TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kebakaran
proses usaha, sehingga ini memberikan kerugian yang sangat besar. Menurut
Departemen Tenaga Kerja kebakaran adalah suatu reaksi oksidasi eksotermis (terjadi
karena pemanasan) yang belangsung dengan cepat dari suatu bahan bakar yang
disertai dengan timbulnya api atau penyalaan. Kebakaran dapat diartikan sebagai
terjadinya api yang tidak dikehendaki dan tidak terkendali, dan selalu merugikan.
Oleh sebab itu kebakaran tidak selalu identik dengan suatu api yang besar (Rijanto,
2010).
Menurut teori segitiga api (fire triangle), kebakaran terjadi karena adanya 3
faktor yang menjadi unsur api, yaitu : bahan bakar (fuel), sumber panas (heat), dan
oksigen. Kebakaran dapat terjadi jika ketiga unsur api tersebut saling bereaksi satu
dengan lainnya. Tanpa adanya salah satu unsur tersebut, api tidak dapat terjadi.
Bahkan masih ada unsur ke empat yang disebut reaksi berantai, karena tanpa adanya
reaksi pembakaran maka api tidak akan dapat hidup terus menerus. Keempat unsur
9
Universitas Sumatera Utara
10
1. Karena kelalaian
Hampir setiap peristiwa kebakaran besar terjadi karena faktor kelalaian, yang
disebabkan karena:
menimbulkan api
Pada umumnya adalah peristiwa alam yang menyangkut keadaan cuaca atau
bumi,petir,angin topan.
Penyalaan sendiri sering terjadi pada gudang-gudang bahan kimia. Juga dapat
terjadi pada tempat penyimpanan kopra, dimana udara yang kering dan panas
tertentu misalnya:
politik
(Rijanto, 2010).
berikut.
Kelas A Bahan padat Kebakaran dengan bahan bakar padat bukan logam
Kelas B Bahan cair dam gas Kebakaran dengan bahan bakar cair atau gas
mudah terbakar
rendah dan apabila terjadi kebakaran melepaskan panas rendah, sehingga penyalaran
api kecil.
terbakar sedang, penimbunan bahan yang mudah terbakar setinggi 2,5 meter.
terbakar sedang, penimbunan bahan yang mudah terbakar dengan tinggi lebih dari 4
meter. Pelepasan panas kebakaran panasnya sedang, sehingga penjalaran api sedang.
terbakar tinggi. Menimbulkan suhu panas agak tinggi sehingga penjalaran api agak
cepat.
Ancaman bahaya kebakaran yang mempunyai nilai sangat tinggi dan apabila
terjadi akan melepaskan suhu panas tinggi sehingga penjalaran api sangat cepat.
Petugas pemadam kebakaran adalah karyawan dinas yang dilatih dan bertugas
memadamkan api, menyelamatkan korban dari kebakaran, para petugas juga dilatih
untuk menyelamatkan korban kecelakaan lalu lintas, gedung runtuh, dan lain-lain
yang berbahaya dan memiliki tingkat risiko kecelakaan kerja yang tinggi. Schuller
minyak lepas pantai, tentara, pemadm kebakaran, pekerja tambang, kontraktor, buruh
bangunan, atau bahkan pekerja cleaning service yang biasa menggunakan gondola
tinggi karena dapat menyebabkan luka ringan, luka sedang, luka parah, kecacatan
Selang kebakaran berfungsi untuk mengalirkan air dari mobil pemadam atau
hidran melalui nozzle ke sasaran (kebakaran). Panjang selang penyalur yaitu 20-30
2) Saringan (Strainers)
Strainer berfungsi untuk menyaring air dan sumber air terbuka, baik kotoran
(kebakaran). Jenis pancaran yang dihasilkan tergantung dari tipe nozzle yang
digunakan. Adapun beberapa tipe nozzle yaitu : spray nozzle, foam nozzle, fog nozzle.
