Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH MANAJEMEN BENCANA

RAPID HEALTH ASSESSMENT (RHA)

Dosen Pembimbing:
Hepta Nur Anugrahini, S.Kep.,Ns.,M.Kep.

Disusun Oleh:
Andwani Lina Sugendi (P27820720052)

TINGKAT II SEMESTER IV

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

JENJANG SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SURABAYA

TAHUN AKADEMIK 2022/2023


LEMBAR PENGESAHAN

Judul Makalah : Makalah Manajemen Bencana “Rapid Health Asessment


(RHA)”

Disusun oleh : Andwani Lina Sugendi


NIM : P27820720052
Jurusan : Pendidikan Profesi Ners Jenjang Sarjana Terapan Smt 3

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa makalah yang saya
selesaikan adalah benar. Dengan ini saya menyatakan penulisan makalah dengan
judul Makalah Makalah Manajemen Bencana “Rapid Health Asessment (RHA)”
telah memenuhi semua syarat serta ketentuan yang ditetapkan oleh Ibu dosen.

Surabaya, 15 Februari 2022

Yang membuat penyataan Yang memberi pengesahan

Andwani Lina Sugendi Hepta Nur Anugraheni, S.Kep., Ns.,M.Kep


NIM. P27820720052 NIP. 19800325 200501 2 004

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis atas kehadirat Allah SWT, karean berkat limpahan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
makalah manajemen bencana yang berjudul “Rapid Health Assessment” dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu petunjuk maupun pedoman bagi para pembaca.

Harapan penulis semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan


dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga penulis dapat memperbaiki bentuk
maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini penulis akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
penulis miliki masih sangat kurang. Oleh kerena itu penulis harapkan kepada para
pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.

Surabaya, 15 Februari 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................................... ii

DAFTAR ISI ....................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................. 2

1.3 Tujuan Penulisan .............................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Konsep Rapid Health Asessment ..................................................................... 4

2.1.1 Definisi RHA........................................................................................... 4

2.1.2 Manfaat dan Tujuan RHA ...................................................................... 5

2.2 Lingkup Assessment ......................................................................................... 6

2.3 Langkah-Langkah RHA .................................................................................... 7

2.3.1 Langkah-Langkah RHA .......................................................................... 7

2.3.2 Metode RHA ........................................................................................... 9

2.3.3 Analisis RHA .......................................................................................... 9

2.3.4 Rekomendasi ........................................................................................... 9

2.4 Pelaksanaan RHA .............................................................................................. 10

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 14

3.2 Saran .................................................................................................................. 14

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 15

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bencana alam adalah konsekuensi dari kombinasi aktivitas alami
dan aktivitas manusia, seperti letusan gunung, gempa bumi dan tanah
longsor. Karena ketidakberdayaan manusia, akibat kurang baiknya
manajemen keadaan darurat, sehingga menyebabkan kerugian dalam
bidang keuangan dan struktural, bahkan sampai kematian. Kerugian yang
dihasilkan tergantung pada kemampuan untuk mencegah atau menghindari
bencana dan daya tahan mereka. Pemahaman ini berhubungan dengan
pernyataan: “bencana muncul bila ancaman bahaya bertemu dengan
ketidakberdayaan”. Dengan demikian, aktivitas alam yang berbahaya tidak
akan menjadi bencana alam di daerah tanpa ketidakberdayaan manusia,
misalnya gempa bumi di wilayah tak berpenghuni. Konsekuensinya,
pemakaian istilah “alam” juga ditentang karena peristiwa tersebut bukan
hanya bahaya atau malapetaka tanpa keterlibatan manusia.
Besarnya potensi kerugian juga tergantung pada bentuk bahayanya
sendiri, mulai dari kebakaran, yang mengancam bangunan individual,
sampai peristiwa tubrukan meteor besar yang berpotensi mengakhiri
peradaban umat manusia. Namun demikian pada daerah yang memiliki
tingkat bahaya tinggi (hazard) serta memiliki kerentanan / kerawanan
(vulnerability) yang juga tinggi tidak akan memberi dampak yang hebat /
luas jika manusia yang berada disana memiliki ketahanan terhadap
bencana (disaster resilience). Konsep ketahanan bencana merupakan
evaluasi kemampuan sistem dan infrastruktur-infrastruktur untuk
mendeteksi, mencegah & menangani tantangan-tantangan serius yang
hadir. Dengan demikian meskipun daerah tersebut rawan bencana dengan
jumlah penduduk yang besar jika diimbangi dengan ketetahanan terhadap
bencana yang cukup.

