Anda di halaman 1dari 11

LEMBAR PENGESAHAN

JURNAL SKRIPSI

PENGARUH PENYULUHAN TENTANG KESIAPSIAGAAN


MENGHADAPI BENCANA GEMPA BUMI PADA SISWA
KELAS VII SMPN 13 KOTA BENGKULU

OLEH:

YOSIE PUPUT MAHARANI


NPM. 2026040122.P

Telah dikoreksi dan disetujui oleh Pembimbing II


Program Studi Kebidanan Program Sarjana Terapan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES)
Tri Mandiri Sakti Bengkulu
Tahun 2021

Pembimbing II

(Pitri Subani, SST, M.Kes)


PENGARUH PENYULUHAN TENTANG KESIAPSIAGAAN
MENGHADAPI BENCANA GEMPA BUMI PADA SISWA
KELAS VII SMPN 13 KOTA BENGKULU

The Effect of Counseling on Preparedness for Earthquake Disasters in


Grade VII Students of SMPN 13 In Bengkulu City

Yosie Puput Maharani1, Buyung Keraman2, Pitri Subani3


1,2,3
Program Studi Kebidanan Program Sarjana Terapan
STIKES Tri Mandiri Sakti Bengkulu
Email:Yosipuputmaharani24@gmail.com
No. HP : 0898 4843 817

ABSTRAK
Penyuluhan kesiapsiagaan menghadapi bencana gempa bumi sangat berpengaruh
pada Siswa kelas VII SMPN 13 Kota Bengkulu.Penelitian ini merupakan
penelitian eksperimental dengan menggunakan rancangan one group pre-post
test.Populasi pada penelitian ini seluruh siswa/I kelas VII di SMP N 13 di Kota
Bengkulu bulan september 2021 berjumlah sebanyak 140 orang pada kelas VII.
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan proporsional
random sampling.Hasil penelitian didapatkan dari hasil penelitian pre test
diketahui bahwa siswa yang memiliki kesiapsiagaan kurang sebanyak 38 siswa
(65,5%), Sedangkan pada post test diketahui bahwa siswa yang memiliki
kesiapsiagaan sedang sebanyak 25 siswa (43,1%) dan yang memiliki
kesiapsiagaan tinggi sebanyak 33 siswa (56,9%). hasil penelitian ini mengunakan
uji statistik Wilcoxon di dapat nilai Z= -6,673 dengan P-value sebesar =
0,000<0,05. kesimpilan menunjukan terdapat pengaruh atau perbedaan yang
singnifikan antara pengukuran kesiapsiagaan menghadapi bencana gempa bumi
pada siswa kelas VII SMPN kota bengkulu.Diharapkan kepihak sekolah dapat
membentuk suatu tim kesiapsiagaan bencana dan meningkatkan keterampilan
tentang gempa bumi dan mitigasinya dan juga mengingat lokasi sekolah yang
berdekatan dengan pantai.

Kata kunci: Penyuluhan,Kesiapsiagaan, Gempa Bumi


ABSTRACT
Counseling on earthquake preparedness has a great influence on seventh grade
students of SMPN 13 Bengkulu City.This research is an experimental study using
a one group pre-post test design. The population in this study was all students/I
grade VII at SMP N 13 in Bengkulu City in September 2021 totaling 140 people in
grade VII. The sampling technique in this study used proportional random
sampling.The results obtained from the results of the pre-test research showed
that students who had less preparedness were 38 students (65.5%), while in the
post-test it was known that students who had moderate preparedness were 25
students (43,1%) and those who had high preparedness as many as 33 students
(56,9%). The results of this study using the Wilcoxon statistical test obtained a
value of Z = -6.673 with a P-value of = 0.000 <0.05. The conclusion shows that
there is a significant effect or difference between the measurement of
preparedness to face an earthquake disaster in class VII students of SMPN
Bengkulu City.It is hoped that the school can form a disaster preparedness team
and improve skills about earthquakes and their mitigation and also considering
the location of the school which is close to the beach.

