Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN PRAKTIKUM

“ALAT PEMADAM API RINGAN (APAR)”

Oleh :

1. Ferra Dwi N NIM:1130015033


(Kelompok 1/ 3C)

PRODI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA

2016
1.1.APAR (Alat Pemadam Api Ringan)
APAR (Alat Pemadam Api Ringan) merupakan pemadam api yang
dikemas dalam betuk tabung jinjing berwarna merah, kuning, atau hijau
‘ngejreng’ agar mudah dikenali. Warna tabung disesuaikan dengan isi bahan
pemadam yang dikandungnya. Berat isi dan tabung sekitar 5 kg, ukuran berat
yang masih wajar untuk dijinjing dalam gerak cepat. Isi tabung APAR dapat
berupa gas, busa, atau powder/ tepung pemadam api (Irianto,2014).
APAR adalah suatu alat pemadam yag dapat dibawa dan digunakan oleh
satu orang, beratnya berkisar antara 1 hingga 15 kg, dan digunakan untuk
memadamkan kebakaran tingkat awal. Lama kerjanya berkisar antara 8 hingga
30 detik. Untuk menghitung jumlah kebutuhan tabung APAR yang akan kita
aplikasikan pada area dengan luas area tertentu, kita bisa mengikuti acuan dari
national fire protection association (NFPA), NFPA 10 standard for portable
fire extinguishers. Dalam standarisasi tersebut, menjelaskan bagaimana
mengestimasi kebutuhan fire extinguishers dan posisi tabung APAR serta
pemeliharaannya (Hambudi.2015).
Disamping itu pemerintah juga telah menetapkan suatu aturan sejenis.
Suatu aturan yang lebih dominan untuk menstandarisasikan guna mencegah
dan mengantisipasi gejala terjadinya kebakaran yang lebih besar. Sesuai
dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
04/MEN/1980 tentang syarat- syarat pemasangan dan pemeliharaan APAR.
Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
04/MEN/1980 Bab 1 Pasal 2 Ayat 1, kebakaran diklasifikasikan menjadi
empat, yaitu kategori A, B, C, dan D. Adapun, national fire protection
association (NFPA) menetapkan lima kategori jenis penyebab kebakaran,
yaitu kelas A, B, C,D, dan K.Bahkan, beerapa negara menetapkan tambahan
klasifikasi dengan kelas E. Klasifikasi tersebut diantaranya, adalah sebagai
berikut (Hambudi.2015):
1.1.1. Kebakaran Kelas A
Kebakaran kelas A, yaitu kebakaran yang mengenai benda- benda padat
kecuali logam. Contohnya kebakaran kayu, kertas, kain, dan plastik. Alat
atau media pemadam yang tepat untuk memadamkan kebakaran kelas ini
adalah dengan pasir, tanah, atau lumpur, tepung pemadam, foam (busa),
dan air.
1.1.2. Kebakaran Kelas B
Kebakaran kelas B, yaitu kebakaran yang mengenai bahan bakar cair atau
gas yang mudah terbakar. Contohnya, kerosine, solar, premium (bensin),
LPG atau LNG, dan minyak goreng. Alat pemadam yang dapat
dipergunakan pada kebakaran tersebut adalah tepung pemadam, busa, air
dalam bentuk spray, atau kabut yang halus.
1.1.3. Kebakaran Kelas C
Kebakaran kelas C, yaitu kebakaran pada instalasi listrik bertegangan.
Contohnya breaker listrik dan alat rumah tangga lainnya yang
menggunakan listrik. Alat pemadam yang dipergunakan, yaitu
karbodioksida (CO2) dan tepung kering (dry chemical). Dalam
pemadaman ini dilarang menggunakan media air.
1.1.4. Kebakaran Kelas D
Kebakaran kelas D, yaitu kebakaran pada benda- benda logam padat,
seperti magnesium,alumunium, natrium, dan kalium. Alat pemadam yang
dipergunakan, yaitu pasir halus dan kering serta dry power khusus.
1.1.5. Kebakaran Kelas E
Kebakaran kelas E, yaitu kebakaran yang disebabkan oleh adanya
hubungan arus pendek pada peralatan elektronik. Alat pemadam yang bisa
digunakan untuk memadamkan kebakaran jenis ini adalah tepung kimia
kering (dry powder). Namun, alat ini memiliki risiko kerusakan peralatan
elektronik karena dry powder mempunyai sifat lengket. Dengan demikian,
lebih cocok menggunakan pemadam api berbahan clean agent.
1.1.6. Kebakaran Kelas K
Kebakaran kelas K adalah kebakaran yang disebabkan oleh bahan akibat
konsentrasi lemak yang tinggi. Kebakaran jenis ini banyak terjadi di dapur.
Api yang timbul di dapur dapat dikategorikan sebagai api kelas B.
Pengelompokan kebakaran dilakukan agar kita dapat menentukan alat
pemadam api apa yang digunakan. Jika material pemadam api yang digunakan
salah, upaya pemadaman api akan mengalammi kegagalan.