1
Bencana alam seakan tidak henti-hentinya menimpa tanah air,
sehingga sudah tidak asing lagi bagi kita jika mendengar terjadinya
peristiwa gempa bumi, tsunami, letusan gunung berapi, banjir, kekeringan,
longsor, dan lain-lain. Peristiwa bencana tersebut tidak mungkin dihindari,
hal yang dapat kita lakukan adalah memperkecil terjadinya korban jiwa,
harta maupun lingkungan. Perlu diketahui bahwa bencana yang diikuti
dengan pengungsian menimbulkan masalah kesehatan yang sebenarnya
diawali oleh masalah bidang/sektor lain.
Rapid Health Assesment dilakukan untuk menilai kondisi
kesehatan SDM yang ada di lokasi pengungsian. Namun kegiatan
assesment ini harus dilakukan dengan cepat melihat sesaat setelah bencana
merupakan kondisi darurat yang membutuhkan tindakan yang taktis dan
strategis. Mengingat penanggulangan masalah kesehatan harus segera
diberikan baik saat terjadi maupun pasca bencana. Ada beberapa kegiatan
tanggap bencana yang tidak selalu harus menunggu hasil RHA terutama
kegiatan spesifik yang dapat diperkirakan. Namun pada kenyataannya,
banyak lembaga yang menangani masalah penanggulangan bencana itu
terlalu lama dalam melakukan assesment yang seharusnya dilakukan
secara cepat. Karena dalam kondisi bencana sangat penting untuk
dilakukan penilaian agar dapat menetapkan upaya pencegahan maka
dalam makalah ini akan di jelaskan tentang “Rapid Health Assesment”

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas maka di tetapkan rumusan masalah
sebagai berikikut :
1. Bagaimanakah konsep Rapid Health Assesment?
2. Bagaimanakah lingkup assessment?
3. Bagaimanakah langkah-langkah Rapid Health Assesment?
4. Bagaimanakah proses pelaksanaan Rapid Health Assesment?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui konsep Rapid Health Assesment

2
2. Untuk mengetahui lingkup assessment
3. Untuk mengetahui langkah-langkah Rapid Health Assesment
4. Untuk mengetahui proses pelaksanaan Rapid Health Assesment

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Rapid Health Assessment (RHA)


2.1.1 Definisi Rapid Health Assessment (RHA)
Rapid Health Assessment (penilaian kesehatan secara
cepat) dilakukan untuk mengatur besarnya suatu masalah yang
berkaitan dengan kesehatan akibat bencana, yaitu dampak yang
terjadi maupun yang kemungkinan dapat terjadi terhadap
kesehatan, sebarapa besar kerusakan terhadap sarana permukiman
yang berpotensi menimbulkan masalah kesehatan dan merupakan
dasar bagi upaya kesehatan yang tepat dalam penanggulangan
selanjutnya. RHA adalah kegiatan pengumpulan data dan informasi
dengan tujuan untuk menilai kerusakan dan mengidentifikasi
kebutuhan dasar yang diperlukan segera sebagai respon dalam
suatu kejadian (WHO). Ketika bencana RHA (Rapid Health
Assessment) dilakukan hari H hingga H+3.
Rapid Health Assesment (RHA), melihat dampak-dampak
apa saja yang ditimbulkan oleh bencana, seperti berapa jumlah
korban, barang-barang apa saja yang dibutuhkan, peralatan apa
yang harus disediakan,berapa banyak pengungsi lansia, anak-anak,
seberapa parah tingkat kerusakan dan kondisi sanitasi lingkungan.

