Anda di halaman 1dari 10

JURNAL EDUNursing, Vol. 5, No.

1, April 2021
http://journal.unipdu.ac.id
ISSN : 2549-8207
e-ISSN : 2579-6127

PENGETAHUAN, SIKAP, DAN KESIAPSIAGAAN KADER SIAGA


BENCANA DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR

Zuliani1), Sufendi Hariyanto2)


1,2
Fakultas Ilmu Kesehatan Unipdu Jombang
zuliani@fik.unipdu.ac.id

Abstract

Knowledge of standby cadres about earthquake disaster management is very important in


disaster preparedness. In order not to panic and have a negative impact on them. The purpose of this
study was to determine the knowledge, attitudes, and preparedness of disaster preparedness cadres in
dealing with flood disasters. The research method was carried out using quantitative descriptive
research methods. The population in this study were all existing cadres in Ngresik Regency, totaling 51
respondents based on data from BPBD Gresik Regency in 2019 using consecutive sampling, while the
research sample used total sampling. Research time in September 2020. Research using a questionnaire
sheet with quantitative data analysis. Respondents are knowledgeable and have good attitude and are
ready to face flood disasters.

Keyword: knowledge, attitude, preparedness, flood disaster

PENDAHULUAN
Bencana merupakan rangkaian bencana melalui pengorganisasian serta melalui
peristiwa yang mengancam dan mengganggu langkah yang tepat guna dan berdaya guna (UU
kehidupan masyarakat baik yang disebabkan No. 24, 2007). Pengetahuan merupakan faktor
oleh faktor alam atau non alam maupun faktor utama dan menjadi kunci untuk kesiapsiagaan.
manusia sehingga mengakibatkan timbulnya Pengetahuan yang dimiliki biasanya dapat
korban jiwa, kerusakan lingkungan, kerugian mempengaruhi sikap dan kepedulian untuk siap
harta benda dan dampak psikologis (UU No. 24, siaga dalam mengantisipasi bencana.
2007). Banjir merupakan bencana besar di Kesiapsiagaan merupakan salah satu bagian dari
dunia. Kejadian dan korban bencana banjir proses manajemen bencana dan didalam konsep
menempati urutan pertama di dunia yaitu bencana yang berkembang saat ini, pentingnya
mencapai 55%. Presentase kejadian banjir di kesiapsiagaan merupakan salah satu elemen
Indonesia mencapai 38% dari seluruh kejadian penting dari kegiatan pencegahan pengurangan
bencana. Kejadian longsor mencapai 18% dari risiko bencana yang bersifat pro- aktif, sebelum
seluruh kejadian bencana (Bakornas, 2007). terjadinya suatu bencana (LIPI-UNESCO,
Kesiapsiagaan merupakan serangkaian 2006).
kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi Faktor utama yang dapat mengakibatkan

