Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIKUM

SISTEM PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN

PENGGULUNGAN SELANG

Oleh :
Nama : Imroatul Mufidah
Kelas : K3-4D
NRP : 0516040110
Kelompok :2

TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA
2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kebakaran merupakan suatu bencana yang waktu kejadiannya tidak dapat diduga,
namun bahaya kebakaran tersebut dapat diminimalisir terhadap tingkat kerugiannya
dengan upaya-upaya yang efektif dan sistematis. Salah satu faktor yang paling dominan
menyebabkan kebakaran adalah semakin tingginya laju pertumbuhan pembangunan di
berbagai sector. Untuk mengantisipasi besarnya potensi bahaya kebakaran tersebut,
Pemerintah Daerah perlu mengupayakan penyediaan sarana dan prasarana perkotaan
yang dapat dimanfaatkan dalam upaya pencegahan dan penanggulangan kebakaran
seperti, sarana komunikasi massa, pos-pos kebakaran dan sarana pemadam. Salah satu
sarana pemadaman yang sering dipakai yakni hidran. Kebakaran dapat dikendalikan
secara maksimal jika sistim hidran tersebut dirawat dengan baik.
Seperti halnya selang kebakaran, selang kebakaran terbagi menjadi berbagai jenis
berdasarkan tekanan dan fluida yang akan melewatinya. Ketahanan dan kekuatan selang
dapat terjaga jika selang tersebut digunakan dengan prosedur yang benar. Prosedur
penggunaan selang kebakaran yang salah dapat mengurangi umur dari selang tersebur
seperti saat kita menggelar atau menggulung selang kebakaran, selang tersebut kita tarik
hingga bergesekan dengan benda sekitar atau lantai serta penyimpanan selang yang salah.
Hal tersebut harus kita hindari karena dapat membahayakan pemadam kebakaran saat
bertugas di dalam ruangan yang terbakar. Oleh karena itu, dalam praktikum ini kita akan
berlatih menggulung selang kebaran (fire hose) agar tidak mengalami kerusakan seperti
selang sobek dan ketika akan menggunakan selang kebakaran tidak tejadi masalah
dengan selang kebakaran tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana mangaplikasikan teori perawatan peralatan pemadaman kebakaran ?
2. Bagaimana memahami tentang prosedur penggulungan selang pemadam kebakaran?

1.3 Tujuan Praktikum


1. Mampu mangaplikasikan teori perawatan peralatan pemadaman kebakaran.
2. Mampu memahami tentang prosedur penggulungan selang pemadam kebakaran.
1.4 Manfaat
1. Dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang selang hydrant. Khususnya teknik
menggulung selag hydrant.
2. Dapat melatih dan memberi contoh yang baik, benar dan efidie kepada orang lain
tentang cara menggulung selang hydrant.
3. Dapat mengaplikasikan teori teknik menggulung selang hydrant.
BAB II
DASAR TEORI

2.1 Kebakaran
Kebakaran adalah suatu kejadian yang tidak diinginkan dan terkadang tidak dapat
dikendalikan, sebagai hasil pembakaran suatu bahan dalam udara dan mengeluarkan
energy panas dan nyala (api). Proses pembakaran adalah suatu reaksi eksotermis, yaitu
suatu reaksi yang mengeluarkan panas. Bila api yang terjadi masih dapat dikendalikan
maka gejala tersebut belum dinyatakan sebagai kebakaran, tetapi bila api mulai
memungkinkan terjadinya penjalaran yang sudah tidak dapat dikendalikan maka gejala
itu dapat dikatakan kebakaran.
Kebakaran dapat disebabkan karena faktor teknis (instalasi listrik, pemanas), atau
karena manusia (kesengajaan, kecerobohan, dan sebagainya) yang merupakan
penyimpangan perilaku. Keamanan dan keselamatan manusia maupun aset bangunan
perlu dijaga dari bahaya yang mengakibatkan kerusakan sampai kematian.
Banyak fakta yang membuktikan bahwa kebakaran merupakan resiko tinggi dan
dapat menyebabkan kerusakan bangunan, kematian, berhentinya proses produksi maupun
rusaknya lingkungan.

