Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH KEPERAWATAN BENCANA

Disusun Oleh kelompok 1

1. DEBBY T RUTUMALESSY ( 12114201180029 )


2. ANATA V LENARIJ ( 12114201180105 )
3. FRILY W PATTISINAY ( 12114201180072 )
4. ALPIONITA HUWAE ( 12114201180173 )
5. MATELDA J RUMALEWANG ( 12114201180183 )
6. ALEXSANDER SOLEHUWEY ( 12114201180016 )
7. ELSA F MATULESSY ( 12114201180042 )
8. CHELSEA D. I. SIANRESSY ( 12114201180209 )
9. HERLISA S PAAIS (12114201180187 )

UNUVERSITAS KRISTEN INDONESIA MALUKU

FAKULTAS KESEHATAN

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat tuhan yang maha kuasa,atas berkat dan


rahmatnya. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Harapan saya, semoga apa yang telah kami kerjakan dengan penulisan Makalah ini,
sedikit banyak dapat membantu teman-teman lainnya dan pada umumnya dalam pengetahuan.
Tidak lupa kami ucapkan banyak terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah yang telah
mendukung dalam penyusunan makalah ini.

Semoga  Makalah  ini dapat bermanfaat bagi para pembaca sekalian Khususnya


mahasiswa yang masih dalam proses pembelajaran.

Akhir  kata kami ucapkan terima kasih, semoga lebih dan kurangnya dapat di mengerti.

Selasa, 23 maret 2021


DAFTAR ISI

1. COVER
2. KATA PENGAANTAR
3. DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN
BAB II PEMBAHASAN
BAB III PENUTUP
1. KESIMPULAN
2. SARAN

DAFTAR PUSTKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Gempa bumi terjadi hampir di seluruh belahan dunia termasuk di Indonesia. Indonesia
merupakan salah satu negara dengan tingkat aktivitas gempa bumi tinggi, hal tersebut
dikarenakan Indonesia terletak pada jalur pertemuan 3 lempeng tektonik dunia yakni :
lempeng Indo – Australia, lempeng Pasifik dan lempeng Eurasia. Lempeng Eurasia dan
Indo-Australia bertumbukan di lepas pantai barat pulau Sumatera, di selatan pulau Jawa,
di selatan kepulauan Nusa Tenggara, dan berbelok ke arah utara ke perairan Maluku
sebelah selatan. Sedangkan lempeng Australia dan Pasifik bertumbukan di sekitar Pulau
Papua. Pertemuan antar lempeng ini menyebabkan sering terjadinya gempa bumi karena
tumbukan atau pergeseran lempeng.

Provinsi Maluku merupakan salah satu daerah rawan bencana. Kota Ambon dan
Maluku Tengah merupakan kawasan yang termasuk tingkat rawan bencana tertinggi di
Provinsi Maluku. Untuk itu kesiapsiagaan diri secara mandiri sebagai bentuk penguasaan
dan pengetahuan untuk menyelamatkan diri dari potensi bencana merupakan hal yang
sangat penting. Minimnya pengetahuan masyarakat tentang kesiapsiagaan dan sadar
bencana diakibatkan kurang intensifnya sosialisasi kepada masyarakat.

Berdasarkan Peta Indeks Rawan Bencana yang dirilis Badan Nasional


Penanggulangan Bencana (BNPB), Kota Ambon dan Maluku Tengah merupakan
kawasan yang termasuk tingkat rawan bencana tertinggi di Provinsi Maluku. Dari sekitar
32 kejadian gempa bumi yang menimpa Maluku sejak tahun 1830, 13 di antaranya terjadi
di Pulau Ambon. Bahkan, sejarah mencatat Ambon juga pernah 3 dari 8 kali tsunami
yang pernah menghantam Maluku (Amri, 2010). Sesuai data diatas mengindikasikan
bahwa Kota Ambon sangat rentan dan berpotensi terhadap resiko terjadinya bencana.
Kita tahu bersama bahwa bencana merupakan peristiwa alam yang mengancam
kehidupan manusia yang diakibatkan oleh faktor alam maupun karena ulah manusia.
B. TUJUAN
1. Mengetahui apa itu gempa bumi !
2. Mengetahui rancangan model pendidikan kesehatan pada bencana gempa bumi di
kota ambon !
3. Mengetahui SAP bencana gempa bumi !
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN GEMPA BUMI

UU No. 24 tahun 2007 mendefinisikan bencana sebagai “peristiwa atau rangkaianperistiwa yang
mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yangdisebabkan, baik
oleh faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia sehinggamengakibatkan
timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda,dan dampak
psikologis”.

