Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Banjir merupakan salah satu bencana alam dimana air naik ke atas daratan dengan
merendam atau menggenangi segala sesuatu yang ada di daratan, hal ini terjadi karena
jumlah debit air yang berlebih di saluran air sehingga air naik ke daratan karena tidak
lagi tertampung di saluran air. Sumber lain mengatakan bahwa banjir merupakan
peristiwa terjadinya genangan atau limpahan air di areal tertentu sebagai akibat
meluapnya air sungai/danau/laut yang menimbulkan kerugian baik materi maupun non
materi terhadap manusia dan lingkungan. (Depkes RI, 2007)
Indonesia memiliki lebih dari 5000 sungai besar dan kecil, 30% diantaranya
melewati kawasan padat penduduk, yang tentunya mempunyai potensi terhadap
terjadinya banjir pada wilayah pemukiman yang dilalui oleh aliran sungai tersebut.
(Depkes RI, 2007)
Provinsi jambi merupakan salah satu provinsi yang memiliki kejadian banjir yang
cukup tinggi, hal ini dikarenakan letak geografis provinsi jambi yang menddukung dan
juga memiliki curah hujan yang cukup tinggi sehingga sangat memungkinkan untuk
terjadinya bencana banjir.Beberapa kabupaten di provinsi jambi yang memiliki risiko
terjadinya bencana banjir yang sangat tinggi yaitu kabupaten Tanjung jabung barat,
Tanjung Jabung Timur, Batanghari, Kota Jambi dan Muaro jambi.
Beberapa wilayah di Kabupaten Muaro Jambi memiliki tingkat kejadian banjir yang
cukup tinggi yaitu khususnya pada Kecamatan Jambi Luar kota, tepatnya pada
Kelurahan/Desa Pematang Gajah, perumahan Namura. Desa Pematang gajah
merupakan daerah dataran rendah dimana di wilayah tersebut terdapat pertemuan dua
aliran sungai, yaitu aliran sungai dari arah Pal X dan dari arah Citra Raya, sehingga bila
terjadi hujan deras maka aliran sungai tidak dapat menampung jumlah debit air yang
sangat banyak dari dua aliran sungai tersebut.
Secara umum dampak banjir dapat bersifat langsung maupun tidak langsung.Untuk
dampak secara langsung relative lebih mudah diprediksi dari pada damak yang tidak
langsung. Dampak yang dialami oleh daerah perkotaan dimana didominai oleh
permukiman penduduk juga berbeda dengan dampak yang dialami daerah pedesaan
yang didominasi oleh areal pertanian. (Yunida, 2017)

1
Banjir yang menerjang suatu kawasan penduduk dapat memberikan dampak yang
negatif terhadap permukiman penduduk dan kondisi kesehatan penduduk
tersebut.Seperti yang terjadi di Kecamatan Jambi Luar Kota (Jaluko) Desa Pematang
Gajah Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi.Masalah kesehatan yang sering
ditimbulkan pada Desa Pematang Gajah terkait bencana banjir yang terjadi yaitu
Demam Berdarah Dengue (DBD), Malaria, Diare, dan Penyakit Kulit. (Yunida, 2017)

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dalam penulisan laporan ini yaitu :
1. Apa saja faktor risiko terhadap kejadian banjir di desa pematang gajah ?
2. Bagaimana upaya penanggulangan banjir di desa pematang gajah ?
3. Apa saja dampak penyakit yang ditimbulkan dari bencana banjir di desa
pematang gajah ?

1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
untuk menganalisi faktor risiko bencana banjir terhadap dampak penyakit yang
ditimbulkan di desa pematang gajah, tepatnya di perumahan namura.
2. Tujuan Khusus
a) Agar dapat mengetahui apa saja yang menjadi faktor penyebab terjdainya
benajir di desa pematang gajah.
b) Agar dapat mengetahui upaya apa saja yang mungkin dilakukan untuk
mencegah terjdainya bencana banjir di desa pematang gajah.
c) Agar dapat mengetahui dampak penyakit apa saja yang timbul akibat
bencana banjir di desa pematang gajah.