2.2 Alat Pemadam Api Tradisional


Pemadaman api tradisional adalah cara memadamkan api dengan menggunakan alat
tradisional yakni alat pemadam api bukan buatan pabrik, biasanya menanfaatkan
benda/barang yang dapat digunakan sebagai alat pemadam yang mudah dibawa seperti
karung goni sebagai selimut api ( fire blanket ), handuk, pasir, lumpur dan lain
sebagainya. Berikut beberapa cara pemadaman tradisional
1. Pasir
Kelebihan dari pasir diantaranya :
a. sangat baik untuk kebakaran di lantai / tanah datar ( posisinya )
b. dapat dipakai untuk membendung tumpahan minyak.
c. Dapat dipakai untuk pemadaman awal
Cara pemakaian:
Pasir / tanah ditaburkanmulai dari tepi hingga seluruh permukaan yang
terbakar tertutup rata.
2. Karung goni
Kelebihan dari karung goni diantaranya :
a. Bahan mudah didapat
b. Cocok untuk kebakaran kompor dan semua jenis kebakaran kecuali
kebakaran listrik
Cara pemakaian :
Basahi karung goni dengan air kemudian tutup rata pada bagian yang terbakar,
jika satu karung goni tidak cukup maka tambahkan lagi.

2.3 Alat Pemadam Kebakaran Modern


1. Sprinkler
System sprinkler terdiri dari rangkaian pipa yag dilengkapi dengan ujung
penyemprot yang kecil dan ditempatkan dalam suatu bangunan. Jika terjadi kebakaran
maka panas dari api akan melelehkan sambungan solder atau memecahkan bulb,
kemudian kepala sprinkler dan mengeluarkan air.
2. Hydrant
Instalansi hydrant adalah system pemadam kebakaran tetap yang menggunakan
media pemadam air bertekanan yang dialirkan melalui media pipa dan selang. Dan
terdiri dari air, pompa perpipaan, kopling outler dan inlet serta selang dan nozzle
3. Fire detector
System yang menjadi ujung tombak proteksi kebakaran sesuai dengan
namanya, fungsi alat ini adalah untuk mendeteksi terjadinya api sedini mungkin
4. APAR (Alat Pemadam Api Ringan)
Apar dapat digolongkan ke beberapa jenis : (Dewi kurniawati,2013)
a. Apar jenis air
b. Apar jenis debu kering
c. Apar jenis gas
d. Apar jeis buih atau busa (foam)

2.4 Hidrant (Hydrant System)


Definisi dari hydrant adalah suatu alat yang dilengkapi dengan selang (fire hose) dan
pemancar (nozzle) untuk mengalirkan air bertekanan yang digunakan untuk keperluan
pemadaman kebakaran (kep. Men. PuNo. 10/KPTS/2000,2000). Gambar 2.2 berikut
menunjukan hidrant dan alat kelengkapannya seperti ditunjukkan pada gambar berikut.
Gambar 2.2 sistem hydrant

2.5 Selang Pemadam Kebakaran ( Fire Hose )


Sebuah selang kebakaran atau dapat diebut fire hose adalah selang tekanan tinggi
yang membawa air untuk memadamkan api. Selang kebakaran dapat dibedakan menjadi
dua berdasarkan tempat penggunaannya. Pada outdoor area, selang kebakaran menempel
baik pada mobil pemadam kebakaran. Sedangkan pada Indoors area, selang kebakaran
secara permanen dapat melampirkan ke pipa tegak atau pipa sistem bangunan. Tekanan
kerja firehose dapat bervariasi antara 8 dan 20 bar ( 800 dan 2.000 kPa, 116 dan 290 psi )
sementara tekanan meledak nya bisa sampai 83 bar ( 8.300 kPa, 1.204 psi).
Selang kebakaran dapat dibagi menjadi 5 tipe berdasarkan fungsi dan tekanan
kerjanya, yaitu :
a. Attack Hose Type
Attack Hose Type adalah kain yang tertutup dan bersifat fleksibel serta digunakan
untuk membawa air dari tempat penyimpanan air (resevoir) ke nozzle . Selang ini
memiliki nilai diameter dalam sekitar 1,5-3 inchi dan dirancang untuk beroperasi pada
tekanan sampai sekitar 400 psi. Panjang standar Attack Hose Type adalah 15,24 m.
b. Supply and Relay Hoses Type
Supply and Relay Hoses Type memiliki berdiameter yang besar, tertutup kain,
fleksibel yang digunakan untuk membawa air dari hidran yang jauh ke tempat
penyimpanan air (resevoir). Selang ini memiliki diameter dalam sekitar 3,5-5,0 inchi.
Supply and Relay Hoses dirancang untuk beroperasi pada tekanan sekitar 300 psi.
Panjang standar Supply and Relay Hoses adalah 30,48 m.
c. Forestry Hose Type
Forestry Hose Type adalah kain yang tertutup yang bersifat fleksibel dan
digunakan untuk melawan kebakaran di rumput, semak-semak, dan pohon-pohon di
mana selang ringan diperlukan untuk manuver di medan curam atau kasar. Forestry
Hose Type memiliki diameter sekitar 1,0-1,5 inchi dan dirancang untuk beroperasi
pada tekanan sampai sekitar 450 psi. Panjang standar adalah 30,48 m.
d. Booster Hose Type
Booster Hose Type adalah berbahan karet tertutup, berdinding tebal , dan bersifat
fleksibel yang dapat digunakan untuk memerangi kebakaran kecil. Booster hose
memiliki diameter sekitar 0,75 dan 1,0 inchi dan dirancang untuk beroperasi pada
tekanan sampai 800 psi. Panjang standar Booster hose adalah 30,48 m
e. Suction Hose Type
Suction Hose Type disebut selang hisap keras yang terbuat dari karet tertutup,
selang semi- kaku dengan logam internal. Hal ini digunakan untuk menyedot air dari
sumber-sumber tanpa tekanan seperti kolam atau sungai. Selang hisap berkisar pada
nominal diameter 2,5-6,0 inchi. Panjang standar suction hose type adalah 3,05 m

2.6 Jenis-jenis Selang


selang hydrant adalah suatu alat yang digunakan untuk mengalirkan air yang bersifat
fleksibel dari hydrant (sumber air) menuju titik kebakaran (Romadhani, 2015). Hydrant
pemadam kebakaran sendiri terdiri dari tiga jenis berdasarkan selang yang digunakan antara
lain:
1. Sistem hydrant kelas 1
Sistem hydrant yang menyediakan selang dengan ukuran 2 ½ inch (63,5mm)
2. Sistem hydrant kelas 2
Sistem hydrant yang menggunakan selang dengan ukuran 1 ½ inch (38,1mm)
3. Sistem hydarnt kelas 3
Sistem hydrant yang menggunakan selang dengan ukuran 38.2mm untuk memasok air
yang digunakan oleh penghuni bangunan dan ukuran selang 63,5 mm untuk memasok
air dengan volume air yang lebih besar untuk digunakan oleh pemadam kebakaran
(orang terlatih).
2.7 Perlengkapan selang kebakaran (fir hose)
Perlengkapan selang kebakaran (fire hose) menurut Romadhani (2012) diantaranya:
1. Penyambungan selang (coupling)
Merupakan kelengkapan dari tiap selang, strainer, nozzle dan pipa
inlet/outlet kendaraan pemadam dan atau pilar hidrant yang berfungsi
menghubungkan atau menyambungkan dari satu selang keselang yang lain atau
dari satu selang ke strainer atau nozzle atau hydrant pilar dan sebagainya. Bahn
coupling pada umumnya adalah paduan aluminium dan atau kuningan.
2. Saringan selang penghisap (strainer)
Adalah saringan yang dipasang pada selang penghisap (suction bose)
dengan tujuan mencegah benda masuk seperti rumput/batu ke pompa melalui
selang penghisap yang mengakibatkan kerusakan pompa
3. Nozzle (pemancar)
Digunakan untuk memancarkan air atau bahan pemadam api kimia lainnya.
Nozzle dibuat dengan bermacam ukuran sesuai kebutuhan pancarannya.
4. Kunci Coupling