77
JURNAL EDUNursing, Vol. 5, No. 1, April 2021
http://journal.unipdu.ac.id
ISSN : 2549-8207
e-ISSN : 2579-6127
bencana tersebut menimbulkan korban dan aktivitas gunung berapi, namun juga bencana
kerugian besar, yaitu kurangnya pemahaman alam akibat perubahan ekosistem alam, seperti
tentang karakterisitik bahaya, sikap atau longsor, banjir, kebakaran hutan, dan kerusakan
perilaku yang mengakibatkan penurunan alam yang lain (BNPB, 2019).
sumber daya alam, kurangnya informasi Jawa Timur sebagai salah satu provinsi di
peringatan dini yang mengakibatkan Indonesia yang memiliki risiko terjadinya
ketidaksiapan, dan ketidakberdayaan atau bencana alam. Jawa Timur memiliki delapan
ketidakmampuan dalam menghadapi bencana belas daerah kabupaten/kota yang merupakan
(Bakornas, 2007). Kesiapsiagaan Kawasan aglomerasi ekonomi namun risiko
dikelompokkan menjadi empat parameter yaitu terjadinya bencana adalah tinggi. Menurut
pengetahuan dan sikap, perencanaan laporan badan penganggulan bencana daerah
kedaruratan, sistem peringatan dan mobilisasi (BPBD) Jawa Timur, dalam kurun waktu tiga
sumber daya (LIPI-UNESCO, 2006). tahun terkahir terjadi kenaikan bencana 32%
Indonesia berada di area yang memiliki yang banyak disebabkan oleh perubahan iklim
risiko bencana tinggi. Berdasarkan data pada cuaca, degradasi lingkungan, sungai kritis, dan
2004 dan 2013, dilaporkan 41,2% atau 1.690 aspek tata ruang yang belum menyinggung
kejadian terjadi di kawasan Asia-Pasifik. Di aspek-aspek kebencanaan. Kejadian yang sering
wilayah Asia Tenggara terutama Indonesia dan muncul yaitu tanah longsor, banjir dan angina
Filipina, merupakan negara yang paling banyak puting beliung. Oleh sebab itu, pemerintah Jawa
insiden bencana alaman dengan lebih dari Timur menggalakan perubahan pardigma
350.000 yang akibat dari 500 lebih insiden. penanganan bencana dari penangan yang reaktif
Bencana yang muncul seperti gempa bumi, atau responsif menjadi penanganan yang
tanah longsor, banjir, angin topan, dan lain-lain. preventif yaitu membuka ruang yang lebih luas
Hal ini dipertegas dengan bencana- bencana terhadap kegiatan pengurangan risiko bencana
alam yang sering kita temui sehari-hari. yang berbasis masyarakat (BPBD Jawa Timur,
Beberapa bencana alam yang cukup besar 2018).
terjadi di Indonesia dalam kurun waktu 10 Salah satu tindakan promotif dan preventif
tahun terakhir yaitu gempa bumi di Padang yang bisa dilakukan secara komprehensif dan
pada 30 September 2009, gempa bumi di kolaboratif lintas sektoral adalah
Mentawai wilayah Sumatera Barat pada tanggal mempersiapkan kader siaga bencana. Kader
26 Oktober 2010, kejadian gunung meletus Siaga Bencana (KSB) adalah masyarakat yang
seperti gunung Krakatau, gunung Merapi, dan berfungsi untuk mencegah gawat darurat dan
lain-lain. Hampir seluruh wilayah di Indonesia bencana meliputi kesiagaan masyarakat,
berisiko terjadinya bencana alam, tidak hanya pencegahan dan mitigasi atau penjinakan
karena aktivitas pergerakan lempeng bumi yang kejadian gawat darurat dan bencana, serta
mengakibatkan gempa dan tsunami maupun berfungsi pula untuk reaksi cepat
78
JURNAL EDUNursing, Vol. 5, No. 1, April 2021
http://journal.unipdu.ac.id
ISSN : 2549-8207
e-ISSN : 2579-6127
penanganannya di bidang kesehatan. Kader berbagai pihak, baik pemerintah maupun non
Siaga Bencana merupakan organisasi Safe pemerintah. Sehingga berdasarkan latar
Community yaitu keadaan aman dan sehat yang belakang tersebut, peneliti bermaksud untuk
tercipata oleh peran aktif masyarakat termasuk melakukan kajian peran kader siaga bencana
swasta, profesi dan pemerintah yang bersinergi dalam mitigasi bencana di Kabupaten Gresik.
dalam penanggulangan kegawatdaruratan dan Peran kader dalam upaya antisipasi
bencana. Hakekat Safe Community adalah maupun menangani keadaan bencana dianggap
upaya oleh masyarakat, dari masyarakat, dan sangat penting. Salah satu peran kader saat
untuk masyarakat didorong oleh pemerintah terjadi bencana banjir adalah tanggap darurat,
sebagai fasilitator menuju terciptanya kondisi kader selalu terlibat dalam penyelamatan baik
sehat dan aman. nyawa maupun harta benda, oleh karena itu
Menurut berita yang ada di kompas.com. pengetahuan dalam menghadapi bencana banjir
Bedasarkan data dari BPBD kabupaten Gresik, sangat bermanfaat bagi kader. Hasil penelitian
di kecamatan Gresik sendiri ada 8 desa Pangesti (2012) menyebutkan bahwa tingkat
kecamatan Balopanggang Gresik yang pengetahuan tentang resiko bencana banjir
terpendam selain Desa Wotansari. Genangan air siswa yang tinggal di daerah rawan banjir lebih
dengan dengan ketinggian bervariasi antara 10- baik dibandingkan siswa yang tinggal di daerah
30 sentimeter juga sempat merendam Des tidak rawan banjir. Firmansyah (2014) juga
Banjaragung, Sekarputih, Pucung, Mojogede menyebutkan bahwa terdapat hubungan antara
serta Kedungpring. Sementara di kecamatan pengetahuan dengan kesiapsiagaan terhadap
Benjeng, air merendam Desa Sedapurklagen, bencana banjir dan longsor.
Munggugebang, Kalipadang, Lundo dan juga
Bulorejo. Meluapnya Kali Lamong bukan METODE PENELITIAN
pertama ini dirasakan oleh warga di dua Metode penelitian dilakukan dengan
kecamatan tersebut, lantaran bencana yang menggunakan metode penelitian deskriptif
sama terus berulang setiap tahun , bahkan setiap kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah
kali musim penghujan datang. seluruh kader siada yang ada di Kabupaten
Kabupaten Gresik sebagai salah satu Gresik yang berjumlah 51 responden
kabupaten di wilayah Jawa Timur yang berdasarkan data BPBD Kabupten Gresik tahun
memiliki aktivitas masyarakat utama pada 2019 dengan teknik sampling consecutive
bidang perindustrian, masih perlunya sampling, sedangkan sampel penelitian
kewaspadaan terhadap bencana alam. menggunakan total sampling. Waktu penelitian
Kabupaten Gresik juga memiliki faktor-faktor bulan September 2020. Penelitian dengan
lingkungan yang dapat menjadi penyebab menggunakan lembar kuesioner dengan analisis
munculnya bencana alam. Namun, fakta ini data kuantitatif.
masih perlu dukungan secara menyeluruh dari
79
JURNAL EDUNursing, Vol. 5, No. 1, April 2021
http://journal.unipdu.ac.id
ISSN : 2549-8207
e-ISSN : 2579-6127
HASIL PENELITIAN Tabel 4 Distribusi Frekuensi Responden
Mendapatkan Pelatihan Tentang
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Umur
Bencana Banjir
Responden
Umur Jumlah Presentase Pelatihan Banjir Jumlah Presentase

