Kelompok 3 :
1. Aria Maici Yosepa (P0 5120219 005)
2. Shintania Mayzaroh (P0 5120219 031)
3. Syahfarman (P0 5120219 034)
4. Trisna Wulan Safitri (P0 5120219 037)
Dosen Pengajar :
Ns.Idramsyah,M.Kep.,Sp.Kep.M.B
DEFINISI MALARIA
a. Meriang
b. Panas dingin menggigil/ demam
c. Keringat dingin
d. Kejang-kejang
e. Perasaan lemas, tidak nafsu makan
PATOFISIOLOGI
Terjadinya infeksi oleh parasit Plasmodium ke dalam tubuh manusia dapat terjadi melalui dua cara yaitu :
1. Secara alami melalui gigitan nyamuk anopheles betina yang mengandung parasit malaria
2. Induksi yaitu jika stadium aseksual dalam eritrosit masuk ke dalam darah manusia, misalnya melalui transfuse darah,
suntikan, atau pada bayi yang baru lahir melalui plasenta ibu yang terinfeksi (congenital).
Patofisiologi malaria sangat kompleks dan mungkin berhubungan dengan hal-hal sebagai berikut :
a. Penghancuran eritrosit yang terjadi oleh karena :
Eritrosit yang terinfeksi akan menempel pada endotel kapiler alat dalam dan membentuk gumpalan sehingga terjadi
bendungan.
DATA PENUNJANG
a. Laboratorium
Anemia pada malaria dapat terjadi akut maupun kronik, pada keadan
akut terjadi penurunan yang cepat dari Hb.
1. Pemeriksaan tetes darah untuk malaria
2. Tes Antigen : p-f test
3. Tes Serologi
KOMPLIKASI
PENGKAJIAN
IDENTITAS
• Umur
• Jenis kelamin
• Keluhan kesehatan saat ini
Keluhan utama
Alasan masuk rumah sakit
Riwayat penyakit sekarang
Riwayat penyakit terdahulu
Riwayat penyakit sebelumnya
Riwayat penyakit keluarga
Riwayat pengobatan
PEMERIKSAAN FISIK
• Keadaan umum
• Tanda-tanda vital
• Infeksi
• Palpasi
• Perkusi
• Auskultasi
• Inspeksi
• Sistem persyarafan
• Sistem perkemihan
• Sistem pencernaan
• Sistem integument
• Sistem musculoskeletal
• Sistem endokrin
• Sistem reproduksi
• Sistem penginderaan
• Sistem imun
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Pemeriksaan gas darah arteri
• Radiologi darah
DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan asupan makanan yang tidak
sdekuat ; anorexia; mual/muntah
b. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan penurunan sistem kekebalan tubuh; prosedur
tindakan invasive
c. Hipertermia berhubungan dengan peningkatan metabolisme, dehidrasi, efek langsung sirkulasi kuman
pada hipotalamus.
d. Kurang pengetahuan, mengenai penyakit, prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan
kurangnya pemajanan/ mengingat kesalahan interprestasi informasi, keterbatasan kognitif.
e. Kecemasan orang tua berhubungan dengan informasi in adekuat
INTERVENSI
a. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan asupan makanan yang tidak sdekuat; anorexia;
mual/muntah .
Tindakan/ Intervensi :
Mandiri
1. Kaji riwayat nutrisi, termasuk makanan yang disukai. Observasi dan catat masukan makanan klien
Rasional : mengawasi masukan kalori atau kualitas kekeurangan konsumsi makanan.
2. Anjurkan pada ibu klien untuk memberikan makanan sedikit tapi sering
Rasional : Porsi yang kecil tapi sering, membantu dalam memenuhi nutrisi yang adekuat.
3. beri HE ttg pentingnya nutrisi yang adekuat bagi tubuh.
Rasional : Untuk membantu pasien memahami pentingnya nutrisi bagi tubuh
Kolaborasi
7. Rujuk ke ahli gizi
Rasional : Perlu bantuan dalam perencanaan diet yang memenuhi kebutuhan nutrisi
b. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan penurunan sistem tubuh (pertahanan utama tidak
adekuat), prosedur invasif.
Tindakan/ Intervensi :
1. Pantau terhadap kecenderungan peningkatan suhu tubuh.
Rasional : Demam disebabkan oleh efek endoktoksin pada hipotalamus
2. Amati adanya menggigil dan diaforosis.
Rasional : Menggigil sering kali mendahului memuncaknya suhu pada infeksi umum.
3. Dapatkan spisemen darah.
Rasional : Identifikasi terhadap penyebab jenis infeksi malaria