Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PERLINDUNGAN TERHADAP KEBAKARAN DAN PEMADAMAN


DENGAN PENGGUNAAN BAHAN KIMIA

Dosen Pengampu “Hilfi Pardi, S.Si., M.Si”

OLEH

KELOMPOK 6

Andre Saputra

Irpan Al Pauzi

Rijal Alfatih Wahyu Kusuma

Alhafiz Ramadan Styoko

FAKULTAS TEKNIK DAN TEKNOLOGI KEMARITIMAN


UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan rahmat dan karunia-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Perlindungan
Terhadap Kebakaran Dan Pemadaman Dengan Penggunaan Bahan Kimia” dengan baik dan
selesai tepat waktu.

Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas akhir semester mata kuliah Kimia.
Terimaksih kami ucapkan kepada bapak Hilfi Pardi, S.Si., M.Si. Selaku dosen pengampu
mata kuliah kimia dan juga terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu kami
dalam penyelesaian makalah ini.

Kami menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam penyusunan makalah
ini, oleh karena itu kami akan sangat menghargai kritik dan saran untuk membangun makalah
ini menjadi lebih baik lagi, dan semoga makalah ini dapat memberi manfaat untuk kita
semua.

Tanjungpinang, 14 Desember 2023

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................2

DAFTAR ISI.......................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................4

1.1 Latar Belakang.........................................................................................................4


1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................4
1.3 Tujuan.......................................................................................................................4
1.4 Manfaat ....................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................5
2.1 Perlindungan Terhadap Kebakaran Dan Pemadaman Dengan Penggunaan
Bahan Kimia.............................................................................................................5-14
BAB III PENUTUP...........................................................................................................15
3.1 Kesimpulan...............................................................................................................15

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Latar belakang tentang perlindungan terhadap kebakaran dan pemadaman dengan
penggunaan bahan kimia mencakup perkembangan sejarah dan kebutuhan mendesak
untuk mengatasi resiko kebekaran. Pada abad ke-19, kebakaran sering kali
mengakibatkan kerugian besar dan keterbatasan dalam teknologi pemadam kebakaran
tradisional. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan yang lebih canggih dan efektif.
Seiring dengan kemajuan teknologi dan pemahaman tentang sifat-sifat kimia,
penggunaan bahan kimia dalam pemadaman kebakaran mulai berkembang. Penelitian
terus dilakukan untuk mengidentifikasi senyawa-senyawa yang efektif dalam mengatasi
berbagai jenis kebakaran, termasuk kebakaran yang melibatkan cairan mudah terbakar,
peralatan listrik, dan material padat.
Selain itu, pertumbuhan industri dan kompleksitasi struktur modern
meningkatkan resiko kebakaran. Dalam konteks in, perlindungan terhadap kebakaran
dengan bahan kimia menjadi semakin relevan karena kemampuannya untuk menangani
situasi yang beragram dan menyesuaikan diri dengan kebutuhan spesifik berbagai
lingkungan.
Pemadaman kebakran denga bahan kimia juga memiliki keunggulan dalam hal
waktu reaksi yang cepat dan efisiensi, meminimalkan kerugian properti dan potensi
bahaya bagi manusia. Oleh karena itu, latar belakang ini mencerminkan evolusi
perlindungan terhadap kebakaran dari pendekatan konvesional menuju solusi yang
lebih canggih dan responsif dengan memanfaatkan sifat-sifat khusus bahan kimia.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa saja bentuk perlindungan terhadap kebakaran dan pemadaman dengan
penggunaan bahan kimia?
1.2 Tujuan
1.2.1 Untuk mengetahui apa saja bentuk perlindungan terhadap kebakaran dan
pemadaman dengan penggunaan bahan kimia
1.3 Manfaat

4
1.3.1 Untuk menambah pengetahuan dan wawasan mahasiswa khususnya mahasiswa
fakultas teknik dan teknologi kemaritiman tentang perlindungan terhadap
kebakaran dan pemadaman dengan penggunaan bahan kimia
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Perlindungan Terhadap Kebakaran Dan Pemadaman Dengan Penggunaan Bahan
Kimia
Perlindungan terhadap kebakaran dan pemadaman dengan penggunaan bahan
kimia dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu:
A. APAR (Alat Pemadam Api Ringan)
APAR (Alat Pemadam Api Ringan) adalah alat pemadam kebakaran yang
digunakan untuk mencegah dan memadamkan kebakaran yang masih kecil.
APAR terdiri dari tebung tekanan yang berisi bahan/media pemadam api seperti
C02, seruk kimia kering, busa, dan karbon dioksida serta alat pengontrol untuk
memancarkan bahan pemadam api pada benda yang terbakar.

