PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang
mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang
disebabkan oleh faktor alam dan non alam sehingga mengakibatkan
timbulnya korban jiwa, kerusakan lingkungan,kerugian harta benda, dan
dampak psikologis (UU NO.24 Tahun 2007).
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan
pada tahun 2019 telah terjadi 2.829 bencana di seluruh Indonesia, Bencana
tersebut didominasi oleh bencana hidrometeorologi. BNPB mencatat puting
beliung 880 kejadian, banjir 657 kejadian, tanah longsor 621 kejadian,
kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) 508 kejadian, kekeringan 118
kejadian, gempa bumi 34 kejadian, gelombang pasang/abrasi 14 kejadia,
serta letusan gunung api 7 kejadian. Dari kejadian-kejadian tersebut,
bencana banjir paling banyak menelan korban jiwa, yakni mencapai 253
jiwa. Disusul oleh bencana longsor sebanyak 106 jiwa. Sementara gempa
bumi dan putting beliung masing-masing nenelan korban sebanyak 57 dan
15 orang (kompas.com).
Berdasarkan data BPBD Sumatera Selatan wilayah terparah
terdampak banjir selama 2019 ada di Kecamatan Karang Dapo, Kabupaten
Musi Rawas Utara (Muratara) yang terjadi pada 17 februari yang
mengakbitkan 2.835 rumah terendam air. Dan terjadi di Kecamatan Rawas
Ilir yang merendam 2.572 rumah. Bencana banjir juga menggenangi 1.391,5
ha sawah di lampuing, Kabupaten OKI pada 20 februari dan 1.000 ha
wilayah perkebunan Banyuasin. Banjir bandang juga menerjang kawasan
kecamatan Ulu Musi,Kabupaten Empat Lawang pada 27 April, yang
menyapu 50 rumah, 20 terdampak rusak parah, 7 unit hanyut dan
menyebabkan 1 jembatan putus (IDN Times).
Banjir merupakan ancaman bencana dengan resiko tinggi di
Indonesia, terutama terhadap harta benda dan infrastruktur yang sangat
mengancam roda perekonomian masyarakat. Banjir dapat disebabkan oleh
kondisi alam yang statis (seperti geografis, topografis, dan geometri alur
sungai), dan dinamis (seperti curah hujan yang tinggi, pembendungan dari
laut/pasang dari sungai induk, amblesan tanah dan pendangkalan akibat
sedimentasi) (BNPB 2012 dalam Rencana Nasional Penanggulangan
Bencana 2015-2019). Penyebab banjir disebabkan oleh curah hujan yang
tinggi di atas normal, sehingga sungai dan anak sungai alamiah serta saluran
drainase dan kanal penampung banjir buatan tidak mampu menampung
akumulasi air hujan sehingga meluap, kemampuan pengaliran air tidak
selamanya sama, tetapi berubah akibat sedimentasi,penyempitan sungai
akibat penomena alam dan ulah manusia, tersumbat sampah serta hambatan
lainnya (Pusponegoro,2016). Bencana sering terjadi tanpa peringatan
sehingga membutuhkan pengetahuan untuk menghadapinya. Salah satu
kebutuhan yang diperlukan untuk menghadapi bencana adalah
kesiapsiagaan bencana banjir.
Kesiapsiagaan adalah serangkaian kegiatan maupun upaya yang
dilakukan untuk menghadapi kondisi darurat serta meminimalisir dampak
negatif yang ditimbulkan dari bencana. (Havwina,et.al. 2016). Faktor utama
yang dapat mengakibatkan bencana tersebut menimbulkan korban dan
kerugian besar yaitu kurangnya pemahaman tentang karakteristik bahaya,
sikap atau perilaku yang mengakibatkan penurunan sumber daya alam,
kurangnya informasi peringatan dini yang mengakibatkan ketidaksiapan,
dan ketidakberdayaan atau ketidakmampuan dalam menghadapi bencana
(Bakornas,2007).
