 pukul 08.30
WIB hingga selesai. Praktikum pengemasan selang dilakukan setelah
persiapan alat dan bahan yang digunakan telah selesai. Kemudian, sebelum
memulai praktikum, harus memahami secara seksama mengenai metode
pengemasan atau penggulungan selang yang akan digunakan. Saat ini
praktikan melakukan praktikum pengemasan selang menggunakan metode
twin. Berikut ini merupakan hal-hal yang harus diperhatikan selama proses
penggulungan selang dengan metode gulung twin adalah sebagai berikut :

1. Kerapian

Hasil dari gulungan selang usahakan harus rapi. Jadi, sebagai


praktikan tidak hanya melakukan proses penggulungan selang saja, namun
juga harus memperhatikan kerapian. Hal ini bertujuan agar mudah dalam
penyimpanannya. Selain itu, untuk mempermudah dalam pembentangan
selang saat sebelum digunakan.

2. Peletakan tanda garis biru pada selang


Kita sebagai praktikan harus memperhatikan peletakan tanda garis
biru pada selang dan tidak boleh melakukan kesalahan dalam
peletakannya. Garis biru yang terdapat pada selang selalu dalam kondisi di
luar gulungan. Hal ini ditujukan agar saat pembentangan selang tidak
terhambat akibat penggulungan yang salah.

3. Waktu

Sebagai praktikan harus memanfaatkan waktu sebaik mungkin.


Usahakan dalam proses penggulungan menghasilkan gulungan yang rapi
dengan waktu yang seminimal mungkin.

Dokumentasi praktikum pengemasan selang yang dilakukan praktikan


dapat dilihat pada link di bawah ini :

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, prosedur yang benar


mengenai penggulungan selang secara twin yaitu sebagai berikut :

1. Menyiapkan selang yang akan digulung dan dirapikan. Pastikan posisi


selang tidak terbelit untuk mempermudah dalam proses penggulungan.

Gambar 4.2 Pembentangan Selang

2. Dalam metode twin, pastikan selang dalam posisi terbagi menjadi dua dan
sejajar satu sama lain. Selain itu pastikan garis biru pada selang berada
pada bagian luar gulungan selang.
Gambar 4.3 Persiapan sebelum Penggulungan

3. Melakukan penggulungan selang dengan perlahan untuk menghasilkan


gulungan yang rapat dan rapi. Untuk metode twin, ujung dari
pertengahan selang terbentuk menjadi segitiga terlebih dahulu lalu
menggulungnya.

Gambar 4.4 Penggulungan selang dengan rapat dan rapi

4. Menyelesaikan penggulungan selang hingga sampai pada coupling. Pada


hasil gulungan selang, coupling perempuan dan laki-laki terletak secara
sejajar.

Gambar 4.5 Menyelesaikan Penggulungan


Pada praktikum penggulungan selang tidak ada bahaya yang serius dan
mengkhawatirkan. Hanya saja perlu berhati-hati saat menggulung selang agar
tangan tidak terjepit. Selain itu, kita juga harus berhati- hati saat membawa
selang yang sudah tergulung dan rapi supaya tidak terjatuh menimpa kaki,
karena beban selang sangat berat sekitar ± 8kg.

Tidak terlepas dari kesalahan manusia atau human error dalam setiap
aktivitas, berikut merupakan link dokumentasi selang yang menunjukkan
beberapa kesalahan, yaitu :

4.2 Pembahasan

Metode gulung tunggal pada penggulungan selang adalah sebuah metode


yang dilakukan dengan cara meletakkan selang pada lantai. Metode
penggulungan selang terbagi menjadi 6, yaitu :

1. Metode Single

2. Metode Double

3. Metode Double Pengunci

4. Metode Twin

5. Metode Twin Pengunci

6. Metode Delapan

Kemudian selang digulung sesuai dengan metode yang digunakaan. Untuk


metode twin, metode ini cukup mudah dibandingkan dengan metode gulung
selang lainnya. Penggulungan selang merupakan suatu hal yang terlihat
mudah, namun dalam hal ini penggulungan selang harus dilakukan dengan
cepat dan tepat. Karena selang yang akan digulung adalah selang yang
merupakan bagian dari hydrant system. Dimana, hydrant system merupakan
sebuah alat yang digunakan untuk proses pemadaman kebakaran dalam skala
besar, sehingga tidak boleh terdapat kesalahan saat menggulung selang. Jika
terjadi kesalahan saat menggulugnya, maka akan mempersulit proses
pembentangan selang dan akan menghambat proses pemadaman kebakaran.
Saat praktikum penggulungan selang dengan metode gulung twin, saya
sebagai praktikan tidak mengalami kesulitan dalam melakukan
penggulungan. Karena penggulungan selang dengan metode ini, prosedurnya
cukup mudah. Sebagai praktikan harus menjaga komunikasi dengan baik
supaya menghasilkan gulungan selang yang rapi. Seharusnya saat
menggulung selang, kita sebagai praktikan harus berjalan mengikuti alur
selang, supaya selang tidak cepat rusak.

