Anda di halaman 1dari 5

Tugas Makalah

Malaria

Disusun Oleh Kelompok 1 :

- Dwi hartanto
- Munia
- Viola L Lita
- Eko Wahyudi
- Nikmatul K
- Gunawan
- Eni muchlisoh
- Indah wahyu

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU
TAHUN 2020/2021
1. Pengertian malaria

Penyakit malaria adalah salah satu penyakit yang penularannya melalui gigitan nyamuk anopheles betina yang
terinfeksi (vector borne desease). Penyebab penyakit malaria adalah genus plasmodia family plasmodiidae, yaitu P.
malariae, P. vivax, dan P. ovale. Malaria adalah salah satu masalah kesehatan penting di dunia. Secara umum ada 4 jenis
malaria, yaitu tropika, tertiana, ovale dan quartana. Di dunia ada lebih dari 1 juta meninggal setiap tahun (Dirjen P2Pl,

2011). Malaria adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh protozoa obligat intraseluler dari genus plasmodium.

Penyakit malaria ini dapat menyerang siapa saja terutama penduduk yang tinggal di daerah dimana tempat tersebut
merupakan tempat yang sesuai dengan kebutuhan nyamuk untuk berkembang. Malaria adalah penyakit yang disebabkan

oleh infeksi protozoa dari genus Plasmodium yang dapat dengan mudah dikenali dari gejala meriang (panas, dingin dan
menggigil) serta demam berkepanjangan. Penyakit ini menyerang manusia dan juga sering ditemukan pada hewan berupa

burung, kera, dan primata lainnya (Achmadi, 2008). Pada tubuh manusia, parasit membelah diri dan bertambah banyak di
dalam hati dan kemudian menginfeksi sel darah merah (Depkes RI, 2008). Penyakit malaria juga dapat dikatakan sebagai
penyakit yang muncul kembali (reemerging disease). Hal ini disebabkan oleh pemanasan global yang terjadi karenapolusi
akibat ulah manusia yang menghasilkan emisi dan gas rumah kaca, seperti CO2, CFC, CH3, NO, Perfluoro Carbon dan Carbon
Tetra Fluoride yang menyebabkan atmosfer bumi memanas dan merusak lapisan ozon, sehingga radiasi matahari yang masuk
ke bumi semakin banyak dan terjebak di lapisan bumi.

2. tanda gejala malaria

Gejala utama malaria adalah demam tinggi hingga menyebabkan menggigil, serta memiliki gejala yang mirip dengan sakit flu.

Gejala malaria bisa dikelompokkan menjadi 2 kategori, yakni:

1. Malaria tanpa komplikasi (malaria ringan)

Malaria ringan biasanya menimbulkan gejala ringan tapi tidak sampai merusak fungsi organ.

Namun gejala ini bisa berubah menjadi malaria berat jika tidak segera ditangani, atau jika Anda memiliki sistem kekebalan
tubuh yang tidak baik.

Menurut situs pusat pengendalian penyakit di Amerika Serikat (CDC), gejala malaria tanpa komplikasi biasanya berlangsung
selama 6-10 jam.

Akan tetapi, kadang gejala terjadi dalam waktu yang lebih lama bahkan bisa lebih rumit.

Pasalnya, kadang gejala yang terjadi mirip sekali dengan sakit flu, sehingga bisa menyebabkan salah diagnosis penyakit.

Tanda-tanda jika mengalami malaria ringan, akan muncul perkembangan gejala sebagai berikut ini:

 Tubuh merasakan sensasi dingin dan menggigil

 Demam

 Sakit kepala

 Mual dan muntah

 Kejang, biasanya terjadi pada penderita malaria di usia muda

 Tubuh berkeringat diiringi dengan kelelahan

 Nyeri pada tubuh


2. Malaria berat

Pada gejala malaria berat, biasa dibuktikan dengan hasil dari klinik atau laboratorium yang menunjukkan adanya tanda-tanda
gangguan fungsi organ vital dan beberapa gejala lainnya, seperti:

 Demam tinggi diiringi dengan menggigil hebat

 Mengalami gangguan kesadaran

 Mengalami kejang

 Adanya gangguan pernapasan

 Munculnya anemia berat

 Mengalami disfungsi organ vital

 Gagal ginjal

 Kolaps kardiovaskular

 Kadar gula darah rendah (Biasanya terjadi pada wanita hamil)