Pengetahuan tentang bencana sudah seharusnya diberikan kepada
masyarakat terutama anak-anak. Karena korban bencana tidak memandang
usia baik itu anak-anak, remaja, maupun orang tua, maka sosialisai cara
penanganan bencana harus juga melibatkan anak-anak. Anak-anak harus
sejak dini diberi pemahaman yang tepat tentang bentuk-bentuk bencana
yang mungkin menimpa daerahnya dan cara-cara menghadapi bencana jika
hal itu datang tiba-tiba. Kesiapsiagaan pengurangan risiko bencana sangat
diperlukan untuk menghadapi bencana banjir disebabkan siswa tingkat
sekolah dasar memiliki resiko jika terkena banjir, karena kelompok ini
masih dalam proses penggalian ilmu pengetahuan. Siswa yang tidak
dipersiapkan secara dini maka akan menjadai masalah dan tidak boleh
diabaikan begitu saja (Chairummi,2013 dalam Rosyida,Fatiya & Khofifatu
rohmah Adi 2017).
Penggunaan media akan mempermudahkan siswa memahami
pembelajaran, karena pembelajaran menggunakan media dapat didesain
menjadi sebuah pembelajaran yang menarik, menyenangkan sehingga siswa
tidak cepat bosan dan dapat memotivasi serta merangsang siswa untuk
semangat dalam belajar. Media pembelajaran dapat berupa media visual dan
audiovisual, salah satu media visual yang dapat digunakan adalah gambar
dalam bentuk komik (Pritandari,2016). Anak sekolah dasar rentang usia 7-
12 tahun pada dasarnya lebih tertarik untuk membaca buku dengan gambar-
gambar yang menarik dan berwarna, Ada kecendrungan siswa tidak tertarik
terhadap buku-buku teks apalagi yang tidak disertai dengan gambar dan
ilustrasi yang menarik. Siswa lebih menyukai buku yang bergambar, yang
penuh dengan warna dalam bentuk realistis maupun kartun. Sehingga
dengan menggunakan komik bergambar pembelajaran diharapkan mampu
meningkatkan minat siswa untuk membaca sehingga pada akhirnya mampu
meningkatkan hasil belajar siswa tersebut (Daryanto,2015).
Komik merupakan salah satu bentuk belajar yang dapat membantu
siswa dalam kegiatan pembelajaran baik dikelas maupun diluar kelas, media
komik dapat digunakan dalam proses pembelajaran dua arah yaitu sebagai
alat bantu mengajar dan sebagai media belajar yang dapat digunakan
sendiri. Dan penggunaan komik sebagai media pembelajaran mempunyai
peran yang penting yaitu komik memiliki kemampuan dalam menciptakan
minat belajar siswa serta membantu memahami materi pelajaran yang telah
disampaikan (Saputro, 2015).
Penelitian yang dilakukan oleh Waliyah (2017) tentang Komik
Bencana Meningkatkan Sikap Kesiapsiagaan Bencana Pada Anak Sekolah
Dasar Negeri Bulukan Kecamatan Gunung Kencana Banten Selatan di
dapatkan bahwa terdapat perbedaan yang positif setelah dilakukan
intervensi membaca Komik, dan penelitian yang dilakukan oleh Mahika
dkk, (2016) tentang Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Bencana Banjir
Terhadap Pengetahuan Keluarga di Lingkungan 1 Kelurahan Pakowa
Kecamatan Wanea Kota Manado di dapatkan bahwa ada pengaruh
penyuluhan dengan menggunakan SAP terhadap kesiapsiagaan menghadapi
bencana banjir.
