Anda di halaman 1dari 13

 Berdasarkan kausalitasnya ada 3 tipe

bencana yaitu:
 1. bencana karena alam
 2. bencana karena perbuatan
manusia
 3. bencana karena alam dan
perbuatan manusia
1. Bencana atmosferik
a. Badai
b. Kekeringan
2. Bencana tektonik
gempa bumi
3. Bencana Vulkanik
a. Letusan gunung berapi
b. Banjir lahar
4. Bencana Hidrologik
a. Banjir air sungai
b. Penggenangan (inundasi)
5. Bencana Marin
a. Tsunami
b. Gelombang pasang
6. Bencana Gravitatif
a. Tanah longsor
b. Rayapan tanah
c. Amblesan ( subsidence)
7. Bencana Biofisik
a. Serangan hama (tikus, wereng, belalang)
b. Merebaknya wabah penyakit (demam
berdarah, malaria)
8. Bencana Ekstraterestrial (Meteorit)
1. kebakaran semak belukar dan hutan
2. Konflik SARA (suku, Ras, dan antargolongan)
3. Illegal loging
4. Penambangan Sirtu ( pasir dan batu)
5. Penurapan air tanah
Bencana karena Alam dan Perbuatan manusia
1. Percobaan Nuklir
2. Pemanasan Global
3. Gagal teknologi
1. Dimana suatu bencana alam itu akan terjadi?
2. Kapankah bencana alam akan terjadi?
3. Bagaimanakah bencana alam akan terjadi
4. Dapatkah sistem peringatan dini (early warning
efectif)dibuat dan dilaksanakan secara efektif?
5. Apakah yang harus dilakukan apabila terjadi
suatu jenis bencana alam?
Apabila data dan informasi tersebut tersedia, maka
dapat dijadikan dasar untuk mitigasi daerah yang
mungkin akan terlanda bencana alam sekaligus
dimanfaatkan untuk memperkirakan cara
penanggulangan dan penanganannya.
 Monitoring bencana
 Survei daerah yang rentan bencana
 Pembuatan zona daerah yang rentan / rawan
bencana
 Menetapkan sistem peringatan dini bencana
 Merumuskan rencana tata bangunan
(building Code)
 Tata guna lahan (landuse planning)
 Menetapkan daerah ungsian dan rencana
evakuasi
 Perencanaan tindakan pasca bencana
 Mereduksi bencana seoptimal mungkin
berdasarkan standard
 Mereduksi resiko secara optimal
 Menyelamatkan jiwa
 Memberikan bantuan gawat darurat pasca
bencana
 Usaha Mitigasi lebih baik daripada
penanggulangan
 Mitigasi adalah suatu tindakan sebelum
bencana terjadi untuk mengurangi seminimal
mungkin kerugian harta benda atau korban
jiwa.
A. Mitigasi struktural
1. Pelaksanaan penataan ruang
2. Pengaturan pembangunan,
pembangunan infrastruktur, tata
bangunan.
B. Mitigasi nonstruktural
1. Penyelenggaraan pendidikan,
penyuluhan, dan pelatihan baik
secara konvensional maupun
modern
 Pengaturan penggunaan ruang untuk aktivitas
manusia berdasarkan pemahaman resiko
ruang terhadap bencana.
 Sedapat mungkin pemanfaatan ruang di
daerah beresiko rendah.
 Struktur ruang ditentukan oleh infrastruktur
yang dapat menurunkan resiko bencana.
 Tata ruang dapat dijadikan sebagai alat
mitigasi yang efektif untuk meminimalkan
kerusakan fisik yang terjadi.
 Tersedianya cukup ruang terbuka hijau untuk
evakuasi
 Adanya jaringan jalan evakuasi darurat
 Jaringan jalan dan fasilitas transportasi
untuk logistik darurat
 Jaringan infrastruktur seperti jaringan air
bersih,jaringan listrik,jaringan
telekomunikasi, jaringan pipa gas dan bahan
bakar, jaringan air kotor dan jaringan
drainase air hujan.
1. Identifikasi wilayah-wilayah yang rawan
secara geologis (geografi fisik)
2. Identifikasi wilayah-wilayah yang rentan
secara demografis (geografi manusia)
3. Peninjauan atau penyesuaian kebijakan
Rencana Tata Ruang Wilayah
4. Penegakkan aturan standar bangunan
5. Pelaksanaan kegiatan penataan
permukiman yang dapat dilaksanakan sejak
masa rekonstruksi
Tindakan Upaya rekonstruksi dapat dijadikan dasar pengaturan dan penataan
pemukiman .
Mitigasi tidak lepas dari kegiatan rehabilitasi, rekonstruksi.
Pada dasarnya upaya rekonstruksi juga dapat dijadikan momentum bagi pemerintah
daerah untuk mengurangi kerentanan fisik dan sosial yang ada dalam masyarakat.
Selanjutnya melatih SDM
Memperbaharui peralatan, mempersiapkan dan mengupgrade prasarana sesuai
kemajuan teknologi.
Simulasi
Hakekat dan azas bencana memberikan konsepsi bahwa mitigasi tanggung jawab
bersama antara pemerintah dan masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai