DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
DOSEN PEMBIMBING :
Ns. KURNIAWATY, S.Kep.,M.Kep.
BAB I
KONSEP DASAR
A. Konsep Penyakit
1.1 Definisi
Organisme penyebab malaria adalah protozoa dari genus plasmodium. Ada empat
spesies plasmodium yaitu plasmodium falciparum, plasmodium vivax, plasmodium
malariae, dan plasmodium ovale. 10 Plasmodium falciparum merupakan penyebab dari
malaria tropika yang sering terjadi malaria berat atau malaria otak dengan kematian.
Masa inkubasi 9 sampai dengan 14 hari, rata-rata 12 hari. Plasmodium Vivax yang
menyebabkan malaria tertiana dengan masa inkubasi 12 sampai dengan 17 hari, ratarata
15 hari. Plasmodium Ovale, ini jarang sekali ditemui, umumnya banyak terjadi di Afrika
dan Pasifik Barat dengan masa inkubasi 16 sampai dengan 18 hari, rata-rata 17 hari.
Plasmodium Malariae yang menyebabkan malaria quartana dengan masa inkubasi 18
sampai dengan 28 hari.
a. Pemeriksaan mikroskopis
Pemeriksaan ini meliputi pemeriksaan darah yang menurut teknis
pembuatannya dibagi menjadi preparat darah (SDr, sediaan darah) tebal dan preparat
darah tipis, untuk menentukan ada tidaknya parasit malaria dalam darah. Melalui
pemeriksaan ini dapat dilihat jenis plasmodium dan stadiumnya (P. falciparum, P.
vivax, P. malariae, P. ovale, tropozoit, skizon, dan gametosit) serta kepadatan
parasitnya.
Kepadatan parasit dapat dilihat melalui dua cara yaitu semikuantitatif dan
kuantitatif. Metode semi-kuantitatif adalah menghitung parasit dalam LPB (lapang
pandang besar) dengan rincian sebagai berikut :
d. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui kondisi umum penderita,
meliputi pemeriksaan kadar hemoglobin, hematokrit, jumlah leukosit, eritrosit, dan
trombosit. Bisa juga dilakukan pemeriksaan kimia darah (gula darah, SGOT, SGPT)
serta pemeriksaan rontgen dan USG untuk melihat apakah terjadi pembesaran hati
dan limpa dan pemeriksaan lainya sesuai indikasi (Widoyono, 2008).
1.6 Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Keperawatan
1) Pemantauan tanda-tanda vital (TD, nadi, pernafasan, dan suhu)
2) Cairan dan elektrolit
Pemberian cairan merupakan bagian yang penting dalam penanganan
malaria, biasanya diberikan cairan 1500-2000 cc/hari apalagi bila sudah terjadi
malaria berat. Pemberian cairan yang 26 tidak adekuat akan menyebabkan timbulnya
nekrosis tubuler akut. Sebaliknya pemberian cairan yang berlebihan dapat
menyebabkan udema paru. Cairan yang biasa digunakan adalah dextrose 5% untuk
menghindari hipoglikemi khususnya pada pemberian kina. Bila dapat diukur kadar
elektrolit (natrium), dipertimbangkan pemberian NaCl bila diperlukan.
Pemberian cairan yang tidak adekuat akan menyebabkan timbulnya
nekrosis tubuler akut. Sebaliknya pemberian cairan yang berlebihan dapat
menyebabkan udema paru. Cairan yang biasa digunakan adalah dextrose 5% untuk
menghindari hipoglikemi khususnya pada pemberian kina. Bila dapat diukur kadar
elektrolit (natrium), dipertimbangkan pemberian NaCl bila diperlukan.
3) Nutrisi
Pada pasien malaria makanan biasa atau makanan lunak. Diit lunak yang
diberikan mengandung protein, energy dan zat gizi lainnya. Makanan yang diberikan
dalam bentuk mudah dicerna , rendah serat dan tidak mengandung bumbu yang
tajam.
