Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Kesehatan vol. 8 No.

PENGETAHUAN PERAWATAN LUKA ANGGOTA PATHFINDER JEMAAT


UNIVERSITAS ADVENT INDONESIA DALAM PROGRAM PENINGKATAN
KAPASITAS SIAGA BENCANA GEMPA BUMI
Theo Fani Arta Uli Sirait1, Untung Sudharmono2
Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Advent Indonesia
theofanysirait22@gmail.com, usudharmono@unai.edu

ABSTRAK

Gempa bumi adalah salah satu bencana alam yang sering terjadi di berbagai belahan
bumi. Umumnya gempa bumi terjadi akibat pelepasan energi yang merupakan hasil dari
tekanan lempeng yang bergerak. Parongpong terletak pada patahan Sesar Lembang yang
memiliki potensi terjadi gempa bumi dengan maksimum pergeseran 6,8 Skala Richter (SR).
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengukur efektifitas pemberian materi perawatan luka
terhadap tingkat pengetahuan anggota Pathfinder jemaat Universitas Advent Indonesia dalam
program peningkatan kapasitas siaga bencana gempa bumi. Penelitian ini menggunakan
metode kuantitatif dengan desain penelitian pre experimental one group pretest-posttest.
Responden dalam penelitian ini 31 orang. Instrumen penelitian menggunakan tes yang terdiri
dari 10 pertanyaan pilihan yang dirancang oleh peneliti mengacu pada prosedur perawatan
luka dalam buku Modul Praktik Prosedur Kebutuhan Dasar Manusia Universitas Advent
Indonesia. Hasil uji Wilcoxon nonparametric menunjukkan p < 0,05 ini berarti terjadi
peningkatan pengetahuan perawatan luka yang signifikan dari anggota Pathfinder. Saran agar
anak usia sekolah dapat dipaparkan dengan materi kebencanaan yang lainnya untuk
meningkatkan kapasitas dan menguragi resiko yang terjadi akibat bencana.

Kata Kunci : Gempa Bumi, Perawatan Luka, Siaga Bencana

Page | 20
Jurnal Kesehatan vol. 8 No. 2

ABSTRACT

Earthquakes are one of the natural disasters that often occur in various parts of the
world. Generally, earthquakes occur due to the release of energy which is the result of the
pressure of the moving plates. Parongpong is located on the Lembang Plate which has the
potential for an earthquake with a maximum shift of 6.8 on the Richter Scale (SR). The
purpose of this study is to measure the effectiveness of providing wound care materials from
the Pathfinder's knowledge levels of the Adventist University in order to earthquake disaster
preparedness capacity building program. This study uses quantitative methods with pre-
experimental research design one group pretest-posttest. Respondents in this study are not
less than 31 people. The research instrument uses a test consisting of 10 selected questions
designed by the researcher referring to wound care procedures taken from the Book of
Practical Procedures for Basic Human Needs Procedure at the Adventist University of
Indonesia. The nonparametric Wilcoxon test results showed p <0.05, this means that there is
a significant increase in knowledge of wound care from Pathfinder members. Suggestions are
for school-age children to be exposed to other disaster material to increase capacity and
reduce risks that occur due to disasters.