Definisi bencana seperti dipaparkan diatas mengandung tiga aspek dasar, yaitu:

a. Terjadinya peristiwa atau gangguan yang mengancam dan merusak (hazard).


b. Peristiwa atau gangguan tersebut mengancamkehidupan, penghidupan, dan fungsidari
masyarakat.
c. Ancaman tersebut mengakibatkan korban dan melampaui kemampuan masyarakatuntuk
mengatasi dengan sumber daya mereka.

Bencana dapat terjadi, karena ada dua kondisi yaitu adanya peristiwa atau
gangguanyangmengancam dan merusak (hazard) dan kerentanan (vulnerability) masyarakat.
Bilaterjadihazard, tetapi masyarakat tidak rentan, maka berarti masyarakat dapat
mengatasisendiri peristiwa yang mengganggu, sementara bila kondisi masyarakat rentan, tetapi
tidakterjadi peristiwa yang mengancam maka tidak akan terjadi bencana.

Bencana adalah hasil dari munculnya kejadian luar biasa (hazard) pada komunitasyang rentan
(vulnerable) sehingga masyarakat tidak dapat mengatasi berbagai implikasi darikejadian luar
biasa tersebut.
B. RANCANGAN MODEL PENDIDIKAN KESEHATAN PADA BENCANA GEMPA
BUMI DI KOTA AMBON

Dari pengalaman-pengalaman yang terjadi di Kota Ambon, dan sekitarnya, serta melalui
proses pengamatan dilapangan yang cukup, yang menjadi masalah krusial dalam pra
dan paska bencana yakni minimnya pengetahuan masyarakat, hal ini bersumber dari
sosialisasi yang kurang intensif secara internal maupun eksternal.

Mitigasi Bencana Gempa Bumi

Mitigasi selalu berkaitan erat dengan bencana. Mitigasi memiliki defenisi sendiri yaitu
Suatu upaya yang dilakukan untuk mengurangi atau bahkan menghapun kerugaian dan
Korban akibat terjadinya bencana alam (Fadhli,2019,p.5). Pengertian lainnya menurut
UU NO. 24 Tahun 2007 tentang penanggulanga bencana, mitigasi ialah suatu rangkaian upaya
yang dilakukan untuk meminimalisir risiko dan dampak bencana, baik melalui pembangunan
infrastruktur maupun memberikan kesadaran dan kemampuan dalam menghadapi bencana.
Pada dasarnya mitigasi merupakan sebuah proses yang dilakukan
Pada pra bencana dengan tujuan utama yaitu memenimalisir dampak bencana mulai dari
korban jiwa, ekonomi sampai pada kerasukan SDA. Ilmu pengetahuan mengenai mitigasi
bencana mulai berkembang pada abad ke-19, istilah yang awalnya yaitu “revolusi mitigasi”
yakni tindakan-tindakan yang dilakukan untuk mengurangi pengaruh terhadap satu bahaya
sebelum bahaya itu terjadi. Bencana dilihat sama, sebagaimana dengan penyakit,
tidak dapat ditebak kedatangannya oleh karena itu memerangi penyakit dan
melawan bencana harus diperjuangkan oleh setiap orang secara bersama-sama tanpa
mengenal waktu.

Mitigasi bencana berdasarkan Pasal 1 ayat 6 PP No 21 Tahun 2008


tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana, merupakan upaya untuk
mengurangi risiko bencana, dengan cara menempuh pengembangan fisik maupun
penyadaran dan peningkatan kecakapan dalam menghadapi ancaman
bencana. Menurut Fadli (2019, p. 11), kegiatan yang dilakukan dalam mitigasi
adalah

1). Pengenalan dan pemantauan risiko bencana,

2). Merencanakan partisipasi penanggulangan bencana,


3). Memberikan kesadaran bencana pada masyarakat,

4). Melakukan upaya fisik, non-fisik, serta mengatur penanggulangan


bencana,

5). Mengidentifikasi dan pengenalan sumber ancaman bencana,


6). Memantau penggunaan teknologi tinggi,

7). Mengawasi pelaksanaan tata ruang dan, pengelolaan lingkungan hidup,

8). Kegiatan mitigasi bencana lainnya.

Mitigasi bencana dilakukan dengan langkah dan penanganan yang serius, secara
kolektif

oleh semua stakeholder baik internal dan eksternal. Berdasarkan


pengalaman yang terjadi, Kota Ambon pernah dilandabencana gempa
bumi, tsunami, tanah longsor, banjir hinggakebakaran. Berikut ini
merupakan langkah-langkah penanganan mitigasi bencana yang terjadi di
Kota Ambon :

