Anda di halaman 1dari 19

KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

“PEMADAMAN KEBAKARAN”

Oleh :

Nurdila Anggresti Maulia

1607110111

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH ACEH

2020

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Kebakaran termasuk masalah yang tidak dikehendaki kedatangannya. Kebakaran adalah suatu
peristiwa yang terjadi akibat tidak terkendalinya sumber energi. Penyebab kebakaran beragam
dari yang kecil sampai ke masalah yang besar. Di Indonesia sendiri kebakaran merupakan
masalah yang berat, disamping itu juga dikarenakan pengaruh iklim yang dapat membantu
masalah tersebut.

Ditinjau dari segi pengamanan (Security) kejadian kebakaran merupakan salah satu unsur
gangguan keamanan, sedangkan dari segi keselamatan (Safety) kejadian kebakaran merukan
kerugian (Loss). Seperti halnya gangguan keamanan atau kejadian kecelakaan yang terjadinya
secara tiba- tiba dan sulit diramalkan. Demikian juga kejadian kebakaran yang tidak di
tanggulangi akan mendatangkan kerugian harta benda dan kecelkaan manusia. Oleh karena itu
kebakaran harus di cegah dan apabila masih terjadi harus dipadamkan sedini mungkin.

Pencegahan dan penanggulangan akan berhasil bila kita telah memahami apakah sebenarnya
kebakaran tersebut. Oleh karena itu perlu adanya pengetahuan tentang cara menanggulangi
kebakaran. Dengan dibuatnya makalah ini agar mahasiswa mengetahui tentang
penanggulangan kebakaran secara umum.

1.2 Tujuan

 Untuk mengetahui definisi pemadaman kebakaran


 Untuk mengetahui faktor penyebab kebakaran
 Untuk mengetahui dampak kebarakan
 Untuk mengetahui alat-alat pemadaman kebakaran
 Untuk mengetahui metode pemadaman kebakaran
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Definisi Pemadaman Kebakaran

Bahaya kebakaran adalah bahaya yang ditimbulkan oleh adanya nyala api yang tidak
terkendali. Kebakaran adalah suatu reaksi oksidasi eksotermis yang berlangsung dengan cepat
dari suatu bahan bakar yang disertai dengan timbulnya api/penyalaan. Api yang menyala di
tempat-tempat yang dikehendaki seperti kompor, di perindustrian dan tempat atau peralatan
lain tidak termasuk dalam kategori kebakaran. Menurut Departemen Tenaga Kerja kebakaran
adalah “Suatu reaksi oksidasi eksotermis (terjadi karena pemanasan) yang berlangsung dengan
cepat dari suatu bahan bakar yang disertai dengan timbulnya api atau penyalaan”. Sedangkan
definisi kebakaran menurut Asuransi secara umum adalah “Sesuatu yang benar-benar terbakar
yang seharusnya tidak terbakar yang dibuktikan dengan adanya nyala api secara nyata, terjadi
secara tidak sengaja, tiba-tiba serta menimbulkan kecelakaan atau kerugian”.

Sedangkan penanggulangan kebakaran adalah segala upaya untuk mencegah timbulnya


kebakaran dengan berbagai upaya pengendalian setiap perwujudan energi, pengadaan sarana
proteksi kebakaran dan sarana penyelamatan serta pembentukan organisasi tanggap darurat
untuk memberantas kebakaran. Penanggulangan kebakaran atau pemadaman kebakaran adalah
usaha menyadari atau mewaspadai akan faktor-faktor yang menjadi sebab munculnya atau
terjadinya kebakaran dan mengambil langkah-langkah untuk mencegah kemungkinan tersebut
menjadi kenyataan. Penanggulangan kebakaran membutuhkan suatu program pendidikan dan
pengawasan beserta pengawasan karyawan, suatu rencana pemeliharaan yang cermat dan
teratur atas bangunan dan kelengkapannya, inspeksi/ pemeriksaan, penyediaan dan
penempatan yang baik dari peralatan pemadam kebakaran termasuk memeliharanya baik segi
siap-pakainya maupun dari segi mudah dicapainya.