5
Di atas adalah gambar empat jenis APAR

Fungsi APAR sendiri adalah untuk melindungi lingkungan dan memastikan


keselamatan manusia dan memastikan keselamatan manusia dan asset dalam
suatu bangunan. APAR juga dikenal sebagai alat pemadamapi portable yang
mudah dibawa,cepat, dan tepat dalam penggunaaan untuk awal kebakaran.

APAR (Alat Pemadam Api Ringan) memiliki empat jenis, yaitu sebagai berikut:

1. Alat Pemadam Api (APAR) Serbuk Kimia / Dry Chemical Powder

Jenis alat pemadam ringan serbuk kimia terdiri dari serbuk kering
kimia yang merupakan kombinasi dari Mono-amonium dan ammonium
sulphate. Jenis ini juga dikenal sebagai dry chemical powder fire
extinguisher. Dry Chemical Powder Merupakan kombinasi dari fosfat
Mono-amonium dan ammonium sulphate. Yang berfungsi mengganggu
reaksi kimia yang terjadi pada zona pembakaran, sehingga api padam.
Serbuk kering kimia yang dikeluarkan akan menyelimuti bahan yang
terbakar sehingga memisahkan oksigen yang merupakan unsur penting
terjadinya kebakaran.

6
Jenis alat pemadam ringan ini merupakan alat pemadam api yang
serbaguna karena efektif untuk memadamkan kebakaran di hampir semua
kelas kebakaran seperti Kelas A, B dan C. APAR jenis dry chemical powder
tidak disarankan untuk digunakan dalam industri karena akan mengotori
dan merusak peralatan produksi di sekitarnya.

Jenis Alat Pemadam Ringan Ini Umumnya Digunakan Pada Mobil


Dan Tempat-Tempat Umum, Seperti:

1. Perkantoran
2. Perumahan
3. Sekolah-Sekolah,
4. Rumah Sakit
5. Pom bensin
6. Gudang-gudang

2. Alat Pemadam Api (APAR) Busa / Foam (AFFF)

Jenis alat pemadam ringan ini terdiri dari bahan kimia yang dapat
membentuk busa. Busa dapat melindungi dan mematikan api dengan
signifikan. Busa AFFF (Aqueous Film Forming Foam) yang disembur
keluar akan menutupi bahan yang terbakar sehingga oksigen tidak dapat
7
masuk untuk proses kebakaran. APAR ini terbentuk dari hasil campuran
surfaktan berbasis hidrokarbon seperti sulfat sodium alkyl, fluoro surfactant
seperti: fluorotelomers, asam perfluorooctanoic (PFOA), asam
perfluorooctanesulfonic (PFOS) dan air.
APAR Jenis Busa AFFF ini efektif untuk memadamkan api yang
ditimbulkan oleh bahan-bahan padat non-logam seperti:
1) Kertas
2) Kain
3) Karet, dan lain sebagainya (kebakaran kelas A).

Selain itu juga mampu memadamkan kebakaran yang dikarenakan


oleh bahan-bahan cair yang mudah terbakar seperti minyak, alkohol,
solvent, dan lain sebagainya (kebakaran jenis B).

APAR ini juga sering sekali ditemui seperti di perumahan, garasi, dan
workshop seperti dapur restoran. Biasanya APAR ini banyak digunakan di
area dapur seperti kafe atau restoran-restoran.

3. Alat Pemadam Api (APAR) Air / Water

8
Jenis alat pemadam ringan ini disikan oleh Air dengan tekanan tinggi.
APAR jenis air ini paling ekonomis dan cocok untuk memadamkan api
yang dikarenakan oleh bahan-bahan padat non-logam seperti kertas, kain,
karet, plastik, dan lain sebagainya (kebakaran kelas A).

Tetapi akan sangat berbahaya jika dipergunakan pada kebakaran yang


dikarenakan instalasi listrik yang bertegangan (kebakaran kelas C).