1.4 Manfaat Penulisan


Manfaat penulisan laporan ini dapat dilihat dari beberapa sisi yaitu :
1. Bagi Masyarakat
Manfaat penulisan laporan ini bagi masyarakat yaitu menambah informasi dan
mengatahui apa saja faktor penyebab banjir di lingkungannya dan dampak yang
ditimbulkan sehingga dapat mengurangi faktor risiko terjadinya banjir.

2
2. Bagi Instansi Pendidikan
Manfaat bagi instansi Pendidikan yaitu dapat digunakan sebagai arsip atau
sumber kepustakaan untuk keperluan studi kedepannya.
3. Bagi Instansi Kesehatan
Manfaat bagi instansi kesehatan yaitu dapat digunakan sebagai dasar
pengambilan kebijakan untuk program perencanaan kesehatan.

1.5 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Tinjauan Lapangan


Tinjauan lapangan ini berlokasi di Desa Pematang Gajah Kecamatan Jambi Luar
Kota Kabupaten Muaro Jambi Provinsi Jambi.Sementara untuk waktu
pelaksanaannya yaitu pada hari Sabtu, 01 Desember 2018 Pukul 10.00 wib s/d
selesai.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Bencana Banjir


Bencana menurut Undang-undang No.24 Tahun 2007, yaitu peristiwa yang
mengancam dan mengganggu kehidupan serta penghidupan masyarakat. Bencana
dapat disebabkan baik oleh faktor alam dan faktor non alam (kegiatan manusia)
sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa, kerusakan lingkungan, kerugian
harta benda, dan dampak psikologis. (Yunida, 2017)
Banjir adalah peristiwa terjadinya genangan (limpahan) air di areal tertentu sebagai
akibat meluapnya air sungai/danau/laut yang menimbulkan kerugian baik materi
maupun non-materi terhadap manusia dan lingkungan.Banjir bisa terjadi perlahan-
lahan dalam waktu lama atau terjadi mendadak dalam waktu yang singkat yang
disebut banjir bandang. (Yunida, 2017)
Indonesia memiliki lebih dari 5.000 sungai besar dan kecil, 30% diantaranya
melewati kawasan padat penduduk, yang tentunya mempunyai potensi terhadap
terjadinya banjir pada wilayah permukiman yang dilalui oleh aliran sungai tersebut.
(Depkes RI, 2007)

2.2 Penyebab Terjadinya Banjir


Penyebab terjadinya banjir yaitu :
1) Curah hujan yang tinggi dalam waktu yang lama.
2) Terjadinya hambatan di muara sungai akibat terjadinya pasang naik yang
bersamaan dengan puncaknya volume air yang mengalir di sungai.
3) Perubahan kondisi lahan pada daerah aliran sungai (DAS) baik di hulu, tengah
dan hilir akibat adanya penebangan hutan, pengembangan pemukiman, industri
dan lain-lain.
4) Terjadinya penurunan permukaan tanah akibat penyedotan air tanah secara
berlebihan terutama di daerah perkotaan.
5) Perubahan penggunaan lahan dari daerah pertanian, perkebunan dan hutan
menjadi permukiman yang menyebabkan berkurangnya daerah resapan air.
6) Pembangunan drainase yang tidak memperhitungkan kondisi lahan.

4
7) Adanya kebiasaan masyarakat yang membuang sampah padat ke saluran
drainase dan sungai yang mengakibatkan pendangkalan dan penyempitan alur
sungai serta menghambat aliran. (Depkes RI, 2007)

2.3 Upaya Penanggulangan Bencana Banjir


Upaya penanggulangan banjir dapat dilihat dari 3 sisi yaitu :
1. Pra Bencana
a) Pembuatan peta wilayah
b) Koordinasi lintas program dan lintas sector
c) Pelatihan terpadu
d) Peningktan penyuluhan kesehatan masyarakat
e) Pembentuan tim kesehatan dan mobilisasi tenaga kesehatan
f) Menyiapkan bahan sanitasi (kaporit, akuatap, PAC, kantong sampah,
desinfektan, dan lain-lain)
g) Peran masyarakat dalam penanggulangan bencana banjir
h) Menyiapkan sarana transportasi pelayanan keesehatan (perahu karet,
ambulance dan lain-lain)
i) Menyiapkan sarana komunikasi.
j) Menyiapkan perlengkapan lapangan.
k) Menyiapkan obat, alat kesehatan dan bahan habis pakai.
l) Menyiapkan identitas untuk pos kesehatan dan petugas.

