NIM : 82321718003
Kelas : ASP 18A
Mata Kuliah : Manajemen Sumber Daya Pendidikan (UAS)
Dosen Pengampu : Prof. Dr. H. Djam’an Satori, MA
Guru ialah seorang pendidik profesional dengan tugas utamanya mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak
usia dini melalui jalur formal pendidikan dasar dan pendidikan menengah di atur dalam UU no.14
Tahun 2005 tentang Guru.
guru harus mau membuat penelitian atas kinerjanya sendiri. Dengan cara membuka diri dan
melihat perkembangan baru dibidangnya. Penulisan karya ilmiah mempunyai manfaat yang begitu
besar bagi seorang pendidik, antara lain dapat meningkatkan kompetensi pembelajaran pada anak
didik, dan juga dapat melatih untuk lebih kreatif dan inovatif dalam melaksanakan pembelajaran.
Berdasarkan rambu-rambu dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi (Permen PAN dan RB) No. 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru
dan Angka Kreditnya ditentukan bahwa salah satu kegiatan pengembangan profesi adalah publikasi
ilmiah. Melalui sistem angka kredit diharapkan dapat diberikan penghargaan secara lebih adil dan
lebih profesional terhadap pangkat guru yang merupakan pengakuan profesi dan kemudian akan
meningkatkan tingkat kesejahteraannya.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru di SMK Al - Afsar Karangnunggal Tasikmalaya.
Fakta dilapangan masih ada sebagian guru yang belum mampu menghasilkan dan melakukan
publikasi karya ilmiah. Adapun kendala dalam publikasi karya ilmiah yaitu :
1. Kurang Menguasai Teknologi
Di era kemajuan ilmu dan teknologi seperti sekarang ini memang sangat memprihatinkan apabila
guru tidak mau mengembangkan kompetensinya di bidang teknologi seperti mengoperasikan
komputer. Faktanya masih banyak guru yang tidak bisa mengoperasikan komputer sebagai salah
satu penyebab guru enggan untuk menulis karya tulis ilmiah.
4. Keterbatasan Waktu
Guru merasa kesulitan menyediakan waktu untuk menulis. Sibuk di sekolah maupun di rumah.
Dengan demikian, keterbatasan waktu untuk dianggap menjadi kendala utama dalam menulis
karya ilmiah.
1
5. Kurang Berfungsinya Kegiatan MGMP
Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) yang seharusnya menjadi wadah guru untuk
bertukar informasi dan membicarakan persoalan-persoalan yang dihadapi para guru di sekolah
ternyata dalam setiap kegiatan MGMP hanya membahas halhal yang bersangkut paut dengan
masalah pembelajaran saja seperti : pembuatan silabus, RPP, soal ujian, penilaian, dan hal-hal
yang baru seperti kurikulum 2013. Masalah penulisan karya tulis ilmiah sebagai pengembangan
kompetensi berkelanjutan sangat jarang dibahas pada pertemuanMGMP.
6. Faktor usia
Kendala yang dialami guru dalam pembuatan karya ilmiah adalah faktor usia yang sudah tidak
muda lagi atau mendekati masa pensiun.
7. Faktor kesehatan
Kesulitan menulis karya ilmiah dipengaruhi oleh kesehatan badan seperti mata sudah kurang
jelas untuk membaca atau menulis dan juga menurunnya daya ingat.
Upaya dan Solusi Yang Harus Dilakukan Guru Untuk Mengembangkan Profesionalisme
Guru Melalui Penulisan Karya Ilmiah.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Guru di SMK Al - Afsar Karangnunggal Tasikmalaya, ada
permasalahan yang dihadapi oleh guru dalam penulisan karya ilmiah dan publikasinya. Adapun
solusi agar guru bisa mengembangkan profesionalisme yaitu dengan cara :
1. Mengikuti Tes
Guru harus mengikuti seleksi untuk guru teladan dan atau calon kepala sekolah, dan membuat
satu karya ilmiah yang dapat dipresentasikan ketika pelaksanaan tes wawancara.Atas dasar inilah
guru dituntut dan didorong untuk membuat karya tulis ilmiah.
2. Workshop/Pelatihan
Guru harus mengikuti kegiatan pelatihan/workshop yang diikuti atas inisiatif sendiri dengan
biaya mandiri maupun tugas dari sekolah/lembaga
3. Belajar Sendiri
Guru harus bisa mengembangkan kemampuan menulis karya tulis ilmiah terutama PTK dengan
belajar sendiri dan mencari contoh-contoh PTK dari internet. Contoh yang ada ini kemudian
dipakai sebagai acuan guru untuk menulis.
4. Berikan Motivasi
Kepala sekolah memiliki peran dalam membentuk profesionalitas guru. Hal ini dapat dimaknai
bahwa tugas dan tanggungjawab pimpinan sekolah bukan saja terletak pada peningkatan kualitas
sekolah, tetapi harus mampu mencakup pada pemberdayaan sumber daya yang dimiliki sekolah
tersebut. Guru harus mampu meningkatkan profesionalitasnya agar tujuan pendidikan dapat
tercapai.
Peran kepala sekola dalam meningkatkan kemampuan guru menulis karya ilmiah dimana kepala
sekolah memberikan motivasi kepada guru untuk membuat karya tulis ilmiah khususnya
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) melalui kegiatan pembinaan atau rapat.