Adalah suatu alat yang dibuat khusus untuk mengikat atau mengencangkan
dan melepaskan dua buah coupling antara lain universal spanner dan universal
suction spanner

2.8 Peraturan tentang Fire Hose menurut NFPA Tahun 2013


Beradasarkan peraturan yang dikeluarkan NFPA, selang kebakaran (fire hose)
dapat dibedakan menjadi 7 tipe, yaitu :
a. Attack Hose
Selang ini didesain untuk digunakan oleh pelatih pemadam kebakaran dan anggota
pasukan pemadam kebakaran untuk memadamkan api yang berlebihan
b. Fire Hose
Selang ini merupakan selang yang memiliki sifat fleksibel yang digunakan untuk
menyalurkan air
c. Large-diameter Hose
Large-diameter hose adalah selang yang memiliki ukuran 3,5 inchi (90mm) atau yang
memiliki ukuran yang besar.
d. Occupant Use Hose
Selang ini didesain untuk digunakan di dalam gedung ketika akan memadamkan
kebakaran dan digunakan oleh oleh pelatih pemadam kebakaran dan anggota pasukan
pemadam kebakaran
e. Suction Hose
Selang ini didesain digunakan di bawah keruntuhan yang sedikit udara. Selang ini juga
dapat digunakan sebagai penyalur alir dari bawah pompa (danau,sungai,sumur, dan
lain sebagainya).
f. Supply Hose
Selang ini didesain dengan tijuan memindahkan air antara sumber air yang bertekanan
dan pompa yang menyuplai air tersebut

2.9 Kerusakan Selang


Kerusakan selang dapat dihindari dengan memberikan instruksi dalam pelatihan
dan setiap kesempatan ketika mengingatkan personil agar hati-hati dalam menggunakan
selang. Berikut merupakan beberapa hal yang dapat menjadi penyebab kerusakan selang
antara lain :
1. Gesekan (abrasi), rusaknya selang akibat adanya gesekan air dengan volume besar
saat dilakukan proses pemadaman.
2. Lapuk (mildew), terjadi bila selang dalam keadaan belum kering disimpan dalam
waktu lama dan akhirnya terjadi pelapukan.
3. Kejutan (shock), terjadi bila selang dalam waktu lama, tiba-tiba digunakan secara
langsung untuk mengalirkan air dalam volume besar.
4. Asam, minyak, pelumas dan bahan bakar, apabila selang yang digunakan dalam
pemadaman terlalu banyak terkena minyak pelumas atau zat cair yang bersifat asam
akan mengalami pengeroposan
5. Injury by heat, kerusakan selang karena temperature tinggi.
6. Injury by freezing, kerusakan selang karena udara dingin

2.10 Prinsip Cara Menggelar dan Menggulung Selang Kebakaran


Dalam penggunaan selang kebakaran diperlukan teknik menggelar dan
menggulung selang kebakaran dengan benar.
a. Prinsip cara menggelar selang kebakaran
Berikut adalah cara menggelar selang kebakaran :
1. Melemparkan dari sumber air kearah api
2. Gelaran selang tidak boleh terpuntir
3. Dilarang menyeret atau menarik selang sepanjang permukaan tanah
4. Untuk selang gulungan :
o Dengan melemparkan selang mendatar kebawah
o Dengan membawa selang berjalan (khusus Kpling Instantaneous)
o Untuk selang lipatan ujungnya langsung dibawah ke arah api.
b. Prinsip cara meringkas selang api
Berikut adalah cara untuk meringkas selang kebakaran:
1. Meluruskan selang sehingga tidak terjadi tekukan
2. Membuang air dalam selang kea rah api
3. Menggulung selang dari arah api kesumber air
4. Meletakan kopling dalam gulungan

