Anda di halaman 1dari 10

“ANALISIS KESEHATAN DAN KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT TERHADAP

PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR DESA SEI RAMPAH”

Aguansyah Maulana Siregar1, Diva Aulia Nathasya2, Natasya Putri Lika3,

Sri Wahdina Tanjung4, Tengku Armita Chairiyah5 , Putra Apriadi Siregar6.

aguansyahms21@gmail.com , divaaulianathasya@gmail.com , likaputri1603@gmail.com ,

Pakbray2@gmail.com , tengkuarmita20@gmail.com , divaaulianathasya21@gmail.com

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

Track Record Article Abstrak

Pengalaman mengalami bencana banjir hampir setiap tahun, namun sikap


kesiapsiagaan bagi masyarakat dan pemerintah masih tidak terlalu diperhatikan dalam
Diterima:
menghadapi bencana banjir. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaiamana
Dipublikasi: kondisi kesehatan dan kesiapsiagaan masyarakat terhadap penanggulangan bencana
banjir. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah kualitatif, dengan
pengumpulan data menggunakan kuesioner dan wawancara kepada informan, dengan
sampel berjumlah 10 orang. Dari hasil penelitian yang didapatkan, pengetahuan dari
setiap masyarakat baik, namun kesiapsiagaan dari masyarakat terhadap bencana
banjir kurang baik sehingga dapat disimpulkan dikarenakannya kesiapsiagaan
masyarakat terhadap banjir ini kurang, sehingga diperlukannya lagi pelatihan dan
pendidikan lebih lanjut dalam meghadapi bencana banjir.