Type Of Assessments

4
Dari penggalan Pedoman Penanggulangan Bencana Bidang
Kesehatan diatas bisa kita lihat bahwa Rapid Health Assessment
dibagi menjadi dua yaitu:
1. Initial Rapid Health Assessment (Penilaian Masalah Kesehatan
Awal)
Dalam hal ini dilakukan oleh petugas kesehatan tingkat
kecamatandibawah tanggung jawab Kepala Puskesmas
setempat. Ini dilakukanuntuk menetukan jenis bantuan awal
yang dibutuhkan segera.
2. Integrated Rapid Health Assessment (Penilaian Masalah
KesehatanTerpadu)
Menindaklanjuti assessment awal dan mendata kebutuhan
para korban di pengungsian. Dengan adanya assessment
terpadu ini kita dapat melakukan penanggulangan gizi,
memberikan imunisasi, melakukan surveilans epidemiologi
terhadap penyakit potensialsehingga kejadian penyakit di lokasi
bencana dapat dikontrol.

2.1.2 Manfaat dan Tujuan Rapid Health Assessment (RHA)


Assessment terhadap kondisi darurat merupakan suatu
proses yang berkelanjutan. Artinya seiring dengan perkembangan
kondisi darurat diperlukan suatu penilaian yang lebih rinci.
Manfaat Rapid Health Assessment adalah :
1. Mengidentifikasi fakta-fakta di lokasi bencana.
2. Mengindikasi kebutuhan yang harus segera dipenuhi.

Tujuan dari dilakukannya assessment awal secara cepat adalah :

1. Mendapatan informasi yang memadai tentang perubahan


keadaan darurat
2. Menjadi dasar bagi perencanaan program
3. Mengidentifikasi dan membangun dukungan berbasis self-help
serta aktivitas-aktivitas berbasis masyarakat.

5
4. Mengidentifikasi kesenjangan, guna :
a. Menggambarkan secara tepat dan jelas jenis bencana,
keadaan, dampak, dan kemungkinan terjadinya perubahan
keadaan darurat.
b. Mengukur dampak kesehatan yang telah terjadi dan akan
terjadi.
c. Menilai kapasitas sumber daya yang ada dalam pengelolaan
tanggap darurat dan kebutuhan yang perlu direspon
secepatnya.
d. Merekomendasikan tindakan yang menjadi prioritas bagi
aksi tanggap darurat.
5. Pasca bencana: berdasarkan dari RHA untuk menentukan
langkah selanjutnya
a. Pengendalian penyakit menular (ISPA,
diare,DBD,chikungunya, tifoid,dll)
b. Pelayanan kesehatan dasar
c. Memperbaiki kesehatan lingkungan (air bersih, MCK,
pengelolaan sampah, sanitasi makanan, dll)

2.2 Lingkup Assessment RHA


1. Aspek Medis
Untuk menilai dampak pelayanan medis terhadap korban dan potensi
pelayanan kesehatan. Dalam aspek medis, meliputi:
a. Puskesmas setempat dan sekitar
Segera mengerahkan dan menyiapkan petugas kesehatan untuk
menangani kejadian bencana, seperti longsor.
b. Rumah Sakit
Rumah sakit siap siaga dalam menindaklanjuti dan menerima
rujukan bencana, seperti longsor.
c. Dinas Kesehatan Kota.
Memerintahkan semua puskesmas untuk melibatkan atau mengirim
tenaga kesehatan.

6
2. Aspek Epidemiolog
Untuk menilai potensi munculnya KLB penyakit menular pada periode
pasca kejadian/bencana. Dalam aspek epidemiologi, dengan contoh
sebagai berikut:
a. Menilai kemungkinan munculnya diare,
b. Kemungkinan munculnya luka infeksi,
c. Kemungkinan munculnya penyakit menular,
d. Dst.