Keyword : Earthquake, Wound Care, Disaster Preparedness

Pendahuluan begitu besar, bukan hanya kerusakan


infrastruktur bahkan menimbulkan korban
Gempa bumi adalah salah satu
jiwa dengan jumlah yang cukup banyak. Pada
bencana alam yang sering terjadi di berbagai
tahun 2017 terjadi gempa bumi berkekuatan
belahan bumi. Pada umumnya gempa bumi
7,3 SR yang mengguncang kawasan
terjadi akibat pelepasan energi yang
perbatasan Iran dan Irak, tercatat ±452 orang
merupakan hasil dari tekanan lempeng yang
korban meninggal dunia dan ±7.705 orang
bergerak. Pergerakan tersebut menimbulkan
korban luka. Badan Nasional Penanggulangan
getaran atau guncangan yang terjadi di
Bencana (BNBP) mencatat sebanyak 9.392
permukaan bumi sebagai pelepasan energi
kejadian bencana di Indonesia pada tahun
yang berasal dari dalam secara tiba-tiba yang
2019. Gempa bumi yang terjadi di Palu tahun
menghasilkan gelombang seismik. Seiring
2018 dengan kekuatan 7,4 SR menyebabkan
berjalannya waktu, tekanan tersebut semakin
1.948 korban jiwa, 835 orang dinyatakan
membesar, dan pada akhirnya tekanan
hilang dan 10.679 orang mengalami luka
tersebut tidak dapat tertahan lagi oleh
berat dan ringan (BBC News Indonesia,
pinggiran lempeng, dan hal tersebut
2018).
mengakibatkan terjadinya gempa bumi
(Saultan, 2015). Indonesia merupakan Negara berisiko
bencana tinggi dilihat dari segi letak geologis
Bencana alam gempa bumi yang
dan geografisnya. Secara geologis, Indonesia
terjadi menyebabkan dampak kerugian yang
berada pada pertemuan empat lempeng

Page | 21
Jurnal Kesehatan vol. 8 No. 2

utama, yaitu Eurasia, Indo Australia, Filipina, organisasi, komunikasi, dan koordinasi di
dan Pasifik. Berada pada pertemuan antara semua mitra, ketersediaan sumber
lempengan tersebut menjadikan Indonesia daya, dan keterlibatan profesional.
rawan bencana gempabumi, tsunami, dan Kesiapsiagaan dapat dicapai dengan
letusan gunung api. Sedangkan secara pemahaman terhadap persiapan diri dalam
geografis, Indonesia berada pada daerah menghadapi bencana dan dengan mengikut
tropis dan terletak pada pertemuan dua program pendidikan penalaksanaan bencana
samudera dan benua. Hal ini menjadikan yang tepat (Manesh, 2017).
Indonesia rawan akan bencana banjir, tanah
Menurut Buku Panduan Latihan
longsor, banjir bandang, kekeringan, cuaca
Kesiapsiagaan Bencana (2017), semua orang
ekstrim dan abarsi yang dapat memicu
mempunyai risiko terhadap potensi bencana,
kebakaran hutan dan lahan (IRBI, 2018).
sehingga penanganan bencana merupakan
Provinsi Jawa Barat berada pada urusan semua pihak (everybody’s business).
pertemuan beberapa sesar aktif, yaitu Sesar Oleh sebab itu, perlu dilakukan berbagi peran
Cimandiri, Sesar Lembang, Sesar Baribis dan tanggung jawab (shared responsibility)
Kendeng, Sesar Garsela, dan Sesar Ciremai dalam peningkatan kesiapsiagaan di semua
(PusGen, 2017 di dalam IRBI, 2018). Pada tingkatan, baik anak, remaja, dan dewasa.
bagian selatan Jawa Barat terdapat Zona Seperti yang telah dilakukan di Jepang, untuk
Megathrust Jawa dengan segmen Jawa Barat menumbuhkan kesadaran kesiapsiagaan
yang merupakan penyebab gempa bumi di bencana.
Pangandaran pada tahun 2006 (IRBI, 2018).
Berdasarkan siklus penanganan
Struktur Sesar Lembang terdapat di wilayah
bencana, pada saat tidak terjadi bencana akan
Kota Bandung dengan panjang jalur sesar
dilakukan pencegahan dan mitigasi sedangkan
yang mencapai 30 km. Hasil kajian
pada tahap situasi terdapat potensi bencana
menunjukkan bahwa laju pergeseran Sesar
dilakukan kesiapsiagaan. Ketiga hal tersebut
Lembang mencapai 5,0 mm/tahun, dan dari
dilaksanakan untuk mengurangi dampak
hasil monitoring Badan Meteorologi,
bencana yang akan terjadi. Menurut Undang-
Klimatologi, dan Geofisika (BMKG)
Undang RI No. 24 tahun 2007 pasal 1
menunjukkan adanya beberapa aktivitas
menyatakan “Kesiapsiagaan adalah
seismik dengan kekuatan kecil. Hasil kajian
serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk
para ahli menyatakan adanya potensi gempa
mengantisipasi bencana melalui
bumi di jalur Sesar Lembang dengan
pengorganisasian serta melalui langkah yang
magnitude maksimum M= 6,8 SR (BMKG,
tepat guna dan berdaya guna. Mitigasi adalah
2017).
serangkaian upaya untuk mengurangi risiko
Bencana yang terjadi sering kali tidak bencana, baik melalui pembangunan fisik
dapat dihindari tetapi dampaknya dapat maupun penyadaran dan peningkatan
diminimalisir. Manajemen bencana adalah kemampuan menghadapi ancaman bencana”
bersifat multidisiplin dan mengikuti aturan (UU No. 24, 2007).
yang terorganisir dan hukum internasional.
Warfield (2007) dalam WHO dan ICN
Manajemen bencana bertujuan untuk
pada ICN Framework of Disaster Nursing
meminimalkan konsekuensi luas dari suatu
Competencies menyatakan kesiapan atau
bencana dan menuntut kesiapan dalam
kesiapsiagaan adalah fase manajemen

Page | 22
Jurnal Kesehatan vol. 8 No. 2

bencana dimana perencanaan dan kesiapan dapat melibatkan jaringan ikat, otot, kulit
merupakan prioritas. Tujuan adalah untuk saraf dan robeknya pembuluh darah yang
mencapai tingkat kesiapan yang memuaskan akan mengganggu homeostatis tubuh
untuk menanggapi setiap situasi darurat. (Abdurrahmat, 2014).
Peningkatan kapasitas atau kemampuan
Febrianti et al., 2019 dalam tulisannya
masyarakat menjadi bagian yang sangat
mengatakan penyembuhan luka merupakan
penting sehingga masyarakat mampu
suatu rangkaian kejadian yang terjadi sejak
menolong dirinya sendiri pada saat terjadi
saat cedera dan berlanjut hingga penutupan
bencana dan pertolongan dari luar daerah
luka, pentingnya tubuh menyelesaikan proses
belum masuk. Salah satu komunitas yang ada
ini adalah mencegah infeksi dan memperbaiki
ditengah masyarakat adalah Pathfinder.
area kerusakan (Meyers & Hudson, 2013).
Pathfinder adalah organisasi Proses penyembuhan luka terdiri dari
kepemudaan dibawah naungan Gereja Masehi berbagai proses yang diantaranya adalah
Advent Hari Ketujuh. Kegiatan meliputi hemostasis, pelepasan berbagai faktor
berkemah dan kegiatan luar ruangan lainnya, pertumbuhan dan sitokin, penghilangan
membantu orang lain dalam masyarakat, kontaminasi, proliferasi dan migrasi berbagai
pelatihan kepemimpinan. Ada enam kelas jenis sel, produksi komponen ECM, dan
dalam organisasi Pathfinder yang dibagi remodeling jaringan (Kaltalioglu & Coskun-
dalam rentang umur 10 sampai dengan 15 cevher, 2014).
tahun. Selama rentang waktu 5 tahun
Proses fisiologis penyembuhan luka
diharapkan para orang muda yang tergabung
dapat dibagi menjadi 4 fase utama, yaitu fase
dalam organisasi ini mempunyai beberapa
inflamasi akut terhadap cedera mencakup
kepahaman atau kemampuan yang
hemostasis, pelepasan histamine dan mediator
diantaranya adalah mempunyai kemampuan
lain dari sel-sel yang rusak, dan migrasi sel
dalam penanganan pertama pada kecelakaan
darah putih (leukosit polimorfonuklear dan
(P3K) dan respon terhadap bencana. Salah
makrofag) ke tempat yang rusak tersebut.
satu kemampuan yang harus dimiliki terkait
Fase destruktif yaitu pembersihan jaringan
P3K dan respon bencana adalah penanganan
yang mati dan mengalami devitalisasi oleh
dan perawatan luka, sehingga pemberian
leukosit polimorfonuklear dan makrofag. Fase
materi terkait penanganan dan perawatan luka
proliferative yaitu pada saat pembuluh darah
memegang peranan yang cukup besar dalam
baru, yang diperkuat oleh jaringan ikat,
meningkatan kapasitas anggota Pathfinder
menginfiltrasi luka. Fase ke empat adalah fase
(Hancock, 2003 & Tejel, 2014).
maturasi mencakup re-epitelisasi, konstraksi
luka dan reorganisasi jaringan ikat (Morisson,
2004).
Luka adalah suatu keadaan dimana
terputusnya kontinuitas jaringan akibat cedera Menurut Andriyanti (2017) perawatan
atau pembedahan. Kerusakan jaringan yang luka pada korban bencana sangat perlu
terjadi pada kulit juga bias disebabkan oleh dilakukan untuk meningkatkan kualitas hidup
kontak fisik maupun perubahan fisiologis korban. Menurut teori Orem, yaitu teori “Self-
(Kartika, 2015). Luka merupakan suatu Care Deficit” perawatan luka termasuk bagian
keadaan yang ditandai dengan rusaknya dalam perawatan diri guna untuk
jaringan tubuh. Kerusakan jaringan tubuh mempertahankan hidup, kesehatan, dan

