Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH PERKEMBANGAN

EMOSI REMAJA
MAKALAH
PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
PERKEMBANGAN EMOSI REMAJA

Disusun Oleh Kelompok : VI


Desi Erawati
Neza Guci Lestari
Natalia

Kelas : Reguler (B)


Dosen Pembimbing :
Emilda Sepridawati, S.Pd

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN dan ILMU PENGETAHUAN


YAYASAN PENDIDIKAN MERANGIN
2013

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL 1
DAFTAR ISI 2
BAB I PENDAHULUAN 3
BAB II PEMBAHASAN PERKEMBANGAN EMOSI REMAJA 4
A. Pengertian Emosi 4
B. Jenis dan Ciri-ciri Emosi 4
1. Jenis Emosi 4
2. Ciri-ciri Emosi 7
3. Ciri Kematangan Emosi Remaja 7
4. Ciri Ketidakmatangan Emosi 8
C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Emosi 8
1. Faktol Internal 8
2. Faktor Eksternal 9
D. Upaya Orang Tua dan Guru dalam Mengembangkan Emosi Remaja 9
BAB III PENUTUP 11
1. Kesimpulan 11
2. Saran 11
BAB IV DAFTAR
PUSTAKA12

BAB I
PENDAHULUAN
Remaja berada pada periode yang banyak mengalami masalahpertumbuhan dan
perkembangan khususnya menyangkut dengan penyesuain diri terhadap tuntutan
lingkungandan masyarakat serta orang dewasa. Kematangan hormon seks yang ditandai
dengan datanganya menstruasi bagi remaja putri dan keluarnya air mani melalui mimpi basah
pada remaja putra dapat menimbulkan kebingungan dan perasaan cemas, khususnya apabila
mereka belum disiapkan untuk menyikapi peristiwa tersebut secara positif. Begitu juga
perubahan yang dialami tersebut akan berpengaruh terhadap perkembangan dan sosial
remaja.
Kecendrungan tingginya gejolak emosi remaja perlu dipahami oleh pendidik, khususnya
orang tua dan guru. Banyak penelitian membuktikan bahwa salah satu penyebab remaja nakal
adalah karena mengalami gangguan emosi.
Dengan mempelajari emosi kita sebagai pendidik dapat mengenali emosi diri sendiri, guna
mengajak para siswa mengenali emosi dirinya sendiri, sehingga dapat meningkatkan emosi
positif dalam diri sendiri dan peserta didik, dan meminimalkan atau mengendalikan emosi-
emosi yang bersifat negatif, serta untuk lebih dapat mengenali emosi-emosi yang bersifat
negatif, serta untuk lebih dapat mengenali emosi-emosi anak didik yang perlu dikembangkan.

BAB II
PEMBAHASAN

PERKEMBANGAN EMOSI REMAJA


Kehidupan seseorang pada umumnya penuh dorongan dan minat untuk mencapai atau
memiliki sesuatu. Seseorang individu dalam merespon sesuatu lebih banyak diarahkan oleh
penalaran dan pertimbangan-pertimbangan objektif. Akan tetapi pada saat-saat tertentu
dadalam kehidupannya, dorongan emosional banyak campur tangan dan mempengaruhi
pemikiran-pemikiran dan tingkah lakunya.

A. PENGERTIAN EMOSI
Secara sederhana emosi dapat dikatakan bahwa suatu keadaan kejiwaan yang mewarnai
tingkah laku. Emosi dapat juga diartikan sebagai suatu reaksi psikologis yang ditampilkan
dalam bentuk tingkah laku gembira, bahagia, sedih, berani, takut, marah, muak, haru, dan
sejenisnya.
Hathersall (1985), merumuskan pengertian emosi sebagai situasi psikologis yang merupakan
pengalaman subjektif yang dapat dilihat dari reaksi wajah dan tubuh. Selanjutnya keleinginna
and kelenginan (1981), berpendapat bahwa emosi seringkali berhubungan dengan tingkah
laku, emosi sering didefinisikan dalam istilah perasaan (feeling).
B. Jenis dan Ciri-ciri Emosi
1. Jenis Emosi
Crider dan kawan-kawan (1983), mengemukakan dua jenis emosi, yaitu emosi positif dan
emosi negatif. Emosi negatif merupakan reaksi ketidakpuasan seperti rasa benci, takut,
marah, geram, dan lain-lain. Dan emosi positif merupakan reaksi kepuasan terhadap
terpenuhnya kebutuhan yang dirasakan remaja seperti gembira, bahagia, sayang, cinta dan
berani.
Luella cole (1963) mengemukakan bahwa ada tiga jenis emosi yang menonjol pada periode
remaja, yaitu:
a. Emosi marah
Emosi marah lebih mudah timbul apabila dibandingkan dengan emosi lainnya dalam
kehidupan remaja. Penyebab timbulnya emosi marah pada remaja ialah apabila mereka
direndahkan, dipermalukan, dihina, atau dipojokkan di hadapan kawan-kawannya. Kadang-
kadang juga remaja melakukan tindakan kekerasan dalam melampiaskan emosi marah,
meskipun mereka berusaha menekan keinginan untuk bertingkah laku seperti itu.
b. Emosi takut
Menurut luella cole (1963), ketakutan yang dialami selama masa remaja dapat
dikelompokkan sebagai berikut:
Ketekutan terhadap masalah atas sikap orang tua yang tidak adil dan cenderung menolak
didalam keluarga.
Ketakutan terhadap masalah mendapatkan status baik dalam kelompok sebaya maupun
dalam keluarga.
Ketakutan terhadap masalah penyesuaian pendidikan atau pilihan pendidikan yang sesuai
dengan kemampuan dan cita-cita.
Ketakutan terhadap masalah pilihan jabatan yang sesuai dengan kemampuan dan keinginan.
Ketakutan terhadap masalah-masalah seks.
Ketakutan terhadap ancaman terhadap keberadaan diri.

