Anda di halaman 1dari 41

RATING APAR

SUHUDI
081317737717
TUJUAN INSTRUKSIONAL
 Tujuan Instruksional Umum
Setelah mempelajari materi RATING APAR peserta diharapkan dapat
mengetahui dan memahami tentang Standar Pengujian Alat Pemadam
Api Ringan

 Tujuan Instruksional Khusus


Peserta diharapkan mampu :
 Menyebutkan bahan baku APAR
 Memahami Klasifikasi Kebakaran
 Mengidentifikasi pengujian rating (daya padam ) APAR
 Memahami dan mempraktekkan pengujian Rating APAR
PERSYARATAN UMUM
•Letters indicate the fuel class on which the
extinguisher will be effective.
•Numbers indicate the relative effectiveness of the
extinguisher. NFPA 10 & UL 711
Klasifikasi APAR hrs terdiri dr huruf yg
menunjukan Kls Api dmn APAR tsb terbukti
efektif,didahului oleh angka (hny kls A dan B)
yg menunjukan efektifitas pemadaman relatif
(PERMEN PU No. 26 Tahun 2008 Bab 5.6 :
APAR )
ALAT PEMADAM API RINGAN

Alat Pemadam Api Ringan tidak dapat dianggap salah satu


bagian dari sistem pemadam kebakaran. Fungsi utama
APAR adalah sebagai alat pemadam pertama/awal pada
peristiwa kebakaran yang masih kecil. APAR tetaplah
penting meskipun suatu bangunan telah dilengkapi dengan
sistem proteksi kebakaran.
JENIS – JENIS MEDIA
JENIS – JENIS ISI APAR

- AIR - DRY CHEMICAL POWDER


- BUSA - CO2
WATER - HALON

POWDER
FOAM

HALON
C
O
2
AIR
Keuntungan :
1. Mempunyai daya serap panas yang besar.
2. Mempunyai daya pengembangan menjadi uap yang
sangat tinggi
3. Pada temperatur normal, air beratnya relatif stabil.
4. Mudah disimpan, diangkat dan dialirkan.
5. Mudah didapat dalam jumlah yang banyak.
6. Dapat dipancarkan dalam berbagai bentuk
7. Untuk kebakaran kelas A
8. Metode pemadaman dengan cara menurunkan
temperatur
JENIS POWDER
MENURUT KELAS KEBAKARAN YANG DIPADAMKAN, POWDER
DIBAGI MENJADI 3 MACAM ;

1. Tepung kimia REGULER adalah tepung kimia yang efektif

untuk memadamkan kebakaran kelas B dan C.

2. Tepung kimia MULTI PORPOSE adalah tepung kimia yang

efektif untuk memadamkan kebakaran kelas A,B,C.

3. Tepung kimia SPECIAL DRY POWDER adalah tepung kimia

yang efektif untuk memadamkan kebakaran khusus kelas D.


APAR TEPUNG KIMIA KERING
Adalah berbagai campuran partikel partikel benda padat halus
yang kadang diberikan perlakuan khusus agar tahan lembab
dan untuk mendapat karakteristik aliran yang dikehendaki.
Untuk kebakaran kelas A , B dan C
Prinsip pemadamannya karena komponen pembentuknya
yaitu gas inert dan padatan adalah penurunan konsentrasi O2
di titik nyala dan penyelimutan.

Kekurangannya adalah karena bentuk fisiknya yang serbuk akan meninggalkan sisa
bahan yang mengotori sekitar tempat kebakaran, dan pada kasus menyangkut
pemadaman kebakaran alat-alat elektronik dapat menyebabkan kerusakan karena
menyusupnya serbuk bahan kesela-sela komponen peralatan.
BAHAN BAKU POWDER
 Bahan Baku Powder Reguler :
 Sodium bikarbonat, Potasium bikarbonat, Potasium carbonat,
Potasium klorida.

 Bahan Baku powder Multi Porphose :


 Mono ammunium phospat.

 Bahan Baku Special Dry Powder (khusus)


 Campuran bahan- bahan tepung kimia (kalium klorida. barium klorida,
magnesium klorida, natrium klorida, kalsium klorida)
GAS CO2
APAR Jenis ini berisi gas CO2 yang dimampatkan sehingga apabila
kran di buka maka gas CO2 akan keluar, biasanya terlihat seperti
awan putih dan sedikit gumpalan salju.