Keywords: Counseling, Preparedness, Earthquake

A. Pendahuluan
Menurut WHO (World Health fisik akibat tsunami, trauma tanah
Organization) gempa bumi dapat di longsor, luka bakar dan menghirup
artikan sebagai guncangan bumi yang asab dari kebakaran) (WHO, 2021)
disebabkan oleh gelombang yang Indonesia termasuk negara yang
bergerak di atas dan dibawah rentan terhadap bencana salah satunya
permukaan bumi bumi dan adalah gempa bumi. Hal ini di
menyebabkan patahan permukaan, sebabkan oleh letak indonesia yang
getaran-getaran, likuifaksi, tanah berada pada pertemuan tiga jalur
longsor, gempa susulan atau tsunami. tektonik bumi yang bergerak aktif
Ancaman kesehatan masyarakat yang yaitu lempeng Eurasia, lempeng Indo
utama bervariasi menurut besarnya Australia dan lempeng pasifik. Gempa
gempa bumi, sifat lingkungan bumi disebabkan oleh pelepasan
terbangun dan efek sekunder dari tekanan yang bergerak mencapai pada
gempa bumi (misalnya tsunami, tanah keadaan dimana tejanan tidak dapat
longsor dan kebakaran).Dampak ditahan oleh pinggiran lempengan dan
kesehatan secara langsung adalah dampaknya bisa sangat luas, tidak
kematian dan cidera terkait trauma terkecuali wilayah padat perkotaan.
akibat runtuhanya bangunan.Kematian Hampir setiap tahun, setidaknya
dan cidera terkait trauma akibat kurang lebih 3 gempa berkuatan 7 SR
runtuhnya bangunan. Kematian dan atau lebih di indonesia dan kerusakan
cidera terkait trauma efek sekunder infrasdtrukur atau lingkungan. (Palang
gempa bumi (tenggelam dan trauma Merah Indonesia, 2016).
Provinsi Bengkulu secara akanmemicu banyaknya jumlah
geografis terletak di sepanjang pantai korban. Gempa bumi 4 Juni 2000
barat Sumatera lebih kurang 525 Km dengan kekuatan Magnitude 7,3 Skala
dari gugusan pulau Enggano yang Richter telah mengakibatkan lebih dari
berada lebih kurang 90 mil laut di 90 orang meninggal, 803 orang luka
Lautan Hindia sebelah selatan Provinsi parah, 1782 orang luka ringan dan
Bengkulu dan merupakan salah satu ribuan bangunan gedung dan rumah
provinsi yang berbatasaan langsung tinggal rusak (Bakornas PB, 2000).
dengan Samudra Indonesia. Posisi Mengingat banyaknya dampak
geografis yang berbataasan langsung yang terjadi akibat bencana gempa
dengan Samudra Indonesia tersebut bumi hingga menimbulkan banyak
menjadikan Bengkulu sebagai salah korban jiwa maka perlu di ketahui
satu daerah yang rentan/ rawan kesiapsiagaan dalam menghadapi
bencana gemopa. Berdasarkan peta bencana agar dapat melakukan
kajian bahaya Puslitbang Geologi antisipasi untuk memperkecil resiko
ESDM Bandung (2006) terlihat bahwa jatuhnya korban. Faktor utama yang
zona tingkat risiko gempa Kota mengakibatkan timbulnya banyak
Bengkulu yang paling rentang adalah korban akibat bencana gempa adalah
wilayah sepanjang pesisir pantai. kaerna kurangnya kesiapsiagaan
Gempa bumi dengan skala besar masyarakat dalam mengatisipasi
pertama kali terjadi di Bengkulu pada bencana tersebut. Faktor utama yang
tanggal 11 Desember 1681, kemudian menjadi kunci kesiapsiagaan adalah
terjadi pada tangal 3 November 1756, pengetahuan, sikap dan kepedulian
tahun 1770, 18 Maret 1818, 24 siap siaga dalam menghadapi bencana.
November 1883, 27 Juni 1902 , 15 Kesiapsiagaan merupakan salah satu
Desember 1979 dan 4 Juni 2000, proses manajemen bencana, penting
(Bapeda Prop. Bengkulu, 2002) kesehatan kesiapsiagaan merupakan
Gempa Bengkulu 4 Juni 2000 salah satu elemen penting dari kegiatan