Kata Kunci : Banjir, Partisipasi Masyarakat, Kesiapsiagaan, Penanggulangan


Bencana
Pendahuluan menelan korban jiwa dan kerugian harta
benda dan banyak menimbulkan penyakit
Bencana banjir merupakan salah
(Yatnikasari et al., 2020). Di Indonesia,
satu bencana yang terjadi di Indonesia.
hampir semua daerah mengalami bencana
Fenomena alam ini disebabkan faktor alam
banjir yang signifikan. Kerugian dan
dan manusia, faktor alam salah satunya
kerusakan akibat banjir adalah sebesar dua
curah hujan yang tinggi dan faktor manusia
pertiga dari semua bencana alam yang
adalah rusaknya ekologi (Andriani &
terjadi. Setiap tahun lebih dari 300
Wakhudin, 2022). Pengelolaan Sumber
peristiwa banjir terjadi di Indonesia yang
Daya Air (SDA) termasuk banjir tidak
menggenangi 150.000 ha dan merugikan
dapat dibatasi oleh wilayah administrasi,
sekitar 1.000.000 orang. Saat ini
tetapi pengelolaan SDA dibatasi oleh
kecenderungan bahaya banjir terus
Wilayah Sungai (WS). Wilayah Sungai
meningkat baik di perkotaan maupun
ditetapkan dengan KEPPRES No. 12 Tahun
pedesaan (Hernoza et al., 2020)
2012 tentang Penetapan Wilayah Sungai.
Strategi dan kebijakannya harus sejalan Penanggulangan bencana berbasis
dengan aturan yang ada pada UU. No. 7, masyarakat ini meliputi besarnya
Tahun 2004 berupa pencegahan bencana intervensi, tindakan, kegiatan, rancangan,
secara fisik dan non fisik, penanggulangan dan program dalam rangka mengurangi
bencana, dan pemulihan kondisi setelah resiko akibat bencana, yang dibentuk oleh
bencana (Amri et al., 2016). masyarakat di lokasi bencana dan dibentuk
berdasarkan kebutuhan serta kapasitas yang
Bencana banjir telah menjadi
diperlukan (Umeidini et al., 2019).
persoalan bagi manusia di seluruh dunia,
Pelibatan masyarakat dalam
bencana ini disebabkan akibat dari
penanggulangan bencana ini juga disebut
peristiwa alam, aktifitas dan kegiatan
sebagai penanggulangan bencana berbasis
manusia (Hernoza et al., 2020). Sementara
masyarakat Penanggulangan bencana
proses urbanisasi global terus berlanjut,
berbasis masyarakat adalah upaya yang
perubahan iklim dunia mengakibatkan
dilakukan oleh anggota masyarakat secara
banjir yang lebih sering dan intens. Banjir
terorganisir baik sebelum, saat dan sesudah
merupakan bencana alam yang perlu
bencana dengan menggunakan sumber daya
mendapat perhatian, karena mengancam
yang mereka miliki semaksimal mungkin
jiwa dan ekonomi masyarakat dan
untuk mencegah, mengurangi, menghindari
merupakan bencana alam yang ke tiga
terbesar di dunia yang telah banyak
dan memulihkan diri dari dampak bencana berlangsung dengan baik (Afrian & Islami,
(Saiman et al., 2022). 2018). Hal ini sesuai dengan konsep
pengurangan resiko bencana bahwa resiko
Hasil penelitian terdahulu
bencana ditentukan oleh tiga konsep yaitu
menunjukkan bahwa banyak faktor yang
hazard (ancaman) merability (kerendanan),
mempengaruhi kesiapsiagaan masyarakat
ketidakmampuan (Umar, 2013).
dalam menghadapai bencana, antara lain
faktor individu yang terdiri atas Saat terjadi bencana, masyarakat
pengetahuan dan sikap dalam menghadapi akan terlibat langsung sebagai bagian dari
bencana (Purnomo & Sugiantoro, 2020). Sistem Penanggulangan Gawat Darurat
United Nations International Strategy for Terpadu (SPGDT) bencana sesuai dengan
Disaster Reduction (UNISDR) tahapan bencana yang ada (Hayaturrahmi &
menguraikan bahwa keberhasilan program Husna, 2018). Dalam hal ini maka
penguatan mitigasi dan kesiapsiagaan, pengetahuan tentang kesiapsiagaan bencana
sangat ditentukan oleh faktor prediposisi banjir sangat diperlukan oleh masyarakat
seperti pengalaman pelatihan kebencanaan untuk mengatasi bencana banjir yang
(UNISDR, 2019). Faktor lain yang hampir terjadi setiap tahun. Kesiapsiagaan
mempengaruhi kesiapsiagaan masyarakat dapat berupa penyusunan rencana tanggap
terhadap bencana adalah faktor reinforcing darurat, artinya dengan adanya rencana
seperti modal soasial dan faktor enabling tersebut masyarakat dan pemerintah dapat
seperti sarana dan prasarana, baik yang mengetahui tindakan-tindakan yang harus
disiapkan pemerintah setempat sebagai dilakukan dan hal yang harus disiapkan
fasilitas umum, maupun yang disiapkan pada saat terjadi bencana (Nurchayat,
oleh masyarakat yang bersifat pribadi pada 2014).
keluarga masing-masing (Krisdiyanto,
Metode Penelitian
2019; Pusponegoro & Sujudi, 2016).
Penelitian ini menggunakan teknik
Kesuksesan dalam penanganan dan
Kualitatif yaitu penelitian yang bersifat
evakuasi/ pengungsian ketika banjir sangat
deskriptif dengan metode yang fokus pada
bergantung dari kesiapsiagaan masyarakat
pengamatan yang lebih mendalam. Metode
dan perseorangan. Ketika banjir terjadi,
pengumpulan datanya menggunakan survey
kegiatan akan dlakukan dalam situasi gawat
atau wawancara. Penelitian ini dilakukan
darurat, sehingga perencanaan, koordinasi
dengan cara mengisi Kuesioner dan juga
dan pelatihan dengan baik sangat
wawancara dengan responden.
dibutuhkan agar penanganan dan evakuasi
Penelitian ini dilakukan di tempat
rawan bencana banjir, dan sangat
merugikan bagi warga sekitar saat terjadi
musim hujan, karena air sungai yang akan
meluap dan menyebabkan banjir yang
tinggi dan sangat merugikan. Letaknya
berada di Desa Sei Rampah Kabupaten
Serdang Bedagai, yang letaknya dekat Gambar 1. Lokasi Penelitian
dengan sungai Rampah.

Populasi dalam peneletian ini adalah 2. Gambaran Responden

masyarakat Desa Sei Rampah yang tinggal Berikut ini adalah gambaran umur
dekat dengan sungai Rampah dengan dan jenis kelamin responden yang
pengambilan sampel menggunakan teknik mengalami bencana banjir di Desa Sei
simple random sampling yaitu teknik Rampah.
pengambilan sampel yang sederhana, yaitu
setiap orang yang berada di populasi Tabel.1 Data Responden Berdasarkan
Kelmpok Umur dan Jenis Kelamin.
tersebut dapat dijadikan salah satu sampel
Kelompok
No. Jumlah %
Jenis
untuk riset ini, dan setiap orang yang ada Umur
Kelamin

Pr Lk

memiliki kesempatan yang sama untuk 1 <30 Tahun 1 - 1 2%


dipilih dan dijadikan sebagai sampel. 2 30-39 Tahun 1 - 1 2%
3 40-49 Tahun 1 2 3 3%
4 50-59 Tahun - 2 2 2%
Hasil dan Pembahasan
5 >60 Tahun 2 1 3 3%
Jumlah 5 5 10 100%
A. karakteristik Responden
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini bertempat di Terdapat 10 orang sebagai sampel,

Dusun III Kampung Mandailing Desa Sei dengan 5 orang laki laki dan 5 orang

Rampah yang berada tepat ditepi sungai Sei perempuan yang pernah mengalami banjir

Rampah Kabupaten Serdang Bedagai. di daerah tersebut dengan umur berada di <

Secara astronomis Kecamatan Sei Rampah 30 tahun sampai > 60 tahun.