12 - 25 th 16 31,4% Pernah 18 35,3%


26 - 45 th 23 45,1% Tidak pernah 33 64,7%
46 – 65 th 12 23,5% Total 51 100%
Total 51 100%
Berdasarkan tabel 4 sebagian besar
Berdasarkan tabel 1 hampir setengah responden (64,7%) tidak pernah mendapatkan
responden (45,1%) berada dalam rentang umur pelatihan tentang bencana banjir.
26-45 tahun dan sebagian kecil responden
(23,5%) berumur 45-65 tahun. Tabel 5 Distribusi Frekuensi Pengetahuan
Siaga Bencana Banjir
Pengetahuan Jumlah Presentase
Tabel 2 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin
Responden Baik 46 90,2%
Jenis Kelamin Jumlah Presentase Cukup 5 9,8%
Laki – laki 37 72,5% Total 51 100%
Perempuan 14 27,5%
Total 51 100% Berdasarkan tabel 5 Hampir seluruhnya
responden (90,2%) berpengetahuan baik.
Berdasarkan table 2 sebagian besar
responden (72,5%) berjenis kelamin laki-laki. Tabel 6 Distribusi Frekuensi Sikap Siaga
Bencana Banjir
Tabel 3 Distribusi Lama Menjadi Relawan Sikap Jumlah Presentase
Responden Baik 29 56,9%
Lama menjadi Jumlah Presentase
relawan Cukup 22 43,1%
1-10 tahun 48 94,1%
Total 51 100%
11-20 tahun 2 3,9%
21-30 tahun 1 2%
Berdasarkan tabel 6 sebagian besar
Total 51 100%
responden (56,9%) sikap siaga bencana dalam
kategori baik.
Berdasarkan tabel 3 hampir seluruhnya
responden (94,1%) sekitar 1-10 tahun menjadi
relawan dan sebagian kecil responden (2%)
sekitar 21-30 menjadi relawan.

