Di susun oleh :
Kelompok 2
Alisah
Deby Puspitasari
Eky fauzi
Ratu
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bencana banjir termasuk bencana alam yang hampir pasti terjadi pada setiap
datangnya musim penghujan. Seperti yang terjadi di Kecamatan Purwodadi,
Kabupaten Purworejo, banjir terjadi akibat limpasan air Sungai Bogowonto yang
menggenangi tambak udang sehingga mengakibatkan kerugian hingga ratusan juta
rupiah (Surat Kabar, 30 Juli 2010). Banyak upaya yang dilakukan oleh pihak
pemerintah untuk mengantisipasi bencana banjir, yang melibatkan berbagai sektor
terkait, tetapi kejadian banjir tersebut masih terjadi dalam setiap tahun.
Kejadian banjir seperti tersebut di atas lebih diartikan sebagai banjir limpasan
(discharge overland flow) atau di kalangan umum dikenal dengan istilah banjir
kiriman, karena tipe banjir ini berasal dari aliran limpasan permukaan yang
merupakan bagian dari hujan yang mengalir di permukaan tanah sebelum masuk ke
sistem sungai. Dalam kondisi bio-geofisikal dan curah hujan yang khusus/unik banjir
limpasan ini dapat membentuk banjir bandang (flash flood).
Banjir limpasan ini ciri-cirinya antara lain debit puncak (Qp) yang tinggi dan waktu
datangnya banjir (time to peak) yang sangat cepat, sehingga tidak memberikan
kesempatan penduduk untuk persiapan mengungsi. Diperlukan suatu analisis untuk
mengetahui sumber asal banjir dan daerah yang rawan terkena banjir, sehingga
sebelum terjadi banjir dapat dilakukan langkah-langkah pengendalian banjir.
Banjir disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu faktor hujan, faktor hancurnya retensi
Daerah Aliran Sungai (DAS), faktor kesalahan perencanaan pembangunan alur
sungai, faktor pendangkalan sungai dan faktor kesalahan tata wilayah dan
pembangunan sarana dan prasarana (Maryono, 2005). Beberapa daerah di Indonesia
mengalami peningkatan jumlah populasi manusia karena adanya daya pikat yang
dapat mempengaruhi manusia untuk pindah dari desa ke kota. Lahanlahan yang
sebenarnya untuk daerah preservasi dan konservasi untuk menjaga keseimbangan
lingkungan setempat, diambil alih untuk pemukiman, pabrikpabrik, industri, dan
lainnya (Kodoatie, 2002).
Berdasarkan data yang dianalisis dari Statistik Balai Pengelolaan Daerah Aliran
Sungai Serayu Opak Progo, tahun 2009, menyebutkan bahwa sekitar 14,98% dari
luasan DAS Bogowonto sebesar 53.423,86 Ha, dalam kondisi kritis dan 34,58%
dalam kondisi agak kritis. Lahan kritis menjadi salah satu indikator suatu DAS
mengalami degradasi (Paimin, dkk, 2006). Kekritisan lahan juga dapat berpotensi
meningkatkan kerawanan banjir suatu DAS, karena kekritisan lahan dapat
dipengaruhi oleh alih fungsi lahan, dari fungsi lindung menjadi budidaya yang dapat
mengurangi tutupan vegetasi di DAS tersebut. Jika tutupan vegetasi berkurang, maka
hujan yang jatuh di DAS, akan banyak menjadi aliran permukaan/run-off. Sehingga
dalam kondisi curah hujan yang tinggi, kemudian direspon secara cepat menjadi debit
puncak banjir dan penampang sungai tidak mampu menampungnya, maka akan
berpotensi terjadi banjir.
Risiko dan dampak terhadap timbulnya bencana akibat banjir yang sering terjadi di
DAS Bogowonto, dapat dikurangi atau diminimalkan dengan upaya mitigasi yang
dimulai dengan menganalisis dan memetakan daerah yang rawan atau rentan terhadap
banjir. Analisis kerentanan banjir dengan menggunakan Sistem Informasi Geografis
dapat dilakukan dengan cepat, mudah dan akurat. Kerentanan banjir dapat
diidentifikasi melalui Sistem Informasi Geografis dengan menggunakan metode
tumpang susun terhadap parameter-parameter banjir, seperti : infiltrasi tanah,
kemiringan lereng dan penggunaan lahan. Melalui Sistem Informasi Geografis
diharapkan akan mempermudah penyajian informasi spasial khususnya yang terkait
dengan penentuan tingkat kerentanan banjir serta dapat menganalisis dan memperoleh
informasi baru dalam mengidentifikasi daerahdaerah yang sering menjadi sasaran
banjir.
Untuk melakukan kajian kerentanan dan daerah rawan banjir di wilayah DAS,
khususnya Sub DAS Bogowonto, perlu dilakukan identifikasi data kondisi biogeofisik
DAS, yang disusun dalam suatu basis data spasial yang terstruktur dengan baik,
sehingga mudah untuk diperbaharui, dianalisis, diaktifkan dan diwujudkan dalam
bentuk peta.