terletak pada 3°42′-3°54′ dan 99°17′-99°36′


BT.
karna hujan lebat. hujan nya sampe 2 jam
abis tu air sungai langsung naik….”
Tabel.2 Data Responden Berdasarkan
Pendidikan “banjir ini pun sebenernya gara-gara
banyak sampah, banyak orang yang buang
Kelompok
No. Jumlah % sampah sembarangann di sungai
Pendidikan
1 Tidak Tamat SD - 0% itulahmakanya banjir..”
2 Lulus SD 2 20%
3 Lulus SMP 2 20%
Pengetahuan tentang mengapa
4 Lulus SMA 6 60%
Lulus terjadi banjir di daerah tersebut,
5 - 0%
Akademik/PT
pengetahuan kesehatan banjir, harus
Jumlah 10 100%
dimiliki masyarakat untuk paham
bagaimana menangani banjir yang akan
Tingkat pendidikan dari informan
terjadi dan apa yang harus dilakukan
adalah dengan pendidikan terakhir SD
setelah banjir itu terjadi. Hal ini sejalan
sebanyak 20%, informan dengan
dengan penelitian (Khairunnisa, T da
pendidikan terakhir SMP sebanyak 20%,
Alwin. 2022) yang menyatakan bahwa
dan sebanyak 60% informan dengan
Masyarakat sudah mengetahui tentang
pendidikan terakhir SMA.
bencana banjir dan penyebab terjadinya
a. Pengetahuan Masyarakat bencana banjir tetapi untuk pengetahuan
terhadap Banjir Tingkat bahwa membangun rumah di wilayah yang
dekat dengan sungai dapat menjadikan
Pengetahuan yang dimiliki oleh
resiko terjadi bencana banjir.
sekelompok masyarakat akan menentukan
dalam membentuk sikap dan kepedulian  Pengetahuan Kesehatan Terakit Banjir
masyarakat untuk siap dan siaga terhadap
”makanan yang kenak banjir ya langsung
bencana, Terjadinya serangkaian banjir
dibuang karna gak bisa dipakai lagi…”
dalam waktu relatif pendek dan terulang
tiap tahun, menuntut upaya lebih besar ”ya kalo abis banjir gini ya paling banyak
mengantisipasinya. yang kenak gatal gatal di kaki karna kutu
air.kalo rasa sakit gitu biasanya langsung
 Pengetahuan Terkai Banjir
ngecek di fasilitas kesehatan, ada tu
Pengetahuan masyarakat tentang banjir disediakan setelah banjir. “
sangat baik,seperti pada pernyataan berikut,
Sebanyak 50% responden memiliki
Np : “Penyebab banjir yang ada disini
pengetahuan kesehatan terkait banjir yang
baik, beberapa responden tersebut telah Mr : “sekarang mah kalo banjir udah
memahami penyakit yang dapat timbul pasrah aja, paling nanti ngungsi ketempat
akibat banjir dan langsung memeriksakan orang, kayak dari pemerintah setempat ada
keadaannya ke fasilitas kesehatan terdekat ngasih tempat gitu atau rumah warga
agar penyakit tersebut tidak menjadi parah. dijadikan pengungsian…kalau dulu ada
kira kira 10 tahun lalu pas ibu masih
b. Kesiapsiagaan Masyarakat
sekolah, ada pelatihan simulasi pas banjir,
terhadap Banjir
sekarang mah udah gadak…”
Kesiapsiagaan dalam menghadapi
“kalau bantuan dari pemerintah ada ya
banjir membantu masyarakat dalam
cukup cukupin aja lah..kayak dikasih
membentuk dan merencanakan tindakan
tempat ungsi, uang dikit, sama adalah
apa saja yang perlu dilakukan ketika banjir
sembako dikasih…kadang juga ada yang
(Yatnikasari et al., 2020).
ngasih baju untuk ganti gitu…”
Kesiapsiagaan suatu komunitas
“kalau untuk renovasi rumah ya gadak,
selalu tidak terlepas dari aspek-aspek
orang kita mah orang kurang, jadi mana
lainnya dari kegiatan pengelolaan bencana
ada uang untuk renov rumah gitu…lebih
(tanggap darurat, pemulihan dan
banyak pasrah..”
rekonstruksi, pencegahan dan mitigasi).
Untuk menjamin tercapainya suatu tingkat Kesiapsiagaan masyarakat terhadap
kesiapsiagaan tertentu, diperlukan berbagai penaggulangan banjir juga kurang
langkah persiapan pra-bencana, sedangkan dikarenakan mereka telah pasrah dengan
keefektifan dari kesiapsiagaan masyarakat keadaan yang ada, karena banjir yang ada
dapat dilihat dari implementasi kegiatan disana setiap tahun terjadi, sehingga
tanggap darurat dan pemulihan pasca mereka pasrah jika sewaktu waktu terjadi
bencana. Pada saat pelaksanaan pemulihan banjir lagi didaeah tersebut. Serta
dan rekonstruksi pasca bencana, harus kurangnya sosialisasi serta simulasi dan
dibangun juga mekanisme kesiapsiagaan pelatihan terkait banjir kepada masyarakat.
dalam menghadapi kemungkinan bencana Maka diperlukan lagi pendidikan dan
berikutnya. (Nurromansyah & Setyono. pelatihan dalam menghadapi banjir. Hal ini
2014) sejalan dengan hasil penelitian (Umar,
2013) yaitu data dianalisis dengan metode
Kesiapsiaggan masyarakat terhadap
induktif. Informan masih ada yang tidak
bencana banjir ini kurang, seperti penyataan
mengetahui tentang banjir. Masyarakat
berikut ini :
belum memiliki kesiapan dan NL : “kemarin banjirnya sampe sebulan
langkahlangkah yang harus dilakukan lamanya, tapi dia modelan banjir, surut
sebelum, sesaat, dan setelah banjir. abistu banjir lagi, sampe sebulanan… ya
Masyarakat perlu diberikan pendidikan dan karna udah sering jadi ya pasrah,
pelatihan kesiapasiagaan dalam perabotan rusak semua hancur, bahkan
menghadapi banjir. sampe gak bisa jualan…gimana mau dapat
penghasilan yakan, uang dari mana
Selama ini kesiapsiagaan bencana
semuanya….
pada masyarakat dirasakan belum berjalan
dengan baik. Belum ada sistem yang ”Ditempat ibu banjir nya paling setengah
membuat masyarakat terlatih terhadap meter lah sepaha ibu, tapi kalo di sana nya
bencana, sementara sistem deteksi dini lagi ada yang sampe sekepala orang
terhadap bencana yang telah ada belum dalemnya”.
mampu diakses dengan baik oleh
Dampak yang dialami oleh daerah
masyarakat (Paramesti, 2011). Dalam
perkotaan dimana didominasi oleh
pandangan normatif, kondisi tersebut
permukiman penduduk juga berbeda
merupakan implikasi dari upaya
dengan dampak yang dialami daerah
pembangunan kesiapsiagaan yang kurang
perdesaan yang didominasi oleh areal
optimal dan tidak tepat sasaran, belum
pertanian. Banjir yang menerjang suatu
mampu menumbuhkan kemandirian dan
kawasan dapat merusak dan
keberdayaan masyarakat dalam
menghanyutkan rumah sehingga
menanggulangi bencana (Ikhwan, 2018)
menimbulkan korban luka-luka maupun
c. Dampak Bencana Banjir meninggal (Rosyidie. 2013)