2.2 Faktor Penyebab Kebakaran

Berikut adalah beberapa faktor penyebab kebakaran, antara lain :

1. Kebakaran karena sifat kelalaian manusia, seperti : kurangnya pengertian pengetahuan


penanggulangan bahaya kebakaran; kurang hati menggunakan alat dan bahan yang dapat
menimbulkan api; kurangnya kesadaran pribadi atau tidak disiplin.
2. Kebakaran karena peristiwa alam, terutama berkenaan dengan cuaca, sinar matahari,
letusan gunung berapi, gempa bumi, petir, angin dan topan.
3. Kebakaran karena penyalaan sendiri, sering terjadi pada gudang bahan kimia di mana
bahan bereaksi dengan udara, air dan juga dengan bahan-bahan lainnya yang mudah
meledak atau terbakar.
4. Kebakaran karena kesengajaan untuk tujuan tertentu, misalnya sabotase, mencari
keuntungan ganti rugi klaim asuransi, hilangkan jejak kejahatan, tujuan taktis pertempuran
dengan jalan bumi hangus.

Klasifikasi Kebakaran adalah penggolongan atau pembagian atas kebakaran berdasarkan jenis
bahan bakarnya. Tujuannya agar supaya lebih mudah lebih cepat dan tepat dalam memilih jenis
pemadam yang akan digunakan untuk memadamkan api. Klasifikasi kebakaran yang diakui di
Indonesia berdasarkan : PERMEN NAKERTRANS : No. PE-04/MEN/1980. Tanggal 14 April
1980.

1. Kelas A : Bahan bakarnya bila terbakar meninggalkan abu dan arang


2. Kelas B : Bahan bakar cair
3. Kelas C : Kebakaran listrik
4. Kelas D : Kebakaran logam.

Kebakaran di Indonesia dibagi menjadi tiga kelas, yaitu:

a. Kelas A
Kebakaran yang disebabkan oleh benda-benda padat, misalnya kertas, kayu, plastik, karet,
busa dan lain-lainnya. Media pemadaman kebakaran untuk kelas ini berupa: air, pasir,
karung goni yang dibasahi, dan Alat Pemadam Kebakaran (APAR) atau racun api tepung
kimia kering.
b. Kelas B
Kebakaran yang disebabkan oleh benda-benda mudah terbakar berupa cairan, misalnya
bensin, solar, minyak tanah, spirtus, alkohol dan lain-lainnya. Media pemadaman
kebakaran untuk kelas ini berupa: pasir dan Alat Pemadam Kebakaran (APAR) atau racun
api tepung kimia kering. Dilarang memakai air untuk jenis ini karena berat jenis air lebih
berat dari pada berat jenis bahan di atas sehingga bila kita menggunakan air maka
kebakaran akan melebar kemana-mana.
c. Kelas C
Kebakaran yang disebabkan oleh listrik. Media pemadaman kebakaran untuk kelas ini
berupa: Alat Pemadam Kebakaran (APAR) atau racun api tepung kimia kering. Matikan
dulu sumber listrik agar kita aman dalam memadamkan kebakaran.

2.3 Dampak Kebakaran


Berikut merupakan dampak dari kebakaran, antara lain:
1. Menghambat kelancaran pemerintahan/ pembangunan
2. Menghambat kelancaran perekonomian
3. Timbulnya pengangguran
4. Terganggunya stabilitas kamtibnas psikologi.

Peristiwa kebakaran memberikan efek bahaya antara lain:


 Asap
Asap adalah kumpulan partikel zat carbon ukuran kurang dari 0,5 micron sebagai hasil
dari pembakaran tak sempurna dan bahan yang mengandung karbon. Efeknya iritasi/
rangsangan pada mata, selaput lendir pada hidung dan kerongkongan.
 Panas
Panas adalah suatu bentuk energi yang pada 300oF dapat dikatakan sebagai temperatur
tertinggi di mana manusia dapat bertahan/ bernafas hanya dalam waktu yang singkat.
Efeknya tubuh kehilangan cairan dan tenaga, luka bakar/ terbakar pada kulit dan
pernafasan, mematikan jantung.
 Nyala/ Flame
Nyala/ Flame biasa timbul pada proses pembakaran sempurna dan membentuk cahaya
berkilauan.
 Gas Beracun
Gas beracun antara lain:
1. Karbon Monoksida ridak berasa, tidak berbau, tidak berasa NAB 50 ppm
2. Sulfur Dioksida (SO2) sangat beracun, menyebabakna gejala lambat diri, kerusakan
sistem pernafasan seperti bronchitis
3. Hidrogen Sulfida (H2S) >NAB 10 ppm
4. Ammonia (MH3) >NAB 25 ppm
5. Hydrogen Sianida (HCN) >NAB 10 ppm
6. Acrolein (C3H4O) >NAB 0,1 ppm
7. Gas hasil pembakaran zat sellulosa (kertas, kayu, kain) seperti karbon monoksida,
formaldehida, asam formiat, asam karboksitat, metilalkohol, asam asetat, dan lain-lain
8. Gas hasil pembakaran plastik seperti karbon monoksida, asam klorida dan sianida,
nitrogen eksida, dan lain-lain
9. Gas hasil pembakaran karet seperti karbon monoksida, sulfur dioksida, dan asap tebal
10. Gas hasil pembakaran scilena seperti hidrogen sianida, gas amonia
11. Gas hasil pembakaran wool seperti karbon monoksida, hidrogen sulfida, sulfur
dioksida, dan hidrogen sianida
12. Gas hasil pembakaran hasil minyak bumi seperti karbon monoksida, karbon dioksida,
axcolin, dan asap tebal.