Berdasarkan observasi dan wawancara terhadap siswa SDN 222
Palembang berada di Gang Sentosa Plaju Palembang yang merupakan
dataran wilayah yang rendah, sekolah ini merupakan langganan bencana
banjir. Penyebab terjadinya banjir karena Intensitas curah hujan yang
tingggi dan saluran air tidak berfungsi dengan baik membuat kawasan ini
sering terjadi banjir. Menurut penjaga sekolah SDN 222 Palembang
mengatakan jika hujan deras selama ± 2 jam ketinggian banjir ±30 cm
menggenangi lapangan sekolah dan ± 4 jam air akan masuk ke dalam kelas,
hal ini biasanya terjadi selama musim hujan. Sebagian besar siswa tidak
mengetahui tindakan saat terjadi bencana banjir, dan menjadikan banjir
tersebut tempat rekreasi bermain air. Setelah dilakukan wawancara kepada
28 siswa kelas VB, 13 dari 28 siswa belum mengerti tentang kesiapsiagaan
bencana banjir. Dampak kesehatan dari bencana banjir tersebut adalah 20%
siswa mengatakan badannya sering gatal-gatal akibat banjir dan 15% siswa
terkena Diare. Pada area di lingkungan sekolah banjir tergenang setinggi ±
15cm. dampak bagi masyarakat berupa terganggunya aktifitas sehari-hari
dan dampak kesehatan yaitu diare dan DBD.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk
melakukan penlitian tentang Pengaruh Pendidikan Kesehatan dengan Media
Komik Terhadap Pengetahuan Siswa Tentang Kesiapsiagaan Bencana
Banjir di SD Negeri 222 Palembang.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, Rumusan masalah
penelitian ini adalah apakah ada pengaruh Pendidikan Kesehatan dengan
Media Komik Terhadap Pengetahuan Siswa Tentang Kesiapsiagaan
Bencana Banjir di SD Negeri 222 Kota Palembang?.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
Pendidikan Kesehatan Dengan Media Komik Terhadap Pengetahuan
Siswa Tentang Kesiapsiagaan Bencana Banjir Di SD Negeri 222 Kota
Palembang.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengetahuan Siswa kelas V sebelum dilakukan
pendidikan kesehatan dengan media komik di SD Negeri 222 Kota
Palembang.
b. Untuk mengetahui pengetahuan Siswa kelas V sesudah dilakukan
pendidikan kesehatan dengan media komik di SD Negeri 222 Kota
Palembang.
c. Untuk mengetahui pengaruh Pendidikan Kesehatan dengan Media
Komik Terhadap Pengetahuan Siswa Tentang Kesiapsiagaan
Bencana Banjir di SD Negeri 222 Kota Palembang.
D. Ruang Lingkup
Penelitian ini termasuk dalam area Keperawatan Gawatdarurat yaitu
Disaster (Bencana), yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh Pendidikan
Kesehatan dengan Media Komik Terhadap Pengetahuan Siswa Tentang
Kesiapsiagaan Bencana Banjir di SD Negeri 222 Kota Palembang. Jenis
penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain pre
experiment dengan menggunakan rancangan pretest posttest design,
instrument yang digunakan adalah kuisoner. Subjek penelitian ini adalah
siswa siswi kelas V SDN 222 Palembang dengan 88 responden. Penelitian
ini akan dilakukan bulan februari 2020. Teknik pengambilan sampel yang
digunakan adalah Total Sampling.
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis diharapkan bisa menjadi salah satu solusi untuk
menambah pengetahuan siswa tentang kesiapsiagaan bencana banjir
melalui media komik yang membuat siswa semakin menarik
mempelajari pengetahuan tentang kesiapsiagaan bencana banjir.
Penelitian ini juga dapat digunakan sebagai acuan dalam penelitian yang
lain.
2. Secara Praktis
a. Bagi STIKes Muhammadiyah Palembang
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk
mengembangkan keilmuan dan keterampilan khususnya mengenai
Keperawatan Bencana.
b. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan untuk menambah pengetahuan dan
pengalaman mengenai keperawatan bencana .
F. KEASLIAN PENELITIAN
Tabel 1.1. Keaslian Penelitian
No Judul/Penulis/ Metodelogi Hasil Persamaan Perbedaan
Tahun/
1 Komik 1. Desain Bahwa 1. Variabe 1. Variabel
Bencana penelitian terdapat l Dependen.
Meningkatkan Quasy perbedaan Indepen 2. Desain
sikap experiment yang positif den. Penelitian.
Kesiapsiagaan dengan setelah 2. Instrum 3. Tempat dan
Bencana Pada pedekatan dilakukan ent waktu
Anak Sekolah Pretest- intervensi peneliti penelitian.
Dasar Negeri Posttest membaca an 4. Jumlah sampel.
Bulukan Control komik. dengan 5. Responden
Kecamatan Group kuisone Penelitian.
Gunung Design r
Kencana 2. Sampel 50
Banten Selatan. responden
Siti 3. Teknik
Waliyah,dkk, sampel yang
Tahun 2017. digunakan
adalah
consecutive
sampling.