4) Kopling
5) Kunci Kopling
6) Adaptor
7) Hidran Kebakaran
Merupakan suatu alat yang dilengkapi dengan fire hose dan nozzle yang
a. Hidran Kelas I
Hidran yang outlet-nya berdiameter 2,5 inchi yang dipersiapkan untuk petugas
b. Hidran Kelas II
penghuni gedung.
Hidran yang outlet-nya berdiameter 1,5 dan 2,5 inchi (perpaduan hidran kelas
I dan II).
kelas api (A,B,C,D). Semua APAR berperan dengan suatu daya padam yang
Berukuran 11/2 – 5 gallon dan dapat digunakan untuk memadamkan api kelas
Berukuran 21/2 gallon berisi tekanan udara sekitar 6,8 bar di dalam kerangka
mengeluarkan gas CO2 yang bertekanan dengan beberapa ―salju‖ melalui ujung pipa
pemancar.
dan C.
B, dan C.
Alat pelindung diri yang diperlukan oleh petugas pemadam kebakaran harus
Pelindung mata dan muka diperlukan jika bahaya-bahaya yang terjadi dapat
mengakibatkan cedera pada mata atau muka. Peralatan ini harus sesuai dengan
perlindungan baik dari kejatuhan benda, pukulan atau tusukan benda tajam. Helm
tersebut dilengkapi dengan penutup telinga dan tali pengikat dagu yang dilengkapi
dengan sistem suspensi. Helm harus kedap air, tidak mudah terbakar, atau meleleh,
dan tidak boleh terbuat dari bahan penghantar arus listrik agar dapat menangkal
bahaya terkena arus listrik. Peralatan pelindung jenis ini harus dipakai selama
pemadam kebakaran seharusnya menggunakan jas lengan panjang dan celana panjang
yang terbuat dari bahan kapas atau serat yang tahan terhadap nyala api.
yang dipadukan dengan celana panjang yang terbuat dari bahan tahan panas untuk
melindungi kaki dari kemungkinan tertusuk benda tajam, terkena cairan kimia yang
terhindar dari kemingkinan risiko tertusuk benda tajam dan perembesan panas atau
SCBA) sangat dianjurkan bagi petugas pemadam kebakaran, khususnya bagi mereka
yang harus memasuki ruangan-ruangan tertutup dan mencari korban. Salah satu
alasan penggunaan alat bantu pernafasan ini adalah karena berkurangnya oksigen dan
pemadam kebakaran agar dapat bekerja dengan lebih aman, yaitu sistem keselamatan
sinyal diri (Personal Alert Safety System / PASS) dan detektor karbon monoksida
(CO Detector).
kebakaran yaitu :
a. Setiap memulai tugas siaga pada setiap harinya, Komandan Regu dan Wakil
Komandan Regu harus segera mengatur urutan mobil yang akan berangkat
bila terjadi kebakaran pada saat jam tugas mereka dan melaporkannya kepada
Kepala UPT.
pemadam kebakaran dan segera memakai helm yang telah tersedia di mobil
f. Seluruh anggota Tim Rescue dan PNS Siaga yang bertempat tinggal di
seluruh pihak.
h. Dalam perjalanan menuju lokasi kebakaran, setiap unit mobil harus tetap
melaporkan posisinya dan meminta panduan dari petugas piket tentang jalur
lalu lintas yang paling lancar, singkat dan dapat dilalui mobil pemadam
i. Seluruh unit mobil pemadam yang berangkat menuju lokasi kebakaran harus
j. Pada saat regu pemadam telah sangat dekat dengan lokasi kebakaran dan
dapat melihat dengan jelas kondisi kebakaran, anggota pemadam harus segera
kebakaran.
