Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

TUGAS MATA KULIAH FIRE 2


APLIKASI APAR

Oleh : Kelompok 2

Danang sandi p 14020137

Ihsan ahmadi 14020103

Denden noer abdul aziz M 14020189

Hapid Musta’in 14020129

Dayu daayanti 14020029

Riyaeni 14020016

PROGRAM STUDI FIRE AND SAFETY


AKADEMI MINYAK DAN GAS BALONGAN
INDRAMAYU
2018
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah


melimpahkan segala rahmat dan hidayah-NYA sehingga kami dapat menyelesaikan
Makalah. untuk memenuhi Tugas Mata kuliah Fire 2.
Perwujudan makalah ini adalah berkat bantuan dari berbagai pihak sehingga
laporan ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini
perkenankanlah penulis untuk mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. H. Nahdudin Islamy, selaku Direktur Akamigas Balongan,


Indramayu.
2. Bapak Amiroel Pribadi DiplSM, SKM, MM, MKKK selaku Kepala Program
Studi Fire and Safety.
3. Teman-teman Fire and Safety Akamigas Balongan, Indramayu.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan ini masih banyak terdapat


kekurangan baik dilihat dari segi menyajikan data maupun penulisannya. Kritik dan
saran yang membangun sangat penulis harapkan demi penulisan selanjutnya yang
lebih baik.

Indramayu, Agustus 2018

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada proses industri dapat dikategorikan sebagai kecelakaan katastropik,

kebakaran adalah hal penting yang dapat menyebabkan terjadinya ledakan

yang bisa menimbulkan kerugian yang sangat besar.. Kerena begitu

besarnya risiko kebakaran maka pengetahuan dan teknologi untuk

mencegah terjadinya kebakaran terus berkembang dengan pesat. Semua

pekerja bertanggung jawab untuk mencegah terjadinya kebakaran ditempat

kerja. Tanpa pengetahuan dan keahlian yang cukup akan sulit bagi pekerja

untuk melakukan pencegahan terjadinya kebakaran ditempat kerja

Oleh karena itu perlu dilakukan pencegahan terhadap bahaya

kebakaran, Khususnya pada daerah perindustrian ,karena Apabila terjadi

kebakaran pada sebuah industri, Maka tidak hanya pengusaha yang

dirugikan. Namun juga karyawan yang ada di perusahaan tersebut dapat

kehilangan mata pencahariannya.

Kebakaran dapat ditimbulkan akibat kesalahan atau perilaku tidak

aman dari manusia (Unsafe Action) dan kondisi dari tempat kerja , bahan

maupun peralatannya (Unsafe Condition).

Salah satu cara pencegahan kebakaran adalah menggunakan APAR.

APAR dianggap lebih efektif untuk memadamkan kebakaran secara dini,

agar kebakaran tidak membesar, maka pada kondisi seperti inilah perlu

dilakukan evaluasi terhadap sistem sarana pencegahan dan penanggulangan


kebakaran pada APAR, berdasarkan PERMENAKERTRANS RI

NO.04/MEN/1980 tentang syarat-syarat pemasangan dan pemeliharaan

APAR dan NFPA tahun 1998 tentang standart portable for fire extinguisher.

Maka harus dilakukan pemasangan APAR dengan menggunakan standar

yang sesuai dengan kebutuhan yang ada diarea Kampus Akamigas

Balongan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana cara mengaplikasikan APAR dengan baik dan benar menurut
standar yang berlaku.
2. Bagaimana mengetahui cara pemasangan APAR menurut

PERMENAKERTRANS RI NO.04/MEN/1980 dan NFPA 10 Tahun

1998.

1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengaplikasian APAR menurut standar.
2. Mengetahui pemasangan apar menurut PERMENAKERTRANS RI
NO.04/MEN/1980 dan NFPA 10 Tahun 1998.

