Anda di halaman 1dari 2

ANA FITRIANI

802019126

Kasus

2 tahun yang lalu ketika ada masalah keluarga yang mengharuskan A ikut dengan ibunya.
Membuat ia merasa iri ketika ada orang lain yang membicarakan tentang keluarga, saya merasa
kesal, marah, dan sakit hati. Karena A berpikir, mereka tidak tahu apa yang ia alami dan ia rasakan
saat itu. Ia seperti kehilangan arah, merasa sendirian di dunia. Ia merasa kebingungan, seperti
tidak ada tujuan dalam hidupnya. Tetapi ia sadar, ia mempunya Tuhan. Ia mencoba
menyampingkan ego untuk bisa menerima kenyataan, mengabaikan apa kata orang lain,
mendekatkan diri kepada. Masih ada hal lain yang bisa ia syukuri, seperti masih memiliki orang
tua. Jadi, ada banyak hal yang ia dapat bahwa jangan selalu melihat keatas, tetapi sekali-kali
lihatlah kebawah.

Dinamika kepribadian

Karena egoisme, irihati, kemuakan, menyebabkan A haus dan mendambakan keluarga yang
harmonis, ia merasa iri ketika ada orang lain yang membicarakan tentang keluarga. Ia merasa resah
bingung memikirkan bagaimana nasibnya di masa depan.

Tipe kepribadian

Tepe orang suka kenikmatan: berpenampilan menarik, sopan, dan menjawab dengan hormat jika
disapa. Jika tidur mengatur tempat tidurnya secara cermat, membaringkan tubuhnya dengan hati-
hati, dan tidak banyak bergerak waktu tidur. Melakukan tugas-tugasnya dengan seni, rapi, dan
berhati-hati. Berpakaian rapi dan bagus. Jika makan menyukai makanan yang empuk dan disajikan
dengan cara mewah, makan perlahan-lahan, sedikit-sedikit, dan sangat menikmati cita rasa. Jika
melihat objek yang menyenangkan, akan berhati-hati untuk mengaguminya, terpesona oleh
tindakan, dan tidak memperhatikan kekurangannya. Sisi negatifnya antara lain suka berlagak, suka
menipu,tamak, tidak mudah puas, penuh nafsu, dan sembrono.

Cara membangun kepribadian yang sehat

Dengan metode meditasi dengan sikap penuh perhatian. Dimana mediator menghadapi setiap
pengalaman, setiap peristiwa kejiwaan , seolah-olah semua itu baru terjadi untuk pertama
kalinya. Ia membatasi perhatiannya sekadar untuk mencatat setiap momen kesadaran secara
ANA FITRIANI
802019126

berturut-turut. Jika kemudian muncul rentetan hubungan atau asosiasi, kategorisasi, atau reaksi
spesifik dalam jiwa, mediator memperlakukan hal itu sebagai objek perhatian semata-mata.
Mediator tidak menolak dan tidak mengejarnya, tetapi setelah hal tersebut tercatat lalu dikeluarkan
dari kesadaran. Tiap kesadaran yang muncul dinilai sama, tidak ada yang diistimewakan sebagai
figure atau latar belakang. Sikap penuh perhatian akan bekerja sangat baik, jikakonsentrasi
mediator cukup kuat, agar jiwa selalu siap mencatat persepsi dan pikiran. Tetapi konsentrasi
tersebut tidak boleh terlalu kuat, sampai-sampai proses ini terhenti. Jika sipak penuh perhatian
meningkat, maka ilusi normal tentang kontinuitas jiwa dan pikiran logis didapatkan, orang mulai
menyadari satuan-satuan acak dan terpisah-pisah sehingga jiwa terus membangun suatu kenyataan.

Anda mungkin juga menyukai