2. Saat Terjadinya Bencana


a) Membuka pos kesehatan
b) Membantu evakuasi korban
c) Memberikan pertolongan pada korban
d) Memberikan pelayanan kesehatan gratis
e) Merujuk penderita jika diperlukan
f) Melakukan penilaian kesehatan secara cepat (RHA)
g) Melakukan surveilans penyaki berpotensi KLB/wabah
h) Membuat pencatatan dan pelaporan

5
3. Pasca Bencana
a) Melakukan perbaikaan kualitas air bersih
b) Melakukan desinfeksi
c) Melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN)
d) Membantu perbaikan jamban dan sarana pembuangan air limbah
e) Melakukan surveilans penyakit potensi KLB/wabah
f) Inventarisasi perbaikan sarana pelayanan kesehatan
g) Evaluasi (Depkes RI, 2007)

Upaya penanggulangan yang bisa dilakukan untuk menanggulangi banjir, yaitu :


1) Melakukan perbaikan kualitas air bersih (kaporisasi, pemberian PAC, aquatab)
Banjir menyebabkan terjadinya pencemaran sumber air bersih.Perbaikan kualitas
air dapat dilakukan dengan pemberian penjernih air cepat (Poly Aluminium
Chlorine/PAC 1 sachet untuk 20 liter), tawas (1 sendok teh untuk 20 liter).
Kegiatan kaporisasi dilakukan setelah penjernihan air dengan (Ca OCl2 14,4
mg/hari dengan sisa chlor 0,2 mg/l).
2) Melakukan Desinfeksi
Untuk menghindari terjadinya infeksi akibat pencemaran lingkungan diperlukan
upaya pemberian bahan desinfektan pada barang, tempat dan peralatan lain
khususnya untuk sterilisasi peralatan kesehatan.
3) Melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN)
Untuk mencegah timbulnya kejadian luar biasa (KLB), diperlukan upaya
pemberantasan sarang nyamuk. Kegiatan yang dapat dilakukan antara lain
dengan 3M (menguras, menutup dan mengubur) tempat-tempat yang
memungkinkan nyamuk berkembang biak, pengasapan (fogging).
4) Membantu perbaikan jamban dan sarana pembungan air limbah (SPAL)
Perbaikan sarana jamban keluarga oleh tenaga kesehatan dapat dilakukan
dengan memberikan bantuan teknis dan bahan stimulant antara lain semen, besi,
cetakan closet dll.
5) Melakukan surveilans penyakit potensi KLB
Upaya pemantauan terhadap perkembangan penyakit yang potensial menjadi
KLB tetap harus dilakukan (leptospirosis, typoid, malaria, disentri), walaupun

6
banjir telah berlalu.KLB sering terjadi justru disaat banjir telah
surut.Tercemarnya sumber air bersih, buruknya sanitasi lingkungan, turunnya
daya tahan tubuh merupakan variabel yang memicu terjadinya KLB.
6) Inventarisasi perbaikan sarana kesehatan
Kesinambungan pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh kelengkapan sarana dan
peralatan kesehatan.Banjir mengakibatkan kerusakan sarana kesehatan, untuk itu
sebelum melakukan perbaikan sarana, perlu dilakukan kegiatan inventarisasi
sarana.
7) Evaluasi
Setiap kegiatan dalam penanggulangan masalah kesehatan akibat bencana perlu
dilakukan kegiatan evaluasi.Tujuan evaluasi untuk mengetahui kekurangan dan
keberhasilan serta sebagai acuan untuk penyusunan kegiatan berikutnya.