Page | 23
Jurnal Kesehatan vol. 8 No. 2

kesejahteraannya. Jika dilakukan secara 3) Sebelum melakukan perawatan,


efektif, upaya perawatan diri dapat memberi jelaskan tujuan dan prosedur yang akan
kontribusi bagi integritas struktural fungsi dan dilakukan.
perkembangan manusia (Aru, 2012).
4) Jaga privasi korban, dan cuci tangan.
Korban luka ringan maupun berat
5) Pakai sarung tangan bersih.
pascabencana mengalami gangguan rasa
nyaman nyeri. Model keperawatan Catherine 6) Berikan posisi senyaman mungkin.
Kolkoba dalam teori comfort (2001) yang Atur posisi hingga luka terlihat jelas.
disampaikan Suryani, et al (2016)
7) Pasang kain pengalas di bawah luka
mengatakan bahwa manusia memiliki respon
yang akan dibersihkan.
menyeluruh terhadap stimulus atau
rangsangan yang kompleks dan rasa nyaman 8) Letakkan plastik sampah di samping
merupakan hasil yang muncul sebagai suatu pengalas yang mudah dijangkau.
respon dari stimulus tersebut. Untuk
Tidak Ada Perban
meningkatkan rasa nyaman korban pasca
bencana, maka penatalaksanaan perawatan  Observasi keadaan luka : perdarahan,
luka haruslah ditingkatkan (Tomey dan tanda infeksi, warna luka, ukuran luka,
Alligood, 2006). dan cairan yang keluar dari luka.
Perawatan luka adalah hal penting  Hentikan perdarahan jika terjadi
dalam meningkatkan kualitas hidup korban perdarahan
bencana. Tujuan dalam melakukan perawatan
 Bilas dengan cairan normal saline
luka adalah membersihkan luka dari benda
asing atau debris, mencegah timbulnya infeksi Terdapat Perban
dari masuknya mikroorganisme ke dalam
 Buka perban secara perlahan, jika
kulit dan membrane mukosa, mencegah
perban terlalu lengket bantu dengan
bertambahnya kerusakan jaringan,
menyiramkan NaCl 0,9% secukupnya
mempercepat penyembuhan luka, dan
 Buang perban kotor ke dalam kantong
meningkatkan kenyamanan korban
plastik
(Meikahani & Kriswanto, 2015).
 Observasi keadaan luka : perdarahan,
Perawatan luka memerlukan prosedur tanda infeksi, warna luka, ukuran luka,
yang harus dilakukan sesuai tahapannya. dan cairan yang keluar dari luka.
Prosedur perawatan luka dalam buku Modul
9) Lepaskan sarung tangan bersih.
Praktik Prosedur Kebutuhan Dasar Manusia
Universitas Advent Indonesia yang didukung 10) Persiapkan peralatan steril dan area
oleh teori perawatan luka Morisson, 2004 & steril.
Stevens, 1999 adalah sebagai berikut :
11) Pakai sarung tangan steril.
1) 3 A (Aman diri, Aman korban, Aman
12) Bersihkan luka dengan aplikator atau
tempat).
menggunakan kapas atau kasa steril dan
2) Persiapkan alat dengan lengkap. pinset dengan normal saline atau cairan
pembersih luka lainnya dimulai dari pusat
luka ke arah luar menggunakan aplikator,