2.11 Macam-Macam Metode Penggulungan Selang.


1. The Roll or Coil (digulung tunggal)
Metode ini adalah selang diletakkan diatas lantai dan mulai digulung dari kopling
female (perempuan), kopling male (laki-laki) berada diluar gulungan, cara ini hanya
dipakai untuk instantaneous coupling. Untuk coupling yand di indonesia sebagian
besar tidak menggunakan coupling tersebut.
2. Dutch Roll or Roll on The Bight (digulung ganda)
Selang digelar diatas tanah dan coupling perempuan diletakkan dibagian tekukan
kurang lebih 60 cm. Kemudian digulung bersama-sama, sehingga pada akhir
gulungan kopling perempuan tetap berada didalam. Cara memasangnya kopling
laki-laki dipasang pada hydrant dan kopling perempuan dilarikan kearah sumber
api. Cara ini hanya dipakai untuk instantaneous coupling. Untuk coupling yang di
indonesia sebagian besar tidak menggunakan coupling tersebut.
3. Flacking (dilipat)
Pada sistem ini selang dilipat dibagian belakang dan depannya, sehingga kopling
laki-laki dan perempuan saling terpisah dibagian luar dan melindungi bagian tengah
dari lipatan. Cara ini sangat menguntungkan karena kecepatan waktu menarik
selang tergantung dari kecepatan gesekan orang.
4. Figure od Eight (model angka 8)
Variasi dari bentuk lipatan ini dimaksudkan untuk menghindari bentuk pinggiran
yang tajam. Sesuai dengan namanya, bentuknya seperti angka 8. Hal ini sangat
menguntungkan untuk meghindari lekukan pada lipatan sehingga selang dapat
bergerak leluasa. Melakukan kegiatan diatas tersebut sampai benar benar mahir
melaksanakannya.

2.12 Penggunaan selang kebakaran (Fire House)


Fire house yang dipasang pada industri pastinya berkaitan dengan pembentukan team
fire brigade pada perusahaan tersebut. Pada dasarnya selang kebakaran (Fire House)
ditempatkan didalam box pemadam yang sering disebut dengan hydrant box. Peletakan fire
house dalam hydrant box juga terdiri dari berbagai cara yaitu ditempatkan begitu saja atau
diletakkan dengan cara digantung pada hose rack.
Hose rack sendirir berfungsi untuk menempatkan fire hose didalam hydrant box
dengan cara menggantungkannya sehingga terlihat rapi. Penggunaan hose rack sebenarnya
dapat bermanfaat bagi fireman agar dapat menarik atau membentangkan selang dengan lebih
cepat.

2.13 Metode Perawatan Selang Pemadam Kebakaran


Berikut adalah cara merawat selang kebakaran :
1. Selang pemadaman sering dilakukan sebagai latihan
2. Mengeringkan setelah digunakan
3. Memperhatikan cara membuka selang
4. Meminimalkan penarikan selang
5. Menyimpan selang dengan benar

2.14 Penyimpanan Selang Kebakaran


Berikut adalah cara yang digunakan untuk menyimpan selang kebakaran
1. Selang disimpan dalam keadaan kering dan bersih
2. Selang disimpan dalam rak dalam keadaan digulung longgar dan coupling berada
diatas selang menghadap luar
3. Selang tidak disimpan dalam keadaan lembab
4. Selang disimpan pada ruangan dengan ventilasi baik
5. Tidak dicampur dengan benda tajam
6. Tidak dicampur dengan bahan bakar dan pelumas
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
1. Selang pemadam kebakaran
2. Nozle

3.2 Prosedur Kerja


a. The roll or coil (gulung tunggal)
Metode ini adalah selang diletakaan dilantai dan mulai digulung dari kopling
female dan kopling male ada diluar gulungan, cara ini hanya dipakai untuk instant
aneous coupling. Selang gulungan tunggal ditunjukan pada Gambar 3.1

Gambar 3.1 Selang dengan Gulungan Tunggal

(Sumber: Handoko, 2009)

b. Dutch roll or Roll on the bight (gulungan ganda)