1.4 Batasan Penelitian


1. Peneliti hanya merancang sistem APAR.
2. Peneliti tidak membahas tentang prosedur pemeliharaan APAR.
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 (APAR) Alat Pemadam Api Ringan

Menurut PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN

TRANSMIGRASI No : PER.04/MEN/1980

a. Pasal 1 ayat 1 : yang dimaksud dengan alat pemadam api ringan (APAR)

adalah alat yang ringan serta mudah dilayani oleh satu orang untuk

memadamkan api pada mula terjadinya kebakaran.

b. Pasal 2 tentang penggolongan kebakaran (kebakaran digolongkan

menjadi golongan A, B, C dan D) dan jenis-jenis alat pemadam api

ringan (Jenis air, busa, tepung kering dan gas).

c. Yang diatur dalam peraturan ini meliputi pemasangan, penempatan,

pemeliharaan, pemeriksaan, ketinggian pemasangan, suhu dan warna

tabung

d. Pasal 8 tentang pemasangan APAR sebaiknya ditempatkan pada tempat

yang mudah dilihat, mudah dijangkau dan syarat ketinggian

pemasangannya adalah 1.25 meter dari dasar lantai, dan seterusnya.

Persyaratan teknis APAR : Untuk semua jenis APAR yang biasanya

dikemas dalam tabung harus memenuhi syarat-syarat tertentu, antara lain

a. Tabung harus dalam keadaan baik.

b. Etiket harus mudah dibaca dan dimengerti.

c. Sebelum dipakai, segel harus dalam keadaan baik.


d. Selang harus tahan tekanan tinggi.

e. Bahan baku pemadam api selalu dalam keadaan baik.

f. Isi tabung sesuai dengan tekanan yang digunakan.

g. Belum lewat batas masa berlakunya.

h. Warna tabung harus mudah dilihat.

Teknik pemadaman dengan APAR :

a. Turunkan APAR dari tempatnya

b. Buka selang ( nozzle ) dari jepitannya.

c. Cabut pen pengamannya.

d. Menuju lokasi kabakaran ambil posisi 3 meter dari api. Siapkan posisi

kuda-kuda

e. arahkan nozzle pada pangkal api lalu tekan tuas penyemprot ( handle )

semprotkan

2.2 Jenis-jenis media pemadam kebakaran


Fire Extinguisher atau Alat Pemadam Api Ringan (APAR), terdiri dari:
1. APAR jenis Air (Water Fire Extinguisher)
Efektif untuk jenis api kelas A: Kayu, Kertas, Kain, Karet, Plastik,
dll. Air merupakan salah satu bahan pemadam api yang paling
berguna sekaligus ekonomis. Semua pemadam api berbahan air
produksi memiliki aplikasi tipe jet yang mampu menghasilkan
arus yg terkonsentrasi sehingga membuat operator mampu
melawan api dari jarak yang lebih jauh dari pada Nozzle semprot
biasa.