Page | 24
Jurnal Kesehatan vol. 8 No. 2

kapas, atau kasa steril sekali pakai setiap menggunakan power point serta
pengolesan. Bila menggunakan pinset menayangkan vidio menggunakan media
untuk kasa, pertahankan posisi pinset zoom selama 30 menit. Setelah setelah
bagian lebih bersih diatas yang kurang diberikan waktu istirahat 30 menit subjek
bersih. diberikan pertanyaan posttest melalui google
drive yang disosialisasi di grup.
13) Lakukan hal diatas hingga anda
yakin daerah luka bersih. Untuk menentukan tingkat pengetahuan, nilai
mean dari pre dan post test akan
14) Keringkan area sekitar luka dengan
diinterpretasikan sesuai tabel 1.
kasa.
Tabel 1. Tingkat pengetahuan Siswa
15) Berikan antiseptic.
N NILAI TINGKAT
16) Tutup luka dengan kasa steril atau
MEAN PENGETAHUA
gunakan perban sesuai kebutuhan pasien.
O N
17) Pasang plester. 1 0 S/D 20 SANGAT
RENDAH
18) Rapikan alat yang sudah dipakai.
2 21 S/D 40 RENDAH
19) Lepaskan sarung tangan dan cuci 3 41 S/D 60 CUKUP
tangan. 4 61 S/D 80 TINGGI
5 81 S/D 100 SANGAT TINGGI

Metode
Penelitian kuantitatif dengan desain
penelitian adalah pre experimental dengan Hasil dan Pembahasan
rancangan the one group pretest- posttest.
Penelitiian ini dilaksanakan pada tanggal 13 Setelah data terkumpul, data dianalisa
september 2020. Total sampling digunakan untuk menentukan tingkat pengetahuan
dalam pemilihan subjek penelitian ini dimana perawatan luka anggota Patfinder.
31 anggota Pathfinder universitas Advent Tabel 2. Nilai Mean Pengetahuan
Indonesia menjadi subjek atau responden.
Instrumen penelitian menggunakan tes yang Pengetahuan Mean St.
terdiri dari 10 pertanyaan pilihan yang Deviasi
dirancang oleh peneliti mengacu pada Pre 40.97 2.7
prosedur perawatan luka dalam buku Modul Post 87.74 2.3
Praktik Prosedur Kebutuhan Dasar Manusia Melihat nilai mean pada tabel 2 adalah
Universitas Advent Indonesia. 40,97 dan berdasarkan tabel 1, maka nilai
pre test menunjukan tingkat pengetahuan
Proses pengumpulan data dalam
perawatan luka anggota Pathfinder
penelitian ini dimulai dengan memberikan
kategori rendah. Nilai post test pada tabel
pretest kepada subjek penelitian untuk
2 adalah 87,74 dan berdasarkan tabel 1,
menjawab 10 pertanyaan dalam google drive.
maka dapat disimpulkan bahwa tingkat
Setelah pretest peneliti menyampaikan materi
perawatan luka dalam bentuk presentasi