Selang digelar diatas tanah dan coupling female diletakan dibagian dalam tekukan
kurang lebih 60 cm. kemudian digulung bersama-sama sehingga pada akhir
gulungan, coupling female tetap berada didalam. Cara memasangnya coupling male
dipasang pada hydrant dan coupling female dilarikan kea rah sumber api. Gambar 3.3
dibawah menunjukan selang gulung ganda.
Gambar 3.2 Dutch roll or Roll on the bight
(Sumber : Handoko, 2009)

Gambar 3.3 Model Gulung Ganda

(Sumber: Handoko, 2009)


Gambar 3.4 b Model Gulung Ganda

(Sumber: Handoko, 2009)

Gambar 3.5 Model Gulung Ganda

(Sumber : Handoko, 2009)

c. Flaking (dilipat)
Pada system ini bidang dilipat pada bagian belakang dan depannya, sehingga
coupling female dan coupling male saling terpisah dibagian luar dan melindungi
bagian tengah dari lipatan. Teknik flaking dilanjutkan pada gambar 3.6
Gambar 3.6 Teknik Flaking

(Sumber : Handoko,2009)

d. Model angka 8 (figure of eight)


Bentuk gulungan selang seperti angka . Hal ini sangat menguntungkan untuk
menghindari lekukan pada lipatan sehingga selan dapat bergerak leluasa. Teknik
gulungan angka 8 di tunjukan pada gambar 3.7

Gambar 3.7 Gulungan Model Angka 8

(Sumber : Handoko,2009)
3.3 Diagram Alir

Mulai

Mengambil selang dari hydrant

Membuka gulungan selang dari


hydrant

Menggulung selang sesuai metode


yang akan diterapkan

Selesai
BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Hasil Praktikum


Pelaksanaan praktikum penggulungan selang pemadam kebakaran (fire hose)
dilakukan pada:
Hari/Tanggal : Jum’at, 4 Mei 2018
Waktu : Pukul 13.00 - 16.55 WIB
Lokasi : Lingkungan laboratorium SPPK Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya
Berdasarkan praktikum pengemasan selang pemadam kebakaran (fire hose),
terdapat empat metode yang dapat dilakukan. Praktikum tersebut antara lain adalah:

1. Single doughnut roll.


2. Double doughnut roll.
3. Self locking twin doughnut roll.
4. Figure of eight.

4.2 Klasifikasi Model Pengemasan Selang Pemadam Kebakaran Berdasarkan


Keperuntukannya
1. Single doughnut roll.
Single doughnut roll merupakan . Cara menggulungnya kita dapat memulai
dengan cara melipat pada satu ujung selang pastikan kita mulai melipat pada bagian
ujung selang male coupling ( sangat perlu untuk diperhatikan, karena kesalahan dalam
menggulung selang dapat berakibat memperlambat proses pemadaman). Saat kita
sudah selesai menggulung selang pastikan female coupling berada pada bagian luar
gulungan tersebut. karena saat kita melempar selang bagian female coupling adalah
bagian yang akan kita sambungkan ke hydrant valve atau hydrant pillar. Teknik ini
dapat diterapkan untuk selang pemadam kebakaran (fire hose) dengan spesifikasi
selang dengan panjang dan diameter sedang.

2. Double doughnut roll.


Cara kedua adalah double doughnut roll. Teknik ini sangat berbeda dari teknik
menggulung selang single roll, langkah yang harus kita lakukan adalah menyatukan
kedua ujung selang seperti kita melipat selang dengan mempertemukan antara ujung
satu dengan ujung lainya, setelah dipertemukan geser ujung selang yang terletak pada
bagian atas lebih kurang 20 sampai 25 sentimeter, setelah hal ini kita lakukan
pindahkan posisi kita pada posisi lipatan selang dan kemudian gulung selang secara
padat dan rapi hingga ke ujung. Teknik ini memiliki rentan waktu penggulungan yang
lebih cepat. Teknik kedua baik diterapkan untuk selang pemadam kebakaran (fire hose)
dengan spesifikasi selang dengan panjang dan dengan diameter besar.