B. Tujuan Penelitian
a) Tujuan Umum
Kesehatan lingkungan bencana dan tanggap darurat banjir di
Kecamatan Purwodadi Kabupaten Purworejo tahun 2019
b) Tujuan Khusus
Mengetahui kerentanan potensi banjir dan persebaran daerah rawan
banjir di daerah penelitian
Menganalisis karakteristik kerentanan dan daerah rawan banjir di
daerah penelitian
Merumuskan upaya pengelolaan DAS di daerah penelitian
2. Dinas Kebersihan
a. Penyediaan sarana jamban keluarga
b. Pemyediaan sarana pembuangan sampah dan limbah
c. Pengumpulan, pengangkutan dan pemusnahan sampah
3. Dinas Pekerjaan Umum
a. Pembersihan dan perbaikan saluran air kotor
b. Membangun kembali dan memperbaiki lingkungan daerah bencana banjir dan
prasarana fisik serta upaya lain untuk meminimalkan risiko bencana banjir
yang akan datang.
c. Membersihkan lingkungan sekitar rumah yang terkena banjir
d. Serta membersihkan sisa-sisa sampah genangan banjir dan melakukan
pembuangan sampah tidak sembarangan tempay.
e. Penyediaan air bersih
6. PDAM
a. Penyediaan air bersih
b. Penyusunan Rencana Kegiatan Bidang Kesehatan Lingkungan Berdasarkan
Tahapan Bencana Banjir
1. Pra Bencana
Sebelum terjadi bencana kita harus sudah bisa memilih dan menentukan beberapa
lokasi yang bisa kita jadikan sebagai tempat penampungan jika terjadi bencana.
a. Melatih diri dan anggota keluarga hal-hal yang harus dilakukan apabila
terjadi bencana banjir.
b. Mendiskusikan dengan semua anggota keluarga tempat di mana anggota
keluarga akan berkumpul usai bencana terjadi.
c. Mempersiapkan tas siaga bencana yang berisi keperluan yang dibutuhkan
seperti: Makanan kering seperti biskuit, air minum, kotak kecil berisi obat-
obatan penting, lampu senter dan baterai cadangan, Lilin dan korek api,
kain sarung, satu pasang pakaian dan jas hujan, surat berharga, fotokopi
tanda pengenal yang dimasukkan kantong plastik, serta nomor-nomor
telepon penting.
d. Kegiatan yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko banjir
e. Buat sumur resapan bila memungkinkan.
f. Tanam lebih banyak pohon besar.
g. Membentuk kelompok masyarakat pengendali banjir.
h. Membangun atau menetapkan lokasi dan jalur evakuasi bila terjadi banjir.
i. Membangun sistem peringatan dini banjir.
j. Menjaga kebersihan saluran air dan limbah.
k. Memindahkan tempat hunian ke daerah bebas banjir atau tinggikan
bangunan rumah hingga batas ketinggian banjir jika memungkinkan.
l. Mendukung upaya pembuatan kanal atau saluran dan bangunan.
m. Pengendali banjir dan lokasi evakuasi.
n. Bekerjasama dengan masyarakat di luar daerah banjir untuk menjaga
daerah resapan air.
2. Saat Bencana
a. Jangan panik.
b. Pada saat terjadi bencana banjir, warga yang berada di daerah rawan
bencana banjir diminta memantau perkembangan cuaca, bila hujan terus
terjadi tidak henti-hentinya, diimbau waspada dan berhati- hati untuk
mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.
c. Pada saat dan setelah bencana terjadi, berbagai aktivitas kesehatan harus
dilakukan untuk mengatasi masalah kesehatan para korban serta mencegah
memburuknya derajat kesehatan masyarakat yang terkena bencana. Pada
tahapan tanggap darurat, energi yang cukup besar biasanya dicurahkan
untuk evakuasi korban.
d. Ketika melihat air datang, Jauhi secepat mungkin daerah banjir. segera
selamatkan diri dengan berlari secepat mungkin menuju tempat yang
tinggi.
e. Apabila terjebak dalam rumah atau bangunan, raih benda yang bisa
mengapung sebisanya.
f. Dengarkan jika ada informasi darurat tentang banjir. Hati-hati dengan
listrik. Matikan peralatan listrik/sumber listrik.
g. Selamatkan barang-barang berharga dan dokumen penting sehingga tidak
rusak atau hilang terbawa banjir.
h. Pantau kondisi ketinggian air setiap saat sehingga bisa menjadi dasar
untuk tindakan selanjutnya.
i. Ikut mendirikan tenda pengungsian, pembuatan dapur umum.
j. Terlibat dalam pendistribusian bantuan.
k. Mengusulkan untuk mendirikan pos kesehatan.
l. Menggunakan air bersih dengan efisien
3. Pasca Bencana
Beberapa tindakan yang dapat dilakukan sesudah terjadi bencana antara lain:
a. Pemberian bantuan misalnya tempat perlindungan darurat bagi mereka
yang kehilangan tempat tinggalnya.
b. Membersihkan tempat tinggal dan lingkungan rumah.
c. Terlibat dalam kaporitisasi sumur gali.
d. Terlibat dalam perbaikan jamban dan saluran pembuangan air
limbah(SPAL).
e. Pemberian bantuan yang meliputi kesehatan lingkungan, dan
pemberantasan penyakit, pelayanan kesehatan serta distribusi logistik
kesehatan dan bahan makanan.
f. Menjaga agar sistem pembuangan limbah dan air kotor agar tetap
bekerjapada saat terjadi banjir.
g. Menjauhi kabel atau instalasi listrik lainnya.
h. Menghindari memasuki wilayah yang rusak kecuali dinyatakan aman
misal bangunan yang rusak atau pohon yang miring.
i. Memeriksa dan menolong diri sendiri kemudian menolong orang di dekat
kamu yang memerlukan bantuan.
j. Mencari anggota keluarga.
k. Jika keadaan sudah aman, masuk rumah dengan hati-hati, jangan
menyalakan listrik kecuali telah dinyatakan aman.
l. Membersihkan lumpur
m. Periksa persediaan makanan dan air minum. Jangan minum air dari sumur
terbuka karena sudah terkontaminasi. Makanan yang telah terkena air
banjir harus dibuang karena tidak baik untuk kesehatan