Prinsip pemadamannya adalah pendinginan dan juga penggeseran


kesetimbangan reaksi pembakaran ( pengurangan kadar oksigen
dipangkal api )

Karena CO2 berbentuk gas maka ia tidak dapat meresap kepori-pori


benda yang terbakar, dengan dasar ini dapatlah dimengerti bahwa
CO2 tidak efektif untuk pemadaman kebakaran kelas A.
JENIS GAS CO2
Keuntungan CO2 :
1. Mudah menyebar keseluruh areal kebakaran.
2. Tidak menghantarkan listrik.
3. Tidak meninggalkan residu.
4. Berat jenis CO2 1 1/5 kali berat udara.
5. Efektif untuk kebakaran kelas B dan C.

Kekurangan pemakaian CO2 antara lain :


 Setelah karbondioksida hilang,penyalaan kembali dapat terjadi.
 Biasanya tidak dapat memadamkan kebakaran klas A secara tuntas
 Tidak ekonomis untuk area kebakaran yang luas
 Menurunkan kadar oksigen dapat menyebabkan sesak napas.
BUSA
FOAM/BUSA :

Kumpulan cairan yang berbentuk gelembung-


gelembung kecil yang berisi gas / udara yang dapat
mengapung di atas permukaan zat cair dan
mengalir di atas permukaan zat padat..
APAR JENIS BUSA
[Menurut cara terbentuknya]
BUSA KIMIA
Bahan pemadam busa yang yang pertama adalah busa bahan kimia yang
dihasilkan dari pencampuran garam basa dengan garam asam dalam air. Reaksi
tersebut menghasilkan busa yang berasal dari karbondioksida yang terbentuk.

Pada APAR kedua bahan kimia tadi ( garam basa dan garam asam) dalam
bentuk larutannya dipisahkan dalam dua tabung. Dan ketika akan digunakan
kedua larutan tadi dapat bercampur yang menghasilkan busa.

BUSA MEKANIK.
Busa yang terjadi karena adanya proses mekanis, yaitu berupa
campuran dari liquid foam dengan air dan udara tekan.
APAR JENIS BUSA
Keuntungan Foam
 Mempunyai tekanan rendah, sehingga lebih
efektif untuk memadamkan kebakaran benda
cair.
 Cara penggunaannya lebih praktis.
 Disamping memadamkan juga melindungi agar
benda/bahan bakar tidak menyala kembali
CARA KERJA BUSA

•Menghilangkan Panas lbh cepat dr yg biasa dilepas


•Memisahkan Bahan bakar( Fuel ) dr udara ( oxidizing agent)
•Menipiskan (Dilute) konsentrasi fasa uap dr bhn bakar atau udara
dibawah konsentrasi unt mendukung pembakaran
•Memutus (terminate) reaksi kimia pembakaran
HALON

Halon adalah sebutan untuk hidrokarbon terhalogenisasi dan juga untuk senyawa
kimia yang mengandung unsur karbon plus satu atau lebih unsur dari golongan
halogen (florine, chlorine, bromine tau lodine).
Walau banyak yang termasuk golongan hidrokarbon terhalogenisasi, akan tetapi
hanya beberapa jenis halon yang sesuai untuk bahan pemadam api.

Halon tidak mengahantar arus listrik dan efektif untuk memadamkan kebakaran
permukaan seperti pada cairan yang mudah terbakar, sebagian besar material
padat mudah terbakar dan kebakaran listrik.

Halon yang biasa digunakan untuk pemadaman api adalah :


- Halon 1301 ( Bromotriflouromethane )
- Halon 1211 ( Bromochlorodiflouromethane )
CARA KERJA
Prinsip pemadamannya adalah secara kimiawi. Yaitu menghentikan
proses pembakaran itu sendiri dengan memutuskan rantai kimianya,
mencegah perkembangan lebih jauh dari api. Aksi kimia penghentian
terbentuknya api ini dapat terjadi hanya dengan sedikit konsentrasi
halon untuk kebakaran yang relatif besar.

Bahan pemadam api tipe ini efektif untuk mengontrol atau


memadamkan api permukaan yang menyangkut pada cairan mudah
terbakar, padatan, atau gas-gas. Kekurangannya adalah harganya
yang relatif mahal dan efeknya merusak lingkungan (Ozon)
Catatan :
Jenis : bahan pemadam halon 1301 (fixed system) dan halon 1211
untuk streaming (pemadam tabung) . Kedua jenis bahan sangat
efektif untuk pemadam di ruang komputer, electronic dan data
processing.

Bahan Pengganti : Karena berpotensi menipiskan lapisan ozon


maka kecuali untuk critical uses, terdapat bahan pengganti seperti
FM-200, NAFS-III, Inergen, water mist (Hi-fog), AF11e, CO2 system
(pengganti halon 1301) dan dry-chemical, CO2 , AF1-11e, dan
halotron untuk pengganti halon 1211.