2.4 Alat-alat Pemadaman Kebakaran


Untuk mencegah dan menanggulangi kebakaran perlu disediakan peralatan pemadam
kebakaran yang sesuai dan cocok untuk bahan yang mungkin terbakar di tempat yang
bersangkutan.
1. Perlengkapan dan alat pemadam kebakaran sederhana

a. Air, bahan alam yang melimpah, murah dan tidak ada akibat ikutan (side effect),
sehingga air paling banyak dipakai untuk memadamkan kebakaran. Persedian air
dilakukan dengan cadangan bak-bak iar dekat daerah bahaya, alat yang diperlukan
berupa ember atau slang/pipa karet/plastik.

b. Pasir, bahan yang dapat menutup benda terbakar sehingga udara tidak masuk sehingga
api padam. Caranya dengan menimbunkan pada benda yang terbakar menggunakan
sekop atau ember
c. Karung goni, kain katun, atau selimut basah sangat efektif untuk menutup kebakaran
dini pada api kompor atau kebakaran di rumah tangga, luasnya minimal 2 kali luas
potensi api.

d. Tangga, gantol dan lain-lain sejenis, dipergunakan untuk alat bantu penyelamatan dan
pemadaman kebakaran.

2. Alat Pemadam Api Ringan (APAR)


APAR adalah alat yang ringan serta mudah dilayani oleh satu orang untuk memadamkan
api pada awal terjadinya kebakaran. Tabung APAR harus diisi ulang sesuai dengan jenis
dan konstruksinya. Jenis APAR meliputi : jenis air (water), busa (foam), serbuk kering
(dry chemical) gas halon dan gas CO2, yang berfungsi untuk menyelimuti benda terbakar
dari oksigen di sekitar bahan terbakar sehingga suplai oksigen terhenti. Zat keluar dari
tabung karena dorongan gas bertekanan. Konstruksi APAR sebagai berikut :

a. Petunjuk Pemilihan APAR

b. Karakteristik APAR :
 APAR jenis tertentu bukan merupakan pemadam untuk segala jenis kebakaran,
oleh karena itu sebelum menggunakan APAR perlu diidentifikasi jenis bahan
terbakar.

 APAR hanya ideal dioperasikan pada situasi tanpa angin kuat, APAR kimiawi
ideal dioperasikan pada suhu kamar

 Waktu ideal : 3 detik operasi, 10 detik berhenti, waktu maksimum terus menerus
8 detik.

 Bila telah dipakai harus diisi ulang

 Harus diperiksa secara periodik, minimal 2 tahun sekali.

3. Alat Pemadam Kebakaran Besar


Alat-alat ini ada yang dilayani secara manual ada pula yang bekerja secara otomatis.
 Sistem hidran mempergu-nakan air sebagai pemadam api. Terdiri dari pompa, saluran
air, pilar hidran (di luar gedung), boks hidran (dalam gedung) berisi : slang landas, pipa
kopel, pipa semprot dan kumparan slang

 Sistem penyembur api (sprinkler system), kombinasi antara sistem isyarat alat
pemadam kebakaran.

 Sistem pemadam dengan gas.

Adapun Pedoman Singkat antisipasi dan tindakan pemadaman kebakaran :


1. Tempatkan APAR selalu pada tempat yang sudah ditentukan, mudah dijangkau dan mudah
dilihat, tidak terlindung benda/perabot seperti lemari, rak buku dsb. Beri tanda segitiga
warna merah panjang sisi 35 cm.

2. Siagakan APAR selalu siap pakai


3. Bila terjadi kebakaran kecil : bertindaklah dengan tenang, identifikasi bahan terbakar dan
tentukan APAR yang dipakai.

4. Bila terjadi kebakaran besar : bertindaklah dengan tenang, beritahu orang lain untuk
pengosongan lokasi, nyalakan alarm, hubungi petugas pemadam kebakaran.