3. Self locking twin doughnut roll.


Self locking twin doughnut roll merupakan metode penggulungan selang pemadam
kebakaran (fire hose) yang digulung ganda yang cocok untuk selang pemadam
kebakaran (fire hose) dengan ukuran yang panjang dan diameter besar. Posisi selang
pemadam kebakaran (fire hose) sebelum digulung harus dilipat manjadi dua bagian
dimana kopling perempuan berada di bawah dan lebih panjang lipatannya dari kopling
laki-laki.

4. Figure of eight.
Figure of eight merupakan metode pengemasan selang pemadam kebakaran
(fire hose) yang dimaksudkan untuk menghindari bentuk pinggiran yang tajam. Hal ini
sangat menguntungkan untuk menghindari lekukan pada lapisan sehinga selang dapat
bergerak leluasa.

4.3 Analisa hasil praktikum


Fire house merupakan salah satu alat yang digunakan untuk mengalirkan air
bertekanan dari hasil hydrant pillar menuju ke nozzle untuk memadamkan kebakaran.
Setiap selesai digunakan, selang seharusnya dibersihkan dan dirawat salah satunya
dengan cara digulung. Seperti diketahui, terdapat beberapa teknik untuk menggulungs
selang pemadam kebakaran (fire house) diantaranya, yaitu ;

1. Single doughnut roll.


2. Double doughnut roll.
3. Self locking twin doughnut roll.
4. Figure of eight.
Selang pemadam api ini termasuk fire hydrant equipment yang penting
digunakan untuk memaksimalkan sistem fire hydrant untuk memadamkan kebakaran.
Fungsi dari selang pemadam kebakaran firehose untuk mendistribukan air dari hydrant
pillar yang sebelumnya distribusikan oleh hydrant pump/pompa hydrant dengan tekanan
tinggi dari tandon air/tangki air sehingga dapat digunakan untuk memadamkan
kebakaran. Selang pemadam kebakaran (fire hose) biasanya terbuat dari bahan yang
tahan dengan api karena digunakan di dalam bangunan yang penuh dengan nyala api.
Pengemasan selang pemadam kebakaran (fire hose) adalah kegiatan menggulung selang
pemadam kebakaran (fire hose) yang dilakukan petugas pemadam kebakaran dengan
keahlian khusus.
Berdasarkan praktikum ini, terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
pengemasan selang pemadam kebakaran (fire hose), antara lain:
1. Sebelum melakukan pengemasan selang pemadam kebakaran (fire hose), pastikan tidak
ada kandungan air yang ada di dalam selang pemadam kebakaran (fire hose) tujuannya
agar selang tidak lapuk/berjamur.
2. Usahakan agar tidak menyentuh tanah ketika pembawaan selang dan tidak boleh
menarik terlalu kencang selang pemadam kebakaran (fire hose) sehingga timbul
goresan antara selang pemadam kebakaran (fire hose.
3. Untuk setiap metode penggulungan selang pemadam kebakaran (fire hose) mempunyai
posisi berbeda dalam meletakkan male/female coupling.
4. Terdapat selang pemadam kebakaran (fire hose) yang tidak meliliki male/female
coupling.

4.4 Prosedur Praktikum


1.Double roll
2.Double donut

3.Self Locking

4.Angka 8

Untuk Video Penggulungan selang pada saat praktikum dapat dilihat pada alamat
berikut: https://drive.google.com/file/d/1Uw7JSZuV-IamCzhztlvx6C7vnWcH-
05s/view?usp=drivesdk
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
1.Terdapat empat metode penggulungan selang pemadam kebakaran (fire hose) yaitu
single donut roll, double donut roll, self locking twin donut roll, dan figure of eight.
2.Penggulungan selang pemadam kebakaran (fire hose) harus dilakukan sesuai dengan
prosedur yang benar dan harus runtut dalam melakukannya.
3.Selama menggulung selang pemadam kebakaran (fire hose), selang pemadam
kebakaran (fire hose) tidak boleh ditarik/digeser karena akan menyebabkan kebocoran
pada selang pemadam kebakaran (fire hose).