4. Alat Pemadam Api (APAR) Karbon Dioksida / Carbon Dioxide (CO2)

Jenis alat pemadam ringan ini menggunakan bahan karbon dioksida


(carbon dioxide / CO2) yang berfungsi untuk mengikat oksigen dan
mengisolasinya. Ini karena CO2 memiliki masa yang lebih berat dari pada
oksigen. Selain itu, CO2 juga memiliki suhu yang cukup dingin sehingga
bisa dapat memadamkan api dengan cara mendinginkan sumber panas pada
titik api.

9
APAR karbon dioksida sangat cocok untuk kebakaran kelas B (bahan
cair yang mudah terbakar) dan kelas C (Instalasi Listrik yang bertegangan).
APAR ini sering sekali kita temukan di tempat yang agak sensitif seperti
tempat penyimpanan makanan, ruang komputer, laboratorium dan lain-lain.

Jenis alat pemadam ringan ini tidak dapat digunakan pada ruang
tertutup, karena CO2 dapat mengganggu pernapasan jika digunakan pada
ruangan tertutup.

Cara Penggunaan APAR

Setelah mengetahui beragam jenis alat pemadam ringan, langkah


selanjutnya adalah mengetahui cara penggunaan APAR itu sendiri. SOP
penggunaan APAR umumnya dikenal dengan singkatan PASS (Pull, Aim,
Squeeze, Sweep) dengan keterangan lebih rinci berupa:
1) Pull atau Tarik
Pada tahap ini, tarik segel atau pin pengaman pada APAR yang ada.
Saat menarik pin pengaman ini, jangan sampai menekan handle atau
pegangan APAR. Bila ditekan, maka Moms akan kesulitan dalam melepas
pin pengaman.
2) Aim atau arahkan

10
Aim atau arahkan selang ke bagian dasar api. Jangan lupa untuk
memastikan tabung berdiri tegak lurus.
3) Squeeze atau tekan
Tekan valve atau handle hingga api mati atau hingga isi tabung habis.

4) Sweep atau gerakan menyapu


Gerakkan ujung nozzle dengan gerakan sweep dari sisi ke sisi atau
dari kiri ke kanan seperti sedang menyapu.

Klasifikasi Jenis-Jenis Kebakaran

Klasifikasi tersebut adalah sebagai berikut:


1) Kebakaran Kelas A
Kebakaran kelas A merupakan kelas kebakaran yang dikarenakan oleh
bahan-bahan padat non-logam seperti kertas, plastik, kain, kayu, karet, dan
lain sebagainya. Jenis alat pemadam ringan yang cocok untuk
memadamkan kebakaran kelas A adalah APAR jenis cairan (water), APAR
jenis busa (foam) dan APAR jenis tepung kimia (dry powder).

2) Kebakaran Kelas B

11
Kebakaran kelas B merupakan kelas kebakaran yang dikarenakan
oleh bahan-bahan cair yang mudah terbakar, seperti minyak (bensin, solar,
oli), alkohol, cat, solvent, methanol, dan lain sebagainya.
Jenis alat pemadam ringan yang cocok untuk memadamkan
kebakaran kelas B adalah APAR jenis karbon dioksida (CO2), APAR jenis
busa (foam) dan APAR jenis tepung kimia (dry powder).
3) Kebakaran Kelas C
Kebakaran kelas C merupakan kelas kebakaran yang dikarenakan
oleh instalasi listrik yang bertegangan.
Jenis alat pemadam ringan yang cocok untuk memadamkan
kebakaran kelas C adalah APAR jenis karbon dioksida (CO2) dan APAR
jenis tepung kimia (Dry Powder).
4) Kebakaran Kelas D
Kebakaran Kelas D merupakan kelas kebakaran yang dikarenakan
oleh bahan-bahan logam yang mudah terbakar seperti sodium, magnesium,
aluminium, lithium, dan kalium. Kebakaran jenis ini perlu APAR khusus
dalam memadamkannya.

