Anda di halaman 1dari 16

EPIDEMIOLOGI BENCANA

”RAPID HEALTH ASSESSMENT (RHA)”

Dosen Pengampu :

M. Dody Izhar.,SKM.,M.Kes

Disusun Oleh : Kelompok 1

Anggit Ardinnata (G1D116004)

Rizky Amalia (G1D116005)

Delta Intan Putri (G1D116007)

Ajeng Tri Yani Safitri (G1D116009)

Rosa Dwi Putri (G1D116010)

Enda Setiana (G1D116013)

SEMESTER : V EPIDEMIOLOGI

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS JAMBI

TAHUN AJARAN 2018


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis atas kehadirat Allah SWT, karean berkat limpahan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Rapid Health
Assessment” dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu petunjuk maupun pedoman bagi para pembaca.

Harapan penulis semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, sehingga penulis dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini penulis akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang penulis miliki
masih sangat kurang. Oleh kerena itu penulis harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Muaro Jambi, 1 oktober 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i

DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................. 2

1.3 Tujuan Penulisan .............................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Konsep Rapid Health Asessment ..................................................................... 3

2.1.1 Definisi RHA .......................................................................................... 3

2.1.2 Manfaat dan Tujuan RHA ...................................................................... 4

2.2 Lingkup Assessment ......................................................................................... 5

2.3 Langkah-Langkah RHA .................................................................................... 6

2.3.1 Langkah-Langkah RHA .......................................................................... 6

2.3.2 Metode RHA ........................................................................................... 7

2.3.3 Analisis RHA .......................................................................................... 7

2.3.4 Rekomendasi ........................................................................................... 8

2.4 Pelaksanaan RHA.............................................................................................. 8

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 12

3.2 Saran ................................................................................................................. 12

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bencana alam adalah konsekuensi dari kombinasi aktivitas alami dan aktivitas
manusia, seperti letusan gunung, gempa bumi dan tanah longsor. Karena ketidakberdayaan
manusia, akibat kurang baiknya manajemen keadaan darurat, sehingga menyebabkan
kerugian dalam bidang keuangan dan struktural, bahkan sampai kematian. Kerugian yang
dihasilkan tergantung pada kemampuan untuk mencegah atau menghindari bencana dan
daya tahan mereka. Pemahaman ini berhubungan dengan pernyataan: “bencana muncul
bila ancaman bahaya bertemu dengan ketidakberdayaan”. Dengan demikian, aktivitas alam
yang berbahaya tidak akan menjadi bencana alam di daerah tanpa ketidakberdayaan
manusia, misalnya gempa bumi di wilayah tak berpenghuni. Konsekuensinya, pemakaian
istilah “alam” juga ditentang karena peristiwa tersebut bukan hanya bahaya atau
malapetaka tanpa keterlibatan manusia.
Besarnya potensi kerugian juga tergantung pada bentuk bahayanya sendiri, mulai
dari kebakaran, yang mengancam bangunan individual, sampai peristiwa tubrukan meteor
besar yang berpotensi mengakhiri peradaban umat manusia. Namun demikian pada daerah
yang memiliki tingkat bahaya tinggi (hazard) serta memiliki kerentanan / kerawanan
(vulnerability) yang juga tinggi tidak akan memberi dampak yang hebat / luas jika manusia
yang berada disana memiliki ketahanan terhadap bencana (disaster resilience). Konsep
ketahanan bencana merupakan evaluasi kemampuan sistem dan infrastruktur-infrastruktur
untuk mendeteksi, mencegah & menangani tantangan-tantangan serius yang hadir. Dengan
demikian meskipun daerah tersebut rawan bencana dengan jumlah penduduk yang besar
jika diimbangi dengan ketetahanan terhadap bencana yang cukup.
Bencana alam seakan tidak henti-hentinya menimpa tanah air, sehingga sudah tidak
asing lagi bagi kita jika mendengar terjadinya peristiwa gempa bumi, tsunami, letusan
gunung berapi, banjir, kekeringan, longsor, dan lain-lain. Peristiwa bencana tersebut tidak
mungkin dihindari, hal yang dapat kita lakukan adalah memperkecil terjadinya korban
jiwa, harta maupun lingkungan. Perlu diketahui bahwa bencana yang diikuti dengan

