Taufiq Al Ashfahani Qodrifuddin1, Jumiati1, Kartini1, Maya Zulva1 , Mihratun1, Rakyal Aini1,
Rina Kumala Utami1, Siska febri Cahyani,1 Uli Aprialis1 , Baiq Nilam Safitri2, Widiami Sayidah3,
Ahmad Raksun4*
1
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FKIP, Universitas Mataram, Indonesia
2
Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris, FKIP, Universitas Mataram, Indonesia
3
Program Studi Pendidikan Matematika, FKIP, Universitas Mataram, Indonesia
4
Program Studi Pendidikan Biologi, FKIP, Universitas Mataram, Indonesia
https://doi.org/10.29303/jpmpi.v3i2.1400
Sitasi: Qodrifuddin, T. A. A., Jumiati., Kartini., Zulva, M., Mihratun., Aini, R., Utami, R. K., Cahyani, S. F., Aprialis,
U., Safitri, B. N., Sayidah, W & Raksun, A. (2022). Peningkatan Pemahaman Masyarakat terhadap Bahaya dan
Dampak Bencana Alam Serta Penanggulangannya. Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA, 5(1)
bencana dan kesigapan terhadap bencana, sebelumnya, yaitu Nomor 24 tahun 1992 yang
menganggap mudah permasalahan seputar menunjukkan, bahwa kebijakan penanganan
kebencanaan, akibatnya berdampak resiko bencana ditangani secara komprehensif dan
ketidakpedulian masyarakat terhadap kondisi dititikberatkan pada upaya preventif, yaitu tidak
lingkungan serta alam. Indonesia sebagai negara hanya pada saat terjadinya bencana alam.
kepulauan, memiliki karakteristik geografis Gambar 1. Dampak bencana alam 202
beragam baik secara tatanan tektonik, dinamika
meteorologis, maupun klimatologis yang rawan
terhadap bencana alam. Selama satu tahun
terakhir (1 Januani -30 September 2021), sebuah
riset yang dilakukan oleh BNPB (Badan Nasional
Penanggulangan Bencana) menunjukkan bahwa
di Indonesia telah terjadi bencana alam besar
sebanyak 1.969 kali.
Secara keseluruhan, bencana tersebut telah
menelan korban jiwa sebanyak 519 orang, 74
dinyatakan menghilang dan 6.208.250 jiwa dalam
kondisi menderita atau mengungsi serta 12.901
lainnya luka-luka. Daerah Indonesia beresiko
terjadi bencana alam, dan telah menjadi bagian
dari sejarah serta menjadi isuaktual. Salah satu
penyebab karena wilayah Indonesia dilalui oleh Sehingga idealnya masyarakat secara
dua jalur gunung berapi dunia, sirkum pasifik umum sudah mampu menangani bencana
(Pacific ring of fire) dan sirkum Mediterania yang sebelum,saat dan sesudah bencana. Masyarakat
melintasi wilayah Pulau Sumatera, Jawa, Nusa memiliki kemampuan untuk mengenali ancaman
Tenggara, hingga Sulawesi Utara. Jenis dan di wilayahnya dan mampu mengorganisir sumber
jumlah bencana alam besar yang terjadi tahun daya masyarakat untuk mengurangi kerentanan
2021 untuk menjadi gambaran kondisi, dan sekaligus meningkatkan kapasitas demi
sebagaimana tersebut dalam gambar 1. Menyikapi mengurangi risiko bencana. Kemampuan ini
fakta kebencanaan tersebut, banjir merupakan diwujudkan dalam perencanaan pembangunan
bencana yang sering terjadi. Merujuk pada yang mengandung upaya- upaya pencegahan,
pengalaman negara-negara Eropa, seperti Perancis kesiap siagaan, pengurangan risiko bencana dan
menyikapi keselamatan sipil merupakan hak peningkatan kapasitas untuk pemulihan
individu yang penting dan harus dijamin, pascabencana (Munita, 2015).
keselamatan sipil sama pentingnya dengan Desa Ekas Buana merupakan salah satu
pengakuan terhadap kebebasan individu dan desa di kecamatan Jerowaru, Kabupaten Lombok
kepemilikan pribadi, masyarakat terutama korban Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat t dengan
berhak mendapatkan perlindungan atas jiwa dan posisi geografi pada 8˚49’7” LS dan 116˚28’16”
hak miliknya. BT dengan ketinggian 3 mdpl. Secara
Oleh karena itu, resiko bencana harus administrasi desa Ekas Buana berbatasan
diminimalisir, dan secara moral jatuhnya korban langsung dengan, Sebelah utara ; Desa
tidak dapat ditolerir. Pemerintah menempatkan pemongkong, Sebelah selatan ; Kuang Rundun,
persoalan bencana alam menjadi salah satu Sebelah timur ; Desa Seriwe, Sebelah barat ; Laut
prioritas penanganan. Berkait dengan hal tersebut, Teluk Ekas. Desa Ekas Buana terdiri atas 5
lembaga legislatif pada bulan April 2007 Dusun, yakni ; Dusun Ekas, Dusun Ekas Damai,
mengesahkan dua undang-undang, Dusun Sungkun, Dusun Lendang Terak dan
UndangUndang Penanggulangan Bencana (UU Dusun Kuang Adil. Jarak Desa Ekas Buana
No. 24 tahun 2007) dan Undang- Undang dengan Ibu Kota Kecamatan Jerowaru yaitu 15
Penataan Ruang (UU No. 26 tahun 2007) yang km dapat ditempuh dalam waktu ± 30 menit
merupakan revisi dari undang- undang dengan kendaraan bermotor. Sedangkan jarak ke
174
Qodrifuddin et al, Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA, 2021, 5 (1): 173-177 e-ISSN: 2655-5263
175
Qodrifuddin et al, Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA, 2021, 5 (1): 173-177 e-ISSN: 2655-5263
bencana,mampu menghindar dan cepat pulih dari Gambar 4. Kegiatan perbaikan lokasi dampak
dampak bencana. Dengan sosialisasi ini bencana
diharapkan peningkatan pemahaman dan
kesigapan masyarakat dalam menghadapi
bencana di desa ekas buana, kecamatan jerowaru,
kabupaten lombok timur.
Berikut tampilan gambar sosialisasi yang
dilakukan.
Kesimpulan
176
Qodrifuddin et al, Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA, 2021, 5 (1): 173-177 e-ISSN: 2655-5263
Ucapan Terimakasih
Daftar Pustaka
177