1) Lokasi pemanfaatan lahan untuk aktivitas penting yang sudah


direncanakan harus jauh, atau berada di luar dari Kawasan rawan
bencana.
2) Penyesuain desain bangunan yang sesuai misal, dengan konstruksi
kayu untuk tahan getaran atau gempa, atau tahan terhadap
banjir, sesuai dengan kemungkinan bencana yang menimpah
lokasi tempat tinggal.
3) Pembuatan dan sosialiasi kebijakan pencegahan dan penanganan
bencana alam.
4) Peningkatan kewaspadaan dan kesiapsiagaan.
5) Pendidikan mengenai bencana kepada masyarakat
6) Simulasi penanganan bencana mulai dari pra hingga paska bencana
yang rutin dilaksanakan setiap bulan di sekolah-sekolah agar
mewujudkan kemampuan yang unggul di bidang mitigasi
(diharapkan masuk sebagai kurikulum pembelajaran).
7) Meningkatkan kemampuan emosianal saat diperhadapkan dengan
bencana.
8) Meningkatkan partisipasi aktif dalam penyelamatan mandiri maupun
menyelamatkan orang lain.

Mitigasi bencana adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui
pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapiancaman
bencana. Mitigasi bencana merupakan suatu aktivitas yang berperan sebagaitindakan
pengurangan dampak bencana, atau usaha-usaha yang dilakukan untuk megurangikorban
ketika bencana terjadi, baik korban jiwa maupun harta.Berikut merupakan beberapaupaya
mitigasi bencana gempa bumi berdasarkan Kochi International Association (2008)
danBMKG (n.d).

1. Mengenali lokasi bangunan tempat tinggal atau bekerja, yakni kemungkinanberada pada
patahan gempa, serta seberapa kuat potensi gempa yang terjadi diwilayah tersebut
berdasarkan pemetaan wilayah rawan gempa bumi.
2. Membangun rumah dengan konstruksi tahan gempa sesuai dengan standar yangberlaku,
di Indonesia digunakan SNI 03-1726-2002, Tata Cara PerencanaanKetahanan Gempa
Untuk Bangunan. Secara umum misalnya, kondisi tanah yangakan didirikan bangunan
kering dan padat, tidak menggunakan tanah urug,pondasi terbuat dari beton bertulang
besi, letak dinding seimbang serta kondisimaterial konstruksi tidak rusak karena terlalu
tua atau dimakan rayap.Selengkapnya dapat dilihat di Pedoman Teknis Rumah dan
Bangunan GedungTahan Gempa yang disusun oleh Departemen Pekerjaan Umum tahun
2006.
3. Melakukan renovasi terhadap bangunan yang belum tahan gempa serta yangkondisinya
sudah tua atau buruk. Hal tersebut penting untuk dilakukan terutamabagi bangunan
publik yang digunakan banyak orang, seperti sarana pendidikan,fasilitas kesehatan, dan
gedung pemerintahan.
4. Mengurangi risiko pergeseran dan robohnya perabot ketika terjadi gempa. Perabotyang
bergeser, roboh, atau terjatuh dapat menghalangi jalan keluar serta menimpadan melukai
orang. Hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi risikonya yakni,tidak meletakkan
perabot yang tinggi seperti lemari di atas karpet, melainkan diatas lantai yang keras dan
datar, meletakkan barang yang berat di bawah barangyang ringan, tidak meletakkan
barang-barang berbahaya seperti gunting di tempatyang tinggi, memasang pasak tahan
gempa, menggunakan karet perekat padaperalatan elektronik seperti komputer, serta
mengatur ulang tata letak prabot.
5. Membentuk organisasi mandiri berbasis masyarakat dalam penanggulanganbencana
gempa bumi, untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat terkaitbencana gempa bumi,
membuat peta bencana untuk wilayah maupun tempattinggal masing-masing sehingga
dapat menentukan tempat paling aman untukberlindung saat terjadi gempa baik pada
posisi di dalam rumah atau tempat kerjamaupun di luar ruangan serta tempat mengungsi
terdekat yang aman ketika terjadigempa, mencatat nomer telepon penting seperti nomor
pemadan kebakaran danambulance untuk mengantisipasi dampak akibat gempa bumi,
meningkatkankesigapan dalam menghadapi gempa dengan mengadakan simulasi gempa
untukmelatih sikap dan tindakan penyelamatan diri, sikap dan tindakan menuju ke tempat
pengungsian terdekat yang aman saat terjadi gempa, serta sikap dantindakan pasca
terjadinya gempa bumi.

Contoh tindakan yang harus dilakukan saat terjadi gempa yakni,berlindung dibawah meja yang
kuat apabila berada di dalam ruangan, apabila berada di dalamlift tekan semua tombol lantai
yang ada, dan segera keluar begitu lift berhenti, bilaberada di luar ruangan hindari bangunan
ataupun fasilitas yang dapat roboh, bilaberada di atas jembatan segera menuju ke ujung terdekat,
bila berada di dekat lautsegera menghindar karena kemungkinan terdapat potensi tsunami, dan
bila beradadi dalam kendaraan segera menepi dan keluar dengan aman kemudian menujutempat
perlindunganterdekat.

Anda mungkin juga menyukai