1
pengungsian menimbulkan masalah kesehatan yang sebenarnya diawali oleh masalah
bidang/sektor lain.
Rapid Health Assesment dilakukan untuk menilai kondisi kesehatan SDM yang ada
di lokasi pengungsian. Namun kegiatan assesment ini harus dilakukan dengan cepat
melihat sesaat setelah bencana merupakan kondisi darurat yang membutuhkan tindakan
yang taktis dan strategis. Mengingat penanggulangan masalah kesehatan harus segera
diberikan baik saat terjadi maupun pasca bencana. Ada beberapa kegiatan tanggap bencana
yang tidak selalu harus menunggu hasil RHA terutama kegiatan spesifik yang dapat
diperkirakan. Namun pada kenyataannya, banyak lembaga yang menangani masalah
penanggulangan bencana itu terlalu lama dalam melakukan assesment yang seharusnya
dilakukan secara cepat. Karena dalam kondisi bencana sangat penting untuk dilakukan
penilaian agar dapat menetapkan upaya pencegahan maka dalam makalah ini akan di
jelaskan tentang “Rapid Health Assesment”

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas maka di tetapkan rumusan masalah sebagai berikikut :
1. Bagaimanakah konsep Rapid Health Assesment?
2. Bagaimanakah lingkup assessment?
3. Bagaimanakah langkah-langkah Rapid Health Assesment?
4. Bagaimanakah proses pelaksanaan Rapid Health Assesment?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui konsep Rapid Health Assesment
2. Untuk mengetahui lingkup assessment
3. Untuk mengetahui langkah-langkah Rapid Health Assesment
4. Untuk mengetahui proses pelaksanaan Rapid Health Assesment

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Rapid Health Assessment (RHA)


2.1.1 Definisi Rapid Health Assessment (RHA)
Rapid Health Assessment (penilaian kesehatan secara cepat) dilakukan
untuk mengatur besarnya suatu masalah yang berkaitan dengan kesehatan akibat
bencana, yaitu dampak yang terjadi maupun yang kemungkinan dapat terjadi
terhadap kesehatan, sebarapa besar kerusakan terhadap sarana permukiman yang
berpotensi menimbulkan masalah kesehatan dan merupakan dasar bagi upaya
kesehatan yang tepat dalam penanggulangan selanjutnya. RHA adalah kegiatan
pengumpulan data dan informasi dengan tujuan untuk menilai kerusakan dan
mengidentifikasi kebutuhan dasar yang diperlukan segera sebagai respon dalam
suatu kejadian (WHO). Ketika bencana RHA (Rapid Health Assessment) dilakukan
hari H hingga H+3.
Rapid Health Assesment (RHA), melihat dampak-dampak apa saja yang
ditimbulkan oleh bencana, seperti berapa jumlah korban, barang-barang apa saja
yang dibutuhkan, peralatan apa yang harus disediakan,berapa banyak pengungsi
lansia, anak-anak, seberapa parah tingkat kerusakan dan kondisi sanitasi
lingkungan.

Type Of Assessments

3
Dari penggalan Pedoman Penanggulangan Bencana Bidang Kesehatan diatas bisa
kita lihat bahwa Rapid Health Assessment dibagi menjadi dua yaitu:
1. Initial Rapid Health Assessment (Penilaian Masalah Kesehatan Awal)
Dalam hal ini dilakukan oleh petugas kesehatan tingkat kecamatandibawah
tanggung jawab Kepala Puskesmas setempat. Ini dilakukanuntuk menetukan
jenis bantuan awal yang dibutuhkan segera.
2. Integrated Rapid Health Assessment (Penilaian Masalah KesehatanTerpadu)
Menindaklanjuti assessment awal dan mendata kebutuhan para korban di
pengungsian. Dengan adanya assessment terpadu ini kita dapat melakukan
penanggulangan gizi, memberikan imunisasi, melakukan surveilans
epidemiologi terhadap penyakit potensialsehingga kejadian penyakit di lokasi
bencana dapat dikontrol.