4. Analisa
univariat
digunak
Analisa data
dilakukan
secara
univariat dan
bivariate.
Analisa
univariat
digunakan
untuk
mengetahui
usia, jenis
kelamin dan
pengetahuan,
sedangkan
analisis
bivariate
menggunaka
n uji t-test
untuk
mengetahui
apakah ada
pengaruh
pemberian
komik
bencana
terhadap
sikap
kesiapsiagaa
n bencana.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka
1. Konsep Bencana
a. Definisi Bencana
Undang-Undang Republik Indonesia No.24 Tahun 2007
tentang Penanggulangan Bencana dikemukakan bahwa bencana
adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang
disebabkan, baik oleh fakor alam dan atau faktor non alam maupun
faktor manusia, sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa
manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak
psikologis. Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh
peristiwa atau rangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara
lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir,
kekeringan, angin topan dan tanah longsor.
Menurut United Nation Development Program bencana
adalah suatu kejadian yang ekstrem dalam lingkungan alam atau
manusia yang secara merugikan mempengaruhi kebutuhan manusia,
harta benda atau aktivitas serta pada tingkat menimbulkan bencana.
Bencana adalah kejadian dimana sumber daya, personal atau
material yang tersedia di daerah bencana tidak dapat mengendalikan
kejadian luar biasa yang dapat mengancam nyawa atau sumber daya
fisik dan lingkungan (Ramli, 2010).
b. Macam-macam Bencana
Menurut UU No 24 Tahun 2007 bencana dapat digolongkan
menjadi tiga macam, yaitu ( Tyas,2014 ):
1) Bencana Alam
Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh
peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam
diantara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus,
banjr, kekeringan, angina topan dan tanah longsor.
2) Bencana Non Alam
Bencana non alam adalah bencana yang diakibatkan oleh
peristiwa atau rangkaian peristiwa non alam antara lain berupa
kegagalan teknologi, gagal modernisasi, epidemi, dan wabah
penyakit. Bencana non alam termasuk terorisme biologi dan
biokimia, tumpahan bahan kimia, radiasi nuklir, kebakaran,
ledakan, kecelakaan transportasi, konflik bersenjata, dan tindkan
perang.
3) Bencana Sosial
Bencana karena peristiwa atau rangkaian peristiwa yang
diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial antar
kelompok atau antar komunitas. Misalnya konflik sosial antar
suku dan agama.
c. Berdasarkan Cakupan Wilayah,Bencana
1) Bencana Lokal
Memberikan dampak pada wilayah sekitarnya yang
berdekatan bencana terjadi pada sebuah gedung atau bagunan-
bangunan disekitarnya. Biasanya adalah karena akibat faktor
manusia seperti kebakaran, ledakan, terorisme, kebocoran bahan
kimia dan lainnya.
2) Bencana Regional
Memberikan dampak atau pengaruh pada area geografis
yang cukup luas, dan biasanya disebabkan oleh faktor alam,
seperti badai, banjir, letusan gunung, tornado dan lainnya.
d. Faktor Kerentanan
1) Fisik
Kekuatan bangunan struktur (rumah, jalan, jembatan) terhadap
ancaman bahaya.
2) Sosial
Kondisi gemografis (jenis kelamin, usia, kesehatan, gizi,
perilaku masyarakat) terhadap ancaman bencana.
3) Ekonomi
Kemampuan finansial masyarakat dalam mengadapi ancaman di
wilayahnya.
4) Lingkungan
Tingkat ketersediaan/ kelengkapan sumber daya (lahan, air,
udara) serta kerusakan lingkungan yang terjadi.
e. Dampak Bencana Bagi Kesehatan
1) Adanya hubungan antara jenis bencana terhadap masalah
kesehatan.
2) Bencana yang diikuti pengungsian dapat menimbulkan masalah
kesehatan.
3) Sebagai pengaruh bencana merupakan ancaman yang potensial,
bukan ancaman yang dapat dihindari, terhadap kesehatan.
