OLEH
KELOMPOK 6
Andre Saputra
Irpan Al Pauzi
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan rahmat dan karunia-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Perlindungan
Terhadap Kebakaran Dan Pemadaman Dengan Penggunaan Bahan Kimia” dengan baik dan
selesai tepat waktu.
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas akhir semester mata kuliah Kimia.
Terimaksih kami ucapkan kepada bapak Hilfi Pardi, S.Si., M.Si. Selaku dosen pengampu
mata kuliah kimia dan juga terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu kami
dalam penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam penyusunan makalah
ini, oleh karena itu kami akan sangat menghargai kritik dan saran untuk membangun makalah
ini menjadi lebih baik lagi, dan semoga makalah ini dapat memberi manfaat untuk kita
semua.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................2
DAFTAR ISI.......................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................4
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
1.3.1 Untuk menambah pengetahuan dan wawasan mahasiswa khususnya mahasiswa
fakultas teknik dan teknologi kemaritiman tentang perlindungan terhadap
kebakaran dan pemadaman dengan penggunaan bahan kimia
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Perlindungan Terhadap Kebakaran Dan Pemadaman Dengan Penggunaan Bahan
Kimia
Perlindungan terhadap kebakaran dan pemadaman dengan penggunaan bahan
kimia dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu:
A. APAR (Alat Pemadam Api Ringan)
APAR (Alat Pemadam Api Ringan) adalah alat pemadam kebakaran yang
digunakan untuk mencegah dan memadamkan kebakaran yang masih kecil.
APAR terdiri dari tebung tekanan yang berisi bahan/media pemadam api seperti
C02, seruk kimia kering, busa, dan karbon dioksida serta alat pengontrol untuk
memancarkan bahan pemadam api pada benda yang terbakar.
5
Di atas adalah gambar empat jenis APAR
APAR (Alat Pemadam Api Ringan) memiliki empat jenis, yaitu sebagai berikut:
Jenis alat pemadam ringan serbuk kimia terdiri dari serbuk kering
kimia yang merupakan kombinasi dari Mono-amonium dan ammonium
sulphate. Jenis ini juga dikenal sebagai dry chemical powder fire
extinguisher. Dry Chemical Powder Merupakan kombinasi dari fosfat
Mono-amonium dan ammonium sulphate. Yang berfungsi mengganggu
reaksi kimia yang terjadi pada zona pembakaran, sehingga api padam.
Serbuk kering kimia yang dikeluarkan akan menyelimuti bahan yang
terbakar sehingga memisahkan oksigen yang merupakan unsur penting
terjadinya kebakaran.
6
Jenis alat pemadam ringan ini merupakan alat pemadam api yang
serbaguna karena efektif untuk memadamkan kebakaran di hampir semua
kelas kebakaran seperti Kelas A, B dan C. APAR jenis dry chemical powder
tidak disarankan untuk digunakan dalam industri karena akan mengotori
dan merusak peralatan produksi di sekitarnya.
1. Perkantoran
2. Perumahan
3. Sekolah-Sekolah,
4. Rumah Sakit
5. Pom bensin
6. Gudang-gudang
Jenis alat pemadam ringan ini terdiri dari bahan kimia yang dapat
membentuk busa. Busa dapat melindungi dan mematikan api dengan
signifikan. Busa AFFF (Aqueous Film Forming Foam) yang disembur
keluar akan menutupi bahan yang terbakar sehingga oksigen tidak dapat
7
masuk untuk proses kebakaran. APAR ini terbentuk dari hasil campuran
surfaktan berbasis hidrokarbon seperti sulfat sodium alkyl, fluoro surfactant
seperti: fluorotelomers, asam perfluorooctanoic (PFOA), asam
perfluorooctanesulfonic (PFOS) dan air.
APAR Jenis Busa AFFF ini efektif untuk memadamkan api yang
ditimbulkan oleh bahan-bahan padat non-logam seperti:
1) Kertas
2) Kain
3) Karet, dan lain sebagainya (kebakaran kelas A).
APAR ini juga sering sekali ditemui seperti di perumahan, garasi, dan
workshop seperti dapur restoran. Biasanya APAR ini banyak digunakan di
area dapur seperti kafe atau restoran-restoran.
8
Jenis alat pemadam ringan ini disikan oleh Air dengan tekanan tinggi.
APAR jenis air ini paling ekonomis dan cocok untuk memadamkan api
yang dikarenakan oleh bahan-bahan padat non-logam seperti kertas, kain,
karet, plastik, dan lain sebagainya (kebakaran kelas A).
9
APAR karbon dioksida sangat cocok untuk kebakaran kelas B (bahan
cair yang mudah terbakar) dan kelas C (Instalasi Listrik yang bertegangan).
APAR ini sering sekali kita temukan di tempat yang agak sensitif seperti
tempat penyimpanan makanan, ruang komputer, laboratorium dan lain-lain.
Jenis alat pemadam ringan ini tidak dapat digunakan pada ruang
tertutup, karena CO2 dapat mengganggu pernapasan jika digunakan pada
ruangan tertutup.
10
Aim atau arahkan selang ke bagian dasar api. Jangan lupa untuk
memastikan tabung berdiri tegak lurus.
