JURNAL SKRIPSI
OLEH:
Pembimbing II
ABSTRAK
Penyuluhan kesiapsiagaan menghadapi bencana gempa bumi sangat berpengaruh
pada Siswa kelas VII SMPN 13 Kota Bengkulu.Penelitian ini merupakan
penelitian eksperimental dengan menggunakan rancangan one group pre-post
test.Populasi pada penelitian ini seluruh siswa/I kelas VII di SMP N 13 di Kota
Bengkulu bulan september 2021 berjumlah sebanyak 140 orang pada kelas VII.
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan proporsional
random sampling.Hasil penelitian didapatkan dari hasil penelitian pre test
diketahui bahwa siswa yang memiliki kesiapsiagaan kurang sebanyak 38 siswa
(65,5%), Sedangkan pada post test diketahui bahwa siswa yang memiliki
kesiapsiagaan sedang sebanyak 25 siswa (43,1%) dan yang memiliki
kesiapsiagaan tinggi sebanyak 33 siswa (56,9%). hasil penelitian ini mengunakan
uji statistik Wilcoxon di dapat nilai Z= -6,673 dengan P-value sebesar =
0,000<0,05. kesimpilan menunjukan terdapat pengaruh atau perbedaan yang
singnifikan antara pengukuran kesiapsiagaan menghadapi bencana gempa bumi
pada siswa kelas VII SMPN kota bengkulu.Diharapkan kepihak sekolah dapat
membentuk suatu tim kesiapsiagaan bencana dan meningkatkan keterampilan
tentang gempa bumi dan mitigasinya dan juga mengingat lokasi sekolah yang
berdekatan dengan pantai.
A. Pendahuluan
Menurut WHO (World Health fisik akibat tsunami, trauma tanah
Organization) gempa bumi dapat di longsor, luka bakar dan menghirup
artikan sebagai guncangan bumi yang asab dari kebakaran) (WHO, 2021)
disebabkan oleh gelombang yang Indonesia termasuk negara yang
bergerak di atas dan dibawah rentan terhadap bencana salah satunya
permukaan bumi bumi dan adalah gempa bumi. Hal ini di
menyebabkan patahan permukaan, sebabkan oleh letak indonesia yang
getaran-getaran, likuifaksi, tanah berada pada pertemuan tiga jalur
longsor, gempa susulan atau tsunami. tektonik bumi yang bergerak aktif
Ancaman kesehatan masyarakat yang yaitu lempeng Eurasia, lempeng Indo
utama bervariasi menurut besarnya Australia dan lempeng pasifik. Gempa
gempa bumi, sifat lingkungan bumi disebabkan oleh pelepasan
terbangun dan efek sekunder dari tekanan yang bergerak mencapai pada
gempa bumi (misalnya tsunami, tanah keadaan dimana tejanan tidak dapat
longsor dan kebakaran).Dampak ditahan oleh pinggiran lempengan dan
kesehatan secara langsung adalah dampaknya bisa sangat luas, tidak
kematian dan cidera terkait trauma terkecuali wilayah padat perkotaan.
akibat runtuhanya bangunan.Kematian Hampir setiap tahun, setidaknya
dan cidera terkait trauma akibat kurang lebih 3 gempa berkuatan 7 SR
runtuhnya bangunan. Kematian dan atau lebih di indonesia dan kerusakan
cidera terkait trauma efek sekunder infrasdtrukur atau lingkungan. (Palang
gempa bumi (tenggelam dan trauma Merah Indonesia, 2016).
Provinsi Bengkulu secara akanmemicu banyaknya jumlah
geografis terletak di sepanjang pantai korban. Gempa bumi 4 Juni 2000
barat Sumatera lebih kurang 525 Km dengan kekuatan Magnitude 7,3 Skala
dari gugusan pulau Enggano yang Richter telah mengakibatkan lebih dari
berada lebih kurang 90 mil laut di 90 orang meninggal, 803 orang luka
Lautan Hindia sebelah selatan Provinsi parah, 1782 orang luka ringan dan
Bengkulu dan merupakan salah satu ribuan bangunan gedung dan rumah
provinsi yang berbatasaan langsung tinggal rusak (Bakornas PB, 2000).
dengan Samudra Indonesia. Posisi Mengingat banyaknya dampak
geografis yang berbataasan langsung yang terjadi akibat bencana gempa
dengan Samudra Indonesia tersebut bumi hingga menimbulkan banyak
menjadikan Bengkulu sebagai salah korban jiwa maka perlu di ketahui
satu daerah yang rentan/ rawan kesiapsiagaan dalam menghadapi
bencana gemopa. Berdasarkan peta bencana agar dapat melakukan
kajian bahaya Puslitbang Geologi antisipasi untuk memperkecil resiko
ESDM Bandung (2006) terlihat bahwa jatuhnya korban. Faktor utama yang
zona tingkat risiko gempa Kota mengakibatkan timbulnya banyak
Bengkulu yang paling rentang adalah korban akibat bencana gempa adalah
wilayah sepanjang pesisir pantai. kaerna kurangnya kesiapsiagaan
Gempa bumi dengan skala besar masyarakat dalam mengatisipasi
pertama kali terjadi di Bengkulu pada bencana tersebut. Faktor utama yang
tanggal 11 Desember 1681, kemudian menjadi kunci kesiapsiagaan adalah
terjadi pada tangal 3 November 1756, pengetahuan, sikap dan kepedulian
tahun 1770, 18 Maret 1818, 24 siap siaga dalam menghadapi bencana.