dengan kekuatan Magnitude 7,3 Skala penurangan resiko terjadinya bencana
Richter telah mengakibatkan lebih dari (Firmasnyah, 2014).
90 orang meninggal, 803 orang luka Banyak upaya yang dapat
parah, 1782 orang luka ringan dan dilakukan untuk meminimalkan
ribuan bangunan gedung dan rumah banyaknya korban saat terjadinya
tinggal rusak. Gempa bumi pada gempa bumi, korban jiwa yang paling
tanggal 12 September 2007 beserta banyak adalah wanita dan anak-anak.
gempa bumi susulan berlangsung Salah satunya dengan melakukan
cukup lama hingga mencapai akhir penyuluhan keberbagai Instansi ,
tahun 2008.Kelurahan lempuing lembaga serta masyarakat yang ada
terletak di daerah pesisir pantai terutama Sekolah. Sekolah dapat
panjang Kota Bengkulu yang berfungsi sebagai media informasi
berdekatan dengan pemukiman efektif untuk mengubah pola pikir dan
penduduk sekitar 2 meter.Daerah ini pola prilaku masyarakat dengan
memiliki dampak getaran gempa yang memberikan pendidikan pengurangan
sangat hebat saat terjadi gempa bumi. resiko bencana di sekolah. Salah satu
Selain itu keadaan masyarakat yang cara untuk meningkatkan pengetahuan
tidak tanggap terhadap gempa adalah melalui pendidikan. Pendidikan
kebencanaan merupakan penentu dalam penelitian ini Untuk
dalam pengurangan resiko bencana. mempelajari Pengaruh Penyuluhan
Pada tahun 2011 Kementerian Tentang Kesiapsiagaan Menghadapi
Pendidikan Nasional telah mulai Bencana Gempa Bumi Pada Siswa
menerapkan Kurikulum bencana mulai Kelas VII Smpn 13 Kota Bengkulu
dari SD hingga SMA.Namun pada
prakteknya tidak dimasukkan langsung B. Metode Penelitian
jadi mata pelajaran atau kurikulum Penelitian yang digunakan dalam
khusus bencana, tetapi dimasukkan penelitian ini adalah eksperimental
kedalam mata pelajaran secara faktual menggunakan rancanagan one group
dalam memahami dan mengantisipasi pre-test and post-test design. Populasi
kondisi alam. Melalui pendidikan dalam penelitian ini adalah siswa kelas
diharapkan siswa mampu befikir dan VII Smpn 13 kota bengkulu tahun
bertindak cepat, tepat, dan akurat saat 2021 sebanyak 140 orang.Sampel
menghadapi bencana.Pendidikan dalam penelitian ini menggunakan
kebencanaan di sekolah dasar menjadi metode slovin.Teknik pengumpulan
strategi efektif, dinamis, dan data menggunakan data primer dan
berkesinambungan dalam upaya data sekunder.Teknik analisis data
penyebarluasan pendidikan dengan menggunakan analisis
kebencanaan.Sekolah merupakan univariat, uji normalitas, dan analisis
wahana efektif dalam memberikan efek bivariatmenggunakan uji Wilcoxon
tular-informasi, pengetahuan, dan Signed Rank Test.
keterampilan kepada masyarakat
terdekatnya.Pendidikan kebencanaan C. Hasil Penelitian
penting diberikan kepada siswa 1. Analisis Univariat
sekolah dasar karena pada umumnya Analisis ini dilakukan untuk
siswa tidak memiliki pemahaman yang mendapatkan distribusi frekuensi
baik tentang kesiapsiagaan bencana siswa terhadap kesiapsiagaan bencana
jika dibandingkan dengan orang gempa bumi sebagai variabel
dewasa (Konsorsium Indonesia, 2017). dependendan penyuluhan
Rumusan masalah dalam kesiapsiagaan dalam menghadapi
penelitian ini adalah “Apakah ada bencana gempa bumi pada sebagai
Pengaruh Penyuluhan Tentang variabel independen. Setelah penelitian
Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana dilaksanankan maka diperoleh data
Gempa Bumi Pada Siswa Kelas VII sebagai berikut :
Smpn 13 Kota Bengkulu?”. Tujuan

