Anda di halaman 1dari 15

ASKEP MALARIA

Kelompok 3 :
1. Aria Maici Yosepa (P0 5120219 005)
2. Shintania Mayzaroh (P0 5120219 031)
3. Syahfarman (P0 5120219 034)
4. Trisna Wulan Safitri (P0 5120219 037)

Dosen Pengajar :

Ns.Idramsyah,M.Kep.,Sp.Kep.M.B
DEFINISI MALARIA

Malaria merupakan penyakit yang dapat bersifat cepat


maupun lama prosesnya. Malaria disebabkan oleh parasit
malaria (protozoa genus plasmodium) bentuk aseksual
yang masuk kedalam tubuh manusia di tularkan oleh
nyamuk malaria (anopheles) betina ditandai dengan
demam, muka nampak pucat dan pembesaran organ tubuh
manusia. Agen penyebab penyakit malaria adalah nyamuk
anopheles betina. (WHO, 1981)
ETIOLOGI MALARIA

 Plasmodium adalah parasit yang termasuk vilum Protozoa, kelas


sporozoa. Terdapat empat spesies Plasmodium pada manusia yaitu
: Plasmodium vivax menimbulkan malaria vivax (malaria tertiana
ringan). Plasmodium falcifarum menimbulkan malaria falsifarum
(malaria tertiana berat), malaria pernisiosa dan Blackwater faver.
Plasmodium malariae menimbulkan malaria kuartana, dan
Plasmodium ovale menimbulkan malaria ovale. (Nelson, 1999)
TANDA DAN GEJALA

a. Meriang
b. Panas dingin menggigil/ demam
c. Keringat dingin
d. Kejang-kejang
e. Perasaan lemas, tidak nafsu makan
PATOFISIOLOGI
Terjadinya infeksi oleh parasit Plasmodium ke dalam tubuh manusia dapat terjadi melalui dua cara yaitu :
1. Secara alami melalui gigitan nyamuk anopheles betina yang mengandung parasit malaria
2. Induksi yaitu jika stadium aseksual dalam eritrosit masuk ke dalam darah manusia, misalnya melalui transfuse darah,
suntikan, atau pada bayi yang baru lahir melalui plasenta ibu yang terinfeksi (congenital).
Patofisiologi malaria sangat kompleks dan mungkin berhubungan dengan hal-hal sebagai berikut :
a. Penghancuran eritrosit yang terjadi oleh karena :

 Pecahnya eritrosit yang mengandung parasit


 Fagositosis eritrosit yang mengandung dan tidak mengandung parasit Akibatnya terjadi anemia dan anoksia
jaringan dan hemolisis intravaskuler
b. Pelepasan mediator Endotoksin-makrofag Pada proses skizoni yang melepaskan endotoksin, makrofag melepaskan
berbagai mediator endotoksin.
c. Pelepasan TNF ( Tumor necrosing factor atau factor nekrosis tumor )
Merupakan suatu monokin yang dilepas oleh adanya parasit malaria. TNF ini bertanggung jawab terhadap demam,
hipoglikemia, ARDS.
d. Sekuetrasi eritrosit

Eritrosit yang terinfeksi akan menempel pada endotel kapiler alat dalam dan membentuk gumpalan sehingga terjadi
bendungan.
DATA PENUNJANG

a. Laboratorium
Anemia pada malaria dapat terjadi akut maupun kronik, pada keadan
akut terjadi penurunan yang cepat dari Hb.
1. Pemeriksaan tetes darah untuk malaria
2. Tes Antigen : p-f test
3. Tes Serologi
KOMPLIKASI

1. Malaria serebral (coma)


2. Acidemia/acidosis
3. Anemia berat
4. Gagal ginjal akut
5. Edema paru non-kardiogenik/ARDS (adult respiratory distress syndrome)
6. Hipoglikemi
7. Gagal sirkulasi atau syok
8. Perdarahan spontan dari hidung atau gusi
9. Kejang berulang lebih dari 2 kali/24 jam
10. Makroskopik hemoglobinuri oleh karena infeksi malaria akut
11. Diagnosa post-mortem dengan ditemukannya parasit yang padat pada pembuluh kapiler pada jaringan otak.
ASUHAN KEPERAWATAN