3. Aspek Kesehatan Lingkungan


Untuk menilai masalah yang terkait dengan sarana kesehatan
lingkungan yang diperlukan bagi pengungsi dan potensi yang dapat di
manfaatkan. Dalam aspek kesehatan lingkungan, meliputi :
a. Air bersih
b. Jamban
c. Pembuangan sampah
d. Tempat pengungsian yang aman
e. Dapur umum

2.3 Langkah-Langkah Rapid Health Assessment (RHA)


2.3.1 Langkah-Langkah Rapid Health Assessment (RHA)
a. Apa bencana yang sedang terjadi
b. Siapa / Organisasi Pelaksana
1) Petugas puskesmas
2) Dinas kesehatan kabupaten dan dibantu dinas kesehatan
provinsi dan depkes
3) Terdapat tim yang melakukan RHA :
4) Petugas medis
5) Epidemiologist
6) Sanitasi (kesehatan lingkungan)
Dan diharapkan tim RHA :
1) Memiliki kemampuan analisis yang baik dalam bidangnya

7
2) Dapat bekerjasama dan dapat diterima
3) Memiliki kapasistas untuk mengambil keputusan
c. Dimana / Informasi Yang Mana
1) Area geografi yang terkena bencana.
2) Status sarana transportasi, komunikasi, listrik.
3) Ketersediaan air bersih, pangan, fasilitas sanitasi dan
kondisi tempat pengungsian.
4) Perkiraan jumlah korban (meninggal, luka ).
5) Kondisi SDM kesehatan yang ada.
6) Perkiraan jumlah pengungsi
7) Endemisitas penyakit menular setempat.
8) Kondisi penyakit potensial KLB dan kecenderungannya.
9) Kondisi lingkungan (sebagai „risk factors‟)
10) Jenis bantuan awal yang diperlukan segera.
11) Kondisi rumah sakit dan sarana kesehatan lainnya,
d. Kapan RHA dilakukan
1) Dalam situasi yg memerlukan pertimbangan keamanan,
waktu pelaksanaan penilaian dapat dipersingkat
2) Bencana banjir, pengungsian, pengungsian penduduk dalam
jumlah besar, selambat-lambatnya 2 hari setelah kejadian.
3) Kedaruratan mendadak ( gempa bumi, keracunan makanan,
kecelakaan kimiawi, dan lain-lain) perlu dilakukan secepat
mungkin atau beberapa jam setelah kejadian
e. Bagaimana Langkah Penting dalam Mengumpulan Data dan
Informasi
a. Sesuaikan dengan tujuan assessment
b. Review information yang lalu dan yang ada
c. Interview tokoh-tokoh kunci
d. Ke lapangan, observasi, interview & dengar
e. Rumuskan berbagai informasi dan
f. Analisis segera dan buat rekomendasi
g. Laporkan segera ke pimpinan

8
2.3.2 Metode Rapid Health Assessment (RHA)
a. Wawancara : saksi, tokoh masyarakat, para pejabat di daerah
bencana
b. Observasi : dilakukan terhadap kondisi lingkungan daerah
bencana

2.3.3 Analisis Rapid Health Assessment (RHA)


a. Luasnya lokasi kejadian
1) Hubungan transportasi dengan lokasi : perjalanan terganggu
(karena jalan yang rusak akibat bencana)
2) Dampak terhadap kelancaran evakuasi : tidak bisa secara
cepat segera sampai tempat pengungsian, jarak pengungsian
: di zona aman (yang ditetapkan oleh pemerintah), sekitar 5
menit dari lokasi kejadian
3) Pelayanan kesehatan : kurangnya tenaga kesehatan
4) Lokasi pemberi bantuan : di zona aman yang ditetapkan
pemerintah sekitar 5 menit dari lokasi kejadian
b. Dampak Kesehatan Terhadap Penduduk
1) Penduduk mengalami patah tulang dan luka luka
2) Penduduk mengalami kematian
3) Penduduk banyak Gangguan Psikis
c. Potensi Sarana Pelayanan
1) Kurangnya tenaga kesehatan dan mendirikan posko
kesehatan
d. Potensi Sumber Air Bersih dan Sanitasi
1) Kurangnya ketersediaan air bersih
e. Ketersediaan logistic
1) Kurangnya persediaan obat-obatan yang diperlukan

2.3.4 Rekomendasi
a. Bantuan obat-obatan dan alat sesuai kebutuhan

9
b. Meningkatkan jumlah tenaga kesehatan medis dan tenaga
kesehatan lingkungan
c. Meningkatkan kebutuhan normatif ( pakaian)
d. Pengelolaan makanan dan minuman
e. Pengelolaan sarana kesehatan lingkungan yang diperlukan
f. Kewaspadaan dini terhadap kemungkinan kejadian luar biasa
g. Koordianasi lintas sectoral