80
JURNAL EDUNursing, Vol. 5, No. 1, April 2021
http://journal.unipdu.ac.id
ISSN : 2549-8207
e-ISSN : 2579-6127
Tabel 7 Distribusi Frekuensi Kesiapsiagaan yang signifikan antara pengetahuan terhadap
Kader Menghadapi Bencana
kesiapsiagaan responden dalam menghadapi
Banjir
bencana banjir di Desa Perkebunan Bukit
Kesiapsiagaan Kader
Menghadapi Bencana Jumlah Presentase Lawang Kecamatan Bahorok tahun 2011.
Banjir
51 98% Penelitian ini selaras dengan penelitian dari
Siap
1 2% Adiwiyata (2017), mengatakan pengetahuan
Tidak Siap
kebencanaan masyarakat Kelurahan
51 100%
Total
Lawanggintung, Kecamatan Bogor Selatan,
Kota Bogor. Secara individu atau perorangan
Berdasarkan tabel 7 hampir seluruh
pengetahuan kebencanaan memiliki kriteria
responden (98%) siap menghadapi bencana
baik dan ini dibuktikan dengan nilai baik yang
banjir.
mencapai 42,4% atau 42 responden memiliki
pengetahuan kebencanaan yang baik. Dan
PEMBAHASAN
Terdapat atau tidaknya korelasi antara
Seluruh responden berpengetahuan baik.
pengetahuan masyarakat tentang bencana banjir
Hal ini tidak selaras dengan penelitian
dengan kesiapsiagaan masyarakat terhadap
Kurniawati (2017), Sebagian besar mahasiswa
bencana banjir (Mas’ula, 2019). Penanganan
dalam menghadapi bencana memiliki
yang dapat dilakukan dengan cara
pengetahuan kurang. Pengetahuan merupakan
meningkatkan pengetahuan tentang bencana dan
hasil dari pengindraan, atau hasil tahu seseorang
risiko terhadap bencana banjir. Pengetahuan
terhadap objek melalui indra yang dimilikinya,
tentang banjir dan dampaknya meliputi
meliputi indra penglihatan, pendengaran,
pemahaman tentang bencana banjir, faktor
penciuman, perasa dan peraba. Terdapat
penyebab bencana yang disebabkan oleh
beberapa faktor yang darurat dan sesudah
manusia, dan dampak bencana banjir.
terjadi keadaan darurat. Perencanaan
Pengetahuan siswa terkait dengan bencana
kedaruratan yang baik dapat memberikan
banjir yang terjadi di lingkungan sekitarnya
dampak yang positif pada perilaku
baik di sekolah maupun di rumahnya kurang
kesiapsiagaan mahasiswa. Dan penelitian dari
baik hal ini dapat dilihat dari pemahaman
Wahyuningsih (2013), pengetahuan
terhadap bencana banjir yang rendah. Mereka
berpengaruh signifikan terhadap kesiapsiagaan
tidak mengetahui seberapa sering daerahnya
menghadapi bencana banjir di Kelurahan
terjadi banjir dalam setahun dan tidak mampu
Joyotakan, Kecamatan Serengan, Kota
mengingat kapan terakhir terjadi banjir serta
Surakarta. Besarnya pengaruh pengetahuan
kapan banjir besar terjadi selama lima tahun
terhadap kesiapsiagaan menghadapi bencana
terakhir (Rosyida, 2017).
banjir di Kelurahan Joyotakan, Kecamatan
Pengetahuan kebencanaan merupakan
Serengan, Kota Surakarta. Penelitian yang tidak
kemampuan dalam mengingat peristiwa atau
selaras lagi dari Harahap (2015), ada hubungan
81
JURNAL EDUNursing, Vol. 5, No. 1, April 2021
http://journal.unipdu.ac.id
ISSN : 2549-8207
e-ISSN : 2579-6127
rangkaian peristiwa yang mengancam dan mempengaruhi pengetahuan seseorang tentang
mengganggu kehidupan dan penghidupan pengalaman terhadap terjadinya bencana dan
masyarakat, baik oleh faktor alam atau faktor kesadaran kepala keluarga yang mengakses
non-alam maupun faktor manusia yang dapat informasi baik melalui pelatihan bencana
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, maupun media informasi yang dapat
kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, mempengaruhi pengetahuan. Semakin tua usia
dan dampak psikologis (Wawan & Dewi, 2011). seseorang, maka semakin banyak pengalaman
Pengetahuan kebencanaan akan dibutuhkan yang dimiliki oleh individu. Hal ini sesuai
masyarakat yang tinggal di daerah rawan dengan teori Potter & Perry (2005), yang
bencana, karena berbagai informasi mengenai mengatakan bahwa umur dewasa akhir
jenis bencana yang dapat mengancam mereka, mempunyai pengalaman dan bimbingan yang
