Anda di halaman 1dari 13

ETIK DAN ASPEK LEGAL

DALAM KEPERAWATAN
“KELALAIAN
(NEGLIGENCE)”
 

BY COMMUNITY GROUP
Definisi Kelalaian
Kelalaian tidak sama dengan malpraktek, tetapi
kelalaian termasuk dalam arti malpraktik, artinya bahwa dalam
malpraktek tidak selalu ada unsur kelalaian. Kelalaian adalah segala
tindakan yang dilakukan dan dapat melanggar standar sehingga
mengakibatkan cidera/kerugian orang lain (Sampurno, 2005).
KASUS 1
Perawat Yayat lulusan DIII keperawatan saat ini sedang melanjutkan
pendidikan S1 saat bertugas di IGD Rumah Sakit Islam Jakarta diminta memberi
suntikan Mauntoux tes kepada Tn. Aan tetapi perawat Yayat salah menyuntik
orang, pasien yang disuntik bukannya Tn. Aan tetapi Tn. Adi. Kejadian ini
disadari oleh oleh temannya yaitu perawat Imam sekaligus sebagai kepala
ruangan dan dokter jaga di IGD. Perawat Yayat mengaku bersalah dan meminta
maaf. Kejadian tersebut tidak dilaporkan ke kepala bidang keperawatan.
Sebulan kemudian keluarga Tn. Aan yaitu Ny. Mega menceritakan kepada
perawat Stefi bahwa keponakannya yaitu Tn. Adi mengalami salah suntik di
IGD Rumah Sakit Islam Jakarta. Perawat Stefi melaporkan pengaduan Ny. Mega
kepada kepala bidang keperawatan.
Kepala bidang keperawatan memanggil perawat Yayat dan perawat Imam
untuk mengklarifikasi kejadian salah suntik orang tersebut. Kemudian perawat
Yayat diminta membuat kronologis kejadian dan masalahnya diserahkan kepada
komite etik.
Perawat Yayat melakukan
kelalaian dalam memberikan
pelayanan kesehatan. Dimana
beliau salah dalam pemberian
A I
L AL suntikan yang seharusnya ditujukan
kepada Tn. Aan tetapi perawat Yayat

D A K menyuntikan kepada Tn. Adi.


TI
Sehingga perawat Yayat ini
Dalam kasus tersebut hal dilakukan oleh perawat Yayat dalam
memberikan suntikan Mauntoux tes kepada Tn. Adi yang seharusnya
diberikan kepada Tn. Aan termasuk suatu kelalaian. Kelalaian yang
dilakukan oleh perawat Yayat termasuk melanggar kode etik yaitu
tidak merugikan pasien. Tidak merugikan pasien dalam arti tidak
memberi dampak negatif kepada pasien dan tidak melanggar hukum
perundang-undangan kesehatan.
Oleh karena itu perawat Yayat tidak dikenai sanksi mengganti rugi.
Menurut undang-undang kesehatan pasal 58 UU no 33/2009 GANTI
RUGI AKIBAT KESALAHAN.
Dalam kasus tersebut perawat Yayat tidak melakukan Malpraktik karena menurut teori yang
dapat dijadikan pegangan dalam pembelaan apabila menghadapi tuntutan Malpraktik dalam
melakukan suatu kelalaian yaitu:

a)Teori Kesediaan untuk c) Perjanjian Membebaskan


Menerima Resiko b) Teori Pasien Ikut dari Kesalahan
(Assumption Of Risk)
Berperan dalam (Exculpatory Contract)
Teori ini mengatakan adalah cara lain bagi tenaga
bahwa seorang tenaga Kelalaian kesehatan untuk melindungi
kesehatan akan terlindungi diri dari tuntutan mapraktik
dari tuntutan malpraktik, (Contributory
adalah dengan mengadakan
bila pasien memberikan
Negligence) adalah suatu perjanjian atau
izin atau persetujuan untuk
melakukan suatu tindakan kasus dimana tenaga kontrak khusus dengan
medik dan menyatakan penderita, yang berjanji
bersedia memikul segala kesehatan dan pasien tidak akan menuntut tenaga
Kenapa bisa terjadi kasus
(kelalaian) ???