2.4 Pelaksanaan RHA


Ketika bencana RHA dilakukan hari H hingga H+3, Pelaksanaan RHA
( Rapid Health Assesment ) atau yang disebut penilaian kesehatan secara
cepat, dilakukan untuk mengatur besanya suatu masalah dengan kesehatan
akibat bencana, yaitu dampak yang terjadi maupun yang
kemungkinandapat terjadi terhadap kesehata, serta seberapa besar
kerusakan terhadap sarana pemukinan yang berpotensi menimbulkan
masalah kesehatan dan merupakan dasar bagi upaya kesehatan yang tepat
dalam penganggulangan selanjtnya. Assesment terhadap kondisi darurat
merupakan suatu prosesyang berkelanjutan, artinya seiring dengan
perkembangan kondisi darurat diperlukan suatu penilaian yang lebih rinci.
Tujuan dari dilakukannya assesment awal secara cepat adalah:
1. Untuk mendapatkan informasi yang memadai tentang perubahan
keadaan darurat
2. Menjadi dasar bagi perencanaan program
3. Mengidentifikasi dan membangun dukungan berbasis self-help serta
aktivitas-aktivitas berbasis masyarakat
4. Mengidentifikasi kesenjangan, guna:
a. Menggambarkan secara tepat dan jelas jenis bencana, keadaan,
dampak, dan kemungkinan terjadinya perubahan keadaan darurat
b. Mengukur dampak kesehatan yang telah terjadi dan akan terjadi
c. Menilai kapasitas sumber daya yang ada dalam pengelolaan
tanggap darurat dan kebutuhan yang perlu direspon direspon
secepatnya.

10
d. Merekomendasikan tindakan yang menjadi prioritas bagi aksi
tanggap darurat
5. Pasca bencana: berdasarkan dari RHA untuk menentukan langkah
selanjutnya
a. Pengendalian penyait menular
b. Pelayanan kesehatan dasar
c. Memperbaiki kesehatan lingkungan.

Pelaksanaan RHA saat Bencana :

1. Melapor kepada gubernur dan menginformasikan kepada PKK Depkes


tentang terjadinya bencana atau adanya pengungsi
2. Mengaktifkan Pusdalops penanggulangan bencana tingkat provinsi
3. Berkoordinasi dengan Depkes dalam hal ini PPK
4. Berkoordinasi dengan rumah sakit provinsiuntuk mempersiapkan
menerima rujukan dari lokasi bencana
5. Berkoordinasi dengan rumah sakit rujukan di luar provinsi
6. Berkoordinasi dengan kepala dinas kesehatan kabupaten/kotauntuk
melakukan RHA
7. Memobilisasi tenaga kesehatan untuk tugas perbantuan ke daerah
bencana
8. Berkoordinasi dengan sektor terkait untuk penganggulangan bencana
9. Menuju lokasi terjadinya bencanaatau tempat penampungan pengungsi

Direktur Rumah Sakit Provinsi Melakukan Kegiatan :


1. Mengadakan koordinasi dengan rumah sakit kabupaten/kota untuk
mengoptimalkan sistem rujukan
2. Menyiapkan instansi gawat darurat dan instansi rawat inapuntuk
menerima penderita rujukan
3. Mengajukan kebutuhan obat dan peralatan lain yang diperlukan
4. Mengirimkan tenaga dan peralatan ke lokasi bencana bila diperlukan

11
Tingkat Kabupaten/Kota, kepala dinas kesehatan kabupaten/kota setelah
menerima berita tentang terjadinya bencana dari kecamatan melakukan
kegiatan:

1. Berkoordinasi dengan anggota satlak PB dalam penanggulangan


bencana
2. Mengaktifkan pusdalops penanggulangan bencana tingkat
kabupaten/kota
3. Berkoordinasi dengan RS kabupaten/kota
4. Menyiapkan dan mengirim tenaga kesehatan
5. Menghubungi pusksmas di sekitarlokasi bencana untuk mengirimkan
dokter, perawat dan peralatan medis
6. Melakukan penilain kesehaatan cepat terpadu
7. Melakukan penanggulangan gizi darurat
8. Memberikan imunisasi campak di tempat pengungsian
9. Melakukan survailens epidemiologi terhadap penyakit potensial wabah
10. Apabila kejadian bencana melampaui batas wilayh kabupaten/kota