3) Squeeze atau tekan
Tekan valve atau handle hingga api mati atau hingga isi tabung habis.
2) Kebakaran Kelas B
11
Kebakaran kelas B merupakan kelas kebakaran yang dikarenakan
oleh bahan-bahan cair yang mudah terbakar, seperti minyak (bensin, solar,
oli), alkohol, cat, solvent, methanol, dan lain sebagainya.
Jenis alat pemadam ringan yang cocok untuk memadamkan
kebakaran kelas B adalah APAR jenis karbon dioksida (CO2), APAR jenis
busa (foam) dan APAR jenis tepung kimia (dry powder).
3) Kebakaran Kelas C
Kebakaran kelas C merupakan kelas kebakaran yang dikarenakan
oleh instalasi listrik yang bertegangan.
Jenis alat pemadam ringan yang cocok untuk memadamkan
kebakaran kelas C adalah APAR jenis karbon dioksida (CO2) dan APAR
jenis tepung kimia (Dry Powder).
4) Kebakaran Kelas D
Kebakaran Kelas D merupakan kelas kebakaran yang dikarenakan
oleh bahan-bahan logam yang mudah terbakar seperti sodium, magnesium,
aluminium, lithium, dan kalium. Kebakaran jenis ini perlu APAR khusus
dalam memadamkannya.
12
Sensor panas mendeteksi peningkatan suhu yang melebihi ambang
batas tertentu. Sensor ini berguna di lingkungan di mana penggunaan sensor
asap mungkin tidak efektif, seperti di area yang berdebu atau berawan.
3. Sensor Gas (Gas Detector)
Sensor gas dapat digunakan untuk mendeteksi gas-gas yang dapat
menyebabkan kebakaran, seperti gas metana atau propana. Sensor ini
biasanya digunakan di lingkungan industri atau di tempat-tempat di mana
gas dapat membahayakan.
4. Sistem Pemadam Api Otomatis (Automatic Fire Suppression System)
Setelah deteksi kebakaran, sistem ini dapat memberikan respons
otomatis dengan melepaskan bahan pemadam api seperti busa atau gas
pemadam api.
5. Sistem Pemberitahuan (Notification System)
Sistem ini termasuk alarm kebakaran, lampu peringatan, atau
pemberitahuan audio yang memberikan peringatan kepada orang-orang di
sekitarnya tentang adanya kebakaran.
6. Pusat Kontrol (Control Panel)
Pusat kontrol mengumpulkan informasi dari sensor-sensor yang
terpasang dan mengelola sistem secara keseluruhan. Jika terdeteksi adanya
kebakaran, pusat kontrol dapat mengambil langkah-langkah otomatis
seperti mengaktifkan sistem pemadam api atau memberikan peringatan.
7. Sistem Pemantauan Jarak Jauh (Remote Monitoring System)
Beberapa sistem modern dapat diakses secara jarak jauh melalui
koneksi internet. Ini memungkinkan pengguna untuk memantau status
sistem dan menerima peringatan melalui perangkat seluler atau komputer.
8. Kamera Keamanan (Security Cameras)
Pemasangan kamera keamanan dapat membantu pemantauan visual
untuk konfirmasi lebih lanjut terkait kebakaran atau membantu dalam
evakuasi.
Sistem pendeteksi kebakaran ini dapat diintegrasikan dengan sistem
keamanan yang lebih luas untuk memberikan perlindungan yang lebih
komprehensif. Perawatan dan pengujian rutin terhadap semua komponen
sangat penting untuk memastikan kinerja yang andal
13
C. Peralatan Pemadam Otomatis
Peralatan pemadam otomatis adalah sistem dan perangkat yang dirancang
untuk mendeteksi, mengendalikan, dan memadamkan kebakaran secara otomatis
tanpa campur tangan manusia. Berikut adalah beberapa jenis peralatan pemadam
otomatis yang umum digunakan:
1. Sistem Pemadaman Gas Otomatis
Sistem ini menggunakan gasm pemadam seperti gas karbon dioksida
(CO2), gas halon, atau gas lainnya yang dapat menggantikan oksigen di
ruangan untuk memadamkan api. Mereka umumnya digunakan di ruangan
yang tidak boleh basah dengan air atau di mana sistem sprinkler tidak
praktis.
2. Sistem Pemadaman Aerosol Otomatis
Sistem pemadaman aerosol menggunakan aerosol berdasarkan bahan
kimia yaitu Potassium Nitrate (KNO3) atau senyawa seperti Potassium
Nitrate / Urea (KNO3/CO(NH2)2) untuk menghentikan reaksi pembakaran.
Mereka sangat efektif dalam memadamkan kebakaran di ruang yang
terbatas
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pemanfaatan bahan kimia dalam perlindungan kebakaran dan pemadaman
merupakan langkah yang sangat tepat dalam meningkatkan efisiensi dan keberhsilan
upaya pemadaman kebakaran. Dalam konteks ini pemahaman yang mendalam tentang
sifat-sifat bahan kimia, strategi pencegahan kebakaran, dan teknik pemadaman yang
efektif sangat diperlukan.
Kesadaran akan pentingnya integrasi teknologi terbaru dan pelatihan yang
berkualitas juga menjadi kunci untuk meminimalkan dampak kebakaran dan
melindungi kehidupan serta properti.
15