2. APAR jenis Tepung Kimia (Dry Chemical Powder)


Efektif untuk jenis api kelas A (Kayu, Kertas, Kain, Karet,
Plastik, dll.), kelas B (Bensin, Gas, Oil, Cat, Solvents, Methanol,
Propane, dll) dan kelas C (Komputer, Panel Listrik, Genset, Gardu
Listrik, dll.).
Alat Pemadam Api Ringan berbahan bubuk kering, sangat
serbaguna untuk melawan api Kelas A, B & C, serta cocok untuk
mengatasi resiko tinggi. Selain berguna dalam mengatasi bahaya
listrik, cairan mudah terbakar dan gas, bubuk juga efektif untuk
kebakaran kendaraan.
3. APAR jenis Busa (Foam Liquid AFFF)
Alat Pemadam Api Ringan berbahan busa, cocok untuk
melawan api Kelas A & B. Alat pemadam berbahan busa
memiliki kemampuan untuk mengurangi resiko menyalanya
kembali api setelah pemadaman. Setelah api dipadamkan, busa
secara efektif menghilangkan uap bersamaan dengan
pendinginan api.
Alat pemadam api berbahan busa menyediakan kemampuan
yang cepat dan kuat dalam mengatasi api kelas’A’ dan ‘B’.
Sangat efektif terhadap bensin dan cairan yang mudah
menguap, membentuk “segel” api diatas permukaan dan
mencegah pengapian ulang. Ideal untuk penggunaan multi-
risiko.
Peringkat Api menyediakan cara untuk mengukur
efektivitas dari suatu alat pemadam dalam hal ukuran
maksimum api yang bisa dipadamkan. Kelas A contohnya kotak
api kayu yang terbakar dengan lebar 0.5m x tinggi 0.56m x
panjang. Angka rating adalah sepuluh kali panjang dalam meter,
misalnya. 13A menggunakan tumpuka kayu 1,3 meter. Kelas B
terkait dengan kebakaran luas permukaan dan angka rating
untuk jumlah cairan yang mudah terbakar dalam rasio 1 / 3 air ,
2 / 3 bahan bakar yang dapat dipadamkan dalam areal
melingkar.
4. APAR jenis CO2 (Carbon Dioxide)
Alat pemadam api berbahan CO2 sangat cocok untuk peralatan ber-listrik dan
api Kelas B. Kemudian kemampuan tingginya yang tidak merusak serta efektif
dan bersih yang sangat dikenal luas. CO2 memiliki sifat non-konduktif dan anti
statis. Karena gas ini tidak berbahaya untuk peralatan dan bahan yang halus,
sangat ideal untuk lingkungan kantor yang modern, dimana minyak, solvent dan
lilin sering digunakan.
Kinerja yang tidak merusak dan sangat efektif serta bersih sangatlah
penting. Kedua model memiliki corong yang tidak ber-penghantar dan anti
statis, cocok untuk situasi yang melibatkan cairan yang mudah terbakar dan
bahaya listrik.
Gas (yang dihasilkan) tidak (bersifat) merusak peralatan dan bahan yang
halus. Ideal untuk lingkungan kantor modern, dengan semua risiko
elektronik-nya, dan dimana minyak, bahan pelarut dan lilin sering
digunakan.
Peringkat Api menyediakan cara untuk mengukur efektivitas dari suatu alat
pemadam dalam hal ukuran maksimum api yang bisa dipadamkan. Kelas B
ini terkait dengan kebakaran luas permukaan dengan angka rating untuk
jumlah cairan yang mudah terbakar dalam rasio air 1/3, 2/3 bahan bakar
yang dapat dipadamkan dalam 1 area melingkar.
5. APAR jenis Hallon (Thermatic Halotron)
Efektif untuk jenis api kelas A (Kayu, Kertas, Kain, Karet, Plastik, dll.) dan
C (Komputer, Panel Listrik, Genset, Gardu Listrik, dll.)
f. Alat Pemadam Api Otomatis yang berisi Clean Agent Halotron™ I.
Alatpemadam Api Ringan (APAR) Otomatis ini menggunakan gas
pendorong Argon, dan alat pengukur tekanan dipasang di Alat pemadam
Api Ringan (APAR) Otomatis. Kapasitas unit 2 kg dan 5 kg difungsikan
otomatis oleh sensitifitas panas dengan kepala sprinkler dan lengkap dengan
tekanan. Alat pemadam Api Ringan (APAR) Otomatis ini memerlukan
pemeliharaan minimum 1 tahun dan Thermatic Halotron™ I ini juga
bergaransi 1 tahun. Menjadi agent/media isi yang paling bersih, tidak
meninggalkan residu setelah digunakan. Aman jika terhirup manusia dan
juga ramah lingkungan. Thermatic Halotron™ I ini desain sebagai
pengganti gas Halon dan tidak mengandung CFC.