2. Konsep Banjir
a. Definisi Banjir
Banjir merupakan peristiwa ketika air menggenangi suatu
wilayah yang biasanya tidak digenangi air dalam jangka waktu
tertentu. Bajir biasanya terjadai karena curah hujan turun terus
menerus dan mengakibatkan meluapnya air sungai, danau, laut atau
drainase karena jumlah air yang melebihi daya tampung media
penopang air dari curah hujan tadi. Selain disebabkan faktor alami,
yaitu curah hujan yang tinggi, banjir juga terjadi karena ulah
manusia (Supartini, dkk., 2017).
b. Faktor Penyebab Banjir
Pada umumnya banjir disebabkan oleh curahan hujan yang
tinggi di atas normal, sehingga system pengaliran air yang terjadi
dari sungai dan anak sungai alamiah serta sistem seluruh drainase
dank anal penampung banjir buatan yang ada tidak mampu
menampung akumulasi air hujan tersebut sehingga meluap.
Kemampuan/daya tampung sistem pengaliran air dimaksud tidak
selamanya sama, tetapi berubah akibat sedimentasi, penyempitan
sungai akibat fenomena alam dan ulah manusia, tersumbat sampah
serta hambatan lainnya (Pusponegoro,2016).
Faktor penyebab banjir menurut (Yula elawati 2008, dalam
Gultom,2014), dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) faktor yaitu:
1) Pengaruh aktivitas manusia, seperti:
a. Pemanfaatan daratan banjir yang digunakan untuk
permukiman dan industri.
b. Pengundulan hutan yang kemudian mengurangi resapan
pada tanah dan menyebabkan larian tanah permukaan. Erosi
yang terjadi kemudian bisa menyebabkan sedimentasi di
aliran sungai yang kemudian mengganggu jalannya air.
c. Permukiman di daratan banjir dan pembagunan di daerah
daratan banjir dengana mengubah saluran salurn air yang
tidak direncanakan dengan baik. Bahkan tidak jarang aliran
sungai di alih funsikan untuk dijadikan permukiman.
Kondisi demikian banyak terjadi di perkotaan di Indonesia.
Akibatnya adlah aliran sungai saat musim hujan menjadi
tidak lancer dan menimbulkan banjir.
d. Membuang sampah sembarangan dapat menyumbat saluran-
salurn air terutama diperumahan-perumahan.
2) Kondisi alam yang bersifat tetap (statis),seperti:
a. Kondisi geografi yang beradada didareah yang sering
terkena badai, misalnya beberapa kawasan di Bangladesh
kondisi topografi yang cekung, yang merupakan daratan
banjr, seperti kota bandung yang berkembang pada cekungan
bandung.
b. Kondisi alur sungai, seperti kemiringan dasar sungai yang
datar, berkelok-kelok, timbulnya sumbatan atau berbentuk
seperti botol (bottle neck), dan adanya sedimentasi sungai
mementuk sebuah pulau.
3) Peristiwa alam yang bersifat dinamis , yaitu:
a. Curah hujan yang tinggi.
b. Terjadinya pembendungan atau arus balik yang sering terjadi
di muara sungai atau pertemuan sungai besar.
c. Penurunan muka tanah, misal di sekitar Pantai Utara Jakarta
yang mengalami penurunan setiap tahun akibat pengambilan
air tanah yang berlebihan sehingga menimbulkan muka
tanah menjadi lebih rendah. Pendangkalan dasar sungai
karena sedimentasi yang cukup tinggi.
c. Karakteristik Banjir
1) Dapat berlangsung lambat, cepat/tanpa peringatan (banjir
bandang).
2) Biasanya terjadi pada musim hujan.
3) Dampak: merusak tergantung pada tinggi air, luas genangan,
kecepatan aliran, material yang hanyut dan tingkat
kepekatan/endapan lumpur.
d. Dampak Bencana Banjir
Menurut Mistra (2015), dampak banjir akan terjadi pada
beberapa aspek dengan tingkat kerusakan berat pada aspep-aspek
berikut ini:
1) Aspek Penduduk, anatara lain berupa korban jiwa/meninggal.
Hanyut, tenggelam, luka-luka, korban hilang, pengungsiang,
wabah penyakit dan penduduk terisolasi.
2) Aspek Pemerintahan, antara lain berupa kerusakan atau
hilangnya dokumen, arsip, peralatan dan perlengkapan kantor
dan terganggunya jalannya pemerintahan.