5. Upayakan latihan secara periodik untuk dapat bertindak secara tepat dan tenang.
Adapun Fasilitas Penunjang Keberhasilan pemasdaman kebakaran juga ditentukan oleh
keberadaan fasilitas penunjang yang memadai, antara lain :
1. Fire alarm secara otomatis akan mempercepat diketahuinya peristiwa kebakaran.
Beberapa kebakaran terlambat diketahui karena tidak ada fire alarm, bila api terlanjur
besar maka makin sulit memadamkannya.

2. Jalan petugas, diperlukan bagi petugas yang datang menggunakan kendaraan pemadam
kebakaran, kadang harus mondar-mandir/keluar masuk mengambil air, sehingga perlu
jalan yang memadai, keras dan lebar, juga untuk keperluan evakuasi. Untuk itu diperlukan
fasilitas :

a. Daun pintu dapat dibuka keluar

b. Pintu dapat dibuka dari dalam tanpa kunci

c. Lebar pintu dapat dilewati 40 orang/menit

d. Bangunan beton strukturnya harus mampu terbakar minimal 7 jam.

2.5 Job Description


Seorang petugas pemadam kebakaran, juga dikenal sebagai petugas pemadam
kebakaran, adalah penyelamat yang terutama terlatih dalam pemadam kebakaran dan operasi
penyelamatan. Selain ini, petugas pemadam kebakaran juga diharapkan untuk berpartisipasi
dalam sejumlah layanan sipil dan publik dalam koordinasi dengan lembaga federal lainnya.
Profil pekerjaan mereka melibatkan kerja penyelamat, serta teknisi medis darurat, dalam kasus
kecelakaan kebakaran, membangun kecelakaan, kecelakaan di jalan, bencana alam.
Di dalam kendaraan terdapat 6 personil yang ditugaskan, 4 sebagai fire fighter dan 2
sebagai operator unit. Tugas dan fungsi masing – masing personil :
1. Fire Fighter : bertugas sebagai pemburu api.
2. Operator Unit : bertugas mengoprasi kendaraan dan mencari api.
Seperti kita semua tahu, tugas darurat pemadam kebakaran mulai dengan panggilan
darurat. Ketika petugas pemadam kebakaran menerima panggilan darurat, mereka diharapkan
untuk menghadiri panggilan ini dan bergegas ke tempat di mana layanan mereka dibutuhkan.
Terlepas dari apakah itu adalah pelarian kebakaran atau kecelakaan lainnya, petugas pemadam
kebakaran ini diharapkan untuk memulai operasi penyelamatan segera. Untuk melakukan hal
ini, mereka dilengkapi dengan peralatan khusus. Dalam kasus kebakaran pelarian, petugas
pemadam kebakaran tersebut api tempur, memadamkannya dan menyelamatkan kehidupan
manusia dan properti. Dalam kasus kecelakaan, tugas utama mereka adalah untuk melakukan
operasi penyelamatan dan menyelamatkan nyawa orang.
Petugas pemadam kebakaran juga menyediakan bantuan medis darurat sebagaimana
dan ketika diperlukan. Berbekal pelatihan khusus dan peralatan khusus, petugas pemadam
kebakaran ini bekerja dalam asap diisi lingkungan, dimana kehidupan mereka beresiko, hanya
untuk menyelamatkan nyawa orang lain.

2.6 Penanggulangan Kebakaran


Langkah-langkah penanggulangan kebakaran :

1. Jika terjadi kebakaran, langkah pertama yang harus dilakukan adalah memadamkan secara
langsung dengan alat pemadam yang sesuai yang diletakkan pada tempat terdekat.
2. Jika api tidak padam, panggil teman terdekat dan segera hubungi kepala gedung (fire
marshall).
3. Bunyikan alarm / tanda bahaya kebakaran jika api belum padam.
4. Apabila alarm otomatis berbunyi, bantu evakuasi (pengosongan gedung) melalui pintu
darurat dan segera lakukan pemadam dengan alat pemadam yang tersedia.
5. Hubungi unit pemadam kebakaran untuk minta bantuan dengan identitas yang jelas
6. Amankan lokasi dan bantu kelancaran evakuasi (pengosongan gedung) dan bantu
kelancaran petugas pemadam
7. Beritahu penolong atau petugas pemadam tempat alat pemadam dan sumber air
8. Utamakan keselamatan jiwa dari pada harta benda