1.2.Jenis Alat Pemadam Api Ringan (APAR)


Jenis alat pemadam api ringan (APAR), menurut Hambudi (2015), adalah
sebagai berikut:
1.2.1. APAR Jenis Air (Water Fire Extinguisher)
Efektif untuk jenis api kelas A. Air merupakan salah satu bahan pemadam
api yang paling berguna, sekaligus ekonomis. Semua pemadam berbahan
air produksi memiliki aplikasi tipe yang mampu menghasilkan arus yang
terkonsentrasi, sehingga membuat operator mampu melawan api dari jarak
yang lebih jauh daripada nozzle semprot biasa.
1.2.2. APAR Jenis Tepung Kimia (Dry Chemical Powder)
Efektif untuk jenis ap kelas A, kelas B, serta kelas C. Merupakan APAR
yang berbahan bubuk kering yang serbaguna untuk melawan api kelas
A,B, dan C, serta cocok untuk mengatasi resiko tinggi. Selain berguna
dalam mengatasi bahaya listrik, cairan mudah terbakar, dan gas, APAR ini
juga efektif untuk kebakaran kendaraan.
1.2.3. APAR Jenis Busa (Foam Liquid AFFF)
APAR berbahan busa cocok untuk melawan api kelas A dan B. Alat
pemadam berbahan busa memiliki kemampuan untuk mengurangi resiko
api kembali menyala setelah pemadaman. Setelah api dipadamkan, busa
secara efektif menghilangkan uap, bersamaan dengan pendinginan api.
Alat pemadam api berbahan busa menyediakan kemampuan yang cepat
dan kuat dalam mengatasi api kelas A dan B. APAR ini sangat efektif
terhadap bensin dan cairan yan mudah menguap, membentuk segel api di
atas permukaan, dan mencegah pengapian ulang. Ideal untuk penggunaan
multirisiko.
1.2.4. APAR Jenis CO2 (Carbon Dioxide)
Alat pemadam api berbahan CO2 sangat cocok untuk peralatan berlistrik
dan api kelas B. Kemampuan tingginya yang tidak merusak serta efektif
dan bersih yang sangat dikenal luas. CO2 memiliki sifat non- konduktif
dan antristatis. Oleh karena gas ini tidak berbahaya untuk peralatan dan
bahan yang halus, sangat ideal untuk lingkungan kantor yag modern, di
mana minyak, solvent, dan lilin sering digunakan . kinerja yang tidak
merusak dan sangat efektif serta bersih sangatlah penting. Kedua model
memiliki corong yang tidak berpenghantar dan antistatis, cocok untuk
situasi yang melibatkan cairan yang mudah terbakar dan bahaya listrik.
1.2.5. APAR Jenis Hallon (Thermatic Halotron)
Efektif untuk jenis api kelas A dan C. Merupakan alat pemadam api ringan
yang berisi klien agent halotron. APAR otomatis ini menggunakan gas
pendorong argon dan alat pengukur tekanan dipasang di APAR otomatis.
1.3. Menghitung Kebutuhan APAR
Sesuai peraturan dari dinas pemadam kebakaran, peletakan tiap-tiap tabung
APAR disesuaikan pada luasan area dan ruangan yang akan diantisipasi
kebakaran (Hambudi.2015)..
1.3.1. Perkantoran, Koridor, atau Aula
Misalnya, untuk setiap luas ruang 200 m2, harus disediakan satu unit
tabung APAR tipe ABC dry chemical powder atau multipurpose dry
chemical powder berkapasitas 6 kg. Dengan jarak per tiap unit interval 20
meter. Ini berlaku untuk ruangan terbuka atau ruangan terusan, misalnya
koridor atau aula.
1.3.2. Ruangan Berpartisi, Ruang Kantor, atau Kamar Tidur
Untuk ruangan berpartisi seperti rang kantor dan kamar tidur,
direkomendasikan untuk menyediakan satu unit tabung APAR tipe ABC
dry chemical powder atau multipurpose dry chemical powder berkapasitas
3 kg.
1.3.3. Ruang Elektrikal, Genset, atau Panel Listrik
Untuk area berskala kecil, cukup menyediakan satu unit tabung APAR tipe
ABC dry chemical powder, atau multipurpose dry chemical powder
berkapasitas 4 kg dan satu unit tabung APAR tipe carbon dioxide (CO2)
berkapasitas 6, 8 kg.
1.3.4. Industri, Area Produksi, atau Gardu Listrik
Ruangan seperti ini sangat berpotensi besar untuk terjadinya kebakaran.
Jika dilihat dari sisi pengoprasiannya, aktivitas arus listrik dan panas yang
terus- menerus sangat berpotensi besar untuk terjadinya kebakaran. Sangat
direkomendasikan untuk menggunakan setidaknya satu unit fire
extinguisher tipe ABC dry chemical powder berkapasitas 9 kg, satu unit
fire extinguisher trolly wheeled tipe ABC dry chemical powder
berkapasitas 50 kg, dan satu unit fire extinguisher trolly wheeled tipe
carbon dioxide (CO2) berkapasitas 9 kg.
1.4.Peletakan APAR
1.4.1. Menurut Hambudi (2015) hal yang perlu diperhatikan dalam peletakan
APAR, diantaranya:
1.4.1.1.Di setiap unit tabung APAR hendaklah diberi label berupa stiker yang
mudah terlihat dan terbaca.
1.4.1.2.Diletakkan di setiap akses pintu keluar, turun pintu tangga darurat, atau di
tempat yang dianggap strategis dan mudah untuk dijangkau dalam waktu
yang efisien.
1.4.1.3.Peletakkan hanya untuk setiap area yang memiliki potensi kebakaran.
1.4.1.4.Jika tabung digantung di dinding menggunakan bracket, jarak ketinggian
ideal dari lantai adalah 100- 120 cm.
1.4.1.5.Buatkan kartu yang berisi tanggal pengisian terakhir dan kapan masa
kadaluwarsanya.
1.4.1.6.Berikan dan sosialisasikan mengenai peletakan, prosedur penggunaan
yang tertulis, pelatihan rutin, dan orientasi karyawan baru.