4) Eliminasi
Pada pasien malaria biasanya tidak mengalami gangguan eliminasi tapi
pada malaria berat terjadi gangguan eliminasi BAK yaitu hemoglobinuria dan
gangguan eliminasi BAB yaitu diare.
c. Penatalaksanaan medis
Berdasarkan suseptibilitas (rentan) berbagai stadium parasit malaria terhadap
obat malaria, maka obat malaria dibagi lima golongan, yaitu :
1) Skizontisida jaringan primer, proguanil, pirimetamindapat membasmi parasit
praeritrosit, sehingga mencegah masuknya parasit ke dalam eritrosit; digunakan
sebagai profilaksis kausal.
2) Skizontisida jaringan sekunder; primakuin dapat membasmiparasit daur
eksoeritrosit dan bentuk-bentuk jaringan plasmodium vivax dan ovale dan
digunakan untuk pengobatan radikal infeksi ini bagi anti relaps.
3) Skizontisida darah; membasmi parasit yang berhubungan dengan penyakit akut
disertai gejala klinik. Skizontisida dapat mencapai penyembuhan klinis suprasif
bagi keempat spesies plasmodium. Skizontisida darah juga membunuh bentuk
eritrosit stadium seksual plasmodium vivax, ovale dan malariae. Skizontisida
darah yang ampuh adalah kina, klorokuin, dan amodiakuin, sedangkan yang
efeknya terbatas adalah proguanil dan pirimetamin.
4) Gametositosida: menghancurkan semua stadium seksual, termasuk stadium
gametosit plasmodium falcifarum, juga mempengaruhi perkembangan parasit
malaria dalam nyamuk Anopheles betina. Beberapa obat gametositosida bersifat
sporontosida. Primakuin adalah gametositosida untuk keempat spesies, sedang
kina, klorokuin, dan amodiakuin adalah gametositosida untuk plasmodium
vivax, ovale dan malariae.
5) Sporontosida: mencegah atau menghambat gametosit dalam darah untuk
membentuk ookista dan sporozoit dalam nyamuk Anopheles. Obat ini mencegah
transmisi penyakit malaria dan disebut juga obat anti sporogonik. Obat-obatan
yang termasuk dalam golongan ini ialah primakuin dan poquanil. Obat-obat
malaria yang terdaftar di Dit. Jen. Pom dan memenuhi standar untuk program
pemberantasan penyakit malaria Dep. Kes. Adalah klorokuin, S-P, kina,
primakuin dan beberapa antibiotika yang beredar diindonesia. Obat baru
halofantrin, artemisin (qinghaosu) dan 29 derivatnya: artemeter, artesunat, arte-
ater, pironaridin, atovakuan, yinghausu (arteflen) (Safar Rosdiana, 2009).
A. PENGKAJIAN
1. Identitas pasien
Tanggal masuk RS : 19 maret 2023
Tanggal pengkajian : 20 maret 2023
Penanggung Jawab
Nama : Tn. R
Umur : 30 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Jakarta
Hubungan dengan pasien : Keluarga
2. Keluhan utama :
Pasien mengeluh mual, muntah dan pusing.