2.4 Dampak Risiko Banjir Terhadap Kehidupan Masyarakat


Ada beberapa penggolongan dampak banjir terhadap kehidupan masyarakat yaitu :
a. Dampak terhadap kesehatan, Pada saat bencana banjir dan pasca banjir biasanya
timbul masalah kesehatan di berbagai tempat permukiman dan di tempat umum
yang terkena genangan. Masalah Kesehatan yang timbul diantaranya penyakit-
penyakit sebagai berikut:
 Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)
 Diare
 Penyakit kulit
 Gastritis
 Kecelakaan (luka, tersengat listrik, tenggelam dll)
 Leptospirosis
 Conjungtivitis
 Gigitan binatang berbisa
 Typhus abdominalis
Kasus penyakit tersebut di atas sering meningkat secara signifikan, beberapa
diantaranya bahkan dapat menjadi kejadian luar biasa (KLB) yang tidak jarang
disertai kematian (leptospiosis).

7
b. Dampak fisik adalah kerusakan pada sarana-sarana umum, kantor-kantor
pelayanan publik yang disebabkan oleh banjir.
c. Dampak sosial mencakup kematian, risiko kesehatan, trauma mental,
menurunnya perekonomian, terganggunya kegiatan pendidikan (anak-anak tidak
dapat pergi ke sekolah), terganggunya aktivitas kantor pelayanan publik,
kekurangan makanan, energi, air , dan kebutuhan-kebutuhan dasar lainnya.
d. Dampak ekonomi mencakup kehilangan materi, gangguan kegiatan ekonomi
(orang tidak dapat pergi kerja, terlambat bekerja, atau transportasi komoditas
terhambat, dan lain-lain).
e. Dampak lingkungan mencakup pencemaran air (bahan pencemar yang dibawa
oleh banjir) atau tumbuhan disekitar sungai yang rusak akibat banjir, selain itu
juga terjadi luapan air dari got-got dan sungai-sungai serta menyebarnya sampah
dan limbah dan tidak berfungsinya jamban dan meluapnya septic tank. (Yunida,
2017).

8
BAB III
HASIL TINJAUAN LAPANGAN DAN PEMBAHASAN

3.1 Gambaran Umum Kabupaten Muaro Jambi


Kabupaten Muaro Jambi merupakan salah satu Kabupaten di Propinsi Jambi yang
dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 54 Tahun 1999 sebagai daerah
pemekaran dari Kabupaten Batang Hari, secara resmi Pemerintah Kabupaten Muaro
Jambi mulai dilaksanakan pada tanggal 12 Oktober 1999. Pusat Pemerintahan di Kota
Sengeti sebagai ibu Kota Kabupaten Muaro Jambi dengan Pusat Perkantoran di Bukit
Baling Kecamatan Sekernan. Kabupaten Muaro Jambi memiliki letak geografis wilayah
yang cukup strategis berada di hinterland Kota Jambi, hal ini memberikan keuntungan
bagi Kabupaten Muaro Jambi karena Kabupaten ini memiliki peluang yang cukup besar
sebagai daerah pemasok kebutuhan kota Jambi, seperti pemasaran untuk hasil pertanian,
perikanan, industri dan jasa.
Luas wilayah Kabupaten Muaro Jambi ± 5.246 KM2, secara administrasi
mempunyai batas-batas wilayah sebagai berikut :
a) Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
b) Sebelah Selatan berbatasan dengan Propinsi Sumatera Selatan.
c) Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Batang Hari.
d) Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
Secara Geografis Kabupaten Muaro Jambi terletak antara 10 511 Lintang Selatan
sampai dengan 20 011 Lintang Selatan dan diantara 1030 151 Bujur Timur sampai
dengan 1040 301 Bujur Timur. Kabupaten Muaro Jambi merupakan daerah dataran
rendah dengan ketinggian dari permukaan laut antara lain :
0 - 10 Meter = 11,80%
11 - 100 Meter = 23,70%
101 - 300 Meter = 4,50%
Termasuk daerah yang beriklim tropis dengan curah hujan merata sepanjang tahun
ratarata 186 mm per hari dengan Intensitas hujan rata-rata 16 hari hujan.Temperatur
rata-rata 32 oC dengan variasi Temperatur antara musim hujan dengan kemarau relatif
kecil.Secara Administratif Kabupaten Muaro Jambi terdiri dari 11 (sebelas) Kecamatan,
150 Desa dan 5 Kelurahan. (Pemkab Ma. Jambi, 2015).