 PENGKAJIAN
 IDENTITAS
• Umur
• Jenis kelamin
• Keluhan kesehatan saat ini
 Keluhan utama
 Alasan masuk rumah sakit
 Riwayat penyakit sekarang
 Riwayat penyakit terdahulu
 Riwayat penyakit sebelumnya
 Riwayat penyakit keluarga
 Riwayat pengobatan
 PEMERIKSAAN FISIK
• Keadaan umum
• Tanda-tanda vital
• Infeksi
• Palpasi
• Perkusi
• Auskultasi
• Inspeksi
• Sistem persyarafan
• Sistem perkemihan
• Sistem pencernaan
• Sistem integument
• Sistem musculoskeletal
• Sistem endokrin
• Sistem reproduksi
• Sistem penginderaan
• Sistem imun
 PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Pemeriksaan gas darah arteri
• Radiologi darah
 DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan asupan makanan yang tidak
sdekuat ; anorexia; mual/muntah
b. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan penurunan sistem kekebalan tubuh; prosedur
tindakan invasive
c. Hipertermia berhubungan dengan peningkatan metabolisme, dehidrasi, efek langsung sirkulasi kuman
pada hipotalamus.
d. Kurang pengetahuan, mengenai penyakit, prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan
kurangnya pemajanan/ mengingat kesalahan interprestasi informasi, keterbatasan kognitif.
e. Kecemasan orang tua berhubungan dengan informasi in adekuat
 INTERVENSI

a. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan asupan makanan yang tidak sdekuat; anorexia;
mual/muntah .

Tindakan/ Intervensi :

Mandiri
1. Kaji riwayat nutrisi, termasuk makanan yang disukai. Observasi dan catat masukan makanan klien
Rasional : mengawasi masukan kalori atau kualitas kekeurangan konsumsi makanan.
2. Anjurkan pada ibu klien untuk memberikan makanan sedikit tapi sering
Rasional : Porsi yang kecil tapi sering, membantu dalam memenuhi nutrisi yang adekuat.
3. beri HE ttg pentingnya nutrisi yang adekuat bagi tubuh.
Rasional : Untuk membantu pasien memahami pentingnya nutrisi bagi tubuh

Kolaborasi
7. Rujuk ke ahli gizi
Rasional : Perlu bantuan dalam perencanaan diet yang memenuhi kebutuhan nutrisi
b. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan penurunan sistem tubuh (pertahanan utama tidak
adekuat), prosedur invasif.
Tindakan/ Intervensi :
1. Pantau terhadap kecenderungan peningkatan suhu tubuh.
Rasional : Demam disebabkan oleh efek endoktoksin pada hipotalamus
2. Amati adanya menggigil dan diaforosis.
Rasional : Menggigil sering kali mendahului memuncaknya suhu pada infeksi umum.
3. Dapatkan spisemen darah.
Rasional : Identifikasi terhadap penyebab jenis infeksi malaria

c. Hipertermia berhubungan reaksi inflamasi


Tindakan/ intervensi :
1. kaji vital sign
Rasional :Untuk mengklasifikasikan intervensi selanjutnya
2. Pantau suhu pasien (derajat dan pola), perhatikan menggigil.
Rasional : Hipertermi menunjukan proses penyakit infeksius akut. Pola demam menunjukkan
diagnosis.
3. Pantau suhu lingkungan.
Rasional : Suhu ruangan/ jumlah selimut harus diubah untuk mempertahankan suhu mendekati normal.
d. Kecemasan orang tua berhubungan dengan informasi in adekuat
Tindakan/ intervensi:
1. kaji tingkat kecemasan orang tua.
Rasional : Menentukan intervensi dini
2. dorong dan anjurkan pada ibu klien untuk mengungkapkan perasaannya
Rasional : Memberikan rasa nyaman setelah mengungkapkan masalah.
3. berukan support mental pada ibu klien
Rasional : Support mental dapat membuat ibu lebih rileks

e. Kurang pengetahuan mengenai penyakit, prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan


dengan kurangnya pemajanan/ mengingat kesalahasn interprestasi informasi, keterbatasan kognitif.
Tindakan/ intervensi:
1. Tinjau proses penyakit dan harapan masa depan.
Rasional : Memberikan pengetahuan dasar dimana pasien dapat membuat pilihan.
2. Berikan informasi mengenai terapi obat - obatan, interaksi obat, efek samping dan ketaatan terhadap
program.
Rasional : Meningkatkan pemahaman dan meningkatkan kerja sama dalam penyembuhan dan
mengurangi kambuhnya komplikasi.
3. Diskusikan kebutuhan untuk pemasukan nutrisional yang tepat dan seimbang.
Rasional : Perlu untuk penyembuhan optimal dan kesejahteraan umum.
 IMPLEMENTASI
Disesuaikan dengan Intervensi
 EVALUASI
Disesuaikan dengan Tujuan dan Kriteria Hasil

Anda mungkin juga menyukai