gejala-gejala bencana, perkiraan daerah lebih dibandingkan dengan umur yang lain
jangkauan bencana, prosedur penyelamatan diri, dalam hal penanggulangan bencana sehingga
tempat yang disarankan untuk mengungsi, dan konsep dalam berpikir sudah lebih matang dari
informasi lain yang mungkin dibutuhkan segi tahap perkembangan, masa dewasa
masyarakat pada sebelum, saat dan pasca memegang peranan penting dalam kognitif
bencana itu terjadi dapat meminimalkan risiko seseorang memiliki keterampilan, informasi
bencana (Chotimah, 2015). baru dan mengaplikasikan kedalam dirinya dan
Hampir setengah responden berada dalam sekitarnya.
rentang dewasa dan sebagian kecil responden Pengetahuan yang dimiliki mempengaruhi
kategori lansia dan sebagian besar berjenis sikap dan kepedulian masyarakat untuk siap dan
kelamin laki-laki. Hal ini selaras dengan siaga dalam mengantisipasi bencana, terutama
penelitiannya Trinurhilawati (2019), bahwa bagi mereka yang bertempat tinggal di daerah
mayoritas berada pada kelompok usia dewasa yang rentan terhadap bencana alam (Indawati,
dan sebagian besar berjenis kelamin laki-laki. 2015). Pengetahuan dan sikap kesiapsiagaan
Sebagian besar responden mempunyai yang dimiliki oleh masyarakat diperoleh dari
pengetahuan yang baik yaitu sebanyak 28 orang pengalaman mengalami bencana banjir hampir
(73.3%) dan yang berpengetahuan cukup setiap tahun, pengalaman yang dimiliki
sebanyak 10 orang (26.3%). Hal ini dapat masyarakat memberikan pengetahuan tentang
dikaitkan dengan faktor-faktor yang dapat bencana banjir yang melanda dan akan
mempengaruhi pengetahuan menurut pendapat mempengaruhi sikap dn kepedulian masyarakat
Wawan & Dewi (2011) yaitu tingkat untuk siap siaga mengantisipasi bencana banjir
pendidikan, informasi/media massa, social (Erlia, 2017)
budaya dan ekonomi, lingkungan, pengalaman Pengetahuan empiris juga bisa didapatkan
dan usia. melalui pengalaman pribadi manusia yang
Usia merupakan salah satu faktor yang tejadi berulangkali misalnya, seseorang yang
82
JURNAL EDUNursing, Vol. 5, No. 1, April 2021
http://journal.unipdu.ac.id
ISSN : 2549-8207
e-ISSN : 2579-6127
sering mengalami banjir dengan sendirinya adalah mendekati, menyenangi, mengharapkan
akan mendapatkan pengetahuan bagaimana objek tertentu menunjukan bahwa responden
mengatasi masalah banjir dan bertindak untuk terutama untuk melakukan upaya pemantauan
melakukan penanggulangan atau bahkan cuaca dan informasi banjir.
meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi Penelitian ini tidak sejalan dengan
banjir (Umar, 2013). penelitian dari Wahyuningsih (2013), sikap
Berdasarkan uraian tersebut terdapat berpengaruh signifikan terhadap kesiapsiagaan
beberapa hal yang mendasari mayoritas menghadapi bencana banjir di Kelurahan
responden adalah usia dewasa awal. Dilihat dari Joyotakan, Kecamatan Serengan, Kota
aspek intelektual usia dewasa awal memiliki Surakarta. Besarnya pengaruh sikap terhadap
kapasitas intelektual yang baik sehingga kesiapsiagaan menghadapi bencana banjir di
cenderung aktif untuk menambah pengetahuan Kelurahan Joyotakan, Kecamatan Serengan,
yang mereka miliki dan dari aspek sosial usia Kota Surakarta
dewasa awal aktif bersosialisasi sehingga ketika Penelitian lainnya dari Husna (2012),
peneliti meminta bantuan untuk penelitian ini, Sikap terhadap resiko bencana, diperoleh hasil
orang yang dewasa awal lebih antusias. tertinggi sebanyak 25 orang (83,3%) berada
Disebabkan usia dewasa akhir tuntutan kognitif pada kategori baik, bahwa kesiapsiagaan
dari kehidupan adalah waktu untuk memperluas bencana di Instalasi Gawat Darurat Rumah
tanggung jawab pada pekerjaan, kehidupan di Sakit Umum Daerah dr. Zainoel AbidinBanda
masyarakat, dan di rumah. Aceh, dilihat dari persentasenya berada pada
Peneliti berasumsi bahwa tidak hanya kategori baik yang berjumlah 25 orang (83,3%).
pengetahuan saja yang bisa berpengaruh pada Ini artinya perawat pelaksana sudah mengetahui