9
3.2 Demografi Wilayah Kerja Puskesmas Simpang Sungai Duren

Wilayah kerja puskesmas simpang sungai duren ini mencakup 9 desa dengan
jumlah penduduk sebanyak 37.108. 18.168 warganya berjenis kelamin laki-laki dan
18.168 warganya berjenis kelamin perempuan.Luas wilayah kerjanya yaitu 10.985 km2.

Tabel 1. Distribusi Penduduk Menurut Desa Dalam Kabupaten Muaro Jambi, 2015.
No. Desa Jumlah Jumlah KK Rata-Rata
Penduduk KK/Jiwa
1 Mendalo Darat 12.236 2.600 1/6
2 Mendalo Indah 5.814 991 1/6
3 Pijoan 5.782 1.431 1/4
4 Pematang Gajah 3.657 932 1/4
5 Simpang Sungai Duren 3.457 880 1/4
6 Sungai Duren 2.220 645 1/3
7 Muaro Pijoan 1.877 540 1/3
8 Pematang Jering 1.075 652 1/2
9 Danau Sarang Elang 990 300 1/3
JUMLAH 37.108 8.971
Sumber: Puskesmas Simpang Sungai Duren

10
Tabel 2.Jumlah Perbandingan Penduduk Menurut Jenis Kelamin, 2015
No. Desa Jumlah Laki-Laki Perempuan
Penduduk
1 Mendalo Darat 12.236 6.299 5.938
2 Mendalo Indah 5.814 2.993 2.821
3 Pijoan 5.782 2.877 2.905
4 Pematang Gajah 3.657 1.882 1.774
5 Simpang Sungai Duren 3.457 1.747 1.710
6 Sungai Duren 2.220 1.135 1.084
7 Muaro Pijoan 1.877 945 932
8 Pematang Jering 1.075 564 512
9 Danau Sarang Elang 990 498 492
JUMLAH 37.108 18.168 18.168
Sumber : Puskesmas Simpang Sungai Duren

Tabel 3. Jumlah Penduduk Menurut Desa Dalam Kabupaten Muaro Jambi, 2016.
No. Desa Jumlah Jumlah KK Rata-Rata
Penduduk KK/Jiwa
1 Mendalo Darat 12.549 3.061 1/6
2 Mendalo Indah 5.962 985 1/6
3 Pijoan 5.929 1.672 1/4
4 Pematang Gajah 3.750 1.095 1/4
5 Simpang Sungai Duren 3.545 666 1/4
6 Sungai Duren 2.276 1.152 1/3
7 Muaro Pijoan 1.925 584 1/3
8 Pematang Jering 1.103 318 1/2
9 Danau Sarang Elang 1.015 1.113 1/4
JUMLAH 38.054 10.646 -
Sumber : Puskesmas Simpang Sungai Duren
Tabel 4. Jumlah Perbandingan Penduduk Menurut Jenis Kelamin, 2016
No. Desa Jumlah Laki-Laki Perempuan
Penduduk
1 Mendalo Darat 12.549 6.459 6.089
2 Mendalo Indah 5.962 3.069 2.893
3 Pijoan 5.929 2.951 2.979
4 Pematang Gajah 3.750 1.930 1.820
5 Simpang Sungai Duren 3.545 1.791 1.754
6 Sungai Duren 2.276 1.164 1.112
7 Muaro Pijoan 1.925 969 956
8 Pematang Jering 1.103 578 525
9 Danau Sarang Elang 1.015 511 505
JUMLAH 38.054 19.422 18.632
Sumber : Puskesmas Simpang Sungai Duren