Page | 25
Jurnal Kesehatan vol. 8 No. 2

pengetahuan perawatan luka anggota melalui indera yang lain. Tindakan atau
Pathfinder kategori sangat tinggi. keputusan yang diambil oleh individu
sangat dipengaruhi oleh pengetahuannya.
Untuk menganalisa secara statistik
Pemaparan materi perawatan luka
efektivitas penyampaian materi
dilakukan dengan media power point dan
perawatan luka terhadap tingkat
video. Peningkatan pengertahuan didapati
pengetahuan anggota Pathfinder, data
setelah anggota Pathfinder menggunakan
terlebih dahulu dilakukan uji normalitas.
indra pengelihatan dan pendengarannya.
Hasil uji normalitas dapat dilihat pada
tabel 3. Pendidikan bencana menjadi salah
satu sarana yang efektif untuk
Tabel 3. Uji Normalitas Data
mengurangi risiko bencana. Materi
Shapiro Wilk kebencanaan wajib diberikan bagi anak-
Pre 0.002 anak usia sekolah yang berada di daerah
Post 0.000 resiko bencana (Desfandi, 2014).
Melihat tabel 3 pada uji normalitas Tindakan atau keputusan yang diambil
Shapiro-Wilk data pre dan post didapati oleh individu sangat dipengaruhi oleh
< 0,05. Maka data dikategorikan tidak pengetahuannya (Notoatmodjo, 2010).
normal, dengan demikian data diuji Anggota Pathfinder memiliki rentang
dengan metode Wilcoxon nonparametric umur 10 sampai dengan 15 tahun, dengan
test 2 related samples seperti yang terlihat demikian masih dalam rantang usia anak
di tabel 4. sekolah sehingga sangat tepat diberikan
materi pembelajar untuk mengurangi
Tabel 4. Efeketivitas Materi Perawatan resiko bencana yang mungkin terjadi.
Luka
Pengetahuan Nilai p z
Pre 0.000 -4.896 Kesimpulan dan Saran
Post
Kesimpulan yang dapat diambil setelah
melakukan penelitian terhadap 31anggota
Melihat tabel diatas p < 0,05 ini Pathfinder adalah pemaparan materi
berarti terjadi peningkatan pengetahuan perawatan luka melalui metode ceramah
perawatan luka yang signifikan dari dan tanya jawab dengan media power
anggota Pathfinder. Slameto (2008) point serta pemutaran video efektif dalam
pengetahuan adalah hasil yang didapat meningkatkan pengetahuan subjek
dari proses belajar, peningkatan penelitian.
pengetahuan sebagai hasil belajar diukur
dengan menggunakan tes. Saran agar anak usia sekolah dapat
dipaparkan dengan materi kebencanaan
Notoatmodjo (2010) pengetahuan yang lainnya untuk meningkatkan
terjadi setelah individu melakukan kapasitas dan menguragi resiko yang
penginderaan terhadap suatu objek terjadi akibat bencana.
tertentu dengan menggunakan organ
panca indera. 75% pengetahuan manusia
diperoleh melalui mata, sedang sisanya

