Anda di halaman 1dari 9

PELATIHAN MITIGASI BENCANA BANJIR

Mata Kuliah Manajemen Sistem Proyek & Pelatihan

Afif Ainur Hakim

(18010024008)

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

JURUSAN KURIKULUM & TEKNOLOGI PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN


A. LATAR BELAKANG

Bencana alam banjir di Indonesia tampaknya dari tahun ketahun

memiliki kecenderungan meningkat, begitu juga bencana banjir setiap tahun

terjadi di seluruh penjuru tanah air. Kecendrungan meningkatnya bencana

banjir di Indonesia tidak hanya luasnya saja melainkan kerugian juga ikut

bertambah pula. Jika dahulunya bencana banjir hanya melanda kota-kota besar

di Indonesia, akan tetapi pada saat sekarang kepelosok tanah air. Lima faktor

penting penyebab banjir di Indonesia yaitu : faktor penghujan, faktor retensi

DAS, faktor kesalahan perencaaan pembangunan alur sungai, faktor

pendangkalan sungai dan faktor kesalahan tata wilayah dan pembangunan

sarana dan prasarana (Hermon, 2012).

Hujan lebat merupakan salah satu faktor aktif yang menyebabkan

terjadinya banjir. Akibat hujan lebat tersebut dapat menyebabkan air sungai

naik dan kemungkinan untuk terjadinya banjir, Selain hujan deras yang terjadi

secara lokal memang peran penting pula terhadap terjadinya banjir genangan,

terutama apabila terjadi pada daerah ledok flutual dan daratan banjir yang

secara kontiniu mempunyai kelembapan tanah tinggi. Oleh karena itu, dengan

terjadinya hujan tersebut air hujan dan langsung segera menjadi aliran

permukaan. Hal ini disebabkan karena tidak adanya air hujan yang meresap

kedalam tanah. Pembangunan pemukiman dan sarana dan prasarana

permukiman yang tidak mempertimbangkan keseimbangan dan kemampuan

lahan merupakan faktor yang mendorong terjadinya erosi dan banjir.

Bencana banjir hampir setiap musim penghujan melanda Indonesia.

Berdasarkan nilai kerugian dan frekuensi kejadian bencana banjir terlihat

adanya peningkatan yang cukup tinggi. Kejadian bencana banjir tersebut

sangat di pengaruhi oleh faktor alam berupa curah hujan yang di atas normal

dan adanya pasang naik dan pasang surut air laut. di samping itu faktor ulah

manusia juga berperan penting seperti penggunaan lahan yang tidak tepat,
pembuangan sampah ke dalam sungai, pembangunan pemukiman di daerah

daratan banjir dan sebagainya.

Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwayang mengancam

dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan,

baikoleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga

mengakibatkan timbulnyakorban jiwa manusia, kerusakan

lingkungan,kerugian harta benda, dan dampak psikologis(Undang-undang

Nomor 24 Tahun 2007). Banjir adalah keadaan dimana air hujan yang

mengalirtelah melebihi parit, sungai, selokan dan air yangada. Sehingga

memungkinkan warga sekitar untukmengamankan barang-barangnya dan

beralih ke posko pengungsian terdekat. Dibeberapa kota besardi Indonesia,

seperti Jakarta, Manado, Semarang, jombang dll banjir merupakan hal yang

tidak asing lagi ditelinga mereka.

Banjir yang merugikan ini bukanlah datang tanpasebab, tak lain adalah

karena ulah manusia itusendiri. Seperti kelalaian manusia dalammembangung

tempat tinggal tanpa memerhatikansaluran air, buang sampah sembarangan,

danminimnya perhatian masyarakat terhadaplingkungan sekitar.Sehingga

banyak hal yang diakibatkan oleh banjir yang merugikan manusia itu sendiri.

Banyak dari masyarakat yang terkena penyakit akibat banjir seperti kolera,

demam berdarah, gatal-gatal dan diare, Serta lalu lintas yang macet total. Perlu

diperhatikan bahwa setiap lapisan masyarakat guna untuk memberi bekal

kepada setiapmasyarakatnya agar selalu siap siaga bencana

danmemberdayakan kelompok masyarakat tanggap bencana.