Supir menempatkan mobil pada posisi yang paling tepat menurut posisi obyek
segera membawa selang dengan atau tanpa kopling sambungan cabang dua
Setelah ada permintaan pengaliran air dari petugas pemegang nozzle, Operator
segera mengalirkan air melalui selang dengan tekanan air disesuaikan dengan
orang lain yang bukan petugas pemadam DP2K Kota Medan. Petugas boleh
Setiap mobil yang telah kehabisan air harus segera kembali untuk mengisi air
Petugas yang ikut dengan setiap mobil yang kembali untuk mengisi ulang air
Setelah selesai mengisi ulang air, supir bersama anggotanya harus segera
mobil dikomandoi oleh supir pemadam harus segera menggulung selang yang
peralatan lainnya;
Setelah seluruh mobil dan peralatannya rapi, maka seluruh petugas segera
kembali ke Pos Siaga dengan formasi konvoi yang teratur dan tertib;
anggotanya kembali mengisi ulang air pada tangki mobil yang kosong dan
kendala yang dialami mobil kepada Komandan Regu untuk diteruskan kepada
berupa tindakan yang harus diambil pada saat kebakaran bertujuan untuk melakukan
sesegera mungkin.
Pola Operasi Pemadaman akan berhasil dilakukan bila memperhatikan hal-hal sbb :
Sumber air yang digunakan seperti : hidran, tandon, kolam/ tambak, air
sungai, dll;
diminimalisasi;
a. Pola Dinamis
Pola Dinamis adalah suatu pola pemadaman dimana seluruh unit mobil
pemadam kebakaran senantiasa bergerak dari lokasi ke sumber air terdekat dan dari
sumber air ke lokasi, penyiraman dilakukan secara bergantian (mobil yang telah
Jalur akses keluar masuk memungkinkan untuk dilalui oleh unit mobil
b. Pola Statis
Pola Statis (Pasif) adalah suatu pola pemadaman dimana seluruh nit mobil
Sumber air di lokasi ada tersedia, dan memadai untuk digunakan selama
pemadaman
Jalan lingkungan tidak memadai atau akses masuk untuk mobil pemadam
tidak tersedia
Sumber air di lokasi memang ada akan tetapi tidak memadai untuk
Jalur akses masuk buntu dan mengakibatkan unit mobil yang terdepan akan
sulit keluar (terjebak) karena harus mundur cukup jauh dan terhalang pula
Bila yang digunakan adalah Pola Dinamis maka posisi unit mobil yang
digunakan yaitu :
Bila yang digunakan adalah Pola Statis maka posisi unit mobil yang
digunakan yaitu :
Mobil yang melakukan penyiraman adalah 1 (satu) unit atau satu sisi,
Mobil yang melakukan penyiraman adalah 2 unit atau dua sisi, sementara unit
Mobil yang melakukan penyiraman adalah 3 unit atau tiga sisi, sementara unit
Mobil yang melakukan penyiraman adalah 4 unit atau empat sisi, sementara
Posisikan parkir mobil pada posisi yang serta tidak meng-ganggu unit
sangat diperlukan;
Utamakan keselamatan diri dan orang lain, segera minta bantuan dan lakukan
Kenali klasifikasi kebakaran yang terjadi dan amati lingkungan bila arus listrik
terputus-putus;
langsung;
Minta bantuan petugas yang berwajib agar warga menjauh dan tidak timbul
korban;
a. Nomor Pekerjaan :
1) Petugas Nomor 1 :
2) Petugas Nomor 2 :
3) Petugas Nomor 3 :
4) Petugas Nomor 4 :
5) Petugas Nomor 5 :
6) Petugas Nomor 6 :
pada saat serah terima tugas jaga. Formasi Regu dalam barisan dapat dibagi 2 yaitu 1
(satu) saf dan 2 (dua (dua) saf. Bila posisi barisan di depan mobil, maka sebaiknya
dibentuk 2 (dua) saf untuk memudahkan personil bergerak menuju posisi di mobil
unit, para anggota regu bernomor genap hadap kiri, sedangkan yang bernomor ganjil
hadap kanan dan terus melaku-kan pemeriksaan kelengkapan unit mobil antara lain :
BBM. Air, Selang, Pemancar,dll. Bila pemeriksaan telah selesai, maka seluruh
anggota harus segera melapor kepada atasan, sebab kondisi unit mobil tetap siap
pakai. Formasi Anggota Regu di mobil disesuaikan sesuai dengan formasi regu dalam
Pada saat pemadaman menggunakan unit Mobil maka tugas Regu crew unit
Nomor 1 :
Nomor 2 :
Nomor 3 :
bila diperlukan
Meneruskan berita/informasi
Mengontrol selang
Nomor 4 :
bila diperlukan
Meneruskan berita/informasi
Mengontrol selang
Nomor 5 :
Meneruskan berita/informasi
Mengontrol selang
Nomor 6 :
Memberikan berita/informasi
Melaksanakan pemadaman
secara estafet.