11
Tabel 5. Jumlah Penduduk Menurut Desa Dalam Kabupaten Muaro Jambi, 2017.
No. Desa Jumlah Jumlah KK
Penduduk
1 Mendalo Darat 12.869 3.061
2 Mendalo Indah 6.114 985
3 Pijoan 6.081 1.672
4 Pematang Gajah 3.846 1.095
5 Simpang Sungai Duren 3.636 1.152
6 Sungai Duren 2.334 666
7 Muaro Pijoan 1.974 584
8 Pematang Jering 1.131 318
9 Danau Sarang Elang 1.041 313
JUMLAH 39.026 9.846
Sumber: Puskesmas Simpang Sungai Duren
Tabel 6. Jumlah Perbandingan Penduduk Menurut Jenis Kelamin, 2017.
No. Desa Jumlah Laki- Perempuan
Penduduk Laki
1 Mendalo Darat 12.869 6.624 6.244
2 Mendalo Indah 6.114 3.147 2.967
3 Pijoan 6.081 3.026 3.055
4 Pematang Gajah 3.846 1.980 1.866
5 Simpang Sungai Duren 3.636 1.837 1.799
6 Sungai Duren 2.334 1.194 1.440
7 Muaro Pijoan 1.974 994 980
8 Pematang Jering 1.131 593 538
9 Danau Sarang Elang 1.041 524 518
JUMLAH 39.026 19.918 19.107
Sumber: Puskesmas Simpang Sungai Duren

3.3 Demografi Desa Pematang Gajah

Gambar 1. Peta Wilayah Banjir di Perumahan Namura Indah Desa Pematang Gajah

12
Peta diatas merupakan peta wilayah banjir yang berada di desa pematang gajah,
tepatnya diperumahan namura.Perumahan namura berada pada dataran rendah ditambah
lagi diperumahan namura ini merupakan jalur pertemuan dua aliran sungai yaitu dari
arah Pal X dan dari arah citra raya, hal ini merupakan faktor risiko terbesar untuk
terjadinya banjir bila terjadi hujan dengan intensitas tinggi. Dinding aliran sungai yang
tidak begitu besar dan tinggi merupakan faktor pendukung terjadinya banjir, dengan
ukuran lebar dinding sungai yang tidak begitu besar dan tinggi memungkinkan saat
terjadi hujan deras dinding tersebut tidak mampu menampung debit air yang sangat
banyak sehingga air akan meluap naik ke dataran/ rumah warga setempat, sehingga
terjadilah banjir.

3.4 Data Penyakit Terkait Bencana di Desa Pematang Gajah


Tabel 7. Data Penyakit Terkait Bencana di Desa Pematang Gajah
NO NAMA PENYAKIT JUMLAH KASUS (TAHUN)
2015 2016 2017
1 DBD - 3 -
2 DIARE 158 60 41
Sumber : Puskesmas Simpang Sungai Duren

