DOI: http://dx.doi.org/10.31289/diversita.v5i1.2365
Jurnal Diversita
Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/diversita
Abstract
Preparedness is an effort that enables governments, communities and individuals to respond quickly to disaster
situations effectively and one way to improve them is through focus group discussions. The purpose of this study was to
prove the influence before and after the focus group discussion method on earthquake disaster preparedness at Alo'oa
Vocational School, Gunungsitoli City. This study uses the design of one group pretest-posttest. The population of this
study were 200 students in Alo'oa State Vocational School 1. The research sample was 15th and XI grade students of
15 people. Sampling uses probability sampling techniques of systematic random sampling. Data Research instruments
use the earthquake disaster preparedness scale developed by LIPI. Data is processed by the Wilcoxon test and
presented in the form of a frequency distribution table. The results showed that the effect of the focus group discussion
method on student preparedness in facing earthquake disasters increased with a p value of (0.001) with a value of ≤
0.05. This means that there was an influence of the focus group discussion method on earthquake disaster
preparedness.
Keywords: Focus Group Discussion method, Disaster Preparedness.
How to Cite: Anwar S. & Aceh A.R. 2019. Pengaruh Metode Focus Group Discussion Terhadap Kesiapsiagaan
Bencana Gempa Bumi di SMK Negeri 1 Alo’oa Kota Gunungsitoli. Jurnal Diversita, 5 (1): 24-32.
24
Syaheferi Anwar & Arif Rahman Aceh. Pengaruh Metode Focus Group Discussion
25
Jurnal Diversita, 5 (1) Juni 2019: 24-32.
26
Syaheferi Anwar & Arif Rahman Aceh. Pengaruh Metode Focus Group Discussion
akuntabel . Dalam rangka penyiapan pra daerah rawan akan terjadinya gempa
dan post kondisi kegiatan diskusi bumi (BNPB,2015)
kesiapsiagaan maka diperlukan tahapan Gempa bumi juga terjadi di
kegiatan Focus Group Discussion Kepulauan Nias pada tahun 2005 dengan
(Irwanto,2006). kekuatan 8,7 SR dan menelan korban
Focus Group Discussion merupakan sekitar 2.200 jiwa . Peristiwa itu
diskusi terfokus suatu group untuk melumpuhkan aktivitas perekonomian
membahas suatu masalah tertentu, dalam masyarakat dan sistem pemerintah
suasana informal, jumlah peserta (KEMENSOS,2008)
bervariasi dilaksanakan dengan dipandu Ratusan jiwa mengungsi dan
oleh seorang moderator. FGD terkandung menyelamatkan diri ke wilayah yang lebih
3(tiga) kata kunci yaitu, pertama: proses tinggi dikarenakan informasi terjadinya
pengumpulan informasi, kedua: topik Tsunami yang pernah terjadi di Aceh pada
diskusi terfokus, dan ketiga: pesertanya tahun 2004. Kejadian ini menyebabkan
terbatas (Wahyu T , 2010). trauma bagi warga setempat untuk
Focus Group Discussion (FGD) yang beraktifitas seperti semula dikarenakan
menggunakan metode “diskusi terfokus” cemas akan terjadinya gempa susulan. Hal
termasuk metode kualitatif, seperti ini terjadi dikarenakan kurangnya
metode kualitatif lainnya, direct informasi tentang bencana dan proses
observation, indepth interview. Dalam tanggap darurat masyarakat yang sangat
pelaksanaan FGD berupaya menjawab minim (KEMENSOS, 2008).
jenis-jenis pertanyaan how and why, bukan Tujuan dari penelitian ini adalah
jenis-jenis pertanyaan what and how many untuk mengetahui Pengaruh metode focus
yang khas digunakan untuk metode group discussion terhadap kesiapsiagaan
kuantitatif survei sosial ekonomi, atau bencana gempa bumi di SMK Negeri 1
lainnya. FGD dan metode kualitatif lainnya Alo’oa Kota Gunungsitoli Tahun 2016.
sebenarnya lebih sesuai dibandingkan
metode kuantitatif untuk suatu studi yang METODE PENELITIAN
bertujuan “to generate theories and Metode penelitian menggunakan
explanations” (Morgan and Kruger, 2007). kualitatif dan jenis penelitian yang
Pusat data Badan Nasional digunakan dalam penelitian ini adalah
Penanggulangan Bencana (BNPB) jenis eksperimen quasi, disebut
mencatat sebanyak 151.277 orang tewas eksperimen quasi karena eksperimen ini
akibat bencana alam yang melanda belum atau tidak pernah memiliki ciri-ciri
wilayah Indonesia dalam 13 tahun rancangan eksperimen yang sebenarnya,
terakhir (1997 hingga 2009). Data karena variable-variabel yang seharusnya
intensitas kejadian gempa bumi di dikontrol atau dimanupulasi tidak dapat
Sumatera Utara tahun 2014 sampai atau sulit dilakukan oleh sebab itu,
sekarang Badan Nasional Penanggulangan validitas penelitian ini menjadi kurang
Bencana mencatat ada 24 kejadian gempa . cukup untuk di sebut eksperimen yang
Angka kejadian ini akan terus meningkat sebenarnya (Notoadmojo,2010).
dikarenakan Sumatera Utara berada pada
27
Jurnal Diversita, 5 (1) Juni 2019: 24-32.