Tabel 1
Distribusi Kesiapsiagaan Siswa Menghadapi Bencana Gempa Bumi
Sebelum Di Berikan Penyuluhan
Kesiapsiagaan Sebelum
Penyuluhan Frekuensi Presentase (%)
Kurang 38 65.5
Sedang 20 34.5
Total 58 100.0

Berdasarkan dari tabel 3 Kesiapsiagaan kurang berjumlah 38


didapatkan kesiapsiagaan sebelum orang (65,5%), kesiapsiagaan sedang
penyuluhan dapat diketahui bahwa dari berjumlah 20 orang (34,5%).
58 orang sebelum penyuluhan

Tabel 2
Distribusi Kesiapsiagaan Siswa Menghadapi Bencana Gempa Bumi
Sesudah Di Berikan Penyuluhan

Kesiapsiagaan Sesudah
Penyuluhan Frekuensi Presentase(%)
Sedang 25 43.1
Tinggi 33 56.9
Total 58 100.0

Berdasarkan dari tabel 4 2. Uji Normalitas Data


didapatkan kesiapsiagaan siswa kelas Uji normalitas yang bertujuan
VII SMPN kota bengkulu diketahui untuk mendeteksi distribusi data dalam
bahwa dari 58 siswa sesudah
satu variabel yang akan digunakan
penyuluhan Kesiapsiagaan sedang
berjumlah 25 orang (43.1%), adalah uji kolmogrov-smirnov
kesiapsiagaan tinggi berjumlah 33 terhadap kesiapsiagaan bencana gempa
orang (56.9%). bumi pada siswa Smpn 13 Kota
bengkulu.

Tabel 3
Distribusi Kesiapsiagaan Siswa Menghadapi Bencana Gempa Bumi

Variabel P Keterangan
Kesiapsiagaan sebelum penyuluhan 0,001 Data tidak berdistribusi normal
Kesiapsiagaan sesudah penyuluhan 0,000 Data tidak berdistribusi normal

Berdasarkan dari tabel 7 yang penyuluhan, berarti data tidak


didapatkan kesiapsiagaan Hasil Uji berdistribusi normal. P-value=
Normalitas data dengan Uji 0,000<0,05 signifikan untuk data
Kolmogorov-Smirnov (karna n>50) kesiapsiagaan sesudah penyuluhan,
didapat P-value=0,001<0,05 signifikan berarti data tidak berdistribusi normal.
untuk data kesiapsiagaan sebelum Karena kedua kelompok data tidak
berdistribusi normal, maka digunakan variabel dependen (Kesiapsiagaan
Uji Wilcoxon Sign Rank. Menghadapi gempa bumi) terhadap
3. Analisis Bivariat siswa SMPN 13 Kota Bengkulu.
Analisis ini dilakukan untuk Berdasarkan penelitian yang dilakukan,
mengetahui apakah ada pengaruh maka didapatkan hasil tabulasi silang
antara variabel independen sebagai berikut:
(penyuluhan kesiapsiagaan) dengan

Tabel 4
Distribusi Pengaruh Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana Gempa Bumi Sebelum
Dan Sesudah Di Berikan Penyuluhan Pada Siswa Kelas VII Smpn 13
Kota Bengkulu
N Z P
Negative Ranks 0
Positive Ranks 58 -6.673 0,000
Ties 0
Total 58