Secara umum dampak banjir dapat d. Pemulihan Pasca Bencana


bersifat langsung maupun tidak langsung.
Pemulihan pasca bencana ini
Dampak langsung relative lebih mudah
meliputi jenis alokasi dana dan bantuan
diprediksi dari pada dampak tidak
yang diberikan pemerintah kepada
langsung.
masyarakat untuk pulih kembali pasca
Dampak yang terjadi pada bencana yang terjadi.
masyarakat akibat banjir ini sangat
Proses pemulihan tersebut dapat diketahui
merugikan sekali, seperti pernyataan
melalui pernytaan berikut :
berikut :
“ kalau dana dek, kami ya ga ada dari dan diare. Serta kesiapsiagaan masyarakat
mana-mana, paling ya pake dana sendiri terhadap penaggulangan banjir juga kurang
lah dari pemerintah gada dikasi dana, dikarenakan mereka telah pasrah dengan
mereka Cuma ngasi bantuan aja kayak keadaan yang ada, karena banjir yang ada
sembako, indomi, beras gitu-gitulah dek. disana setiap tahun terjadi, sehingga
Sama itulah pemeriksaan kesehatan gratis mereka pasrah jika sewaktu waktu terjadi
dikasi vitamin kadang..” banjir lagi didaeah tersebut.

Dapat diketahui bahwa proses Daftar Pustaka


pemulihan masyarakat pasca bencana banjir
Afrian, R., & Islami, Z. R. (2018). Kajian
ini mereka diberikan bantuan logistik
Kesiapsiagaan Menghadapi
seperti sembako dan pemeriksaan
Bencana Hidrometeorologi pada
kesehatan. Bantuan yang diberikan
Masyarakat dan Pemerintah Kota
pemerintah sebenarnya tidak cukup untuk
Langsa. Jurnal Pendidikan
meakukan pemulihan pasca bencana, tetapi
Geosfer, 3(1).
masyarakat mencukupkan bantuan tersebut.
Kurang optimalnya dana yang didapat atau Andriani, A., Wakhudin, W., Pamungkas,
dimiliki pemerintah daerah setempat yang G., & Martiani, I. (2022, January).
juga memiliki keterbatasan dana dalam Kesiapsiagaan Masyarakat Pantai
penanggulangan bencana banjir. dalam Upaya Menghadapi Bencana
Alam (Studi Kasus Kearifan Local
di Wilayah Indonesia). In Prosiding
Kesimpulan Seminar Nasional LPPM
UMP (Vol. 3, pp. 348-359).
Masyarakat yang berada di
kampung Mandailing yang berada dekat Hernoza, F., Susilo, B., & Erlansari, A.
dengan sungai Rampah, Desa Sei Rampah (2020). Pemetaan Daerah Rawan
ini sangat dirugikan akibat banjir yang Banjir Menggunakan Penginderaan
dialami mereka, yang berasal dari luapan Jauh dengan Metode Normalized
air sungai akibat hujan yang cukup deras Difference Vegetation Index ,
dengan durasi yang lama. Normalized Difference Water Index
dan Simple Additive Weighting
Akibat dari banjir yang yang cukup
( Studi Kasus : Kota Bengkulu ).
lama mengakibatkan masyarakat
Jurnal Rekursif, 8(2), 144–152.
mengalami penyakit kulit seperti gatal-gatal
https://ejournal.unib.ac.id/index.php Sugiantoro, S. (2020). Manajemen
/r ekursif/ Bencana: Respon dan Tindakan
terhadap Bencana. Media Perssindo.
Krisdiyanto, F. J. (2019). MODAL
SOSIAL DAN EFIKASI Nurromansyah, A. N., & Setyono, J. S.
KOLEKTIF MENGHADAPI (2014). Perubahan kesiapsiagaan
BENCANA ERUPSI MERAPI. The masyarakat DAS Beringin Kota
Shine Cahaya Dunia Ners. Semarang dalam menghadapi
https://doi.org/10.35720/tscners.v4i ancaman banjir bandang. Jurnal
1.140. Wilayah dan Lingkungan, 2(3), 231-
244.
Masuku, R., & Lasaiba, M. A. (2022).
Partisipasi Masyarakat Dalam Pusponegoro, A. D., & Sujudi, A. (2016).
Mitigasi Bencana Banjir Di Dusun Kegawatdaruratan dan bencana:
Kahena RT 007/017 Desa Batu solusi dan petunjuk teknis
Merah Kecamatan Sirimau Kota penanggulangan medik dan
Ambon. Jurnal Pendidikan kesehatan. Ed.1. Rayyana
Geografi Unpatti, 1(1), 1-11. Komunikasindo.