Desa Bandar Kedungmulyo merupakan salah satu desa yang baru bari

ini mengalami musibah yaitu bencana banjir. Adanya banjir tersebut

disebabkan oleh derasnya arus sungai yang kemudian juga berimbas pada

mengikisnya tanggul yang ada. Karena arus yang sangat deras tersebut, lama

kelamaan tanggul yang terkikis menjadi tidak kuat untuk menahan derasanya
arus dan berakhir pada jebolnya tanggul. Banjir yang terjadi di Desa Bandar

Kedungmulyo telah menyebabkan perkampungan penduduk, jalan, pekarangan,

dan sawah yang ada menjadi tergenang air. Kedalaman air mencapai 40 hingga

60 Cm. Pada saat terjadi banjir warga masyarakat Desa Bandar Kedungmulyo

mengungsi dan divakuasi pada tenda darurat yang didirikan di area tanggul

Sungai Brantas dan didaerah sekitar yang dirasa cukup tinggi. Adanya musibah

banjir yang terjadi di Desa Bandar Kedungmulyo adalah musibah pertama yang

mana pada tahun tahun sebelumnya belum pernah terjadi terkikisnya tanggul

dan menyebabkan banjir. Pada saat ini memamg air sudah surut di Desa Bandar

Kedungmulyo Kedungmulyo Kedungmulyo, namun warga masyarakat masih

belum memberanikan diri untuk kembali ke rumah masing-masing. Hal

tersebut dikarenakan beberapa hari setelah surutnya air dan mereka kembali

untuk membersihkan rumah yang terjadi setelah itu adalah adanya status siaga

1 karena debit air kembali naik. Masyarakat Desa Bandar Kedungmulyo

memutuskan kembali kerumah apabila sudah dirasa benar benar aman serta

tidak ada lagi status siaga.

Dengan penjabaran diatas, maka pelatihan ini akan dilaksanakan

sebagai upaya untuk meningkatkan kesipakan masyarakat terutama untuk anak

– anak dan remaja agar memiliki pengetahuan dan mengetahui tindakan apa

dan bagaimana yang harus dilakukan tentang bencana banjir.

B. TUJUAN PELATIHAN

Pelatihan bertujuan untuk membantu dan memberikan teknik dan cara

bagaimana dan apa yang harus dilakukan saat bencana banjir dari tanggul yang

terjadi pada desa bandar kedung mulyo (Sebelum terjadi Banjir, Hingga banjir

telah terjadi) terutama pada Anak – anak dan remaja.


C. MANFAAT PELATIHAN

Dengan adanya program pelatihan ini, peserta bisa :

1. Mengetahui tanda/indikasi akan terjadinya banjir.

2. Memperkirakan resiko bencana banjir.

3. Menentukan/Membuat peta ancaman terjadinya banjir.

4. Melakukan tindakan yang harus dilakukan ketika air banjir naik.

5. Melakukan evakuasi untuk diri sendiri dan warga sekitar.

6. Membuat dan Membantu membuat tenda dan bergotong royong.

D. SASARAN PELATIHAN

Sasaran dari Pelatihan ini adalah masyrakat daerah desa bandar kedung

mulyo, yang diutamakan adalah anak – anak dan remaja.

E. JADWAL PELATIHAN

Pelaksanaan kegiatan akan dijadwalkan pada :

Hari : Sabtu – Minggu

Tanggal : 1 – 2 Mei 2021

Pukul : 07.00 – 11.00

F. RANCANGAN PELATIHAN

1. Program Pelatihan : Pelatihan Mitigasi Bencana Banjir

2. Aspek/Materi Pokok : Tindakan yang harus dilakukan saat bencana banjir

3. Kompetensi Dasar & Indikator

KD : Memahami cara menghadapi bencana banjir.

Indikator :

a. Mampu menyebut/menjelaskan tindakan yang harus dilakukan saat

prabencana banjir.
b. Mampu menyebut/menjelaskan tindakan yang harus dilakukan saat

terjadinya banjir.

c. Mampu menyebut/menjelaskan tindakan yang harus dilakukan saat

pascabencana banjir.