DATA PENYAKIT TERKAIT BENCANA BANJIR DI


DESA PEMATANG GAJAH
200

150

100

50

0
DIARE DBD

2015 2016 2017

Gambar 2. Grafik Trend Penyakit Akibat Banjir di Desa Pematang Gajah

13
3.5 Kerangka Teori

SAMPAH

DATARAN PERTEMUAN 2
RENDAH ALIRAN SUNGAI

BANJIR

BADAN KALI
HUJAN DENGAN SEMPIT
INTENSITAS
TINGGI KAPASITAS :
1. TIDAK DIBENTUKNYA TIM
SATUAN TUGAS (SATGAS) UNTUK
MENANGGULANGI BENCANA.
2. TIDAK ADANYA KEGIATAN
GOTONG ROYONG UNTUK
MENJAGA KEBERSIHAN
LINGKUNGAN.
3. MASIH BANYAKNYA
MASYARAKAT YANG
MEMBUANG SAMPAH SECARA
BENCANA SEMBARANGAN SEPERTI KE
ALIRAN SUNGAI.
4. TIDAK MEMPERBESAR BADAN
SUNGAI YANG SEMPIT AGAR
MEMILIKI DAYA TAMPUNG YANG
LEBIH BESAR PADA SAAT
TERJADI HUJAN DENGAN
INTENSITAS YANG TINGGI.
5. TIDAK MEMBIASAKAN
PERILAKU HIDUP BERSIH &
SEHAT (PHBS) UNTUK
MENCEGAH PENYAKIT
MENULAR AKIBAT BENCANA
BANJIR.
DAMPAK :
1. DAMPAK TERHADAP KESEHATAN
TIMBULNYA BERBAGAI MACAM JENIS PENYAKIT SEPERTI DIARE, DBD,
MALARIA.
2. DAMPAK TERHADAP LINGKUNGAN
LINGKUNGAN MENJADI TIDAK BERSIH DAN TIDAK SEHAT.
3. DAMPAK TERHADAP SOSIAL EKONOMI
DAPAT MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS KERJA DARI MASYARAKAT.
4. DAMPAK TERHADAP FISIK
TUBUH MENJADI RENTAN TERKENA BERBAGAI MACAM PENYAKIT
MENULAR AKIBAT BENCANA BANJIR.
14
3.6 Analisis Data
Timbulnya bencana dikarenakan adanya bahaya, kerentanan serta kapasitas dari
masyarakat yang sangat rendah dan atau tidak ada upaya yang dilakukan untuk
menanggulangi serta mengurangi risiko terjadinya bencana.
Bahaya yang terdapat pada desa pematang gajah ini khususnya pada perumahan
Namura yaitu daerah ini merupakan wilayah dataran rendah, terdapat berbagai macam
jenis sampah yang masih berserakan disekitar lingkungan perumahan dan di aliran
sungai/kali, memiliki badan kali yang sempit sehingga tidak mampu untuk menampung
debit air jika terjadi hujan dengan intensitas yang tinggi. Sedangkan kapasitas yang
sangat rendah dan atau tidak ada di masyarakat desa pematang gajah khususnya di
perumahan Namura tersebut yaitu tidak adanya Satuan Tugas (Satgas) yang berfungsi
untuk menanggulangi berbagai macam jenis bencana, masih rendahnya kemauan
masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya karena masih ditemukan adanya
berbagai macam jenis sampah yang masih berserakan disekitar aliran sungai/kali, dari
hal inilah yang dapat menimbulkan bencana banjir dan memiliki risiko/potensi yang
sangat besar untuk terjadinya bencana banjir di wilayah tersebut.
Dari data di atas didapatkan bahwa semua hazard yang terdapat diwilayah terebut
dapat menimbulkan potensi bencana yang cukup tinggi yaitu bencana banjir yang
berdampak buruk bagi materi dan kesehatan warga yang terkena dampak banjir, di
tambah lagi masyarakat setempat yang tidak memiliki kapasitas untuk memperkecil
kemungkinan terjadinya banjir tersebut seperti, masih banyaknya sampah yang terdapat
di pinggir aliran sungai, tidak adanya tim satgas banjir, serta tidak ada kemampuan
masyarakat dalam memperkecil kemungkinan terjadi banjir baik dari segi kesiapan
maupun sarana aliran air (aliran air yang sempit). Banjir yang terjadi di desa pematang
gajah tepatnya di perumahan namura dapat dikatakan sebagai bencana karena
menimbulkan kerugian secara materil dan berdampak buruk bagi kesehatan masyarakat.
Dilihat dari bencana banjir yang terdapat di wilayah desa pematang gajah, tepatnya
di perumahan Namura, dilihat dari segi kesehatan sangat berdampak buruk. Terlihat dari
data yang terdapat pada puskesmas pembantu (pustu) desa pematang gajah dan
puskesmas simpang sungai duren diketahui jumlah penderita penyakit akibat bencana
banjir yang terjadi dalam waktu 3 tahun terakhir (2015, 2016, 2017) di desa pematang
gajah yaitu :