Penyelamatan diri :
1. Buat rencana penyelamatan diri, dengan menentukan sedikitnya dua jalur keluar dari setiap
ruangan. Ini bisa melalui pintu ataupun jendela, jadi perhatikan apakah pembatas ruangan
akan mengganggu rencana ini. Buatlah denah penyelamatan diri.
2. Persiapkan petunjuk arah di pintu darurat.
3. Saat kebakaran, sebenarnya asap yang membuat orang menjadi panik dan tidak dapat
bernafas dengan leluasa. Merangkaklah atau merunduk di bawah, tutup mulut dan hidung
dengan kain yang dibasahi.
4. Keluarlah dari pintu atau jendela yang terdekat menuju ke tempat yang aman. Pastikan
bahwa pintu dapat dengan cepat dibuka pada kondisi darurat, demikian pula jika harus
melalui jendela.
5. Apabila terjebak api, pastikan balut tubuh anda dengan selimut tebal yang dibasahi. Ini
hanya dilakukan sebagai pilihan terakhir apabila tidak ada jalan lain kecuali menerobos
kobaran api.
Berikut ini adalah 5 teori pemadaman api:

1. Cara pendinginan (Cooling)


Salah satu cara dengan menurunkan temperatur bahan bakar sampai tidak menimbulkan
uap / gas kebakaran. Air adalah salah satu bahan pemadam yang baik dalam menyerap
panas. Pendinginan biasanya tidak efektif pada produk gas dan cairan mudah terbakar yang
memiliki flash poin dibawah suhu air. Oleh karena itu media air tidak dianjurkan.
Membasahi bahan – bahan yg mudah terbakar merupakan cara efektifdalam mencegah
terjadinya kebakaran pada bahan yg belum terbakar. Akan memerlukan waktu cukup lama
untuk bisa terbakar karena air harus diuapkan terlebih dahulu.
2. Cara reduksi oksigen (Smothering)
Dengan membatasi oksigen dalam proses kebakaran, api dapat padam. Proses ini biasanya
dengan menutup sumber api dengan karug goni basah (pemadaman tradisional) ataupun
dengan penyemprotan karbon dioksida yg dapat mengurangi oksigen dalam kebakaran
tersebut.
3. Pemindahan bahan bakar (Starvation)
Ini cukup efektif tapi dalam prakteknya mungkin sulit. Sebagai contoh, pemindahan bahan
bakar yaitu dengan menutup / membuka kerangan, memompa minyak ke tempat lain,
memindahkan bahan yg mudah terbakar dll. Cara lain dengan menyiram bahan bakar yang
terbakar dengan air atau membuat busa yg dapat menghentikan / memisahkan minyak
dengan pembakaran.
4. Pemutusan rantai reaksi (Break Chain Reaction)
Pertama kali, para ahli menemukan bahwa reaki rantai bisa menghasilkan nyala api. Pada
beberapa zat kimia mempunyai sifat memecah sehingga terjadi reaksi rantai oleh atom –
atom yang dibutuhkan oleh nyala api untuk tetap terbakar. Dengan tidak terjadinya reaksi
atom – atom ini, maka nyala api lama kelamaan padam.
5. Melemahkan (Dillution)
Cara ini sama halnya dengan smothering, hanya saja pada cara ini seperti mengurangi
konsentrasi dari setiap unsur pembentuk api (Heat, fuel, oxygen) dengan memadukan
keempat teori diatas.

2.7 Job Simplification


Hal – hal yang mempermudah pemadam kebakaran untuk menjalankan tugasnya adalah
alat – alat yang akan digunakan. Dan alat – alat yang digunakan sebagai berikut :
1. Tabung Pemadam Api
Tabung Pemadam Api adalah alat pemadam kebakaran yang terbagi menjadi 2 jenis,
yaitu : tabung pemadam api portable unit dan tabung pemadam api trolley unit. Dari keduanya
diatas dibagi 2 lagi berdasarkan systemnya, yaitu cartridge system dan Stored Pressure System.
dan bagi tabung pemadam api yang memiliki cartridge system adalah media atau isi dalam
tabung terpisah dengan gas pendorongnya, dan gas pendorongnya dinamakan dengan CO2
(carbon Dioxide). Demikian pula Tabung Pemadam Api yang menggunakan Stored Pressure
System adalah tabung pemadam api dengan media atau isi menyatu dengan gas pendorongnya
yang disebut N2 (gas kering).