3. Anatomi dan fisiologi

a. Anatomi

Darah adalah jaringan ikat yang sel-selnya (elemen) tertahan dan dibawa dalam matriks cairan (plasma). Darah lebih berat
dibandingkan air dan lebih kental, cairan ini memiliki rasa dan bau yang khas serta PH 7/4 (7,35-7,45). Warna darah bervariasi
dari merah cerah sampai merah tua kebiruan bergantung pada kadar oksigen yang dibawa sel darah merah. Volume darah
total sekitar 5 liter. Pada laki-laki dewasa berukuran ratarata dan kurang sedikit dari perempuan dewasa. Volume ini bervariasi
sesuai ukuran tubuh dan berbanding terbalik dengan jumlah cairan dalam tubuh. Volume ini juga bervariasi tergantung
perubahan cairan darah dan konsentrasi elektrolitnya. (Etheel Sloone, 2004:218-219) Sel darah merah terdiri dari: 1. Eritrosit
atau sel darah merah 2. Leukosit atau sel darah putih 3. Trombosit atau pembuluh darah Sel darah merah atau eritrosit berupa
cakram kecil, cekung pada kedua sisinya sehingga dilihat dari samping nampak seperti dua bulan sabit yang saling bertolak
belakang dan berdiameter 7,65 mm. Dalam setiap mililiter kubik darah terdapat 5.000.000 sel darah Sel darah merah
memerlukan protein karena strukturnya terbentuk dari asam animo. Mereka juga memerlukan diit seimbang yang berupa zat
besi.

b. Fisiologi

Sel darah merah dibentuk dalam sum-sum tulang terutama dari tulang pendek, pipih dan tidak beraturan dan jaringan
kanselus pada ujung tulang6 pipa dan dari sum-sum dalam batang iga, iga dan dari sternum. (Evelyn C.Piere, 2006:133) Sel
darah merah biasanya bersirkulasi selama 120 hari septum menjadi rapuh dan mudah pecan walaupun sel darah merah
matang tidak memiliki nukleat, mitokondria ataupun retikulum endoplasma, enzim sitoplasmanya mampu mengkonsumsi ATP
untuk waktu yang terbatas ini. Fragmen sel darah merah yang rusak atau terdisintegrasi akan mengalami fagositosis oleh
mikrofag dalam limfa, hati, sum-sum tulang dan jaringan tubuh lain. 1. Globin (bagian protein) Hg A terdegredasi menjadi
asam amino kemudian akan diperbaharui untuk sintesis protein selular 2. Hem (bagian yang mengandung zat besi) dirubah
menjadi biliverdin (pigmen hijau) dan kemudian menjadi bilirubin (pigmen kuning) yang lepas kedalam plasma, bilirubin
diserap hati dan disekresi dalam empedu 3. Sebagian besar zat besi yang dilepas oleh hem akan diambil untuk diperbaharui
dalam proses sintesis Hg A selanjutnya (Etheel Sloan, 2004:222)

4. Upaya pencegahan malaria

Pencegahan primer :
Health Promotion : -Edukasi kepadaa setiap pelancong atau petugas yang akan bekerja di daerah endemis

- melakukan kegiatan system kewaspadaan dini, dengan memberikan penyuluhan pada masyarakat
tentang cara pencegahan malaria.

Spesific protection : Menggunakan pakaian lengkap, tidurmenggunakan kelambu, memakai obatpenolak nyamuk,
menghindari untukmengunjungi lokasi yang rawan malaria,mengurangi aktivitas di luar rumah
mulaisenja sampai subuh di saat nyamukanopheles umumnya mengigit.

•Kemoprofilaksis (mencegah terjadinyainfeksi malaria terhadap pendatang yangberkunjung ke daerah


malaria dengancara memberikan obat).

•Pengendalian secara mekanis, biologis,dan kimiawi terhadap vektor penyebabmalaria.

Pencegahan sekunder :

Early diagnosis : - • Pencarian penderita malariasecara aktif melalui skrining.

• Melakukan diagnosa dini melalui pemeriksaan gejala klinis,pemeriksaan laboratorium,


danpemeriksaan penunjang.

Prompt treatment • Pengobatan untuk mereka yang terinfeksi malaria secara tepat dan adekuat

Pencegahan tersier :

Rehabilitation : • Pemulihan kondisi penderitamalaria,memberikandukungan moril kepadapenderita dan keluarga


didalam pemulihan daripenyakit malaria,melaksanakan rujukan padapenderita yang
memerlukanpelayanan tingkat lanjut.