Cara Kerja Thermatic Halotron™ I integrasi fire alarm adalah sebagai


berikut :
Keberadaan asap dalam ruangan dideteksi smoke detector yang mengcover
kebakaran ruangan yang diproteksi, sehingga alarm bell berbunyi.
Apabila ada kebakaran dan belum sempat dipadamkan dan suhu ruangan
mencapai panas 68OC, bulb sprinkler otomatis pecah dan gas Halotron™ I
menyemprot otomatis sehingga api dalam sekejap akan segera padam.

2.3 Penempatan APAR Berdasarkan NFPA 10 tahun 1998


Berdasarkan NFPA 10 tahun 1998 dijelaskan mengenai penempatan
APAR dimana penempatan ini tergantung dari kelas kebakaran dan luas
area bangunan. Berikut ini akan dijelaskanmengenai penempatan APAR
berdasarkan kelas kebakaran.
Tabel 2.2 Luas area yang dilindungi (ft2)
Rating Bahaya rendah Bahaya sedang Bahaya tinggi
APAR (ft2) (ft2) (ft2)
1A - - -
2A 6000 3000 -
3A 9000 4500 -
4A 11250 6000 4000
6A 11250 9000 6000
10A 11250 11250 10000
20A 11250 11250 11250
30A 11250 11250 11250
40A 11250 11250 11250
(Sumber : NFPA 10 tahun 1998)

Keterangan : ft2 = 0,0929


Travel distance untuk
kelas A,C dan D = 22,7 m
Kelas A Jarak minimal penempatan APAR pada tabel berikut :
Tabel 2.3 Penempatan APAR dengan bahaya kebakaran
Jarak Max.
Klasifikasi Rating Luas
Jangkauan
APAR APAR Bangunan
APAR (ft2)
Rendah 2A 75 11250
Sedang 2A 75 11250
Tinggi 4A 75 11250
(Sumber : NFPA 10 tahun 1998)
Kelas B Jarak minimum penempatan dilihat pada Tebel berikut :
Tabel 2.4 Penempatan APAR (bahaya kebakaran kelas B)
Klasifikasi Rating Jarak Max. Jangkauan
Bahaya APAR APAR
(ft) (m)
5B 30 9.15
Rendah
10 B 50 15.25
10 B 30 9.15
Sedang
20 B 50 15.25
40 B 30 9.15
Tinggi
80 B 50 15.25
(Sumber : NFPA 10 tahun 1998)
Kelas C dan Kelas D
Jarak penempatan APAR untuk kelas C dan kelas D
sama dengan jarak penempatan kelas A dan kelas B
2.4 Penempatan APAR Berdasarkan PERMENAKERTRANS RI
NO.04/MEN/1980
Mengingat APAR merupakan alat yang penting, maka perlu dibuat
identitas khusus agar mudah dikenali. Oleh karena itu, berdasarkan
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi no. Per-04/MEN/1980
penempatannya disarankan seperti berikut:
1. Setiap satu atau kelompok alat pemadam api ringan harus ditempatkan
pada posisi yang mudah dilihat dengan jelas, mudah dicapai dan diambil
serta dilengkapi dengan pemberian tanda pemasangan
2. Tinggi pemberian tanda pemasangan alat pemadam api ringan adalah
125 cm dari dasar lantai tepat diatas satu atau kelompok alat pemadam
api ringan bersangkutan.
3. Pemasangan dan penempatan alat pemadam api ringan harus sesuai
dengan jenis dan penggolongan kebakaran
4. Penempatan antara alat pemadam api yang satu dengan lainnya atau
kelompok satu dengan lainnya tidak boleh melebihi 15 meter, kecuali
ditetapkan lain oleh pegawai pengawas atau ahli keselamatan Kerja.
5. Semua tabung alat pemadam api ringan sebaiknya berwarna merah.
6. Dilarang memasang dan menggunakan alat pemadam api ringan yang
didapati sudah berlubang-lubang atau cacat karena karat.
7. Setiap alat pemadam api ringan harus dipasang (ditempatkan)
menggantung pada dinding dengan penguatan sengkang atau dengan
konstruksi penguat lainnya atau ditempatkan dalam lemari atau peti
(box) yang tidak dikunci.
8. Lemari atau peti (box) dapat dikunci dengan syarat bagian depannya
harus diberi kaca aman (safety glass) dengan tebal maximum 2 mm.
9. Sengkang atau konstruksi penguat lainnya seperti Lemari atau peti
(box) tidak boleh dikunci atau digembok atau diikat mati
10. Ukuran panjang dan lebar bingkai kaca aman (safety glass) harus
disesuaikan dengan besarya alat pemadam api ringan yang ada dalam
lemari atau peti (box) sehingga mudah dikeluarkan.Pemasangan alat
pemadam api ringan harus sedemikian rupa sehingga bagian paling atas
(puncaknya) berada pada ketinggian 1,2 m dari permukaan lantai
kecuali jenis CO2 dan tepung kering (dry chemical) dapat ditempatkan
lebih rendah dengan syarat, jarak antara dasar alat pemadam api ringan
tidak kurang 15 cm dan permukaan lantai.
11. Alat pemadam api ringan tidak boleh dipasang dalam ruangan atau
tempat dimana suhu melebihi 49°C atau turun sampai minus 44°C
kecuali apabila alat pemadam api ringan tersebut dibuat khusus untuk
suhu diluar batas tersebut diatas.
12. Alat pemadam api ringan yang ditempatkan di alam terkuka harus
dilindungi dengan tutup pengaman.
2.5 Jenis media pemadam kebakaran dan aplikasinya
Pemasangan dan penempatan APAR harus sesuai dengan jenis dan
penggolongan kebakaran berdasarkan PERMENAKERTRANS RI No.
04/MEN/1980 dalam Bab 2 pasal 4 point 4, seperti pada tabel berikut
ini.
Tabel Kebakaran dan Jenis APAR
Tetrachoorkol Tepung
Bahan yang Air 9 liter Busa 9 ostop Karbon BCF
Gol Terbakar liter chloorbrom dioksida P + PK PG PM 9HA
methan 1 liter LC

