Dosen Pengampu :
M. Dody Izhar.,SKM.,M.Kes
SEMESTER : V EPIDEMIOLOGI
UNIVERSITAS JAMBI
Puji syukur penulis atas kehadirat Allah SWT, karean berkat limpahan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Rapid Health
Assessment” dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu petunjuk maupun pedoman bagi para pembaca.
Harapan penulis semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, sehingga penulis dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini penulis akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang penulis miliki
masih sangat kurang. Oleh kerena itu penulis harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
pengungsian menimbulkan masalah kesehatan yang sebenarnya diawali oleh masalah
bidang/sektor lain.
Rapid Health Assesment dilakukan untuk menilai kondisi kesehatan SDM yang ada
di lokasi pengungsian. Namun kegiatan assesment ini harus dilakukan dengan cepat
melihat sesaat setelah bencana merupakan kondisi darurat yang membutuhkan tindakan
yang taktis dan strategis. Mengingat penanggulangan masalah kesehatan harus segera
diberikan baik saat terjadi maupun pasca bencana. Ada beberapa kegiatan tanggap bencana
yang tidak selalu harus menunggu hasil RHA terutama kegiatan spesifik yang dapat
diperkirakan. Namun pada kenyataannya, banyak lembaga yang menangani masalah
penanggulangan bencana itu terlalu lama dalam melakukan assesment yang seharusnya
dilakukan secara cepat. Karena dalam kondisi bencana sangat penting untuk dilakukan
penilaian agar dapat menetapkan upaya pencegahan maka dalam makalah ini akan di
jelaskan tentang “Rapid Health Assesment”
2
BAB II
PEMBAHASAN
Type Of Assessments
3
Dari penggalan Pedoman Penanggulangan Bencana Bidang Kesehatan diatas bisa
kita lihat bahwa Rapid Health Assessment dibagi menjadi dua yaitu:
1. Initial Rapid Health Assessment (Penilaian Masalah Kesehatan Awal)
Dalam hal ini dilakukan oleh petugas kesehatan tingkat kecamatandibawah
tanggung jawab Kepala Puskesmas setempat. Ini dilakukanuntuk menetukan
jenis bantuan awal yang dibutuhkan segera.
2. Integrated Rapid Health Assessment (Penilaian Masalah KesehatanTerpadu)
Menindaklanjuti assessment awal dan mendata kebutuhan para korban di
pengungsian. Dengan adanya assessment terpadu ini kita dapat melakukan
penanggulangan gizi, memberikan imunisasi, melakukan surveilans
epidemiologi terhadap penyakit potensialsehingga kejadian penyakit di lokasi
bencana dapat dikontrol.
4
c. Menilai kapasitas sumber daya yang ada dalam pengelolaan tanggap darurat
dan kebutuhan yang perlu direspon secepatnya.
d. Merekomendasikan tindakan yang menjadi prioritas bagi aksi tanggap
darurat.
5. Pasca bencana: berdasarkan dari RHA untuk menentukan langkah selanjutnya
a. Pengendalian penyakit menular (ISPA, diare,DBD,chikungunya, tifoid,dll)
b. Pelayanan kesehatan dasar
c. Memperbaiki kesehatan lingkungan (air bersih, MCK, pengelolaan sampah,
sanitasi makanan, dll)
5
3. Aspek Kesehatan Lingkungan
Untuk menilai masalah yang terkait dengan sarana kesehatan lingkungan yang
diperlukan bagi pengungsi dan potensi yang dapat di manfaatkan. Dalam aspek
kesehatan lingkungan, meliputi :
a. Air bersih
b. Jamban
c. Pembuangan sampah
d. Tempat pengungsian yang aman
e. Dapur umum
6
6) Perkiraan jumlah pengungsi
7) Endemisitas penyakit menular setempat.
8) Kondisi penyakit potensial KLB dan kecenderungannya.