Berdasarkan dari tabel 8 (65,5%), tingkat kesiapsiagaan


yang didapatkan kesiapsiagaan sebelum dilakukan penyuluhan, yang
siswa menghadapi bencana menunjukan responden adalah
gempa bumi Dari tabel Ranks responden dengan kesiapsiagaan
di atas dapat diketahui bahwa kurang yaitu 20 orang (34,5%). Hal ini
Sesudah penyuluhan semua menunjukkan bahwa sebagian besar
data kesiapsiagaan siswa belum memiliki kesiapsiagaan
meningkat.kesiapsiagaan Hasil yang cukup dan baik tentang
Uji Wilcoxon didapat nilai Z= kesiapsiagaan dalam menghadapi
- 6,673 dengan p- bencana gempa bumi.
value=0,000<0,05 signifikan, Hasil penelitian ini sesuai dengan
maka Ho ditolak dan Ha jurnal Revi Neini Ikbal dan Rebbi
diterima. Maka dapat Permata Sari (2018), yang menyatakan
Kesimpulan yaitu ada pengaruh bahwa fakto yang akibat bencana
penyuluhan terdahap gempa bumi adalah karena kurangnya
kesiapsiagaan menghadapi kesiapsiagaan masyarakat tentang
bencana gempa bumi siswa bencana dan kurangnya kesiapan
kelas VII SMPN 13 kota masyarakat dalam mengatisipasi
bengkulu. tersebut, faktor utama yang menjadi
kesiapsiagaan adalah
D. Pembahasan pengetahuan,sikap dan keperdulian
Hasil penelitian menggambarkan siap siaga dalam menghadapi bencana.
distribusi responden berdasarkan Kesiapsiagaan merupakan salah satu
tingkat kesiapsiagaan sebelum proses manajemen bencana,
dilakukan penyuluhan, yang pentingnya kesiapsiagaan elemen
menunjukan responden terbanyak penting dari kegiatan pengurangan
adalah responden dengan resiko terjadinya bencana (Firmansyah,
kesiapsiagaan kurang yaitu 38 orang 2014).
Hasil penelitian menggambarkan yang berpengetahuan cukup
distribusi responden berdasarkan disebabkan oleh adanya pengalaman
tingkat kesiapsiagaan setelah dilakukan yang didapatkan siswa setelah
penyuluhan, yang menunjukan melakukan pengisian kuesioner pada
responden terbanyak adalah responden saat pre-test.
dengan kesiapsiagaan sedang yaitu 25 Sedangkan hasil penelitian
orang (43.1%), yang menunjukan menunjukan bahwa nilai pre-test
responden terbanyak adalah responden dengan kesiapsiagaan kurang sebanyak
dengan kesiapsiagaan baik sebanyak 38 orang dan kesiapsiagaan sedang
33 orang (56.9%). Hal ini sebanyak 20 orang, sedangkan pada
menunjukkan bahwa terjadi nilai post test kesiapsiagaan baik
peningkatan kesiapsiagaan pada siswa sebanyak 33 orang. Siswa yang
setelah diberikan penyuluhan mendapatkan kesiapsiagaan kurang
kesiapsiagaan dalam menghadapi pre-test dikarenakan kurangnya
bencana gempa bumi. kesiapsiagaan siswa dan kurangnya
Hasil penelitian ini sesuai dengan kesadaran siswa untuk mengikuti
jurnal putro simeulu (2020), yang kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler yang
menyatakan bahwa Salah satu bentuk ada disekolah, sedangkan siswa yang
pendidikan pada siswa adalah lewat mendapatkan nilai sedang pada pre
penyuluhan kesehatan dimana test diketahui bahwa dari penjelasan
penyuluhan yang diberikan adalah yang diberikan beberapa siswa pernah
penyuluhan tentang gempa bumi. mendapatkan pengetahuan
Menurut Azrul Azwar, penyuluhan kesiapsiagaan dari mengikuti kegiatan
kesehatan adalah kegiatan pendidikan ekstrakurikuler Pramuka, dan setelah
yang dilakukan dengan cara diberikan penyuluh nilai post test pada
menyebarkan pesan, menanamkan pengetahuan siswa meningkat menjadi
keyakinan sehingga masyarakat tidak baik sebanyak 35 orang, terjadinya
sadar, tahu, dan mengerti, tetapi juga peningkatan tersebut disebabkan oleh
mau dan bisa melakukan suatu anjuran adanya pengaruh penyuluhan yang