Page | 26
Jurnal Kesehatan vol. 8 No. 2

Daftar Pustaka Dejeto, Manman. 2019. Korban Tewas


Gempa Filipina Mencapai 8 Orang.
Amir-Khorram-Manesh_S5_web_low. 2017 https://www.cnnindonesia.com/internasi
HANDBOOK OF DISASTER AND onal/20191216140254-106-
EMERGENCY MANAGEMENT. 457383/korban-tewas-gempa-filipina-
Gothenburg Sweden : Kompediet (n.d.). mencapai-8-orang) (Diakses pada 16
Andriyanti, L. (2017). Aplikasi Teori Dorothy Desember 2019)
Orem Dalam Pemberian Asuhan Desfandi, M. (2014). URGENSI
Keperawatan Pada Ny Y dengan Kasus KURIKULUM PENDIDIKAN
Infeksi Post Sectio Cesaria di Rumah KEBENCANAAN BERBASIS
Sakit Kota Bengkulu. In Journal of KEARIFAN LOKAL DI INDONESIA.
Nursing and Public Health (Vol. 5, Issue SOSIO DIDAKTIKA: Social Science
2, pp. 54–59). Education Journal.
https://doi.org/https://doi.org/10.37676/j https://doi.org/10.15408/sd.v1i2.1261
nph.v5i2.577
Febrianti, N., Tahir, T., & Yusuf, S. (2019).
Asmadi (Ed.). 2008. Konsep Dasar Study Literature Peran Epidermal
Keperawatan. Jakarta : EGC. Growth Factor dalam Proses
BBC News Indonesia. 2018. Gempa Palu: Penyembuhan Luka. Jurnal
Korban meninggal 1.948, hilang 843, Keperawatan Muhammadiyah.
'ribuan mungkin terkubur'. (Artikel https://doi.org/10.30651/jkm.v4i1.1852
Web). Hancock, John. 2003. The Pathfinder Story.
(https://www.bbc.com/indonesia/indones USA : Adventist Publishing House.
ia-45781643) (Diakses pada 9 Oktober
2018). Hartati Suryani, Setyowati, T. B. (2016).
Penerapan Teori Selfcare orem Dan
BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi dan Comfort Kolcaba Pada Ibu Post Partum
Geofisika). (2017). Penjelasan BMKG Seksio Sesarea Dengan TUbektomi. In
Terkait Hasil Kajian Sesar Lembang Jurnal Ilmu Keperawatan (Vol. 7, pp.
yang Berpotensi Memicu Gempa 146–155). https://doi.org/P-ISSN:2086-
Berkekuatan M=6.8. (Artikel Web). 3071, E-ISSN:2443-0900
(http://www.bmkg.go.id/pressrelease/?p
=penjelasan-bmkg-terkait-hasilkajian- Karimi, et al. 2017. Over 400 Dead From
sesar-lembang-yang-berpotensimemicu- Earthquake in Iran-Iraq Border Area.
gempa-berkekuatan-m6-8&lang=ID) (Di https://www.nbcwashington.com/news/n
Akses Pada : 05 Mei 2018). ational-international/iran-iraq-
earthquake-dozens-dead-hundreds-
BNPB (Badan Nasional Penanggulangan hurt/2022948/. (Diakses pada 13
Bencana). Buku Pedoman Latihan November 2017)
Kesiapsiagaan Bencana. (2017)
Meikahani, R., & Kriswanto, E. S. (2015).
BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Pengembangan buku saku pengenalan
Bencana). Data Infomasi Bencana pertolongan untuk siswa sekolah
Indonesia. menengah pertama. Jurnal Pendidikan
(https://bnpb.cloud/dibi/laporan5a) Jasmani Indonesia.
BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Mengetahui struktur patahan penyebab
Bencana). Buku IRBI (Indeks Risiko gempa di Pulau Yapen dan sekitarnya
Bencana Indonesi). (2018). Diakses di dengan metode gayaberat daerah
(http://inarisk.bnpb.go.id/pdf/BUKU_IR Papua. (n.d.).
BI_2018.pdf)

Page | 27
Jurnal Kesehatan vol. 8 No. 2

Morison, Moya J (Ed.). 2004. Manajemen


Luka. Jakarta : EGC.
Notoatmodjo, S. (2010). Ilmu perilaku
kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. (2010). Promosi kesehatan
teori dan aplikasinya edisi revisi,
Jakarta: Rineka Cipta.
Panjaitan, Saultan. 2015. Recognizing the
Fault Structure Causing Earthquakes in
Yapen Island and the Surrounding
Area Using Gravity Method in Papua.
Jurnal lingkungan dan Bencana Geologi,
Vol. 6 No. 1, April 2015: 19-30.
Bandung : Pusat Survei Geologi, Badan
Geologi.
Risma, dkk. 2019. GAMBARAN
KARAKTERISTIK LUKA DAN
PERAWATANNYA DI RUANGAN
POLIKLINIK LUKA DI RS DR.
WAHIDIN SUDIROHUSODO
MAKASSAR. Jurnal Luka Indonesia
Volume 4 Nomor 3.
Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-Faktor
yang Mempengaruhinya (Edisi
Keempat).Jakarta: Rineka Cipta.
Stevens, P. J. M, dkk. 1999. Ilmu
Keperawatan, Jilid 2, Ed. 2. Jakarta :
EGC.
Tejel, Jonatan. General Conference Honors
Committee. 2014. Pathfinder Honor
Book 2014 Revision. USA : Adventist
Publishing House.
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007
Tentang Penanggulangan Bencana
World Health Organization and International
Council of Nurses. 2009. ICN
Framework of Disaster Nursing
Competencies.

Page | 28

Anda mungkin juga menyukai