2.1.2 Manfaat dan Tujuan Rapid Health Assessment (RHA)


Assessment terhadap kondisi darurat merupakan suatu proses yang
berkelanjutan. Artinya seiring dengan perkembangan kondisi darurat diperlukan
suatu penilaian yang lebih rinci.
Manfaat Rapid Health Assessment adalah :
1. Mengidentifikasi fakta-fakta di lokasi bencana.
2. Mengindikasi kebutuhan yang harus segera dipenuhi.

Tujuan dari dilakukannya assessment awal secara cepat adalah :

1. Mendapatan informasi yang memadai tentang perubahan keadaan darurat


2. Menjadi dasar bagi perencanaan program
3. Mengidentifikasi dan membangun dukungan berbasis self-help serta aktivitas-
aktivitas berbasis masyarakat.
4. Mengidentifikasi kesenjangan, guna :
a. Menggambarkan secara tepat dan jelas jenis bencana, keadaan, dampak, dan
kemungkinan terjadinya perubahan keadaan darurat.
b. Mengukur dampak kesehatan yang telah terjadi dan akan terjadi.

4
c. Menilai kapasitas sumber daya yang ada dalam pengelolaan tanggap darurat
dan kebutuhan yang perlu direspon secepatnya.
d. Merekomendasikan tindakan yang menjadi prioritas bagi aksi tanggap
darurat.
5. Pasca bencana: berdasarkan dari RHA untuk menentukan langkah selanjutnya
a. Pengendalian penyakit menular (ISPA, diare,DBD,chikungunya, tifoid,dll)
b. Pelayanan kesehatan dasar
c. Memperbaiki kesehatan lingkungan (air bersih, MCK, pengelolaan sampah,
sanitasi makanan, dll)

2.2 Lingkup Assessment RHA


1. Aspek Medis
Untuk menilai dampak pelayanan medis terhadap korban dan potensi pelayanan
kesehatan. Dalam aspek medis, meliputi:
a. Puskesmas setempat dan sekitar
Segera mengerahkan dan menyiapkan petugas kesehatan untuk menangani kejadian
bencana, seperti longsor.
b. Rumah Sakit
Rumah sakit siap siaga dalam menindaklanjuti dan menerima rujukan bencana,
seperti longsor.
c. Dinas Kesehatan Kota.
Memerintahkan semua puskesmas untuk melibatkan atau mengirim tenaga
kesehatan.
2. Aspek Epidemiolog
Untuk menilai potensi munculnya KLB penyakit menular pada periode pasca
kejadian/bencana. Dalam aspek epidemiologi, dengan contoh sebagai berikut:
a. Menilai kemungkinan munculnya diare,
b. Kemungkinan munculnya luka infeksi,
c. Kemungkinan munculnya penyakit menular,
d. Dst.

5
3. Aspek Kesehatan Lingkungan
Untuk menilai masalah yang terkait dengan sarana kesehatan lingkungan yang
diperlukan bagi pengungsi dan potensi yang dapat di manfaatkan. Dalam aspek
kesehatan lingkungan, meliputi :
a. Air bersih
b. Jamban
c. Pembuangan sampah
d. Tempat pengungsian yang aman
e. Dapur umum

2.3 Langkah-Langkah Rapid Health Assessment (RHA)


2.3.1 Langkah-Langkah Rapid Health Assessment (RHA)
a. Apa bencana yang sedang terjadi
b. Siapa / Organisasi Pelaksana
1) Petugas puskesmas
2) Dinas kesehatan kabupaten dan dibantu dinas kesehatan provinsi dan depkes
3) Terdapat tim yang melakukan RHA :
4) Petugas medis
5) Epidemiologist
6) Sanitasi (kesehatan lingkungan)
Dan diharapkan tim RHA :
1) Memiliki kemampuan analisis yang baik dalam bidangnya
2) Dapat bekerjasama dan dapat diterima
3) Memiliki kapasistas untuk mengambil keputusan
c. Dimana / Informasi Yang Mana
1) Area geografi yang terkena bencana.
2) Status sarana transportasi, komunikasi, listrik.
3) Ketersediaan air bersih, pangan, fasilitas sanitasi dan kondisi tempat
pengungsian.
4) Perkiraan jumlah korban (meninggal, luka ).
5) Kondisi SDM kesehatan yang ada.