yang ada hubungan dengan kesehatan diberikan peneliti pada siswa.
(Fitriani S.,2011). Berdasarkan hasil penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan peneliti, menunjukan
menunjukkan bahwa kesiapsiagaan bahwa kesiapsiagaan pada siswa
siswa pada menunjukkan nilai pre test sebelum diberikan penyuluhan
dengan kesiapsiagaan kurang sebanyak kesiapsiagaan (pretest) dan setelah
38 orang, sedangkan pada post test diberikan penyuluhan kesiapsiagaan
menunjukan bahwa nilai kesiapsiagaan (posttest) didapatkan nilai sig
sedang sebanyak 25 orang dan 0,000<0,05 yang berarti ada perbedaan
kesiapsiagaan tinggi sebanyak 33 nyata antara sebelum dilakukan
orang, siswa yang mendapatkan sebelum dengan sesudah dilakukan
kesiapsiagaan kurang pada pre-test penyuluhan.
dan post-test dikarenakan kurangnya Hasil ini sesuai dengan penelitian
kesiapsiagaan siswa dan kurangnya yang dilakukan oleh Niken Dkk
kesadaran siswa untuk mengikuti (2020), Yang berjudul “Pengaruh
kegiatan-kegiatan ekstrakurikul yang Pendidikan Bencana Tehadap Tingkat
ada disekolah, sedangkan pada siswa Pengetahuan Siswa Tentang
Kesiapsiagaan Bencana Gempa Bumi 1. Dari hasil pretest diketahui bahwa
Dan Tsunai Di SDN Jigudan Pandak siswa yang memiliki kesiapsiagaan
Bantul Yogyakata”Metode penelitian kurang sebanyak 38 siswa (65,5%),
yang digunakan adalah Pra eksperimen Sedangkan pada post test diketahui
dengan pendekatan one group pre-post bahwa siswa yang memiliki
test design. Hasil penelitian ini kesiapsiagaan sedang sebanyak 25
pengetahuan siswa kelas V sebelum siswa (43,1%) dan yang memiliki
dilakukan pendidikan bencana tentang kesiapsiagaan tinggi sebanyak 33
kesiapsiagaan bencana gempa bumi siswa (56.9%).
dalam kategoi belum siap 40 (87,0), 2. Dari hasil tersebut dimana
pengetahuan siswa kelas V sesudah di pengetahuan siswa mengenai
beikan pendidikan bencana tentang kesiapsiagaan menghadapi gempa
kesiapisiagaan bencana gempa bum bumi yang berada pada kategori
dan tsunawmi mengalami peningkatan kurang sebanyak 38 siswa
yaitu dai mayoitas espondden kategoi (65,5%), kategori sedang yaitu
belum siap 40 (87,0%) menjadi sangat sebanyak 20 siswa (34,5%) Setelah
siap 35 (76,1%). diberikan penyuluhan dapat dilihat
Hasil ini sesuai dengan penelitian hasil posttest, terjadi peningkatan
yang dilakukan oleh Evi Neini Ikbal kesiapsiagaan siswa dimana
dan Rebbi Permata Sari (2018), Yang diketahui kesiapsiagaan siswa
berjudul “Pengaruh Penyuluhan menghadapi bencana gempa bumi
Kesehatan Terhadap Kesiapsiagaan seluruhnya berada pada kategori
Menghadapi Bencana Gempa Bumi baik yaitu sebanyak 33 siswa
Pada Siswa SMPN 13 Padang”. (56.9%).
Metode penelitian yang digunakan 3. Terdapat pengaruh penyuluhan
adalah Quasi eksperimen dengan kesehatan terhadap penyuluhan
kelompok one group pre-post test menghadapi bencana gempa bumi
design. Hasil penelitian ini rata-rata pada sebelum melakukan
kesiapsiagaan Siswa SMPN13 Padang penyuluhan (pretest) dan sesudah
dalam menghadapi bencana gempa melakukan penyuluhn (postest)
bumi sebelum diberikan penyuluhan pada siswa kelas VII SMP N 13
adalah 17,36 dan rata-rata kota bengkulu.
KesiapsiagaanSiswa SMPN13 Padang
setelah diberikan penyuluhan adalah DAFTAR PUSTAKA
56,20 dan ada pengaruh atau Andri Nurudin, 2015. Jurnal Pengaruh
perbedaan yang singnifikan antara Pelatihan Penanggulangan
pengukuran kesiapsiagaan menghadapi Bencana GempaTerhadap
bencana pada Siswa SMPN 13 Padang Pengetahuan Siswa Kelas X IPS.