Pada saat akhir masa remaja dan pada saat memasuki perkembangan dewasa awal, ketakutan
atau kecemasan yang baru muncul adalah menyangkut masalah keuangan, pekerjaan,
kemunduran usaha, pendiriaan/pandangan politik, kepercayaan/agama, perkawinan dan
keluarga. Remaja yang sudah matang akan berusaha untuk mengatasi masalah-masalah yang
menimbulkan rasa takutnya.
c. Emosi cinta
emosi ini sudah ada sejak masa bayi dan terus berkembang sampai dewasa. Sedangkan pada
masa remaja rasa cinta diarahkan pada lawan jenis. Pada masa bayi rasa cinta diarahkan pada
orang tua terutama pada ibu.
Remaja wanita mengalami perkembangan perasaan cinta yang normal adalah jika remaja
mengarahkan rasa cintanya kepada pemuda sesama remaja. Demikian juga dengan remaja
pria punya cinta normal mengarahkan cintanya kepada seorang gadis.
d. Emosi Gembira
Pada umunya individu dapat mengingat kembali pengalaman-pengalaman yang
menyenangkan yang dialami selama remaja. Jika kita menghitung hal-hal yang
menyenangkan tersebut kita agaknya mempunyai cerita yang panjang dan lengkap tentang
apa yang terjadi dalam perkembangan emosi remaja. Rasa gembira akan dialami apabila
segala sesuatu berlangsung dengan baik dan para remaja akan mengalami kegembiraan jika ia
diterima sebagai seorang sahabat atau bila ia jatuh cinta dan cintanya itu mendapat sambutan
(diterima) oleh yang dicintai.
Selanjutnya bila dilihat dari sebab dan reaksi yang ditimbulkannya, emosi dapat dapat
dikelompokkan menjadi 3, yaitu:
Emosi ynag berkaitan dengan perasaan (syaraf-syaraf jasmaniah), misalnya perasaan
dingin, panas, hangat, sejuk, dan sebagainya.
Emosi yang berkaiatan dengan kondisi fisiologis, misalnya sakit, meriang, dan sebagainya.
Emosi yang berkaitan dengan kondisi psikologis, misalnya cinta, rindu, sayang, benci dan
sejenisnya.
2. Ciri-ciri Emosi
Ciri khas yang terjadi pada remaja adalah :
Emosi mudah meluap (tinggi) sering muncul karena tidak terpenuhinya kebutuhan mereka,
misalnya keinginan yang tidak dipenuhi orang tua, tidak mendapat perhatian dari teman
sebaya, dan sebagainya.
Mudah muncul emosi negatif. Emosi negatif muncul dapat berupa marah, benci, sedih, dan
sebagainya.
Siswa mungkin bertingkah laku kasar untuk menutupi kekurangan dalam hal rasa percaya
diri.
Pembrontakan remaja merupakan pernyataan-pernyataan/ekspresi dari perubahan yang
universal dari masa kanak-kanak ke dewasa.
3. Ciri Kematangan Emosi Remaja
Remaja yang sudah mencapai kematangan emosi dapat dilihat dari ciri-ciri tingkah laku
sebagai berikut:
Mandiri dalam arti emosional, yaitu bertanggung jawab atas masalahnya sendiri dan
bertanggung jawab atas orang lain.
Mampu menerima diri sendiri dan orang lain apa adanya.
Mampu menampilkan ekspresi emosi sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada.
Mampu mengendalikan emosi-emosi negatif, sehingga kemunculannya tidak imfulsif
4. Ciri Ketidakmatangan Emosi
Remaja yang memiliki ketidakmatangan emosi dapat dilihat dari ciri-ciri dan tingkah laku
sebagai berikut :
Cendrung melihat sisi negatif dari orang lain.
Imfulsif; kurang mampu mengendalikan emosi, dan mudah emosional.
Kurang mampu menerima diri sendiri dan orang lain apa adanya.
Kurang mampu memahami orang lain dan cendrung untuk selalu minta dipahami oleh
orang lain.
Tidak mau mengakui kesalahan yang diperbuat dan cendrung menyembunyikannya atau
lebih memilih sikap mekanisme pertahanan diri.