2. Alat Pemadam Api Ringan (APAR)


Alat Pemadam Api Ringan adalah tabung pemadam api yang mudah dioperasikan
bahkan oleh satu orang pengguna. karena bentuknya kecil serta beratnya dapat ditanggung oleh
satu orang saja. Portable Unit ini memiliki kelebihan dan kekurangan, dimana tabung jenis ini
dapat mematikan api pada awal terjadinya kebakaran. tetapi tidak direkomendasikan untuk
kebakaran yang sudah membesar. Beberapa media yang digunakan diantaranya :
 Dry Chemical Powder
 CO2 (Carbon Dioxide)
 Foam AFFF (Aqueoues Film Forming Foam)
 Gas Pengganti Hallon (Clean Agent)
Seperti yang sudah dikatakan diatas bahwa pemadam api portble adalah pemadam api
modern yang cukup mudah dan instan untuk digunakan dalam penanggulangan bahaya
kebakaran dan pencegah pada awal terjadinya kebakaran.
3. Alat Pemadam Api Berat (APAB)
Alat Pemadam Api Berat adalah tabung pemadam api skala besar dan bisa dioperasikan
oleh dua orang atau lebih, dikarenakan bentuknya yang besar dan juga berat. Cocok digunakan
dalam kebakaran jenis kecil dan sedang, layaknya seperti portable unit tabung jenis trolley juga
memiliki berbagai bahan media atau isi sebagai bahan pemadam api, diantaranya :
 Dry Chemical Powder
 CO2 (Carbon Dioxide)
 Foam AFFF (Aqueoues Film Forming Foam)
 Gas Pengganti Hallon (Clean Agent)
4. Dry Chemical Powder
Merupakan kombinasi dari fosfat Mono-amonium dan ammonium sulphate. Yang
berfungsi mengganggu reaksi kimia yang terjadi pada zona pembakaran, sehingga api padam.
Dry Chemical powder juga memiliki titik lebur yang rendah dan pada partikel yang
sangat kering serta membengkak untuk membentuk penghalang yang hingga oksigen tidak
dapat masuk sehingga dapat menutupi area kebakaran (api), akhirnya api tidak akan menyala
dikarenakan pijakannya ditutupi oleh Dry Chemical powder.
 Merupakan media pemadam api serbaguna, aman dan luas pemakaiannya karena dapat
mematikan api kelas A, B, dan C.
 Dapat menahan radiasi panas dengan kabut (serbuk) partikelnya.
 Tidak menghantarkan listrik (Non Konduktif).
 Kimia kering tidak beracun (Non Toxic).
 Tidak berbahaya terhadap tumbuhan, hewan terutama manusia.

Tabung Pemadam Api adalah salah satu produk yang menggunakan bahan dry chemical
powder, karena memiliki tingkat kelas kebakaran A, B, dan C.

5. Carbon Dioxide (CO2)


CO2 adalah Senyawa/bahan kimia yang terbentuk dari 1 atom karbon + 2 atom oksigen,
yang dapat dihasilkan baik dari kegiatan alamiah maupun kegiatan manusia.

 Dapat digunakan memadamkan kebakaran kelas B dan C karena merupakan bahan gas,
CO2 tidak merusak, dengan daya guna yang efektif dan bersih.
 Sangat efisien serta efektif digunakan dalam ruangan seperti kantor, lab dan ruangan
lainnya.
 Carbon Dioxide (CO2) dapat menyerap panas dan sekaligus mendinginkan.
 Konstruksi tabung dirancang khusus untuk menahan tekanan tinggi dan dilengkapi
dengan selang yang panjang dengan nozzle yang berbentuk corong.
 Tidak berbahaya terhadap tumbuhan, hewan terutama manusia.

6. Foam AFFF (Aqueous Film Forming Foam)

Foam AFFF (Aqueous Film Forming Foam) adalah berbasis air dan sering mengandung
surfaktan berbasis hidrokarbon seperti sulfat sodium alkyl, fluoro surfactant seperti :
fluorotelomers, asam perfluorooctanoic (PFOA), asam perfluorooctanesulfonic (PFOS).
Mereka memiliki kemampuan untuk menyebar di permukaan cairan berbasis hidrokarbon.
Alcohol resistant aqueous film forming foams (AR AFFF) adalah busa/foam yang tahan
terhadap reaksi dari alkohol, dapat membentuk lapisan/ segmen pelindung ketika dipakai atau
disemprotkan.
 Dapat digunakan untuk memadamkan api kelas A namun sangat cocok bila digunakan
untuk kelas B.
 Bersifat Kondukstif (Penghantar Listrik). Tidak dapat dipakai untuk memadamkan api
kelas C.
 Foam bersifat ringan, sangat efektif untuk memadamkan zat cair yang mudah terbakar
dengan cara mengisolasi oksigen serta menutupi permukaan zat cair untuk menghindari
api yang dapat menjalar (meluas) kembali.
 Tidak berbahaya terhadap tumbuhan, hewan terutama manusia.