dengan nilai p value 0,000. Dapat Diakses pada 012-04-2021.
disimpulkan Ada pengaruh atau Pukul 22.00 WIB . Diunduh dari
perbedaan yang singnifikan antara https://jik.stikesalifah.ac.id/index
pengukuran kesiapsiagaan menghadapi .php/jurnalkes/article/view/107
bencana pada Siswa SMPN 13 Padang Ayub et al. (2020).Pengetahuan
pada pegukuran pertama dan kedua. tentang Kesiagaan Bencana
Melalui Promosi dan Pelatihan
E. Kesimpulan
Siaga Gempa Bumi. Media Nasional Penanggulangan
Karya Kesehatan:Volume 3 No1 Bencana.
Diakses pada 13-04-2021. Pukul BNPB. (2018). Buku Saku: Tanggap
14.00 WIB . Diunduh dari Tangkas Tangguh Menghadapi
http://jurnal.unpad.ac.id/mkk/arti Bencana. Jakarta: Pusat
cle/view/22742 Data Informasi dan Humas
BNPB.
Badan Meteorologi Klimatologi dan BPS Kota Bengkulu.(2021). Kota
Geofisika.Bengkulu.2008. Bengkulu Dalam Angka
Widyawati Siska dan Muttaqin 2021.Bengkulu : BPS Kota
Zaenal. Kesiapsiagaan Bengkulu.
Menghadapi Gempa Bumi. Depkes RI. Pedoman Manajemen
Paramatha. Bandung. 2010. Sumber Daya Manusia (SDM)
Diakses pada 20-04-2021. Pukul Kesehatan dalam
20.00 WIB . Diunduh dari Penanggulangan Bencana. In: RI
https://www.researchgate.net/ DK, editor. Jakarta: Departemen
publication/ Kesehatan RI; 2006.
319372060_THE_ANALYSIS_ Dien, Riedel Jiemly, 2015. Pengaruh
OF_EARTHQUAKE_MANAG Penyuluhan Kesehatan Terhadap
EMENT_AT_RSUD_DR_M_Y Kesiapsiagaan Menghadapi
UNUS_BENGKULU_CITY_20 Bencana Gempa Bumi Pada
15 Siswa Smp Kristen Kakaskasen
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Kota Tomohon. Jurnal
Geofisika (BMKG). (2020). Keperawatan Vol 3, No 2 (2015):
Tingkatan Kesiapan Hadapi E-Jurnal Keperawatan
Tsunami di Masa Pandemi, Diakses pada 15-05-2021. Pukul
BMKG Gelar IOWave20. 20.00 WIB . Diunduh dari
Diakses pada 20-04-2021. Pukul https://ejournal.unsrat.ac.id/
23.00 WIB . Diunduh dari index.php/jkp/article/view/8036
https://www.bmkg.go.id/berita/? Emami, Sinsiana Besti (2015)
p=tingkatkan-kesiapan-hadapi- Pengaruh Penyuluhan
bencana-gempabumi-dan- Kesiapsiagaan Menghadapi
tsunami-bmkg-gelar- Bencana Gempa Bumi terhadap
iowave20&lang=ID&tag=gempa Pengetahuan Siswa di SD
bumi Muhammadiyah Trisigan
BNPB (2014) Rencana Nasional Murtigading Sanden Bantul.
Penanggulangan Bencana 2015- Diakses pada 23-05-2021. Pukul
2019. Jakarta: 17.00 WIB . Diunduh dari
. Diakses pada 2-05-2021. Pukul http://digilib.unisayogya.ac.id/
17.00 WIB . Diunduh dari 165/1/NASKAH
%20PUBLIKASI.pdf
https://bnpb.go.id/documents/buk Erita, dkk.(2019). Buku Materi
u-renas-pb.pdf Pembelajaran Manajemen Gawat
BNPB (2017). Tanggap Tangkas Darurat dan Bencana.
Tangguh Menghadapi Bencana. Jakarta: Universitas Kristen
Jakarta.: Buku Saku Badan Indonesia.
Febriawati H., Oktarianita, Ekowati S., PENGABDIAN_IPTEKS/
Zufiyardi, Amin M., (2019). An article/viewFile/3736/2797
Analysis Of Earthquake Pre Maarif S. Penanggulangan Bencana di
Disaster Planning At Indonesia. Jakarta: Badan
Bhayangkara Hospital Tingkat Iii Nasional Penanggulangan
Polda Bengkulu (in Islamic Bencana; 2012.
Perspective). International Noor, Juliansyah. (2015). Metodologi
Conference On Islamic Studies, Penelitian. Jakarta: Kencana.
Strategies for Actualizing the Undang-Undang RI No. 24
Progressive Islam, Bengkulu, Tahun2007. Tentang
Indonesia Penanggulangan Bencana.
Diakses pada 01-07-2021. Pukul Alfabeta. Bandung. 2007.
17.00 WIB . Diunduh dari UU RI No.24 (2007) Undang-Undang
http://jurnal.unmuhjember.ac.id/ RI Nomor 2 Tahun 2007 Tantang
index.php/ Penanggulangan Bencana

Anda mungkin juga menyukai