15
1) Pada tahun 2015
Jumlah penderita diare : 158 orang.
Jumlah penderita DBD :-
2) Pada tahun 2016
Jumlah penderita diare : 60 orang
Jumlah penderita DBD : 3 orang
3) Pada tahun 2017
Jumlah penderita diare : 41 orang
Jumlah penderita DBD :-
a. Analisis Geografi
Dilihat dari geografinnya, wilayah ini memiliki risiko yang tinggi untuk terjadinya
bencana banjir, hal ini dikarenakan letak wilayah yang berada pada dataran rendah,
serta di wilayah ini merupakan tempat bertemunya dua aliran sungai, yaitu aliran
sungai dari arah Pal X dan dari aliran sungai dari arah citra raya. Pertemuan dua
aliran sungai jelas memiliki risiko yang tinggi untk terjadi banjir bila hujan dengan
intensitas deras melanda, ditambah lagi dengan ukuran dinding sungai yang tidak
tinggi dan berukuran sempit semakin memperbesar risiko terjadinya bencana banjir.
Saat hujan deras terjadi maka dinding sungai tidak dapat menampung debit air yang
sangat banyak sehingga air akan meluap naik ke daratan dan menggenangi rumah-
rumah warga.
b. Analisis Demografi
Dilihat dari sisi demografinya, desa peematang gajah merupakan salah satu desa
yang ada di kecamatan jambi luar kota kabupateen muaro jambi. Dilihat dari
jumlah penduduk untuk desa pematang gajah mayoritas penduduknya berjenis
kelamin perempuan.
c. Analisis Pola Penyakit
Dilihat dari segi pola penyakit, untuk jenis penyakit yang banyak diderita di desa
pematang gajah akibat bencana banjir yang ditimbulkan yaitu penyakit diare dan
demam berdarah dengue (DBD).

16
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa, Desa Pematang Gajah
tepatnya di Perumahan Namura berada di dataran rendah serta merupakan tempat
bertemunya dua aliran sungai yaitu dari arah Pal X dan Citra Raya. Hal ini yang
menyebabkan terjadinya banjir pada musim penghujan. Dimana pada saat hujan lebat,
aliran air yang bertemu tersebut meluap dan menggenangi Perumahan Namura. Bencana
tersebut mengakibatkan tidak sedikit warga Perumahan Namura mengalami penyakit
pasca bencana seperti, diare, DBD, dan malaria.

4.2 Saran
1. Saran Bagi Masyarakat
Masyarakat diharapkan agar lebih aktif berpartisipasi dalam
menanggulangi resiko bencana banjir dengan ikut berpartisipasi dalam kegiatan
seperti bergotong royong untuk menjaga kebersihan lingkungan maupun
membuat bendungan bantaran sungai serta membuang sampah pada tempatnya
atau bak sampah, jangan membuang sampah sembarangan karena itu salah satu
penyebab terjadinya banjir.
Selain itu masyarakat juga diharapkan untuk ikut bermusyawarah dalam
penaggulangan banjir serta penyuluhan tentang bencana banjir.Sehingga
masyarakat dapat melakukan upaya untuk mengurangi resiko bencana banjir.

2. Saran bagi Pemerintah Daerah dan BPBD (Badan Penanggulangan


Bencana Daerah)
Bagi Pemerintah Daerah dan BPBD diharapkan agar mampu
meningkatkan partisipasi masyarakat dengan cara mengadakan penyuluhan,
seminar, dan pelatihan tentang kebencanaan banjir di Kecamatan Jebres, dan
juga mengadakan program-program khusus pembangunan dalam menanggulangi
bencana dengan membuat tanggul disekitar bantaran sungai serta memperbesar

17
badan sungai, karena badan sungai yang relative sempit menjadi salah satu
factor terjadinya banjir di daerah tersebut.

3. Saran bagi Instansi Kesehatan


Segera membuat kebijakan program yang strategis untuk mengatasi
permasalahan banjir di Perumahan Namura Desa Pematang Gajah.

DAFTAR PUSTAKA

1. PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS BANJIR. 2007. DEPARTEMEN


KESEHATAN RI. JAKARTA.
2. PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI. 2015. PERUBAHAN RENCANA
KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD).

18
3. Yunida, Reni, dkk. DAMPAK BENCANA BANJIR TERHADAP KONDISI
SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DI KECAMATAN BATU BENAWA
KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH KALIMANTAN SELATAN. JPG
(Jurnal Pendidikan Geografi) Volume 4 No 4 Juli 2017 Halaman 42-52. e-ISSN:
2356-5225.

19
LAMPIRAN

20
21
22
23
24
25
26
27
28

Anda mungkin juga menyukai