6
6) Perkiraan jumlah pengungsi
7) Endemisitas penyakit menular setempat.
8) Kondisi penyakit potensial KLB dan kecenderungannya.
9) Kondisi lingkungan (sebagai ‘risk factors’)
10) Jenis bantuan awal yang diperlukan segera.
11) Kondisi rumah sakit dan sarana kesehatan lainnya,
d. Kapan RHA dilakukan
1) Dalam situasi yg memerlukan pertimbangan keamanan, waktu pelaksanaan
penilaian dapat dipersingkat
2) Bencana banjir, pengungsian, pengungsian penduduk dalam jumlah besar,
selambat-lambatnya 2 hari setelah kejadian.
3) Kedaruratan mendadak ( gempa bumi, keracunan makanan, kecelakaan
kimiawi, dan lain-lain) perlu dilakukan secepat mungkin atau beberapa jam
setelah kejadian
e. Bagaimana Langkah Penting dalam Mengumpulan Data dan Informasi
a. Sesuaikan dengan tujuan assessment
b. Review information yang lalu dan yang ada
c. Interview tokoh-tokoh kunci
d. Ke lapangan, observasi, interview & dengar
e. Rumuskan berbagai informasi dan
f. Analisis segera dan buat rekomendasi
g. Laporkan segera ke pimpinan

2.3.2 Metode Rapid Health Assessment (RHA)


a. Wawancara : saksi, tokoh masyarakat, para pejabat di daerah bencana
b. Observasi : dilakukan terhadap kondisi lingkungan daerah bencana

2.3.3 Analisis Rapid Health Assessment (RHA)


a. Luasnya lokasi kejadian
1) Hubungan transportasi dengan lokasi : perjalanan terganggu (karena jalan
yang rusak akibat bencana)

7
2) Dampak terhadap kelancaran evakuasi : tidak bisa secara cepat segera
sampai tempat pengungsian, jarak pengungsian : di zona aman (yang
ditetapkan oleh pemerintah), sekitar 5 menit dari lokasi kejadian
3) Pelayanan kesehatan : kurangnya tenaga kesehatan
4) Lokasi pemberi bantuan : di zona aman yang ditetapkan pemerintah sekitar
5 menit dari lokasi kejadian
b. Dampak Kesehatan Terhadap Penduduk
1) Penduduk mengalami patah tulang dan luka luka
2) Penduduk mengalami kematian
3) Penduduk banyak Gangguan Psikis
c. Potensi Sarana Pelayanan
1) Kurangnya tenaga kesehatan dan mendirikan posko kesehatan
d. Potensi Sumber Air Bersih dan Sanitasi
1) Kurangnya ketersediaan air bersih
e. Ketersediaan logistic
1) Kurangnya persediaan obat-obatan yang diperlukan

2.3.4 Rekomendasi
a. Bantuan obat-obatan dan alat sesuai kebutuhan
b. Meningkatkan jumlah tenaga kesehatan medis dan tenaga kesehatan lingkungan
c. Meningkatkan kebutuhan normatif ( pakaian)
d. Pengelolaan makanan dan minuman
e. Pengelolaan sarana kesehatan lingkungan yang diperlukan
f. Kewaspadaan dini terhadap kemungkinan kejadian luar biasa
g. Koordianasi lintas sectoral

2.4 Pelaksanaan RHA


Ketika bencana RHA dilakukan hari H hingga H+3, Pelaksanaan RHA ( Rapid Health
Assesment ) atau yang disebut penilaian kesehatan secara cepat, dilakukan untuk mengatur
besanya suatu masalah dengan kesehatan akibat bencana, yaitu dampak yang terjadi
maupun yang kemungkinandapat terjadi terhadap kesehata, serta seberapa besar kerusakan