kesiapsiagaan kader siaga, hal ini karena juga dan memahami tentang faktor-faktor
pengalaman kader dalam siaga bencana. kesiapsiagaan bencana walaupun belum
Beberapa faktor pemungkin dari hal ini adalah maksimal. Adapun yang diketahui dan dipahami
latar belakang pendidikan yang dimiliki, usia oleh perawat bahwa kesiapsiagaan bencana di
serta kegiatan pelatihan atau penyuluhan yang Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Umum
pernah mereka ikuti. Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh, dilihat
Semua responden bersikap baik, dari persentasenya berada pada kategori baik
penelitian ini sejalan dengan Aprilin (2019), yang berjumlah 25 orang (83,3%). Ini artinya
Sikap yang ditunjukkan responden ketika terjadi perawat pelaksana sudah mengetahui dan
banjir juga kurang baik hal ini dikarenakan memahami tentang faktor-faktor kesiapsiagaan
setiap kali banjir belum faham apa yang akan bencana walaupun belum maksimal.
dilakukan. Ketika terjadi banjir mereka memilih Hasil penelitian ini di dukung oleh LIPI
untuk bermain-main dengan air terutama siswa dan UNESCO (2006, P. 14) yang menjelaskan
dan sebaliknya kecenderungan sikap positif bahwa kebijakan kesiapsiagaan bencana sangat
83
JURNAL EDUNursing, Vol. 5, No. 1, April 2021
http://journal.unipdu.ac.id
ISSN : 2549-8207
e-ISSN : 2579-6127
penting dan merupakan upaya konkrit untuk memilih untuk bermain-main dengan air. Selain
melaksanakan kegiatan siaga terhadap bencana. itu, masih ada yang menggunakan benda
Kebijakan yang signifikan berpengaruh elektronik saat terjadi banjir. Meskipun rumah
terhadap kesiapsiagaan yang meliputi tidak terkena banjir hanya halaman dan jalan di
pendidikan publik, emergency planning, sistem sekitar rumah, tetapi tetap saja membahayakan.
peringatan bencana dan mobilisasi sumber daya Sikap adalah perasaan senang-tidak
termasuk pendanaan, organisasi pengelola, senang, suka-tidak suka atau reaksi terhadap
fasilitas-fasilitas penting untuk keadaan darurat rangsangan yang datang dari luar11. Karena itu,
bencana. Kebijakankebijakan dicantumkan sikap dapat digambarkan melalui pilihan sikap
dalam berbagai bentuk, tetapi akan lebih positif atau negatif. Sikap negatif dapat
bermakna apabila di cantumkan secara konkrit diidentikkan dengan tidak suka/tidak ada
dalam peraturan-peraturan seperti: surat kemauan, sedang sikap positif diwujudkan
keterangan (SK) atau peraturan daerah (perda) dengan rasa suka/ada kemauan. Sikap
yang disertai dengan job description yang jelas merupakan reaksi atau respons seseorang yang
agar kebijakan dapat di implementasikan masih tertutup terhadap suatu stimulus atau
dengan optimal, maka di butuhkan objek. Sikap belum merupakan suatu tindakan
panduanpanduan operasionalnya. atau aktifitas, akan tetapi merupakan
Penelitian yang sejalan dari Rosyida predisposisi tindakan atau perilaku. Sikap itu
(2017), Sikap siswa saat terjadi banjir menjadi masih tertentu sebagai suatu penghayatan
indikator sebagai kesiapsiagaan dalam terhadap objek.
menghadapi banjir. Sikap yang dimaksud Peneliti berasumsi bahwa sikap tidak
meliputi kemauan mempelajari tentang banjir, selamanya berpengaruh pada kesiapsiagaan
respon terhadap berita bencana banjir yang akan kader siaga, hal ini karena banyak faktor yang
terjadi, ikut serta dalam kegiatan penyuluhan mempengaruhi sikap tersebut, misalnya dari
penang-gulangan banjir, memiliki tanggung faktor lamanya menjadi relawan, usia, dan jenis
jawab atas keselamatan diri sendiri, keluarga, kelamin.
dan masyarakat, menyediakan perlengkapan
peralatan penyelamatan, dan evakuasi. Memiliki KESIMPULAN
cadangan pakaian, makanan, dan minuman, Tidak hanya pengetahuan saja yang bisa
menjaga kebersihan tubuh, makanan, dan berpengaruh pada kesiapsiagaan kader siaga,
minuman, menjaga kelestarian lingkungan, dan hal ini karena juga pengalaman kader dalam
