Anda di halaman 1dari 3

UJIAN AKHIR SEMESTER

Nama : M Dimas Ramadhan

Nim : 900.19.227

Prodi : PAI III-B Reg.Pagi

Mata Kuliah : Psikologi Umum

1. Saya termasuk tipe kepribadian plegmatis,sebab saya memiliki sifat cenderung


menghindari konflik.sifat ini biasanya menghargai kedekatan antar manusia. Sifat seperti ini
juga sering disebut sebagai people person. Saya selalu berusaha menjaga hubungan baik
dengan teman lama ,mudah setuju dengan keputusan orang lain, suka menyendiri dan saya
membenci rasa bosan,selalu punya cara dan ide untk mengusir rasa bosan. Sikap yang mudah
gembira sering kali membawa aura positif,namun karena kepribadian yang suka mencari
kesenangan saya cenderung berjuang dengan rasa kecanduan atau ingin sesuatu yang terus
menerus. Menurut saya, saya juga memiliki rasa antusias yang tinggi dan rasa ingin tahu yang
cukup tinggi,saya juga sangat mudah beradaptasi,bukan tipe pendendam dan mudah berteman
dengan siapapun. Saya juga seorang yang ekstrovert dan sangat suka mengutarakan gagasan
maupun hal hal yang ia rasakan. Namun dibalik itu semua, saya sulit untuk mengingat hal hal
yang detail,berbicara terlalu banyak,suka menyela dan menjawab dan lebih kekanak kanakan.
Cara saya mengelola kepribadian agar tetap mendapati kepribadian yang baik ialah
selalu bersyukur apa yang telah Allah amanahkan kepada saya, sebisa mungkin agar tidak
insecure dengan apa yang dimiliki orang lain,selalu menghargai orang lain dalam berbicara
maupun bertindak, dan selalu bersikap rendah hati sebab menjadi orang yang paling luar
biasa dan berbakat di dunia cukup mudah, namun jika tidak memiliki sifat rendah hati, maka
kemungkinan tidak memiliki kepribadian yang baik. Saya berusaha keras agar diri selalu
sejajar dan seimbang. Karena tak seorang pun yang menyukai orang dengan ego yang besar.
2. Pandangan saya mengenai psikologi remaja tersebut ialah pengalaman hidup remaja
yang hamil di luar nikah merupakan sebuah pengalaman hidup yang penuh tekanan dan
traumatik. Tekanan-tekanan yang dialami remaja berasal dari dalam dirinya sendiri (perasaan
bersalah, malu, menyesal, marah) dan juga dari lingkungannya (dikucilkan, dipergunjingkan).
Keputusan-keputusan yang diambil remaja sebagai mechanism coping terhadap tekanan yang
dialamipun beragam, seperti: aborsi, percobaan bunuh diri, memberikan bayinya pada
kerabat, hingga menikah. Perjalanan yang sulit ini dilalui remaja dengan meninggalkan bekas
yang dalam di hati remaja yang mengubahkan seluruh hidupnya: statusnya sebagai seorang
ibu, pandangan hidup yang lebih dewasa dari sebelumnya, dan juga sebuah trauma terhadap
kehamilan.
Pada remaja yang hamil di luar nikah yaitu mereka rentan mengalami stres dan
depresi karena timbulnya rasa malu, dikucilkan oleh lingkungan masyarakat maupun
lingkungan pergaulan. Kehamilan pada remaja putri juga dapat menghambat jenjang
pendidikan serta peraihan cita-cita mereka.  Perasaan bersalah yang dirasakan oleh remaja
yang hamil di luar nikah membuat mereka tidak berani untuk mengatakan yang sejujurnya
kepada orang lain. Oleh karena itu remaja putri perlu melakukan private
disclosure. Pengertian private disclosure menurut Petronio dalam West dan Turner (2004),
adalah suatu proses dalam mengungkapkan informasi yang bersifat rahasia kepada orang
lain. 
Sebagai pendidik, saya akan membantu mengontrol ketenangan emosi yang dimiliki
individu yang memungkinkannya untuk mengatasi konflik dengan baik dan dapat
menentukan berbagai alternatif solusi untuk menyelesaikan masalah. Memberi motivasi