28
Syaheferi Anwar & Arif Rahman Aceh. Pengaruh Metode Focus Group Discussion
Tabel 3. Hasil pelaksanaan metode FGD. Dari tabel diatas dapat dipahami
Kategori Pre Post
Kesiapsiagaan
bahwa rata-rata tingkat kesiapsiagaan
Sangat Siap 0 13 siswa/i sesudah diberikan perlakuan
Siap 0 2 berupa focus group discussion lebih tinggi
Hampir Siap 10 0
Kurang Siap 5 0 dibanding sebelum diberikan perlakuan.
Belum Siap 0 0 Hal ini menunjukkan terjadi peningkatan
kesiapsiagaan siswa/i setelah diberikan
Dari tabel diatas dapat dilihat perlakuan focus group discussion.
distribusi kesiapsiagaan bencana gempa Tabel 5. Uji wilcoxon.
siswa/i SMK Negeri 1 Alo’oa sebelum Post-Pre
dilakukan metode focus group discussion Z -3.408a
dengan katagori hampir siap 10 orang, Asymp. Sig. (2-tailed) .001
katagori kurang siap 5 orang, sedangkan
distribusi kesiapsiagaan bencana gempa
Berdasarkan tabel diatas terlihat
siswa/i SMK Negeri 1 Alo’oa sesudah
bahwa signifikasi sebesar 0,001 < 0,05,
dilakukan metode focus group discussion
artinya hipotesis menyatakan terdapat
yaitu sangat siap 13 orang dan siap 2
pengaruh yang signifikan sebelum dan
orang.
sesudah dilakukan metode Focus Group
Tabel 4. Rank uji statistik.
Mean Sum of Discussion terhadap kesiapsiagaan gempa
N
Rank Ranks bumi siswa/I di SMK Negeri 1 Alo’oa Kota
Post - Negative
Pre Ranks 0a .00 .00
Gunungsitoli.
Berdasarkan Hasil penelitian tentang
Positive
15b 8.00 120.00 pengaruh pengaruh metode focus group
Ranks
Ties 0c discussion terhadap kesiapsiagaan diri
Total 15 terjadinya gempa bumi di SMK Negeri 1
a. Post < Pre Alo’oa Kota Gunungsitoli Tahun 2016,
b. Post > Pre
didapat distribusi tingkat kesiapsiagaan
c. Post = Pre
sebelum dilakukan metode focus group
discussion yaitu dengan kategori hampir
Berdasarkan tabel Ranks diatas dari
siap 10 orang dan kurang siap 5 orang.
total data sebanyak 15 data, 0 data dengan
Berbeda dengan metode
negative Ranks dan 15 data dengan positif
pengumpul data lainnya, metode FGD
Rank dan tidak ada data dengan
memiliki sejumlah karakteristik,
perbedaan data nol atau pasangan data
diantaranya, merupakan metode
sama nilainya. Artinya dari 18 data yang
pengumpul data untuk jenis penelitian
dibandingkan, terdapat 15 data yang
kualitatif dan data yang dihasilkan berasal
menunjukkan bahwa siswa/i yang sudah
dari eksplorasi interaksi sosial yang
diberikan intervensi memiliki tingkat
terjadi ketika proses diskusi yang
kesiapsiagaan yang lebih tinggi dibanding
dilakukan para informan yang terlibat
dengan anak yang belum diberikan
(Lehoux, Poland, & Daudelin, 2006).
intervensi.
Saat dilakukan pre test ditemukan
bahwa tingkat kesiapsiagaan responden
29
Jurnal Diversita, 5 (1) Juni 2019: 24-32.
30
Syaheferi Anwar & Arif Rahman Aceh. Pengaruh Metode Focus Group Discussion
31
Jurnal Diversita, 5 (1) Juni 2019: 24-32.
Tsunami/Gempabumi/Gempabumi_Dirasa
kan.bmkg . Diakses 29 Januari 2016.
Nurudin,A. (2015). Pengaruh Pelatihan
Penanggulangan Bencana Gempa Bumi
Terhadap Kesiapsiagaan Siswa Kelas VII Di
SMPN 1 Yogyakarta. Jurnal.
Wesnawa, I Gede. (2014). Geografi Bencana.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
32