3) Aspek Ekonomi, antara lain berupa hilangnya mata pencaharian,
tidak berfungsinya pasar tradisional, kerusakan, hilangnya harta
benda, ternak dan terganggunya perekonomian masyarakat.
4) Aspek Sarana/Prasarana, antara lain berupa kerusakan rumah
penduduk, jembatan, jalan, bangunan gedung perkantoran,
fasilitas sosial dan fsilitas umum, instalasi listrik, air minum dan
jaringan komunikasi.
5) Aspek Lingkungan, antara lain berupa kerusakan ekosistem,
obyek wisata, persawahan/lahan pertanian, sumber air bersih
dan kerusakan tanggul/jaringan irigasi.
3. Konsep Kesiapsiagaan
Kesiapsiagaan bencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan
untuk mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta melalui
langkah yang tepat guna dan berdaya guna (Undang-Undang No. 24
Tahun 2007 pasal 1 ayat 7). Kesiapsiagaan dilaksanakan untuk
mengantisipasi kemungkinan terjadinya bencana guna menghindari
jatuhnya korban jiwa, kerugian harta benda dan berubahnya tata
kehidupan masyarakat. Kesiapsiagaan adalah tahapan yang paling
strategis karena sangat menentukan ketahanan anggota masyarakat
dalam menghadapi datangnya suatu bencana (Ramli, 2010). Contoh
tindakan kesiapsiagaan:
1. membuat sistem peringatan dini;
2. membuat sistem pemantauan ancaman;
3. membuat sistem penyebaran peringatan ancaman;
4. membuat rencana evakuasi;
5. membuat tempat dan sarana evakuasi;
6. menyusun rencana darurat dan siaga;
7. mengadakan pelatihan, gladi, dan simulasi atau uji coba;
8. memasang rambu evakuasi dan peringatan dini.
PENYEBAB BANJIR
A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka
hubungan antara konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur melalui
penelitian-penelitian yang akan dilakukan (Notoadmodjo, 2012).
Berdasarkan tinjauan pustaka, maka peneliti menyusun kerangka konsep
penelitian tentang pengetahuan siswa tentang kesiapsiagaan, dengan
variabel independen adalah pendidikan kesehatan sedangkan variabel
dependen pengetahuan siswa tentang kesiapsiagaan. Kerangka konsep
penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
B. Definisi Operasional
Tabel 3.1 Definisi operasional
Variabel Definisi Alat ukur Cara ukur Hasil ukur Skala
1. Independen Pendidikan - - - -
Pendidikan kesehatan
Kesehatan dengan
Kesiapsiagaan menggunaka
Bencana Banjir n komik yang
dengan Media berisi gambar
Komik maupun teks
yang menarik
sehingga
dapat
menjelaskan
konsep
kesiapsiagaan
bencana
banjir
2. Dependen Pengetahuan Kuesioner Wawancara Nilai mean/ Interval
Pengetahuan yang median
siswa tentang diketahui pengetahuan
kesiapsiagaan oleh siswa responden
bencana banjir tentang sebelum dan
sebelum dan kesiapsiagaan sesudah
sesudah dilakukan bencana dilakukan
perlakuan banjir. pendidikan
kesehatan
dengan media
komik
C. Hipotesis
Ada perbedaan pengetahuan pada siswa sebelum dan sesudah
dilakukan pendidikan kesehatan dengan media komik tentang
kesiapsiagaan bencana banjir di SDN 222 Kota Palembang.
BAB IV
METODELOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan menggunakan metode
penelitian pre eksperimental dengan one group pretest post test design
yaitu suatu prosedur penelitian yang dilakukan dengan memberikan
perlakuan/intervensi pada satu kelompok subjek penelitian saja, dengan
tujuan menilai pengaruh suatu perlakuan pada variable independen
terhadap variable dependen, karena desain ini memiliki kemungkinan
masih terdapat variable luar yang ikut berpengaruh terhadap
terbentuknya variable dependen (Notoadmojo, 2012). Variabel
independen dalam penelitian ini adalah penerapan pendidikan
kesehatan, sedangkan variable dependennya adalah pengetahuan siswa.
Berikut merupakan skema alur penelitian berdasarkan desain studi pre
eksperimental.
P1 X P2
Keterangan :