rencana penyelamatan. siaga bencana. Beberapa faktor pemungkin dari
Sikap yang ditunjukkan siswa ketika hal ini adalah latar belakang pendidikan yang
terjadi banjir juga kurang baik hal ini dimiliki, usia serta kegiatan pelatihan atau
dikarenakan pengetahuan tentang bahaya banjir penyuluhan yang pernah mereka ikuti dan sikap
sangat rendah. Ketika terjadi banjir mereka tidak selamanya berpengaruh pada
84
JURNAL EDUNursing, Vol. 5, No. 1, April 2021
http://journal.unipdu.ac.id
ISSN : 2549-8207
e-ISSN : 2579-6127
kesiapsiagaan kader siaga, hal ini karena Firmansyah, Iman. (2014). Hubungan
Pengetahuan dengan Perilaku
banyak faktor yang mempengaruhi sikap
Kesiapsiagaan dalam Menghadapi
tersebut, misalnya dari faktor lamanya menjadi Bencana Banjir dan Longsor pada Remaja
Usia 15 – 18 tahun di SMA Al-Hasan
relawan, usia, dan jenis kelamin.
Kemiri Kecamatan Panti Kabupaten
Jember. Skripsi. Program Studi Ilmu
Keperawatan Universitas Jember.
DAFTAR PUSTAKA
Harahap, Mukhtar Effendi, (2015). Pengaruh
Adiwijaya, Cahyadi. (2017). Pengaruh
Pengetahuan Dan Sikap Terhadap
Pengetahuan Kebencanaan Dan Sikap
Kesiapsiagaan Masyarakat Dalam
Masyarakat Terhadap Kesiapsiagaan
Menghadapi Bencana Banjir Di Desa
Menghadapi Bencana Tanah Longsor.
Perkebunan Bukit Lawang Kecamatan
Jurnal Prodi Manajemen Bencana Volume
Bahorok Tahun 2011. Jurnal Ilmiah
3
Keperawatan Imelda. Vol. 1, no. 1,
februari 2015
Aprilin, Heti, (2018). Kesiapsiagaan Sekolah
Terhadap Potensi Bencana Banjir Di Sdn
Husna, Cut. (2012). Faktor-Faktor Yang
Gebangmalang Kecamatan Mojoanyar
Mempengaruhi Kesiapsiagaan Bencana Di
Kabupaten Mojokerto. Jurnal Biosains
Rsudza Banda Aceh. Idea Nursing
Pascasarjana vol. 20 (2018) pp Sekolah
Journal. ISSN: 2087-2879 Idea Nursing
Pascasarjana Universitas Airlangga,
Journal Vol. III No. 2 2012.
Indonesia. Jbp vol.20, no. 2, Agustus 2018
Indrawati dan Wardina Sari. (2015). Hubungan
Bakornas PB. (2007). Pengenalan Karakteristik
pengetahuan perawat instalasi gawat
Bencana dan Upaya Mitigasinya di
darurat (IRD) dengan kesiapan
Indonesia. Jakarta: Badan Nasional
menghadapi bencana di RSUD Majene.
Penanggulangan Bencana
Journal Of Health, Education and Literacy
BPBD Kabupaten Pati. (2013). Penyusunan 1(2) e-issn : 2621-9301
Studi Analisis Resiko Bencana Alam
LIPI–UNESCO/ISDR, (2006), Kajian
Kabupaten Pati. Jawa Tengah.
Kesiapsiagaan Masyarakat dalam
Mengantisipasi Bencana Gempa Bumi &
Chotimah, Ayu Nurul . (2019). Pengaruh
Pengetahuan dan Sikap Masyarakat Tsunami, Deputi Ilmu Pengetahuan
Kebumian Lembaga Ilmu Pengetahuan
Terhadap Kesiapsiagaan Menghadapi
Indonesia, Jakarta.
Bencana Longsor di Pasir Jaya, Bogor.
Jurnal Menejemen Bencana. Vol. 5. No 2
Mas’ula, Nur, (2019). Kesiapsiagaan
Masyarakat Terhadap Bencana Banjir Di
Departemen Kesehatan RI. (2006). Pedoman
Desa Pancasari Kecamatan Sukasada
Teknis Penanggulangan Krisis Akibat
Kabupaten Buleleng. Jurnal pendidikan
Bencana (Mengacu Pada Standar
Internasional), Panduan bagi Petugas Geografi Undiksha Volume 7, number 3,
november 2019, pp. 103-112 P-issn: 2614-
Kesehatan yang Bekerja dalam
591x e-issn: 2614-1094
Penanganan Krisis akibat Bencana di
Indonesia. Jakarta.
Pangesti, Asih Dwi Hayu. (2012). Gambaran
Tingkat Pengetahuan dan Aplikasi
Erlia, Devi (2017). Analisis Kesiapsiagaan
Kesiapan Bencana pada Mahasiswa
Masyarakat Dan Pemerintah
Menghadapi Bencana Banjir Di Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas
Kecamatan Martapura Barat Kabupaten Indonesia Tahun 2012. Tidak diterbitkan.
Skripsi. Fakultas Ilmu Keperawatan
Banjar. JPG (Jurnal Pendidikan
Universitas Indonesia.
Geografi) Volume 4 no 3 mei 2017. Hal
15-24. e-issn : 2356-5225
85
JURNAL EDUNursing, Vol. 5, No. 1, April 2021
http://journal.unipdu.ac.id
ISSN : 2549-8207
e-ISSN : 2579-6127
Potter PA & Perry AG. (2005). Buku Ajar
Fundamental Keperawatan Konsep,
Proses dan Praktik Edisi 4, Jakarta: EGC.