penghisapan air dari sumbernya dengan menggunakan satu jalur dan 1 (satu)
pemancar (nozzle).
penghisapan air dari sumbernya dengan menggunakan 2 (dua) jalur dan 2 (dua)
pemancar (nozzle).
pemancar (nozzle).
pemancar (nozzle)
2.3 Risiko K3
atau sakit yang dihasilkan karena bahaya (ILO, 2000). Menurut Soehatman Ramli
(2010), Risiko K3 berkaitan dengan sumber bahaya yang timbul dalam aktivitas
bisnis yang menyangkut aspek manusia, peralatan, material, dan lingkungan kerja.
lain : kecelakaan terhadap manusia dan aset perusahaan, kebakaran dan peledakan,
penyakit akibat kerja, kerusakan sarana produksi, gangguan operasi (Shafwani, 2012).
kesehatan dan dampak kecelakaan kerja. Risiko petugas pemadam kebakaran dapat
dilihat dari paparan potensi risiko dan dampak risiko. Paparan risiko yang
potential hazard yang meliputi physical hazard, chemical hazard, electrical hazard,
mechanical hazard dan biological hazard. Sedangkan untuk pshicological hazard dan
ergonomic hazard tidak diidentifikasikan karena bukan termasuk paparan risiko fisik
murni dari pekerjaan, tetapi ada faktor-faktor personal, tata cara kerja dan teknologi
yang juga mempengaruhi munculnya paparan atau potensi risiko tersebut. Bahaya-
desease) (Andriyan, 2011) Berikut ini merupakan hasil identifikasi paparan risiko
material atau terkena serpihan material, tersulut api, tersengat aliran listrik, tergores
lingkungan kerja. Dampak risiko yang terjadi pada petugas pemadam kebakaran bisa
a. Gangguan pernafasan kronis : iritasi pada hidung dan tenggorokan, flu, batuk,
k. Demam.
a. Luka ringan yang diakibatkan kecelakaan pada waktu bekerja, cukup dengan
pertolongan pertama.
cedera tubuh seperti kejang otot yang berakibat lanjut pada menurunnya
Bahaya adalah segala sesuatu termasuk situasi atau tindakan yang berpotesi
lainnya. Karena hadirnya bahaya maka diperlukan upaya pengendalian agar bahaya
tersebut tidak menimbulkan akibat yang merugikan. Bahaya merupakan sifat yang
melekat dan menjadi bagian dari suatu zat, sistem, kondisi atau peralatan. Misalkan
api, secara alamiah mengandung sifat panas yang bila mengenai benda atau tubuh
manusia dapat menimbulkan kerusakan atau cidera (Ramli, 2010). Potensi Bahaya
adalah sesuatu yang berpotensi untuk terjadinya insiden yang berakibat pada kerugian
(ILO, 2013).
yang bisa terjadi akibat system kerja atau cara kerja, penggunaan mesin, alat dan
bahan serta lingkungan disamping faktor manusianya. Istilah hazard atau potensi
penyakit, kerusakan atau kerugian yang dapat dialami oleh tenaga kerja atau
resiko. Baik ―hazard‖ atau ―resiko‖ tidak selamanya menjadi bahaya , asalkan
1) Beban kerja berupa beban fisik, mental dan sosial, sehingga upaya
3) Lingkungan kerja sebagai bahan tambahan, baik berupa faktor fisik, kimia,
2.) Fisiologik atau beban kerja : gangguan muskoluskeletal, low bacp bain,
kelelahan
3.) Faktor fisik : noise induced hearing loss, gangguan neuro vaskuler, efek
radiasi
1) Bahaya Mekanis
dengan gaya mekanika baik yang digerakkan secara manual maupun dengan
penggerak. Misalnya mesin gerinda, bubut, potong, press, tempa, pengaduk dan lain-
lain.