Berdasarkan link yang telah disebutkan mengenai beberapa kesalahan yang


sering terjadi saat praktikum, diantaranya :

1. Persiapan sebelum melakukan penggulungan tidak sesuai (baik peletakan


coupling, garis biru pada selang, dan penyesuaian dengan metode yang
digunakan)

2. Tidak menggunakan safety shoes

3. Kurang terjalinnya komunikasi antar anggota kelompok

4. Kurang rapi saat penggulungan

5. Waktu yang digunakan cukup banyak

Metode gulung selang yang efektif dan benar dapat dilihat pada link
berikut ini :
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdsarkan praktikum penggulungan selang twin yang telah dilakukan


dapat disimpulkan bahwa :

1. Penggulungan selang dengan metode twin cukup mudah dan cepat jika
dibandingkan dengan penggulungan selang menggunakan metode yang
lain
2. Coupling pada penggulungan selang menggunakan metode twin terletak
secara sejajar antara coupling perempuan dan coupling laki-laki

5.2 Saran

Dalam praktikum kali ini terdapat beberapa saran yang mungkin bisa
diperbaiki untuk kedepannnya, yaitu :

1. Seharusnya setiap praktikan melakukan semua metode agar dapat


membedakan metode yang dilakukan

2. Sebelum melakukan penggulungan, pastikan persiapan yang telah


dilakukan telah sesuai dengan metode yang digunakan

3. Seharusnya praktikan memperhatikan hal-hal penting sebelum melakukan


praktikum
DAFTAR PUSTAKA

Disnaker Jatim, 2008. Standar Pelayanan Higiene Perusahaan, Kesehatan dan


Keselamatan Kerja. (http://disnaker.jatimprov.go.id/index.php). Diakses
tanggal 24 April 2018.

Handoko, Lukman. 2009. Buku Petunjuk Praktek SPPK. Surabaya : Politeknik


Perkapalan Negeri Surabaya

Kiswanto, Eko. 2012. Instalasi Hidran Kebakaran.


(https://www.slideshare.net/ekokiswantoslide/materi-pelatihan-hydrant-
1). Diakses pada 24 April 2018
TUGAS PENDAHULUAN

Nama : Bella Naziel Iqmalia


Kelas : K3-16A
NRP : 0516040004

1. Sebutkan jenis-jenis selang pemadam kebakaran!


Jawab :
Selang pemadam kebakaran (selang hydrant) memiliki tiga jenis/macam,
antara lain :
1. Selang Hydrant Kelas I
2. Hydrant gedung yang menggunakan selang pemadam dengan

ukuran2 1⁄2 ".

3. Selang Hydrant Kelas II


4. Hydrant gedung yang menggunakan selang pemadam dengan

ukuran1 1⁄2 " yang terletak di tiap lantai gedung.

5. Selang Hydrant Kelas III


6. Hydrant gedung yang menggunakan selang pemadam campuran

dengan ukuran2 1⁄2 "dan 1 1⁄2 ".


2. Apa yang dimaksud dengan Hoserell, Coupling, Siemes connection?
Jawab :
1. Hoserell adalah selang yang digunakan untuk mengalirkan air pada
bagian ujungnya selalu terpasang nozzle secara tetap dihubungkan
secara permanen dengan sumber air bertekanan.
2. Coupling adalah perlengkapan dari setiap selang, strainer, nozzle, dan
pipa outlet/inlet kendaraan pemadam yang berfungsi untuk
menghubungkan atau menyambungkan :
- Dari satu selangk eselang yang lain
- Dari satu selang ke nozzle (alat pemancar)
- Dari satu selang pesngisap ke strainer (saringan)
- Dari satu selang ke discharge pipa pengeluaran dari mesin
pompa (discharge outlet)
- Dari satu selang ke hydrant (sumber air bertekanan).
3. Siemes connection adalah jeniscabang yang digunakan untuk
menyambung / menggabungkan dari dua pancaran menjadi satu
pancaran untuk memperoleh kapasitas jumlah pancaran.

Anda mungkin juga menyukai