kepadanya agar cita cita yang di impikannya sejak lama tidak pupus begitu saja,masih bisa
diperjuangan dengan sungguh karena Individu dikategorikan normal jika bersedia mengakui
kegagalan yang dialami dan berusaha kembali untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
Solusi/saran yang akan diberikan kepada remaja yang sudah terlanjur hamil diluar
nikah ialah saya akan mengingatkannya untuk segera bertaubat,menyesali perbuatan haram
nya. Karena jjika keduanya menikah sementara belum bertaubat dengan sebenar
benarnya,maka berarti pernikahan yang terjadi adalah pernikahan antara pezina. Maka dari
itu saya akan mengingatkannya untuk memohon ampun kepada Allah Subhanah wata’ala
dengan perasaan sedih dan bersaah,bertekad untuk tida mengulanginya kembali. Dan saya
akan menyarankan kepadanya agar menikah sesuai dengan peraturan agama Islam,yakni
menikah nya dengan menunggu sang anak ahir di dunia. Dan saya berusaha menguatkan
kesehatan mentalnya. Karena memang rasa ingin tahu remaja tentang seks memang
cenderung sangat besar , namun apapun alasannya seks diluar nikah tak bisa
dibenarkan,namun orang orang tua juga tidak bisa langsung menyalahkan anaknya.Tak hanya
orang tua,sebenarnya anak juga mengalam guncangan berat saat hamil diluar nikah,kalau
dimarahi habis habisan bisa jadi anak mengalami depresi.
Dan solusi/saran untuk remaja yang belum masuk pada perbuatan haram itu ialah
harus adanya penanaman agama yang kuat,harus menjalin kedekatan dengan orang
tua,memilih teman dan lingkungan yang baik agar tidak terpengaruh dengan perbuatan yang
buruk, dan sebenarnya harus ada pendidikan seks sejak dini sehingga mereka tahu apa risiko
dari perilaku tersebut . Yap,menurut saya sex edu itu penting,khususnya bagi masyarakat
Indonesia yang sebagian orangnya masih menganggap hal tersebut tabu untuk dibicarakan.
3. Cara mengelola perasaan dan emosi yang ada pada diri saya ialah saya mencoba
berpikiran dan bersikap positif, saya memang tak bisa situasi buruk yang menimpa namun
saya usahakan harus bisa mengubah sudut pandang untuk melihat situasi yang ditimpa
menjadi lebih positif. Dan saya akan berusaha untuk bersabar karena sabar selalu menjadi hal
yang utama dan paling utama agar dapat mengelola emosi dengan baik. Banyak kemarahan
yang meluap luap terjadi karena kurang sabar. Sabar seakan menjadi kunci utama untuk
mendapatkan suasana hati yang baik.
Menurut saya, cara-cara itu suudah cukup efekktif untuk saya,kekurangan dari mengelola
hal tersebut ialah saya lebih menyendiri, sering sekali menghindar seakan tak ingin
menyelesaikan masalah . Namun bagi saya,waktu untuk menyendiri itu terkadang dibutuhkan
agar saya lebih berpikir jernih dan menerima keadaan.
Sosok pendukung yang dapat mengelola perasaan dan emosi ialah orang terdekat saya
ialah ibu saya dan kedua sahabat saya. Teutama ibu,dialah sosok yang selalu ada untuk saya
dalam keadaan terpuruk sekalipun. Ibu tempat paling nyaman untuk berbagi cerita,meski
terkadang berbeda pendapat.Kehadirannya bisa menjadi peredam keluh kesah. Saat apa yang
ada di kepala tak mampu lagi diredam sendiri,kehadirannya lah yang dapat melegakan
pikiran dan hati. Bercerita dengan nya tak hanya untuk meredam segala perasaan dan emosi
namun bisa menjadi pegangan untuk lebih tegar juga membuat saya membuka mata bahwa
kenyataan pahit itu harus dihadapi bukan ditinggal pergi. Bahkan pelukannya saja sudah
meredam segala hal yang dirasa.

Anda mungkin juga menyukai