2.9 Job Rotation

Sebagai karyawan di pemadam kebakaran tidak memiliki job rotation atau pemindahan
karyawan. Tetapi hanya ada pergantian shift karyawan. Masing - masing karyawan memiliki
jatah libur selama 2 hari untuk karyawan lapangan. Untuk staf dinas jadwal libur sama seperti
PNS ( sabtu-minggu) libur. Di daerah Bogor terdapat 3 cabang pemadam kebakaran yang
terdapat di daerah Cibulu, Yasmin, dan Padjajaran sebagai markas utama. Dan untuk rotasi
pekerjaan tidak ada di dalam pemadam kebakaran, karena disetiap cabang sudah ditugaskan
dalam sehari terdapat 10 personil. Jadi petugas harus siap siaga kapanpun dan dimanapun.

2.10 Enlargement

Terdapat pemekaran pekerjaan di pemadam kebakaran ini. Dengan diadakannya


pelatihan tentang bencana alam, kebakaran, kecelakaan, dan pencarian dan lain sebagainya
karyawan dapat meningkatkan variasi pekerjaan dan mengurangi sifat pekerjaan yang
membosankan. Seperti halnya bapak Dian Irsandi, dia dapat melakukan tugas apapun seperti
bencana alam, kebakaran, kecelakaan, dan pencarian. Jadi tidak hanya satu tugas yang dapat
dilakukan tetapi banyak tugas yang dapat dia kerjakan.

2.11 Enrichment

Perluasan pekerjaan ini merupakan sesuatu yang direncanakan pada berbagai kegiatan
pekerjaan untuk memberikan variasi yang lebih besar kepada seorang karyawan yang
mempunyai pengetahuan dan keterampilan baik. Para karyawan diberi kesempatan untuk
berpartisipasi dam kegiatan – kegiatan lainnya. Kita ambil contoh lagi bapak Dian Irsandi, dia
bertugas dalam vertical jump atau lebih dikenal penyelamatan di gedung – gedung tinggi tetapi
dia juga mendapat tugas dalam pencarian seperti pencarian bangkai kapal sukoi karena
keterampilan yang dia punya.

2.12 Job Characteristics yang Memotivasi pekerja


Dalam rangka melaksanakan semua tugas ini secara efisien, petugas pemadam
kebakaran memberikan :

1. Assurance dan safety kepada karyawan terhadap pemerkayaan pekerjaan (job


enrichment).
2. Adanya pemindahan kerja di NY untuk karyawan yang memilki kemampuan
baik. Pekerjaan di New York Pemadam Kebakaran, salah satu pekerjaan yang
paling didambakan pemadam kebakaran di Amerika, mengharuskan Anda
untuk menyelesaikan 15 SKS perguruan tinggi atau telah dalam dinas militer
penuh waktu.
Program pemerkayaan pekerjaan (job enrichment) berusaha merancang pekerjaan
dengan cara membantu para pemangku jabatan memuaskan kebutuhan mereka akan
pertumbuhan, pengakuan, dan tanggung jawab. Pemerkayaan pekerjaan menambahkan sumber
kepuasan kepada pekerjaan. Metode ini meningkatkan tanggung jawab, otonomi, dan kendali.

2.13 Mekanisme Rekrutmen dan Seleksi


Dalam merekrut karyawan di Pemadam Kebakaran ini jika untuk bertugas di dinas atau
birokrasi akan melalui tes CPNS dengan cara seleksi administrasi, pengambilan tanda peserta
ujian (TPU), tes kompetensi dasar, tes kompetensi bidang, tes psikotes, tes wawancara. Setelah
diterima, pegawai harus bersedia ditempatkan di semua tempat. Tetapi jika untuk petugas
dilapangan hanya membutuhkan fisik, nyali yang kuat, dan siap kapanpun dapat bergabung.
Tentunya adanya pelatihan fisik untuk penempatan kerja.Pemadam kebakaran juga selalu
mengadakan pelatihan disetiap tahunnya. Melalui kampus ke kampus dan lain-lain.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