November 1883, 27 Juni 1902 , 15 Kesiapsiagaan merupakan salah satu
Desember 1979 dan 4 Juni 2000, proses manajemen bencana, penting
(Bapeda Prop. Bengkulu, 2002) kesehatan kesiapsiagaan merupakan
Gempa Bengkulu 4 Juni 2000 salah satu elemen penting dari kegiatan
dengan kekuatan Magnitude 7,3 Skala penurangan resiko terjadinya bencana
Richter telah mengakibatkan lebih dari (Firmasnyah, 2014).
90 orang meninggal, 803 orang luka Banyak upaya yang dapat
parah, 1782 orang luka ringan dan dilakukan untuk meminimalkan
ribuan bangunan gedung dan rumah banyaknya korban saat terjadinya
tinggal rusak. Gempa bumi pada gempa bumi, korban jiwa yang paling
tanggal 12 September 2007 beserta banyak adalah wanita dan anak-anak.
gempa bumi susulan berlangsung Salah satunya dengan melakukan
cukup lama hingga mencapai akhir penyuluhan keberbagai Instansi ,
tahun 2008.Kelurahan lempuing lembaga serta masyarakat yang ada
terletak di daerah pesisir pantai terutama Sekolah. Sekolah dapat
panjang Kota Bengkulu yang berfungsi sebagai media informasi
berdekatan dengan pemukiman efektif untuk mengubah pola pikir dan
penduduk sekitar 2 meter.Daerah ini pola prilaku masyarakat dengan
memiliki dampak getaran gempa yang memberikan pendidikan pengurangan
sangat hebat saat terjadi gempa bumi. resiko bencana di sekolah. Salah satu
Selain itu keadaan masyarakat yang cara untuk meningkatkan pengetahuan
tidak tanggap terhadap gempa adalah melalui pendidikan. Pendidikan
kebencanaan merupakan penentu dalam penelitian ini Untuk
dalam pengurangan resiko bencana. mempelajari Pengaruh Penyuluhan
Pada tahun 2011 Kementerian Tentang Kesiapsiagaan Menghadapi
Pendidikan Nasional telah mulai Bencana Gempa Bumi Pada Siswa
menerapkan Kurikulum bencana mulai Kelas VII Smpn 13 Kota Bengkulu
dari SD hingga SMA.Namun pada
prakteknya tidak dimasukkan langsung B. Metode Penelitian
jadi mata pelajaran atau kurikulum Penelitian yang digunakan dalam
khusus bencana, tetapi dimasukkan penelitian ini adalah eksperimental
kedalam mata pelajaran secara faktual menggunakan rancanagan one group
dalam memahami dan mengantisipasi pre-test and post-test design. Populasi
kondisi alam. Melalui pendidikan dalam penelitian ini adalah siswa kelas
diharapkan siswa mampu befikir dan VII Smpn 13 kota bengkulu tahun
bertindak cepat, tepat, dan akurat saat 2021 sebanyak 140 orang.Sampel
menghadapi bencana.Pendidikan dalam penelitian ini menggunakan
kebencanaan di sekolah dasar menjadi metode slovin.Teknik pengumpulan
strategi efektif, dinamis, dan data menggunakan data primer dan
berkesinambungan dalam upaya data sekunder.Teknik analisis data
penyebarluasan pendidikan dengan menggunakan analisis
kebencanaan.Sekolah merupakan univariat, uji normalitas, dan analisis
wahana efektif dalam memberikan efek bivariatmenggunakan uji Wilcoxon
tular-informasi, pengetahuan, dan Signed Rank Test.
keterampilan kepada masyarakat
terdekatnya.Pendidikan kebencanaan C. Hasil Penelitian
penting diberikan kepada siswa 1. Analisis Univariat
sekolah dasar karena pada umumnya Analisis ini dilakukan untuk
siswa tidak memiliki pemahaman yang mendapatkan distribusi frekuensi
baik tentang kesiapsiagaan bencana siswa terhadap kesiapsiagaan bencana
jika dibandingkan dengan orang gempa bumi sebagai variabel
dewasa (Konsorsium Indonesia, 2017). dependendan penyuluhan
Rumusan masalah dalam kesiapsiagaan dalam menghadapi
penelitian ini adalah “Apakah ada bencana gempa bumi pada sebagai
Pengaruh Penyuluhan Tentang variabel independen. Setelah penelitian
Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana dilaksanankan maka diperoleh data
Gempa Bumi Pada Siswa Kelas VII sebagai berikut :
Smpn 13 Kota Bengkulu?”. Tujuan
Tabel 1
Distribusi Kesiapsiagaan Siswa Menghadapi Bencana Gempa Bumi
Sebelum Di Berikan Penyuluhan
Kesiapsiagaan Sebelum
Penyuluhan Frekuensi Presentase (%)
Kurang 38 65.5
Sedang 20 34.5
Total 58 100.0
Tabel 2
Distribusi Kesiapsiagaan Siswa Menghadapi Bencana Gempa Bumi
Sesudah Di Berikan Penyuluhan
Kesiapsiagaan Sesudah
Penyuluhan Frekuensi Presentase(%)
Sedang 25 43.1
Tinggi 33 56.9
Total 58 100.0
Tabel 3
Distribusi Kesiapsiagaan Siswa Menghadapi Bencana Gempa Bumi
Variabel P Keterangan
Kesiapsiagaan sebelum penyuluhan 0,001 Data tidak berdistribusi normal
Kesiapsiagaan sesudah penyuluhan 0,000 Data tidak berdistribusi normal
Tabel 4
Distribusi Pengaruh Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana Gempa Bumi Sebelum
Dan Sesudah Di Berikan Penyuluhan Pada Siswa Kelas VII Smpn 13
Kota Bengkulu
N Z P
Negative Ranks 0
Positive Ranks 58 -6.673 0,000
Ties 0
Total 58