2) Bahaya Listrik
Adalah sumber bahaya yang berasal dari energi listrik. Energi listrik dapat
arus pendek. Dilingkungan kerja banyak ditemukan bahaya listrik, baik dari jaringan
listrik, maupun peralatan kerja atau mesin yang menggu nakan energi listrik.
3) Bahaya Kimiawi
Bahan kimia mengandung berbagai potensi bahaya sesuai dengan sifat dan
4) Bahaya Fisik.
Bahaya yang berasal dari faktor fisik diantaranya : karena getaran, tekanan, gas,
kebisinga n, suhu panas atau dingin, cahaya penerangan, radiasi dari bahan radioaktif
Bahaya yang dihadapi petugas pemadam kebakaran antara lain (ILO, 2000) :
1. Bahaya Kecelakaan
oksigen ataupun terhirup asap atau sebaran gas beracun. Maka tindakan
d) Menginjak, terkena kaca, logam atau benda tajam lainnya yang dapat
penyelamatan.
g) Kontak dengan permukaan yang panas atau gas yang sangat panas.
h) Menghirup udara yang sangat panas dan atau hasil dari pembakaran.
kerja dan istirahat selama aktif pada saat melakukan penyelamatan dari
kebakaran.
2. Bahaya Fisik
ada di sekitarnya.
Flashover terjadi ketika semua bahan yang mudah terbakar didalam suatu
mengeluarkan uap-uap bahan bakar. Ketika uap-uap bahan bakar ini mencapai
titik penyalaannya, terjadilah nyala api. Semua bahan yang mudah terbakar
Backdraft adalah suatu ledakan yang terjadi pada saat unsur oksigen secara
Panas dapat mengakibatkan cedera lokal dalam bentuk luka bakar. Tindakan
d) Heat Stress
Heat stress selama pemadaman kebakaran dapat berasal dari udara panas,
pancaran panas atau kontak dengan permukaan panas. Keadaan ini diperparah
dengan pakaian pelindung petugas pemadam kebakaran oleh sifat pakaian itu
sendiri serta tenaga fisik petugas yang mengakibatkan produksi panas dalam
menggunakan sistem rotasi kerja dan istirahat selama aktif pada saat
ada di sekitarnya.
3. Bahaya Kimia
pelindung diri yang lengkap sesuai dengan bahaya yang dihadapi termasuk
4. Bahaya Biologi
kebakaran dapat terpapar penyakit menular termasuk penyakit yang menular melalui
darah seperti AIDS, hepatitis B dan C. Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan
benda berat seperti selang kebakaran saat mengenakan alat pelindung diri
yang berat
Terdapat berbagai situasi atau keadaan dimana tubuh perlu tenaga ekstra,
jangka waktu yang lama dan mengangkat sesuatu yang berat. Pemadam
(SCBA), dan alat pelindung diri pribadi yang memerlukan usaha lebih dalam
pengoperasiannya.
a) Stress
gangguan emosional yang dapat terjadi adalah post traumatic stress dan
depresi. Menurut Landen yang dikutip oleh Dewi (2013) pekerjaan sebagai
petugas pemadam kebakaran berkaitan dengan stress yang tinggi dan resiko
Menurut Beehr dan Newman yang dikutip oleh Dewi (2013) menemukan
adanya gejala psikologis yang muncul akibat stress kerja, seperti kecemasan,
Faktor Bahaya