C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Emosi


Secara garis besar faktor yang mempengaruhi emosi dapat dikelompokkan pada dua faktor,
yaitu
1. Faktor Internal
Merasa tidak terpenuhi kebutuhan fisik mereka secara layak sehingga timbul
ketidakpuasan, kecemasan dan kebencian terhadap apa yang mereka alami.
Merasa dibenci, disia-siakan, tidak mengerti, dan tidak diterima oleh siapapun termasuk
orang tua mereka.
Merasa lebih banyak dirintangi, dibantah, dihina, serta dipatahkan daripada disokong,
disayangi dan di tanggapi, khususnya ide-ide mereka.
Merasa tidak mampu atau bodoh.
Merasa tidak menyenangi kehidupan keluarga mereka yang tidak harmonis seperti sering
bertengkar, kasar, pemarah, cerewet atau bercerai.
Mersa menderita karena iri terhadap saudara karena disikapi dan dibedakan secara tidak
adil.
2. Faktor Eksternal
Orang tua atau guru memperlakukan mereka seperti anak kecil yang membuat harga diri
mereka dilecehkan.
Apabila dirintangi membina keakraban dengan lawan jenis.
Terlalu banyak dirintangi daripada disokong.
Disikapi secara tidak adil oleh orang tua.
Merasa kebutuhan tidak dipenuhi oleh orang tua padahal orang tua mampu.
Merasa disikapi secara otoriter, seperti dituntut patuh, banyak dicela, dihukum dan dihina.
D. Upaya Orang Tua dan Guru Mengembangkan Emosi Remaja
Beberapa cara untuk meredan emosi adalah:
Berfikir positif dalam arti mencoba melihat sesuatu peristiwa atau kejadian dari sisi
positifnya.
Mencoba belajar memahami karakteristik orang lain.
Mencoba menghargai pendapat dan kelebihan orang lain.
Intropeksi dan mencoba melihat apabila kejadian yang sama terjadi pada diri sendiri,
mereka dapat merasakannya.
Bersabar dan menjadi pemaaf.
Alih perhatian, yaitu mencoba mengalihkan perhatian pada objek lain dari objek yang ada
mulanya memicu pemunculan emosi negatif.

Oleh sebab itu untuk membantu mengembangkan emosi positif dalam diri siswa/anak baik
orang tua maupun guru hendaknya melaksanakan hal-hal sebagai berikut:

Orang tua dan guru serta orang dewasa lainya dalam lingkungan anak hendaknya dapat
menjadi model dalam mengekspresikan emosi-emosi negatif, sehingga tampilannya tidak
meledak-ledak.
Adanya program latiahan beremosi baik di sekolah maupun keluarga, misalnya dalam
merespon dan menyikapi sesuatu yang tidak berjalan sebagaimana mestinya.
Mempelajari dan berdiskusi secara mendalam kondisi-kondisi yang cendrung menimbulkan
emosi negatif, dan upaya-upaya menanggapinya secara lebih baik.

BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Emosi dapat diartikansebagai suatu reaksi psikologis yang ditampilkan dalam bentuk tigkah
laku gembira, bahagia, sedih, berani, takut, marah, muak dan lain-lain. Emosi seringkali
berhubungan dengan tujuan tingkah laku. Emosi sering didefinisikan dalam istilah perasaan
(feeling). Emosi dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu: (1) emosi yang berkaitan dengan
perasaan, (2) emosi yang berkaitan dengan fisiologis, dan (3) emosi yang berkaitan dengan
kondisi psikologis.

2. Saran
Kami menyadari, dalam pembuatan makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
kami sebagai penyusun berharap agar ada kritik dan saran dari semua pihak terutama dosen.
Kami hanyalah manusia biasa. Jika ada kesalahan, itu datangnya dari kami sendiri. Dan jika
ada kebenaran, itu datangnya dari Allah swt.

Anda mungkin juga menyukai