Kelas Kebakaran pada permukaan bahan VV V V/XXX V V VVV X V


A seperti : kayu, teksil
Kebakaran sampai bagian VV V XXX X X VVV X X
dalam dari bahan seperti kayu,
majun, arang batu
Kebakaran dari barang – VV/XX XX XX/XXX X X VVV X V
barang yang jarang terdapat dan
berharga
Kebakaran dari bahan – bahan yang V X XXX X X VVV X X
pada pemanasan mudah mengurai
Kelas Kebakaran dari bensin, bensol, cat ( XXX V V/XXX VV VVV VV X VV
B yg tdk bercam pur dgn air )
Kebakaran dr Alcohol & X X V/XXX V VVV VV X V
sebangsanya (bercampur air)

Gas yang Mengalir X X V/XXX V VV VV X V


Kelas Panel penghubung, Peti XXX XXX VV/XXX VVV V
V VV X VVV
C penghubung, Sentral telepon,
Transformator
Kelas Magnesium, Natrium, XXX XXX XXX X XXX VV VVV XXX
D Aluminium
1 (Sumber : PERMENAKERTRANS RI No. 04/MEN/1980)
BAB III

METODE PENGUMPULAN DATA

Untuk memperoleh data yang digunakan dalam penelitian ini

dilakukan dengan, anatara lain :

2.1 Studi Kepustakaan

Yaitu penelitian yang di lakukan dalam rangka mendapatkan teori-

teori yang berhubungan dengan teori yang akan di bahas dan materi

penelitian. Adapun pengumpulan data yang di lakukan dengan membaca

buku-buku, standard dan peraturan mengenai APAR, jurnal ilmiah dari

sumber-sumber lain yang berhubungan dengan penelitian ini.

Anda mungkin juga menyukai