Fixed system terdiri atas total flooding system dan local


application. Untuk penanganan penghapusan halon telah
dibentuk Indonesia Halon Bank (IHB)
Menurut KEPPRES RI No.23 Tahun 1992
Mengenai penggunaan bahan Chloro Flouro Carbon
Bahwa mulai 1 Januari 1997 tidak boleh digunakan
 Lapisan Ozon
adalah lapisan yang terdapat pada stratosphere bumi
( lapisan udara yang berada antara 10 – 60 km dari
permukaan bumi ) yang berfungsi melindungi bumi dari
sinar ultra violet matahari yang membahayakan makhluk
hidup .
 Dampak :
 Bahaya kanker kulit .
 Menurunnya sistem daya tahan tubuh .
 Menyebabkan katarak .
 Terganggunya panen pertanian .
OXYGEN
FUEL
CHEMICAL
CHAIN
REACTION

HEAT
Kelasifikasi Kebakaran

Menurut Permenaker No.04 Tahun 1980.


1. Kelas A (Benda Padat selain Logam)
2. Kelas B (Bahan Cair dan Gas)
3. Kelas C (Listrik)
4. Kelas D (Logam; Magnesium, Titanium, Lithium,
Calcium, Zinc)
METODE PEMADAMAN

1. PENDINGINAN (COOLING)
2. PENYELIMUTAN (SMOTHERING)
3. MEMINDAHKAN BAHAN BAKAR (STARVATION)
4. MEMUTUSKAN RANTAI REAKSI KIMIA (CHAIN
BREAKING REACTION)
RATING ( DAYA PADAM ) APAR

Daya padam ( rating) adalah satuan daya pemadaman suatu APAR yang di
nyatakan dalam angka dan atau huruf yang diperoleh berdasarkan hasil
pengujian..

Rating APAR ditunjukkan dengan satu huruf rating untuk suatu kelas atau kelas-
kelas kebakaran yang mana APAR tersebut dirancang untuk mengontrol, APAR
kelas A dan B menggunakan satu angka rating yang mendahului huruf rating dan
dirancang untuk menunjukkan ukuran potensial kebakaran yang diharapkan
untuk dapat diatasinya. Huruf atau angka-huruf rating ganda digunakan untuk
APAR yang efektif untuk digunakan pada lebih dari satu kelas kebakaran.
DAYA PADAM KELAS A

Alat pemadam yang digunakan untuk api kelas A dapat


diklasifikasikan daya padamnya sebagai berikut :
1-A, 2-A, 3-A, 4-A, 6-A, 10-A, 20-A, 30-A, dan 40-A. Penomoran
adalah suatu tanda yang dihubungkan dengan potensi
pemadam api dari bermacam-macam ukuran dari tipe-tipe alat
pemadam yang berbeda dan disiapkan untuk digunakan api
kelas A

Sebagai contoh, suatu daya padam 4-A alat pemadam yang


dapat diharapkan untuk memdamkan kira-kira dua kali dari
suatu alat pemadam dengan daya padam 2-A.
DAYA PADAM KELAS B
Alat pemadam yang digunakan untuk api kelas B digolongkan daya
padamnya sebagai berikut :
1-B, 5-B, 10-B, 20-B, 30-B, 40-B sampai dengan 125-B.

Penomoran ini digunakan untuk dua tujuan yaitu : Penomoran adalah


suatu tanda yang dihubungkan dengan potensi pemadam api dari
bermacam-macam ukuran tipe.
Penomoran adalah juga suatu tanda perkiraan luas foot persegi dari
lapisan dalam dari api cairan yang mudah menyala dimana petugas operasi
diperkirakan dapat memadamkan.
Huruf-huruf khusus, Bentuk dan Warna membantu untuk tanda alat
pemadam sesuai dengan kelas-kelas api yang akan digunakan.
Sebagai contoh, suatu unit 10-B dapat diharapkan untuk memadamkan 10
kali lebih banyak dari suatu unit 1-B dan akan lebih berhasil memadamkan
10 feet persegi api cairan yang mudah menyala apabila digunakan oleh
petugas yang terlatih.
DAYA PADAM KELAS C
Tidak ada penomoran yang digunakan selama api kelas C pada dasarnya
meliputi salah satu dari api kelas A atau Kelas B yang mempunyai tenaga kabel
listrik dan peralatannya.

Ukuran perbedaan alat pemadam yang tersedia dan ditempatkan harus setaraf
dengan ukuran dan luas daerah yang mencakup bahaya listrik atau berisi
perlatan yang perlu dilindungi.

Contoh : Alat pemadam kimia kering, daya padam 5-B, C


Alat pemadam ini akan memdamkan kira-kira 5 kali lebih banyak api kelas B dari
pada suatu unit 1-B dan akan berhasil memadamkan suatu api cairan yang
mudah menyala seluas 5 feet persegi panjang apabila digunakan oleh petugas
yang terlatih. Hal itu juga aman digunakan pada api yang meliputi peralatan
tenaga listrik.
DAYA PADAM KELAS D
Tidak ada penomoran yang digunakan selama terdapat cukup banyak logam yang
setiap akan diperlukan terdapat perbedaan daya padam yang menyolok.