Perawat/Diri sendiri Lingkungan Keluarga


Kurang teliti, kurang Jumlah pasien yang harus Tidak mempertanyakan
konsentrasi ditangani kadang terlalu tindakan yang dilakukan oleh
banyak perawat
Kurang terampil Keadaan emergensi Kurang memperhatikan pasien
atau keluarga yang sakit
Kurang pengetahuan Sarana dan prasarana yang Kurang pengetahuan
tentang suatu prosedur kurang mendukung
Kurang latihan Pasien cemas atau tidak  

percaya
KASUS 2
Tn. S umur 50 tahun, dirawat di ruang perawatan neurologi RSUD Sawerigading
Kota Palopo. Tn. S dirawat memasuki hari ketujuh perawatan. Tn. S dirawat di ruang
tersebut dengan diagnosa medis stroke iskemic, dengan kondisi saat masuk Tn. S tidak
sadar, tidak dapat makan, TD: 180/100, RR: 24 x/menit, N: 68 x/menit. Kondisi pada
hari ketujuh perawatan didapatkan: Kesadaran compos mentis, TD: 150/100, N: 68,
hemiparese/kelumpuhan anggota gerak dextra atas dan bawah, bicara pelo, mulut
mencong kiri. Tn. S dapat mengerti bila diajak bicara dan dapat menjawab pertanyaan
dengan baik tetapi jawaban Tn. S tidak jelas (pelo). Tetapi saat sore hari sekitar pukul
17.00 terdengar bunyi gelas plastik jatuh dan setelah itu terdengar bunyi seseorang jatuh
dari tempat tidur, diruang dimana tempat Tn. S dirawat. Saat itu juga perawat yang
mendengar suara tersebut mendatangi dan masuk ruangan, saat itu perawat mendapati
Tn. S sudah berada dilantai dibawah tempatt tidurnya dengan barang-barang
disekitarnya berantakan.
Ketika peristiwa itu terjadi keluarga Tn. S sedang berada dikamar mandi, dengan
adanya peristiwa itu keluarga juga langsung mendatangi Tn. S, keluarga juga terkejut
dengan peristiwa itu, keluarga menanyakan kenapa terjadi hal itu dan mengapa, keluarga
tampak kesal dengan kejadian itu. Perawat dan keluarga menanyakan kepada Tn. S kenapa
bapak jatuh, Tn. S mengatakan ”saya akan mengambil minum tiba-tiba saya jatuh, karena
tidak ada pegangan pada tempat tidurnya”, perawat bertanya lagi, kenapa bapak tidak
minta tolong kami” saya pikir kan hanya mengambil air minum”.
Dua jam sebelum kejadian, perawat merapikan tempat tidur Tn. S dan perawat
memberikan obat injeksi untuk penurun darah tinggi (captopril) tetapi perawat lupa
memasang side drill tempat tidur Tn. S kembali. Tetapi saat itu juga perawat
IDENTIFIKASI
Perawat melakukan kelalaian dalam memberikan pelayanan
MASALAH
kesehatan. Dimana perawat lupa memasang side drill di tempat tidur Tn. S. Sehingga
perawat ini melanggar kode etik keperawatan.
Penyelesaian kasus Tn. S dan kelalaian perawat diatas, harus memperhatikan berbagai hal, baik
dari segi pasien dan keluarga, perawat secara perorangan, Rumah Sakit sebagai institusi dan juga
bagaimana padangan dari organisasi profesi.

Pasien dan keluarga Segi perawat secara Bagi pihak Rumah Bagi
perlu untuk dikaji, perorangan, harus Sakit, harus juga
organisasi
karena sebelumnya Tn. S dilihat dahulu apakah memberikan penjelasan
dan kelurga telah perawat tersebut apakah perawat yang
profesi juga
diberikan penjelasan oleh kompeten dan sudah dipekerjakan di Rumah harus
perawat, bila memiliki surat ijin Sakit tersebut telah diperhatikan
membutuhkan sesuatu perawat, dan telah memenuhi syarat-syarat beberapa hal
dapat memanggil perawat
sesuai melakukan yang diperbolehkan yang
dengan menggunakan alat oleh profesi. Apakah RS memungkinkan
bantu yang ada. Ini
praktek asuhan
atau ruangan tempat Tn.
menunjukkan juga bentuk keperawatan pada perawat
S dirawat mempunyai
pasien dengan stroke, melakukan
Hambatan dalam

Penyelesaian
Hambatan yang dialami dalam penyelesaian
kasus (kelalaian) ini yakni keluarga tidak
menerima tindakan kelalaian yang
dilakukan oleh perawat sehingga
akan melaporkan kepada pihak
Rumah Sakit.
Kenapa bisa terjadi kasus (kelalaian) ???

Perawat/Diri sendiri Lingkungan Keluarga

Kurang teliti Jumlah pasien yang harus Kurang pemahaman terhadap


ditangani kadang terlalu penjelasan perawat
banyak
Kurang pengetahuan   Keluarga sedang dikamar
tentang suatu prosedur
mandi dan tidak ada keluarga
yang menemani pasien
Kurang terampil    

Anda mungkin juga menyukai