1.4.2. Dalam standar operasional prosedur APAR yang diterapkan oleh Global
Mitra Persada (2012) berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Republik Indonesia nomor : Per-04/Men /1980 tentang Syarat –
Syarat Pemasangan Dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan, penempatan
APAR dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:
1.4.2.1.Penempatan alat pemadam api ringan yang satu dengan lainnya atau
kelompok satu dengan lainnya tidak boleh melebihi 15 meter, kecuali
ditetapkan oleh pegawai pengawas atau ahli keselamatan kerja.
1.4.2.2.Setiap alat pemadam api ringan harus dipasang ( ditempatkan )
menggantung pada dinding dengan penguat sengkang atau dengan
konstruksi penguat lainnya atau ditempatkan dalam lemari atau peti ( box )
yang tidak dikunci.
1.4.2.3.Lemari atau peti ( box ) dapat dikunci dengan syarat bagian depannya
harus diberi kaca aman dengan tebal maximum 2 mm.
1.4.2.4.Sekang atau konstruksi penguat lainnya tidak boleh dikunci atau digembok
atau diikat mati.
1.4.2.5.Ukuran panjang dan lebar bingkai kaca aman, harus sesuai dengan
besarnya alat pemadam api ringan yang ada dalam lemari atau peti ( box )
sehingga mudah dikeluarkan.
1.4.2.6.Pemasangan alat pemadam api rinagn harus dipasang sedimikian rupa
sehingga bagian paling atas berada pada ketinggian 1,2 m dari permukaan
lantai, kecuali CO2 dan serbuk kering dapat ditempatkan lebih rendah
dengan syarat jarak antara dasar alar pemadam api ringan tidak kurang 15
cm dari permukaan lantai.
1.4.2.7.Alat pemadam api ringan tidak boleh dipasang dalam ruangan atau tempat
dimana suhu melebihi 49 derajat C atau turun samai minus 44 derajat C
kecuali apabila alat pemadam api ringan tersebut dibuat khusus untuk suhu
diluar batas tersebut di atas.
1.4.2.8.Alat pemadam api ringan yang ditempatkan di alam terbuka harus
dilindungi dengan tutup pengaman.