9) Kondisi lingkungan (sebagai ‘risk factors’)
10) Jenis bantuan awal yang diperlukan segera.
11) Kondisi rumah sakit dan sarana kesehatan lainnya,
d. Kapan RHA dilakukan
1) Dalam situasi yg memerlukan pertimbangan keamanan, waktu pelaksanaan
penilaian dapat dipersingkat
2) Bencana banjir, pengungsian, pengungsian penduduk dalam jumlah besar,
selambat-lambatnya 2 hari setelah kejadian.
3) Kedaruratan mendadak ( gempa bumi, keracunan makanan, kecelakaan
kimiawi, dan lain-lain) perlu dilakukan secepat mungkin atau beberapa jam
setelah kejadian
e. Bagaimana Langkah Penting dalam Mengumpulan Data dan Informasi
a. Sesuaikan dengan tujuan assessment
b. Review information yang lalu dan yang ada
c. Interview tokoh-tokoh kunci
d. Ke lapangan, observasi, interview & dengar
e. Rumuskan berbagai informasi dan
f. Analisis segera dan buat rekomendasi
g. Laporkan segera ke pimpinan
7
2) Dampak terhadap kelancaran evakuasi : tidak bisa secara cepat segera
sampai tempat pengungsian, jarak pengungsian : di zona aman (yang
ditetapkan oleh pemerintah), sekitar 5 menit dari lokasi kejadian
3) Pelayanan kesehatan : kurangnya tenaga kesehatan
4) Lokasi pemberi bantuan : di zona aman yang ditetapkan pemerintah sekitar
5 menit dari lokasi kejadian
b. Dampak Kesehatan Terhadap Penduduk
1) Penduduk mengalami patah tulang dan luka luka
2) Penduduk mengalami kematian
3) Penduduk banyak Gangguan Psikis
c. Potensi Sarana Pelayanan
1) Kurangnya tenaga kesehatan dan mendirikan posko kesehatan
d. Potensi Sumber Air Bersih dan Sanitasi
1) Kurangnya ketersediaan air bersih
e. Ketersediaan logistic
1) Kurangnya persediaan obat-obatan yang diperlukan
2.3.4 Rekomendasi
a. Bantuan obat-obatan dan alat sesuai kebutuhan
b. Meningkatkan jumlah tenaga kesehatan medis dan tenaga kesehatan lingkungan
c. Meningkatkan kebutuhan normatif ( pakaian)
d. Pengelolaan makanan dan minuman
e. Pengelolaan sarana kesehatan lingkungan yang diperlukan
f. Kewaspadaan dini terhadap kemungkinan kejadian luar biasa
g. Koordianasi lintas sectoral
8
terhadap sarana pemukinan yang berpotensi menimbulkan masalah kesehatan dan
merupakan dasar bagi upaya kesehatan yang tepat dalam penganggulangan selanjtnya.
Assesment terhadap kondisi darurat merupakan suatu prosesyang berkelanjutan, artinya
seiring dengan perkembangan kondisi darurat diperlukan suatu penilaian yang lebih rinci.
Tujuan dari dilakukannya assesment awal secara cepat adalah:
1. Untuk mendapatkan informasi yang memadai tentang perubahan keadaan darurat
2. Menjadi dasar bagi perencanaan program
3. Mengidentifikasi dan membangun dukungan berbasis self-help serta aktivitas-aktivitas
berbasis masyarakat
4. Mengidentifikasi kesenjangan, guna:
a. Menggambarkan secara tepat dan jelas jenis bencana, keadaan, dampak, dan
kemungkinan terjadinya perubahan keadaan darurat
b. Mengukur dampak kesehatan yang telah terjadi dan akan terjadi
c. Menilai kapasitas sumber daya yang ada dalam pengelolaan tanggap darurat dan
kebutuhan yang perlu direspon direspon secepatnya.
d. Merekomendasikan tindakan yang menjadi prioritas bagi aksi tanggap darurat
5. Pasca bencana: berdasarkan dari RHA untuk menentukan langkah selanjutnya
a. Pengendalian penyait menular
b. Pelayanan kesehatan dasar
c. Memperbaiki kesehatan lingkungan.