Hubungan keefektifan dari alat-alat pemadam tersebut yang digunakan pada api
logam khusus yang mudah terbakar : secara terperinci terdapat pada bagian luar
dari tabung alat pemadam api.

PENDISTRIBUSIAN APAR
Tipe, Ukuran, dan jumlah APAR yang dibutuhkan adalah berdasarkan pada tingkat
bahaya hunian dari area yang diproteksi. Klasifikasi tingkat bahaya hunian
tersebut adalah : tingkat bahaya ringan, sedang dan tinggi.
KLASIFIKASI TINGKAT BAHAYA :
1) TINGKAT BAHAYA RINGAN.
2) TINGKAT BAHAYA SEDANG.
3) TINGKAT BAHAYA TINGGI.
PENEMPATAN APAR SESUAI DENGAN LOKASI :

 Memberikan distribusi yang merata


 memberikan kemudahan pencapaian
• Relatif bebas dari hambatan oleh tumpukan (bahan ) atau mesin, atau keduanya.
• Dekat dengan jalur sirkulasi normal.
• dekat dengan pintu masuk atau keluar
• Bebas dari potensi kerusakan mekanis
• Dapat segera terlihat
• Terpasang pada setiap lantai.

PENEMPATAN APAR BERDASARKAN JARAK JANGKUAN :


 Kelas Bahaya ringan jarak jangkau : 25 meter
 Kelas Bahaya sedang jarak jangkau : 20 meter
 Kelas bahaya tinggi jarak jangkau : 15 meter
PENEMPATAN APAR BERDASARKAN LUAS LANTAI DAN
DAYA PADAM

•Kelas bahaya ringan dengan luas maksimum 278 m² / 1 APAR


dengan daya padam minimum 2-A..
•Kelas bahaya sedang dengan luas lantai maksimum 140 m² /
1 APAR dengan daya padam minimum 2-A.
•Kelas bahaya tinggi dengan luas maksimum 100 m² / 1 APAR
dengan daya padam minimum 2-A..
Rating Bhn Bakar(Lt) Jmlh potongan Kayu susunan kayu Panjang 4 x 6 (cm)

1A 1 46 9 susun @ 5 bt+1 bt 45
2A 2 64 10 susun @ 6 bt+4 bt 65
3A 3 96 13 susun @ 7 bt+5 bt 65
4A 4 104 13 susun @ 8 bt 80
5A 5 121 13 susun @ 9 bt+4 bt 90
6A 6 138 15 susun @ 9 bt+3 bt 90
7A 7 153 15 susun @ 10 bt+3 bt 95
8A 8 166 15 susun @ 11 bt+1 bt 100
9A 9 186 16 susun @ 11 bt+10 bt 100
10A 10 208 16 susun @ 13 bt 100
12A 10 226 17 susun @ 13 bt+5 bt 110
20A 15 347 23 susun @ 15 bt+2 bt 120
30A 25 416 23 susun @ 16 bt+2 bt 150
40A 40 416 20 susun @ 20 bt+16 bt 200
RATING A
KELAS A
Rating Bahan Bakar (Liter) Ukuran Bak (cm)
1B 6 45 x 45 x 30
2B 12 65 x 65 x 30
3B 18 80 x 80 x 30
4B 24 90 x 90 x 30
5B 30 100 x 100 x 30
6B 36 110 x 110 x 30
8B 48 120 x 120 x 30
10 B 60 150 x 150 x 30
12 B 72 155 x 155 x 30
15 B 90 173 x 173 x 30
20 B 120 200 x 200 x 30
25 B 150 224 x 224 x 30
30 B 180 250 x 250 x 30
40 B 240 300 x 300 x 30
60 B 360 346 x 346 x 30
80 B 480 400 x 400 x 30
100 B 600 474 x 474 x 30
125 B 750 500 x 500 x 30
RATING B
KELAS B
KELAS B
CONTOH LHU
REFERENSI

PERMEN PU NO. 26 TAHUN 2008


Bab. 5.6 TENTANG APAR
PERMENAKER No. 04 Tahun 1980
PERDA NO. 8 TAHUN 2008
SKGUB NO. 99 TAHUN 2004
NFPA 10 : 2010 (Standar for Portable FE)
UL 711 : 2004, 2007 (Rating n Fire Testing FE)
Ada Pertanyaan ?
Sekian dan terima kasih
semoga sukses

Anda mungkin juga menyukai