Rosyida, Fatiya dan Khofifatu Rohmah Adi.


(2017). Studi Eksplorasi Pengetahuan Dan
Sikap Terhadap Kesiapsiagaan Bencana
Banjir Di SD Pilanggede Kecamatan Balen
Kabupaten Bojonegoro. Jurnal teori dan
praksis pembelajaran ips. Vol.2 no.1 april
2017 p issn 2503 – 1201, e issn 2503 –
5347

Trinurhilawati. (2019). Pengetahuan Bantuan


Hidup Dasar Dan Keterampilan Tindakan
Recovery Position Pada Kader Siaga
Bencana. Jurusan Keperawatan, Poltekkes
Kemenkes Mataram, Indonesia Jurnal
Keperawatan Terpadu (Integrated Nursing
Journal) Vol. 1 No. 1 (2019); April

Umar, Nurlailah. (2013). Pengetahuan Dan


Kesiapsiagaan Masyarakat Menghadapi
Bencana Banjir Di Bolapapu Kecamatan
Kulawi Sigi Sulawesi Tengah. Jurnal
keperawatan soedirman (the soedirman
journal of nursing), volume 8, no.3,
nopember 2013.

Undang-Undang No. 24 Tahun 2007 tentang


Penanggulangan Bencana. Jakarta.

Wahyuningsih, Tri. (2013). Pengaruh


Pengetahuan Dan Sikap Masyarakat
Terhadap Kesiapsiagaan Menghadapi
Bencana Banjir Di Kelurahan Joyotakan
Kecamatan Serengan Kota Surakarta.
Skripsi. Fakultas keguruan dan ilmu
pendidikan Universitas muhammadiyah
surakarta

Wawan & M Dewi. (2011). Teori &


Pengukuran Pengetahuan, Sikap Dan
Prilaku Manusia (II). Yogyakarta: Nuha
Medika

86

Anda mungkin juga menyukai