9
7. Memobilisasi tenaga kesehatan untuk tugas perbantuan ke daerah bencana
8. Berkoordinasi dengan sektor terkait untuk penganggulangan bencana
9. Menuju lokasi terjadinya bencanaatau tempat penampungan pengungsi
1. Menhubungi lokasi bencana untuk mempersiapkan instansi gawat darurat dan ruang
perawatan
2. Menyiapkan instansi gawat darurat dan instansi rawat inap untuk menerima rujukan
10
3. Menghubungi RS provinsi tentang kemungkinan adanya penderita yang akan dirujuk
4. Menyiapkan dan mengirimkan tenaga dan peraltan kesehatan ke lokasi bencana
1. Beserta staf menuju lokasi bencana dengan membawa peralatan yang diperlukan
2. Melaporkan kepada kadinkes kabupaten/kota
3. Melakukan initial RHA
4. Menyerahkan tanggung jawab pada kadinkesapabila telah tiba dilokasi
5. Apabila kejadian bencana melampaui batas wilayah kecamatan selanjutnya yang
bertanggung jawab adalah kepala dinas kesehatan kabupaten/kota.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat di ambil dari penjelasan di atas yaitu :
1. Menurut WHO RHA adalah kegiatan pengumpulan data dan informasi dengan tujuan
untuk menilai kerusakan dan mengidentifikasi kebutuhan dasar yang diperlukan segera
sebagai respon dalam suatu kejadian .
Manfaat dari RHA yaitu dapat mengidentifikasi fakta-fakta di lapangan, serta memiliki
tujuan untuk mencari berbagai informasi yang diperlukan sebagai dasar perencanaan
program dan lain sebagainya.
2. Lingkup RHA terdiri dari aspek medis, epidemiologi, dan aspek kesehatan lingkungan.
3. Langkah-langkah yang dilakukan dalam RHA yaitu mencakup pertanyaan 5w+1h.
4. Pelaksanaan RHA dilakukan mulai dari tingkat bawah sampai ketingkat atas ata
sebaliknya yaitu :
a. Kepala dinas kesehatan provinsi
b. Direktur rumah sakit provinsi
c. Kepala dinas kesehatan kabupaten/ kota
d. Direktur rumah sakit kabupaten/ kota
e. Kepala puskesmas di lokasi bencana
3.2 Saran
Sebaiknya sebagai seorang epidemiolog ataupun yang membidangi bencana dapat
mengerti, memahami serta menguasai bagaimana teori RHA di aplikasikan, hal ini
dikarenakan RHA merupakan sebuah kegiatan yang sangat perlu dilakukan karena dengan
RHA kita mendapatkan informasi dilapangan dan dapat mengidentifikasi apa saja yang ada
di lapangan yang hasilnya dipergunakan sebagai landasan atau dasar dalam membuat
sebuah kebijakan.
12
DAFTAR PUSTAKA
Fanggidae, Silvia dkk. Dfaff#3 Manual Manajemen dan Sistem Penanganan Kondisi Darurat (
Emergency Management Manual). Forum kesiapan dan Penanganan Bencana (FKPB) kupang.
http://bidanhironima.blogspot.com/2011/05/rha-rapid-health-assessment_21.html?m=1 diakses
pada tanggal 1 oktober 2018
https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://www.scribd.com/doc/348231
75/Rapid-Health
Assesment&ved=2ahUKEwiev4PiweXdAhUBQ48KHTJyCWMQFjACegQICBAB&usg=AOv
Vaw01bo_VxyCUclXiAIpWZrZU diakses pada tanggal 1 oktober 2018
13