 Bahaya kebakaran adalah bahaya yang ditimbulkan oleh adanya nyala api yang tidak
terkendali
 Pemadaman kebakaran adalah usaha menyadari atau mewaspadai akan faktor-faktor yang
menjadi sebab munculnya atau terjadinya kebakaran dan mengambil langkah-langkah
untuk mencegah kemungkinan tersebut menjadi kenyataan.
 Beberapa faktor penyebab kebakaran karena sifat kelalaian manusia, peristiwa alam,
penyalaan sendiri, dan kesengajaan untuk tujuan tertentu
 Berikut merupakan dampak dari kebakaran, antara lain menghambat kelancaran
pemerintahan/ pembangunan, menghambat kelancaran perekonomian, timbulnya
pengangguran, terganggunya stabilitas kamtibnas psikologi
 Perlengkapan dan alat pemadam kebakaran sederhana adalah air, pasir, karung goni,
tangga. APAR adalah alat yang ringan serta mudah dilayani oleh satu orang untuk
memadamkan api pada awal terjadinya kebakaran
 5 teori pemadaman api adalah cara pendinginan (Cooling), cara reduksi oksigen
(Smothering), pemindahan bahan bakar (Starvation), pemutusan rantai reaksi (Break
Chain Reaction), dan melemahkan (Dillution).
 Pengnalisis pekerjaan adalah suatu kegiatan yang sangat berguna untuk berbagai keperluan
berbagai organisasi dan perancangan jabatan adalah suatu keharusan yang harus dilakukan
sejak awal. Untuk organisasi yang baru dan strukturnya masih berkembang terus lebih baik
menekankan pada perancang jabatan dan membuat uraian jabatan yang fleksibel sehingga
bias disesuaikan terus. Organisasi yang sudah mapan hendaknya melaksanakan analisis
jabatan. Semua personel manager harus menguasai teknik analisis jabatan dan
perancangan jabatan karena kegiatan ini merupakan basis kegiatan lain dibidang
manajemen sumber daya manusia
 Rekrutmen merupakan serangkaian aktivitas untuk mencapai dan memikat pelamar kerja
dengan motivasi, kemampuan, keahlian dan pengetahuan yang diperlukan guna menutupi
kekurangan yang di identifikasi dalam perencanaan kepegawaian sedangkan seleksi
merupakan proses pemilihan dari sekelompok pelamar atau orang – orang yang memenuhi
kriteria untuk menempati posisi yang tersedia berdasarkan kondisi yang ada pada saat ini
yang dilakukan oleh perusahaan.
 Penyusutan pegawai biasanya terjadi karena adanya pegawai yang memasuki masa
pensiun, meninggal dunia atau keluar dari institusi karena melnggar tata tertib disiplin
pegawai yang telah ditetapkan. Mengingat sangatlah penting proses rekrutmen dan seleksi
bagi perusahaan, diharapkan dengan adanya proses rekrutmen kedepan untuk memperoleh
sumber daya yang berkualitas diperusahaan tersebut.

3.2 Saran

 Diharapkan semakin banyak dilakukan penelitian agar didapat solusi untuk


menanggulangi terjadinya kebakaran
 Diharapkan semakin banyak ditemukan metode pemadaman kebakaran dari penelitian-
penelitian yang dilakukan
 Diharapkan banyak penyuluhan mengenai kebakaran.
DAFTAR PUSTAKA

Higene Perusahaan dan Kesehatan kerja : Dr. Suma’mur PK, M.Sc, Gunung Agung,

Jakarta, Introduction to Industrrial Hygiene : Ronald M Scott, Lewis Publisher, London, 1995
Ergonomic Checkpoints : International Labour Office, Geneva, 1996

http://arryangler.blogspot.co.id/2012/05/makalah-k3.html

http://lewokedaerik.blogspot.co.id/2012/10/kebakaran.html

http://lintangfc15.blogspot.co.id/2014/12/makalah-pencegah-dan-pemadam-kebakaran.html

http://more-makalah.blogspot.co.id/2011/05/pedoman-penanggulangan-bahaya-
kebakaran.html

http://putriahelena.blogspot.co.id/2015/01/makalah-penanggulangan-kebakaran-k3.html

http://putriahelena.blogspot.co.id/2015/01/makalah-penanggulangan-kebakaran-k3.html

https://jokowarino.id/penyebab-dan-dampak-akibat-kebakaran-hutan/

https://jokowarino.id/penyebab-dan-dampak-akibat-kebakaran-hutan/

https://pemadamapi.wordpress.com/definisi-pengertian-kebakaran/bahaya-dampak-kebakaran
Gambar alat pemadan kebakaran
di Bank Banda Aceh

Gambar. Alat pemadam kebarakan


dirumah sakit di Banda Aceh

Anda mungkin juga menyukai