Narieswari, L., Munajati, S. L., Rosyidie, A. (2013). Banjir: fakta dan


Nurromansyah, A. N., & Setyono, J. dampaknya, serta pengaruh dari
S. (2014). Perubahan kesiapsiagaan perubahan guna lahan. Jurnal
masyarakat DAS Beringin Kota perencanaan wilayah dan kota,
Semarang dalam menghadapi 24(3), 241-249.
ancaman banjir bandang. Jurnal
Saiman, S., Hijri, Y. S., & Hadi, K.
Wilayah dan Lingkungan, 2(3), 231-
(2022). Pendampingan dan
244.
Pelatihan Peningkatan
Nurchayat, N. A. (2014). Perbedaan Kapasitas Desa Tangguh Bencana
Kesiapsiagaan Menghadapi Sebagai Upaya Pengurangan Risiko
Bencana Gempa Bumi antara Bencana (PRB) Berbasis
Kelompok Siswa Sekolah Dasar Masyarakat Di Desa Gajahrejo
yang Dikelola dengan Strategi Kecamatan Gedangan Kabupaten
Pedagogi dan Andragogi. Skripsi. Malang. Society: Jurnal
Yogyakarta, Indonesia: Universitas Pengabdian Masyarakat, 1(2), 65–
Negeri Yogyakarta.Purnomo, H., & 73.
Umar, N. (2013). Pengetahuan dan
kesiapsiagaan masyarakat
menghadapi bencana banjir di
bolapapu kecamatan kulawi sigi
sulawesi tengah. Jurnal
Keperawatan Soedirman, 8(3), 105-
119.

Umeidini, F., Nuriah, E., & Fedryansyah,


M. (2019). Partisipasi Masyarakat
Dalam Penanggulangan Bencana Di
Desa Mekargalih Kecamatan
Jatinangor. Focus : Jurnal
Pekerjaan Sosial, 2(1), 13.
https://doi.org/10.24198/focus.v2i1.
231 15

UNISDR. (2019). United Nations


International Strategy for Disaster
Reduction:Terminology on
DisasterRisk Reduction. Geneva.

Wiguna, S., Adi, A. W., Ichwana, A. N., &


Septian, R. T. (2016). Risiko
Bencana Indonesia (Disasters Risk
of Indonesia). International Journal
of Disaster Risk Science, 9(01)..

Yatnikasari, S., Pranoto, S. H., & Agustina,


F. (2020). Pengaruh Pengetahuan
dan Sikap Terhadap Kesiapsiagaan
Kepala Keluarga dalam
Menghadapi Bencana Banjir. Jurnal
Teknik, 18(2), 135–149.

Anda mungkin juga menyukai