B. PENGKAJIAN FISIK
1. Keadaan umum : Lemah
Kesadaran : Composmentis
2. Tanda – tanda vital
- Tekanan darah : 100/70 mmHg BB : 50 kg
- Nadi : 90 x/m TB : 160 cm
-RR : 22 x/m
-Suhu tubuh : 37,5ºc
a. Frekuensi makan
Masalah keperawatan
b. Cairan
2 Eliminasi
a. BAB
b. BAK
a. Mandi
1x/hari
1) Frekuensi 3 x /hari
Masalah keperawatan
Tidak ada
Tidak ada
b. Genetalia
1) Kebersihan
Masalah keperawatan
- Pernafasan : 22 x/menit ↓
Gangguan metabolisme
- Suhu : 370C
↓
- Akral dingin
Kelemahan umum
- Kulit pucat
↓
- Klien tampak gelisah
Kekurangan energi
- Hb : 7,5 Gr/dl
↓
- Conjungtiva anemis
Intoleransi aktifitas
- Mukosa bibir tampak
kering
Respons inflamasi
sistemik
Peningkatan
sirkulasi
endoktok
sin pada
hipotala
mus
Perubahan
regulasi
temperatur
Muncul
demam
Hipertermia
3 DS : Trombus/ Defisit nutrisi
Klien mengatakan bahwa emboli/
klien tidak nafsu makan dan iskemia
perutnya terasa mual,dan ↓
pernah muntah 1x, lidah terasa Infeksi
pahit dan uluh hati terasa ↓
nyeri. Defisit
Do : neurologis
- Porsi makan yang ↓
dihabiskan terlihat hanya Penurunan
3 sendok makan kontrol
- Keadaan umum tampak volunter
lemah
↓
- BB : 49 kg
Kelemahan
- Tinggi badan : 155 cm
fisik
- Klien tampak pucat
↓
- Mukosa bibir tampak
Kkekuatan
kering
otot
menurun
↓
Nafsu makan
menurun
↓
Defisit
nutrisi
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen.
2. Hipertermia berhubungan dengan peningkatan laju metabolisme.
3. Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mencerna makanan
Intervensi keperawatan
No Diagnosa Tujuan dan kriteria Intervensi
hasil
1. Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan 1. Identifikasi
berhubungan dengan Tindakan selama 1x24 gngguan fungsi
Ketidakseimbangan jam ,diharapkan toleransi tubuh yang
antara suplai dan aktifitas meningkat dengan
mengakibatkan
kebutuhan oksigen. kriteria hasil :
kelelahan.
- Sianosis menurun
- Kekuatan tubuh 2. Monitor
meningkat kelelalahan fisik
menurun 3. Sediakan
lingkungan
nyaman dan
rendah stimulus
4. Anjurkan
melakukan
aktivitas secara
bertahap
2. Hipertermia Setelah dilakukan 1. Monitor tekanan
berhubungan dengan Tindakan selama 1x24 darah,frekuensi
peningkatan laju jam diharapkan dengan nadi dan
metabolisme kriteria hasil : pernafasan
- Perasaan lemah 2. Monitor dan
menurun catat tanda dan
- Hb meningkat gejala
hipotermia dan
hipertermia
3. Tingkatan
asupan cairan
dan nutrisi yang
adekuat
3. Defisit nutrisi Setelah dilakukan 1. Monitor intake
berhubungan Tindakan selama 1x24 output cairan
dengan jam ,diharapkan 2. Dokumentasikan
ketidakmampuan berkurang dengan hasil
mencerna makanan kriteria hasil: pemantauan
- Nafsu makan 3. Jelaskan tujuan
meningkat dan prosedur
pemantauan
Implementasi keperawatan
Evaluasi Keperawatan
Masalah
No Tanggal Eveluasi
Keperawatan
1. Intoleransi aktivitas 19 maret S :
berhubungan dengan 2022 Klien mengatakan sudah tidak
ketidakseimbangan antara merasakan lemah.
A:
Masalah teratasi
P:
Intervensi dihentikan
S:
2. Hipertermi berhubungan 18
Klien mengatakan tidak lagi
dengan peningkatan laju maret merasa lemah
metabolisme
2023 O : Klien tampak sudah tidak
lemah
A : Masalah teratasi
P : Intevensi di hentikan
DAFTAR PUSTAKA
Kemenkes RI. Info Data Dan Informasi Kesehatan Indonesia Tahun 2013. Jakarta
: Kemenkes RI; 2014.
Budiono, Sumirah Budi Pertami. 2015. Konsep dasar Keperawatan. Jakarta : Bumi Medika