B. Sistem Pendeteksi Kebakaran

Sistem pendeteksi kebakaran adalah suatu teknologi yang dirancang untuk


mengidentifikasi kebakaran atau indikasi bahaya kebakaran secara dini. Tujuan
utamanya adalah memberikan peringatan secepat mungkin agar tindakan
pencegahan atau evakuasi dapat diambil untuk melindungi kehidupan dan
properti. Berikut adalah beberapa komponen umum yang dapat ada dalam sistem
pendeteksi kebakaran:

1. Sensor Asap (Smoke Detector)


Sensor asap adalah salah satu komponen kunci dalam sistem
pendeteksi kebakaran. Sensor ini mendeteksi partikel asap yang dihasilkan
oleh pembakaran dan menghasilkan sinyal peringatan ketika ambang batas
tertentu tercapai.
2. Sensor Panas (Heat Detector)

12
Sensor panas mendeteksi peningkatan suhu yang melebihi ambang
batas tertentu. Sensor ini berguna di lingkungan di mana penggunaan sensor
asap mungkin tidak efektif, seperti di area yang berdebu atau berawan.
3. Sensor Gas (Gas Detector)
Sensor gas dapat digunakan untuk mendeteksi gas-gas yang dapat
menyebabkan kebakaran, seperti gas metana atau propana. Sensor ini
biasanya digunakan di lingkungan industri atau di tempat-tempat di mana
gas dapat membahayakan.
4. Sistem Pemadam Api Otomatis (Automatic Fire Suppression System)
Setelah deteksi kebakaran, sistem ini dapat memberikan respons
otomatis dengan melepaskan bahan pemadam api seperti busa atau gas
pemadam api.
5. Sistem Pemberitahuan (Notification System)
Sistem ini termasuk alarm kebakaran, lampu peringatan, atau
pemberitahuan audio yang memberikan peringatan kepada orang-orang di
sekitarnya tentang adanya kebakaran.
6. Pusat Kontrol (Control Panel)
Pusat kontrol mengumpulkan informasi dari sensor-sensor yang
terpasang dan mengelola sistem secara keseluruhan. Jika terdeteksi adanya
kebakaran, pusat kontrol dapat mengambil langkah-langkah otomatis
seperti mengaktifkan sistem pemadam api atau memberikan peringatan.
7. Sistem Pemantauan Jarak Jauh (Remote Monitoring System)
Beberapa sistem modern dapat diakses secara jarak jauh melalui
koneksi internet. Ini memungkinkan pengguna untuk memantau status
sistem dan menerima peringatan melalui perangkat seluler atau komputer.
8. Kamera Keamanan (Security Cameras)
Pemasangan kamera keamanan dapat membantu pemantauan visual
untuk konfirmasi lebih lanjut terkait kebakaran atau membantu dalam
evakuasi.
Sistem pendeteksi kebakaran ini dapat diintegrasikan dengan sistem
keamanan yang lebih luas untuk memberikan perlindungan yang lebih
komprehensif. Perawatan dan pengujian rutin terhadap semua komponen
sangat penting untuk memastikan kinerja yang andal

13
C. Peralatan Pemadam Otomatis
Peralatan pemadam otomatis adalah sistem dan perangkat yang dirancang
untuk mendeteksi, mengendalikan, dan memadamkan kebakaran secara otomatis
tanpa campur tangan manusia. Berikut adalah beberapa jenis peralatan pemadam
otomatis yang umum digunakan:
1. Sistem Pemadaman Gas Otomatis
Sistem ini menggunakan gasm pemadam seperti gas karbon dioksida
(CO2), gas halon, atau gas lainnya yang dapat menggantikan oksigen di
ruangan untuk memadamkan api. Mereka umumnya digunakan di ruangan
yang tidak boleh basah dengan air atau di mana sistem sprinkler tidak
praktis.
2. Sistem Pemadaman Aerosol Otomatis
Sistem pemadaman aerosol menggunakan aerosol berdasarkan bahan
kimia yaitu Potassium Nitrate (KNO3) atau senyawa seperti Potassium
Nitrate / Urea (KNO3/CO(NH2)2) untuk menghentikan reaksi pembakaran.
Mereka sangat efektif dalam memadamkan kebakaran di ruang yang
terbatas

14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pemanfaatan bahan kimia dalam perlindungan kebakaran dan pemadaman
merupakan langkah yang sangat tepat dalam meningkatkan efisiensi dan keberhsilan
upaya pemadaman kebakaran. Dalam konteks ini pemahaman yang mendalam tentang
sifat-sifat bahan kimia, strategi pencegahan kebakaran, dan teknik pemadaman yang
efektif sangat diperlukan.
Kesadaran akan pentingnya integrasi teknologi terbaru dan pelatihan yang
berkualitas juga menjadi kunci untuk meminimalkan dampak kebakaran dan
melindungi kehidupan serta properti.

15

Anda mungkin juga menyukai