Direktur Rumah Sakit Kabupaten/ Kota Melakukan Kegiatan :

1. Menhubungi lokasi bencana untuk mempersiapkan instansi gawat


darurat dan ruang perawatan
2. Menyiapkan instansi gawat darurat dan instansi rawat inap untuk
menerima rujukan
3. Menghubungi RS provinsi tentang kemungkinan adanya penderita
yang akan dirujuk
4. Menyiapkan dan mengirimkan tenaga dan peraltan kesehatan ke lokasi
bencana

Kepala Puskesmas di lokasi bencana melakukan :

1. Beserta staf menuju lokasi bencana dengan membawa peralatan yang


diperlukan
2. Melaporkan kepada kadinkes kabupaten/kota

12
3. Melakukan initial RHA
4. Menyerahkan tanggung jawab pada kadinkesapabila telah tiba dilokasi
5. Apabila kejadian bencana melampaui batas wilayah kecamatan
selanjutnya yang bertanggung jawab adalah kepala dinas kesehatan
kabupaten/kota.

13
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat di ambil dari penjelasan di atas yaitu :
1. Menurut WHO RHA adalah kegiatan pengumpulan data dan informasi
dengan tujuan untuk menilai kerusakan dan mengidentifikasi
kebutuhan dasar yang diperlukan segera sebagai respon dalam suatu
kejadian .
Manfaat dari RHA yaitu dapat mengidentifikasi fakta-fakta di
lapangan, serta memiliki tujuan untuk mencari berbagai informasi yang
diperlukan sebagai dasar perencanaan program dan lain sebagainya.
2. Lingkup RHA terdiri dari aspek medis, epidemiologi, dan aspek
kesehatan lingkungan.
3. Langkah-langkah yang dilakukan dalam RHA yaitu mencakup
pertanyaan 5w+1h.
4. Pelaksanaan RHA dilakukan mulai dari tingkat bawah sampai
ketingkat atas ata sebaliknya yaitu :
a. Kepala dinas kesehatan provinsi
b. Direktur rumah sakit provinsi
c. Kepala dinas kesehatan kabupaten/ kota
d. Direktur rumah sakit kabupaten/ kota
e. Kepala puskesmas di lokasi bencana

3.2 Saran
1 Semoga dengan adanya makalah ini lebih banyak orang tentang
konsep Health Rapid Asessment (RHA)
2 Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi yang pembaca, terutama
mahasiswa keperawatan.
3 Semoga makalah ini dapat menjadi bahan acuan pembelajaran bagi
mahasiswa keperawatan khususnya dalam mata kuliah Manajemen
Bencana

14
DAFTAR PUSTAKA

Fanggidae, Silvia dkk. Dfaff#3 Manual Manajemen dan Sistem Penanganan


Kondisi Darurat ( Emergency Management Manual). Forum kesiapan dan
Penanganan Bencana (FKPB) kupang.

Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 1357/MENKES/SK?XII/2001 tentang


Standar Minimal Penanggulangan Masalah Kesehatan Akibat Bencana dan
Penanganan Pengungsi.

Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 145/MENKES/SK/I/2007 tentang


Penanggulangan Bencana Bidang Kesehatan

https://www.scribd.com/doc/34823175/Rapid-Health-Assesment diakses pada


tanggal 15 Februari 2022

http://bidanhironima.blogspot.com/2011/05/rha-rapid-health-
assessment_21.html?m=1 diakses pada tanggal 15 Februari 2022

http://www.slideserve.com/kairo/rapid-health-assessment-r-h-a diakses pada


tanggal 15 Februari 2022

https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://www.scribd.c
om/doc/34823175/Rapid-Health
Assesment&ved=2ahUKEwiev4PiweXdAhUBQ48KHTJyCWMQFjACegQ
ICBAB&usg=AOvVaw01bo_VxyCUclXiAIpWZrZU diakses pada tanggal
15 Februari 2022

15

Anda mungkin juga menyukai