8
terhadap sarana pemukinan yang berpotensi menimbulkan masalah kesehatan dan
merupakan dasar bagi upaya kesehatan yang tepat dalam penganggulangan selanjtnya.
Assesment terhadap kondisi darurat merupakan suatu prosesyang berkelanjutan, artinya
seiring dengan perkembangan kondisi darurat diperlukan suatu penilaian yang lebih rinci.
Tujuan dari dilakukannya assesment awal secara cepat adalah:
1. Untuk mendapatkan informasi yang memadai tentang perubahan keadaan darurat
2. Menjadi dasar bagi perencanaan program
3. Mengidentifikasi dan membangun dukungan berbasis self-help serta aktivitas-aktivitas
berbasis masyarakat
4. Mengidentifikasi kesenjangan, guna:
a. Menggambarkan secara tepat dan jelas jenis bencana, keadaan, dampak, dan
kemungkinan terjadinya perubahan keadaan darurat
b. Mengukur dampak kesehatan yang telah terjadi dan akan terjadi
c. Menilai kapasitas sumber daya yang ada dalam pengelolaan tanggap darurat dan
kebutuhan yang perlu direspon direspon secepatnya.
d. Merekomendasikan tindakan yang menjadi prioritas bagi aksi tanggap darurat
5. Pasca bencana: berdasarkan dari RHA untuk menentukan langkah selanjutnya
a. Pengendalian penyait menular
b. Pelayanan kesehatan dasar
c. Memperbaiki kesehatan lingkungan.

Pelaksanaan RHA saat Bencana :

1. Melapor kepada gubernur dan menginformasikan kepada PKK Depkes tentang


terjadinya bencana atau adanya pengungsi
2. Mengaktifkan Pusdalops penanggulangan bencana tingkat provinsi
3. Berkoordinasi dengan Depkes dalam hal ini PPK
4. Berkoordinasi dengan rumah sakit provinsiuntuk mempersiapkan menerima rujukan
dari lokasi bencana
5. Berkoordinasi dengan rumah sakit rujukan di luar provinsi
6. Berkoordinasi dengan kepala dinas kesehatan kabupaten/kotauntuk melakukan RHA

9
7. Memobilisasi tenaga kesehatan untuk tugas perbantuan ke daerah bencana
8. Berkoordinasi dengan sektor terkait untuk penganggulangan bencana
9. Menuju lokasi terjadinya bencanaatau tempat penampungan pengungsi

Direktur Rumah Sakit Provinsi Melakukan Kegiatan :


1. Mengadakan koordinasi dengan rumah sakit kabupaten/kota untuk mengoptimalkan
sistem rujukan
2. Menyiapkan instansi gawat darurat dan instansi rawat inapuntuk menerima penderita
rujukan
3. Mengajukan kebutuhan obat dan peralatan lain yang diperlukan
4. Mengirimkan tenaga dan peralatan ke lokasi bencana bila diperlukan

Tingkat Kabupaten/Kota, kepala dinas kesehatan kabupaten/kota setelah menerima berita


tentang terjadinya bencana dari kecamatan melakukan kegiatan:

1. Berkoordinasi dengan anggota satlak PB dalam penanggulangan bencana


2. Mengaktifkan pusdalops penanggulangan bencana tingkat kabupaten/kota
3. Berkoordinasi dengan RS kabupaten/kota
4. Menyiapkan dan mengirim tenaga kesehatan
5. Menghubungi pusksmas di sekitarlokasi bencana untuk mengirimkan dokter, perawat
dan peralatan medis
6. Melakukan penilain kesehaatan cepat terpadu
7. Melakukan penanggulangan gizi darurat
8. Memberikan imunisasi campak di tempat pengungsian
9. Melakukan survailens epidemiologi terhadap penyakit potensial wabah
10. Apabila kejadian bencana melampaui batas wilayh kabupaten/kota