5.2 Saran
1. Seharusnya sudah memahami prosedur penggulungan selang pemadam kebakaran (fire
hose) sebelum melakukan praktikum.
2. Sebaiknya menghindari penarikan/penggeseran selama menggulung selang pemadam
kebakaran (fire hose), karena akan menyebabkan kebocoran pada selang pemadam
kebakaran (fire hose).
DAFTAR PUSTAKA

Anonim 2003. Perlenkapan pemadam Kebakaran. Jakarta: Departemen pendidikan


Nasional.

Anonim, modul diklat Basic PKP-Pk

Handoko, Lukman.2013.Modul Praktikum Sistem Pencegahan dan Penanggulangan


Kebakaran. Surabaya : Program Studi Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya.

Menteri Negara Pekerjaan umum RI. 1985. Kep. Men. PU No. 10/KPTS/2000 tentang
ketentuan teknis pengaman terhadap bahay kebakaran pada bangunan gedung
dan lingkungan. Republim indonesia : sekretaris Negara.

NFPA, 2013. Design Requirment Of Fire Hose. America : National Fire Protection
Associattion.
TUGAS PENDAHULUAN

1. Sebutkan jenis-jenis selang pemadam kebakaran!


Jawab :
Beradasarkan peraturan yang dikeluarkan NFPA tahun 2013, selang kebakaran (fire
hose) dapat dibedakan menjadi 7 tipe, yaitu :
g. Attack Hose
Selang ini didesain untuk digunakan oleh pelatih pemadam kebakaran dan anggota
pasukan pemadam kebakaran untuk memadamkan api yang berlebihan
h. Fire Hose
Selang ini merupakan selang yang memiliki sifat fleksibel yang digunakan untuk
menyalurkan air
i. Large-diameter Hose
Large-diameter hose adalah selang yang memiliki ukuran 3,5 inchi (90mm) atau
yang memiliki ukuran yang besar.
j. Occupant Use Hose
Selang ini didesain untuk digunakan di dalam gedung ketika akan memadamkan
kebakaran dan digunakan oleh oleh pelatih pemadam kebakaran dan anggota
pasukan pemadam kebakaran
k. Suction Hose
Selang ini didesain digunakan di bawah keruntuhan yang sedikit udara. Selang ini
juga dapat digunakan sebagai penyalur alir dari bawah pompa (danau,sungai,sumur,
dan lain sebagainya).
l. Supply Hose
Selang ini didesain dengan tijuan memindahkan air antara sumber air yang
bertekanan dan pompa yang menyuplai air tersebut

2. Apa yang dimaksud dengan Hoserell ?


Jawab :
 Hose Reel atau gulungan selang ini merupakan peralatan proteksi kebakaran yang
berupa roll gulungan untuk menggulung selang pemadam kebakaran sebagai
bentuk persiapan yang bisa digunakan dnegan cara ditarik atau dibentangkan saat
kebakaran terjadi

3. Sebutkan perlengkapan selang pemadam kebakaran dan jelaskan masing-masing.


Jawab:
Perlengkapan selang kebakaran (fire hose) menurut Romadhani (2012) diantaranya:

1. Penyambungan selang (coupling)


Merupakan kelengkapan dari tiap selang, strainer, nozzle dan pipa inlet/outlet
kendaraan pemadam dan atau pilar hidrant yang berfungsi menghubungkan atau
menyambungkan dari satu selang keselang yang lain atau dari satu selang ke strainer
atau nozzle atau hydrant pilar dan sebagainya. Bahn coupling pada umumnya adalah
paduan aluminium dan atau kuningan.
2. Saringan selang penghisap (strainer)
Adalah saringan yang dipasang pada selang penghisap (suction bose) dengan tujuan
mencegah benda masuk seperti rumput/batu ke pompa melalui selang penghisap yang
mengakibatkan kerusakan pompa
3. Nozzle (pemancar)
Digunakan untuk memancarkan air atau bahan pemadam api kimia lainnya. Nozzle
dibuat dengan bermacam ukuran sesuai kebutuhan pancarannya.
4. Kunci Coupling
Adalah suatu alat yang dibuat khusus untuk mengikat atau mengencangkan dan
melepaskan dua buah coupling antara lain universal spanner dan universal suction
spanner

Anda mungkin juga menyukai