1.5. Cara Perawatan APAR


Sebagai alat pemadam dan penanggulangan dini dari bahaya kebakaran,
kita harus benar- benar memastikan bahwa tabung APAR yang dimiliki dapat
beroperasi sebagaimana fungsinya, teruama saat dalam kondisi terjadinya
kebakaran. Jangan sampai tabung APAR yang digunakan tidak berfungsi,
seperti isinya tidak keluar, handle-nya macet, atau tabung sudah kehabisan
tekanan karena gas pendorongnya bocor.
Hal yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi hal tersebut asalah dengan
melakukan perawatan yang dilakukan secara berkala. Untuk perawatan cukup
dilakukan pengecekan/ kontrol kelayakan satu bulan sekali. Dan setiap satu
tahun sekali dlakukan pengisian ulang dan service.
1.5.1. Langkah- langkah perawatan yang harus dilakukan setiap bulan adalah
sebagai berikut:
1.5.1.1.Pastikan gas pendorong di dalam tabung tidak bocor dan dalam keadaan
bertekanan, dengan cara melihat posisi jarum yang terdapat di pressure
gauge berada di posisi 15 s.d.20 Bar.
1.5.1.2.Buka threaded yang berada di leher tabung, buka cartidge tabung,lalu cek
dan pastikan bahwa segel di cartridge tabung masih dalam keadaan utuh.
Kemudian, pasang kembali semuanya seperti posisi semula.
1.5.1.3.Pembersihan pada badan tabung dilakukan agar terhindar dari debu dan
korosi, dengan cara:
a) Gosok tabung dengan kain basah hingga tidak ada lagi debu.
b) Gosok lagi badan tabung dengan kain kering
c) Oleskan sedikit solar pada badan tabung secara merata.
d) Akhiri dengan penggosokan menggunakan kain kering.
1.5.1.4.Guna menghindari pembekuan extiguishing agent, terutama tipe ABC dry
chemical powder atau multipurpose ABC chemical powder, dapat
dilakukan dengan membolak- balik tabung. Caranya, satu tangan
memegang bagian atas tabung, sedangkan tangan satunya lagi memegang
bagian bawah tabung. Lalu, bagian atas tabung dibalik ke bawah dan
sebaliknya, bagan bawah tabung dibalik ke atas. Lakukan 3 sampai 5 kali
secara perlahan.
1.5.1.5.Lakukan pelumasan rutin pada roda tabung. Pastikan jari- jari, velg, dan
posisi roda dalam keadaan baik agar menghindari kemacetan roda, patah
velg, dan jari- jari, saat tabung akan digunakan atau dipindahkan dari
posisi sebelumnya.(Berlaku untuk tabung model wheeled trolley atau
tabung beroda).
1.5.1.6.Jika posisi tabung digantung menggunakan bracket, pastikan bracket
dalam keadaan kuat dan melekat sempurna dengan dinding.( Berlaku
untuk tabung model portable standard, baik stored pressure maupun
cartidge).
1.5.1.7.Usahakan agar tabung APAR terhindar dari kontak langsung dengan
matahari dan hujan. Dianjurkan untuk memberi penutup/ kanopi/
pelindung pada tabung guna menjaga kualitas tabung agar tetap tahan
lama.
1.5.2. Langkah- langkah perawatan APAR yang harus dilakukan setiap tahun,
sebagai berikut:
1.5.2.1.Perawatan rutin setiap tahun yang dianjurkan dan direkomendasikan oleh
peraturan suku dinas pemadam kebakaran adalah melakukan isi ulang
media APAR.
1.5.2.2.Perawatan rutin setiap tahunnya harus melakukan overhaul dan tune- up
setiap spare part dari instrumen tabung. Tahap akhirnya, yaitu hydostratic
atau tes uji kelayakan tabung.
1.6.SOP Penggunaan APAR
1.6.1. Pull atau tarik pin sehingga segel terlepas. Pin berada di atas tabung
APAR. Pin juga berfungsi sebagai pengaman handle atau pegangan dari
penekanan yang tidak disengaja.
1.6.2. Posisi berdiri searah dengan arah angin.
1.6.3. Aim atau arahkan nozzle atau ujung hose yang kita pegang ke arah pusat
api.
1.6.4. Squeeze atau tekan handle untuk mengeluarkan/ menyemprotkan isi
tabung.
1.6.5. Sweep atau semprotkan nozzle yang kita pegang ke arah kiri dan kanan
api, agar media yang disemprotkan merata mengenai api.
DAFTAR PUSTAKA
1. Irianto Muhammad.2014.Manajemen Data Center.Bandung:End To End.
2. Hambudi Teguh.2015.Professional General Affair: Paduan Bagian Umum
Perusahaan Modern.Jakarta Selatan: Transmedia Pustaka.
3. Global Mitra Persada.2012. PDF: Standar Operasioal Prosedur Alat
Pemadam Api Ringan (APAR).

Anda mungkin juga menyukai