Direktur Rumah Sakit Kabupaten/ Kota Melakukan Kegiatan :

1. Menhubungi lokasi bencana untuk mempersiapkan instansi gawat darurat dan ruang
perawatan
2. Menyiapkan instansi gawat darurat dan instansi rawat inap untuk menerima rujukan

10
3. Menghubungi RS provinsi tentang kemungkinan adanya penderita yang akan dirujuk
4. Menyiapkan dan mengirimkan tenaga dan peraltan kesehatan ke lokasi bencana

Kepala Puskesmas di lokasi bencana melakukan :

1. Beserta staf menuju lokasi bencana dengan membawa peralatan yang diperlukan
2. Melaporkan kepada kadinkes kabupaten/kota
3. Melakukan initial RHA
4. Menyerahkan tanggung jawab pada kadinkesapabila telah tiba dilokasi
5. Apabila kejadian bencana melampaui batas wilayah kecamatan selanjutnya yang
bertanggung jawab adalah kepala dinas kesehatan kabupaten/kota.

11
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat di ambil dari penjelasan di atas yaitu :
1. Menurut WHO RHA adalah kegiatan pengumpulan data dan informasi dengan tujuan
untuk menilai kerusakan dan mengidentifikasi kebutuhan dasar yang diperlukan segera
sebagai respon dalam suatu kejadian .
Manfaat dari RHA yaitu dapat mengidentifikasi fakta-fakta di lapangan, serta memiliki
tujuan untuk mencari berbagai informasi yang diperlukan sebagai dasar perencanaan
program dan lain sebagainya.
2. Lingkup RHA terdiri dari aspek medis, epidemiologi, dan aspek kesehatan lingkungan.
3. Langkah-langkah yang dilakukan dalam RHA yaitu mencakup pertanyaan 5w+1h.
4. Pelaksanaan RHA dilakukan mulai dari tingkat bawah sampai ketingkat atas ata
sebaliknya yaitu :
a. Kepala dinas kesehatan provinsi
b. Direktur rumah sakit provinsi
c. Kepala dinas kesehatan kabupaten/ kota
d. Direktur rumah sakit kabupaten/ kota
e. Kepala puskesmas di lokasi bencana

3.2 Saran
Sebaiknya sebagai seorang epidemiolog ataupun yang membidangi bencana dapat
mengerti, memahami serta menguasai bagaimana teori RHA di aplikasikan, hal ini
dikarenakan RHA merupakan sebuah kegiatan yang sangat perlu dilakukan karena dengan
RHA kita mendapatkan informasi dilapangan dan dapat mengidentifikasi apa saja yang ada
di lapangan yang hasilnya dipergunakan sebagai landasan atau dasar dalam membuat
sebuah kebijakan.

12
DAFTAR PUSTAKA

Fanggidae, Silvia dkk. Dfaff#3 Manual Manajemen dan Sistem Penanganan Kondisi Darurat (
Emergency Management Manual). Forum kesiapan dan Penanganan Bencana (FKPB) kupang.

Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 1357/MENKES/SK?XII/2001 tentang Standar Minimal


Penanggulangan Masalah Kesehatan Akibat Bencana dan Penanganan Pengungsi.

Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 145/MENKES/SK/I/2007 tentang Penanggulangan


Bencana Bidang Kesehatan

https://www.scribd.com/doc/34823175/Rapid-Health-Assesment diakses pada tanggal 1 oktober


2018

http://bidanhironima.blogspot.com/2011/05/rha-rapid-health-assessment_21.html?m=1 diakses
pada tanggal 1 oktober 2018

http://www.slideserve.com/kairo/rapid-health-assessment-r-h-a diakses pada tanggal 1 oktober


2018

https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://www.scribd.com/doc/348231
75/Rapid-Health
Assesment&ved=2ahUKEwiev4PiweXdAhUBQ48KHTJyCWMQFjACegQICBAB&usg=AOv
Vaw01bo_VxyCUclXiAIpWZrZU diakses pada tanggal 1 oktober 2018

13

Anda mungkin juga menyukai