Psikolog Paul Eckman, pada 1970-an mengidentifikasi enam emosi dasar yang
dialami manusia. Keenam emosi tersebut adalah bahagia, sedih, jijik, takut, terkejut, dan
marah. Emosi dasar ini juga disebut emosi primer dan muncul pada masa bayi, terutama 6
bulan pertama. Dalam cerita inside out menceritakan 5 macam emosi yaitu bahagia(joy),
sedih(sadness), marah(anger), jijik(disgust), dan takut (fear) dalam cerita tersebut ada seorang
anak perempuan berusia 11 tahun bernama rilley yang memiliki kelima emosi tersebut.
Semua emosi ini tinggal di sebuah tempat di dalam pikiran Riley yang bernama Headquartes
atau markas besar yang mengendalikan pikiran Riley dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
saat dia masih kecil dia memiliki kepribadian yang sangat indah dia punya kepribadian cinta
keluarga, menyayangi sahabatnya, kejujuran, kesukaannya bermain hoki, kekonyolannya dan
imanajinasi , rilley punya teman imajinasi saat dia masih kecil yaitu bing bong.
Emosi bahagia
Saaat pertama kali ayahnya mengatakan “rilley lihat dirimu penuh kesenangan”
Pertama kalinya rilley mencetak gol saat bermain hoki
Mendapatkan kasih sayang dari ayah ibunya
Teman teman yang baik
Emosi takut
Emosi takut selalu menjaga keamanan rilley
Takut memulai hal yang baru
Merasa takut mengatakannya pada orang tuanya kalau rilley merindukan rumahnya di
minnesota
Emosi marah
Saat emosi mengendalikan rilley membuat semua pulau kepribadian rilley runtuh
semua
Emosi juga memunculkan sifat egoi dengan memberi ide untuk melarikan diri dari
rumah
Berekspetasi
Kenyataan rumah barunya tidak sesuai dengan harapanya membuat rilley kecewa
Emosi sedih
Menangis saat mengatakan bahwa rilley sangat merinduhkan rumah lama nya, tim
hokinya dulu, teman temannya dulu dan kenangan di rumahnya dulu
Beradaptasi
Mulai beradaptasi dengan lingkungan baru, sekolah baru , teman teman baru dan tim
hoki baru
Perkembangan biopsikologi
Pada saat itu rilley mulai mengalai transisi dari kanak menjadi remaja dan mengalami
pubertas
Momen ini diawali saat Riley pada akhirnya pulang ke rumah setelah hampir berangkat ke
Minnesota. Sadness pada saat itu memegang penuh kendali, sehingga Riley menumpahkan
emosinya bahwa ia sangat merindukan rumah, teman dan tim hokinya. Ia selalu memendamnya
sebab ia tidak ingin orang tuanya marah karena kesedihannya. Orang tuanya pada akhirnya
menenangkannya dan ketiganya pun berpelukan. Di saat yang bersamaan, Sadness dan Joy bersama
– sama menciptakan ingatan dari dua emosi yang berbeda (senang dan sedih), yang pada akhirnya
menjadi memori inti dan menciptakan pulau kepribadian yang baru. Momen ini menggambarkan
dengan jelas bahwa pada akhirnya semua emosi sama pentingnya dan harus bekerja sama dalam
membantu pengembangan diri Riley.