Disability Limitation : •Pemberian obat malaria yangefektif sedini mungkin.

• Penanganan kegagalan organseperti tindakan dialisis terhadap gangguan fungsi ginjal,pemasangan


ventilator pada gagalnapas.

• Tindakan suportif berupapemberian cairan sertapemantauan tanda vital untuk mencegah


memburuknya fungsiorgan vital.

5. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan Laboratorium

Untuk menegakkan diagnosis malaria dapat dilakukan beberapa pemeriksaan, antara lain:

1. Pemeriksaan mikroskopis
 Darah Terdapat dua sediaan untuk pemeriksaan mikroskopis darah, yaitu sediaan darah hapus tebal dan sediaan darah
hapus tipis. Pada pemeriksaan ini bisa melihat jenis plasmodium dan stadiumstadiumnya. Pemeriksaan ini banyak dan
sering dilakukan karena dapat dilakukan puskesmas, lapangan maupun rumah sakit. Untuk melihat kepadatan parasit, ada
dua metode yang digunakan yaitu semi-kuantitatif dan kuantitatif. Metode yang biasa digunakan adalah metode semi-
kuantitatif dengan rincian sebagai berikut : (-) : SDr negatif (tidak ditemukan parasit dalam 100 LPB) (+) : SDr positif 1
(ditemukan 1-10 parasit dalam 100 LPB) (++) : SDr positif 2 (ditemukan 11-100 parasit dalam 100 LPB) (+++) : SDr positif 3
(ditemukan 1-10 parasit dalam 100 LPB) (++++) : SDr positif 4 (ditemukan 11-100 parasit dalam 100 LPB)24 Sedangkan
untuk metode kuantitatif, pada SDr tebal menghitung jumlah parasit/200 leukosit dan SDr tipis penghitungannya adalah
jumlah parasit/1000 eritrosit.2
 Pulasan Intradermal ( Intradermal Smears ) Penelitian di Cina belum lama ini, memperlihatkan bahwa pulasan dari darah
intradermal lebih banyak mengandung stadium matur/matang dari Plasmodium falciparum daripada pulasan darah
perifer. Penemuan ini bisa menjadi pertimbangan untuk mendiagnosis malaria berat dengan lebih baik dan akurat.
Pulasan ini hasilnya dapat positif atau dapat juga terlihat pigmen yang mengandung leukosit setelah dinyatakan negatif
pada pulasan darah perifer. Untuk uji kesensitifitasannya, pulasan intradermal sebanding dengan pulasan darah dari
sumsum tulang yang lebih sensitif dari pulasan darah perifer.21

2.Tes Diagnostik Cepat ( Rapid Diagnostic Test )

Metode ini untuk mendeteksi adanya antigen malaria dengan cara imunokromatografi. Tes ini dapat dengan cepat
didapatkan hasilnya, namun lemah dalam hal spesifitas dan sensitifitas. Tes ini biasanya digunakan pada KLB (Kejadian
Luar Biasa) yang membutuhkan hasil yang cepat di lapangan supaya cepat untuk ditanggulangi.225 Selain pemeriksaan-
pemeriksaan diatas juga terdapat pemeriksaan penunjang lainnya. Pada malaria berat/malaria falciparum, terdapat
beberapa indikator laboratorium, antara lain :
 Biokimia Hipoglokemia : < 2.2 mmol/L Hiperlaktasemia : > 5 mmol/L Asidosis : pH arteri < 7.3 Vena plasma HCO3 < 15
mmol/L Serum kreatinin : > 265 µmol/L Total bilirubin : > 50 µmol/L Enzim hati : SGOT > 3 diatas normal SGPT > 3 diatas
normal, 5-Nukleotidase ↑ Enzim otot : CPK ↑ Myoglobin ↑ Asam urat : > 600 µmol/L
 Hematologi Leukosit : > 12000 /µL Koagulopati : platelet < 50000/µL Fibrinogen < 200 mg/dL
 Parasitologi Hiperparasitemia : > 100000/µL – peningkatan mortalitas >500000/µL – mortalitas tinggi > 20% parasit yang
mengandung tropozoit dan skizon.21

Anda mungkin juga menyukai