4. Materi Pelatihan

a. Langkah Antisipasi Prabencana Banjir

b. Langkah Antisipasi Saat berlangsungnya bencana Banjir

c. Langkah Antisipasi Pascabencana Banjir

5. Media & Alat

 Tenda

 Ember

 Tangga

 Tongkat

 Air

 Keran

 Sapu

 Kompor

 Panci

6. Metode Pelatihan

 Simulasi/Praktik

 Presentasi

7. Penilaian Program Pelatihan

a. Evaluasi formatif

Evaluasi yang dilaksanakan di tengah-tengah atau pada saat

berlangsungnya proses pembelajaran, yaitu dilaksanakan pada setiap

kali satuan pembelajaran atau subpokok bahasan dapat diselesaikan

dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana peserta didik “telah


terbentuk” sesuai dengan tujuan pengajaran yang telah ditentukan.

(Sudijono, 2007: 23) Untuk membahas evaluasi formatif ini, seperti

yang Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi katakan dalam bukunya

“Pengelolaan Pengajaran”, (Rohani dan Ahmadi, 1991: 173-175)

Evaluasi Formatif pada penelitian ini adalah menggunakan

angket tertutup dengan pilihan jawaban benar dan salah/iya dan tidak

terkait materi yang terbagi menjadi 3 yaitu Pra,Saat Kejadian, dan Pasca

bencana Banjir.

b. Evaluasi sumatif

Evaluasi yang dilaksanakan setelah sekumpulan progrm pelajaran

selesai diberikan. Dengan kata lain evaluasi yang dilaksanakan setelah

seluruh unit pelajaran selesai diajarkan. Adapun tujuan utama dari

evaluasi sumatif ini adalah untuk menentukan nilai yang

melambangkan keberhasilan peserta didik setelah mereka menempuh

program pengajaran dalam jangka waktu tertentu. (Sudijono, 2007: 23)

Seperti halnya evaluasi formatif yang dikatakan Ahmad Rohani dan

Abu Ahmadi dalam bukunya “Pengelolaan Pengajaran”, (Rohani dan

Ahmadi, 1991: 176-179)

Evaluasi ini adalah untuk menilai seluruh kegiatan yang telah

dilakukan, lalu melakukan penilaian terhadap peserta. Penilaian

Suamtif akan menggunakan angket tertutup dengan pilihan jawaban

benar/salah dan iya/tidak yang akan diukur menggunakan uji Statistik

untuk dapat mengetahui tingkat ketercapaian hasil pelatihan yang di

indikatorkan.
8. Model Evaluasi Program Pelatihan

Model evaluasi Stake (1967), merupakan analisis proses evaluasi

yang membawa dampak yang cukup besar dalam pelatihan, meletakkan

dasar yang sederhana namun merupakan konsep yang cukup kuat untuk

perkembangan yang lebih jauh dalam bidang evaluasi. Stake menekankan

pada dua jenis operasi yaitu deskripsi (descriptions) dan pertimbangan

(judgments) serta membedakan tiga fase dalam evaluasi program yaitu :

 Persiapan atau pendahuluan (antecedents)

 Proses/transaksi (transaction-processes)

 Keluaran atau hasil (outcomes, output)

Model stake tersebut dapat digambarkan dalam bentuk diagram sebagai

berikut :

Descriptions matrix menunjukkan Intents dan observations atau

yang sebenarnya terjadi. Judgment berhubungan dengan standar (tolak ukur

= kriteria)/dan judgment (pertimbangan). Stake menegaskan bahwa ketika

kita menimbang-nimbang di dalam menilai suatu program pelatihan, kita

tentu melakukan pembandingan relatif (antara satu program dengan

standard).
Model ini menekankan kepada evaluator agar membuat

keputusan/penilaian tentang program yang sedang dievaluasi secara benar,

akurat dan lengkap. Stake menunjukkan bahwa description disatu pihak

berbeda dengan pertimbangan (judgment) atau menilai. Di dalam model ini

data tentang Antecendent (input), Transaction (process) dan Outcomes

(Product) data tidak hanya dibandingkan untuk menentukan kesenjangan

antara yang diperoleh dengan yang diharapkan, tetapi juga dibandingkan

dengan standar yang mutlak agar diketahui dengan jelas kemanfaatan

kegiatan di dalam suatu program pelatihan.

Anda mungkin juga menyukai