SE-SURABAYA
2022
1. ARAH PEMBIASAAN
Pergaulan sehat dapat dikatakan sebagai suatu kondisi hubungan antara beberapa orang atau
perkumpulan teman yang arah tujuan serta kegiatan hariannya melakukan hal-hal positif dan
mengembangkan diri baik dari dalam bidang kademik maupun non akademik. Dari hal tersebut
nampak jelas bahwa yang dinamakan pergaulan sehat tidak hanya bertitik tolak pada tujuan dibuatnya
sutu perkumpulan saja melainkan segenap proses yang terjadi dalam perkumpulan tersebut baik
kegiatan secara internal antar anggota maupun dengan dengan orang lain diluar anggota.
Pergaulan sehat dapat dikatakan sebagai proses interaksi antara individu dengan individu lain
maupun kelompok yang berlangsung secara normal dan positif. Yang dimaksud normal adalah setiap
individu menyadari bahwa pergaulan itu dilakukan agar setiap orang bisa mengembangkan
kepribadian secara positif. Pergaulan yang sehat akan membentuk karakter individu yang baik.
Sebaliknya, pergaulan tidak sehat (misalnya pergaulan bebas) akan mendatangkan risiko yang
mengancam masa depan anak Anda
Apakah kamu tahu perbedaan kedua gambar tersebut? Menurut kamu selama ini pergaulan
yang kamu lakukan bagimana?? Mari kita analisis karakteristik pergaulan sehat agar kamu bisa lebih
memahami bentuk pergaulan yang kamu lakukan. Pahami dan tanyakan pada dirimu bagaimana
suasana pergaulan yang kamu lakukan apakah sesuai dengan karakteristik berikut. (Sumber Wakol.id)
1. Saling menghargai
Pergaulan sehat akan sangat mengerti bahwa tiap individu punya hak dan kewajiban
masing-masing. Sehingga dalam pergaulan tersebut tidak ada privasi yang dilanggar.
Rasa saling menghargai ini meminimalkan perselisihan yang mungkin muncul dalam
pergaulan tersebut.
2. Percaya
Kepercayaan adalah hal positif yang dibangun secara bertahap seiring berlangsungnya
pergaulan sehat, tapi bisa hancur ketika ada janji yang tidak ditepati. Sekarang ingat-
ingatlah kembali apakah selama ini pergaulan yang kamu lakukan sudah berlandaskan
kepercayaan.
3. Jujur
Pergaulan yang sehat tidak akan membuat anak Anda malu dengan kondisinya sendiri
karena temannya akan menerima Anda dengan kelebihan dan kekurangannya.
4. Komunikasi
Komunikasi yang dimaksud adalah mampu menjadi pendengar yang baik saat temannya
memiliki masalah dan memberi nasehat yang baik pula bila diperlukan.
Setelah Anda memastikan terlibat dalam pergaulan sehat, teruslah belajar untuk bisa
mempertahankan pola pertemanan seperti itu. Beberapa hal yang bisa dilakukan anak dalam hal ini
adalah:
1. Jangan menghakimi
Semua orang punya pilihan dan pertimbangan masing-masing dalam bertindak yang
terkadang tidak sama dengan nilai yang dianut oleh anak. Ketika hal itu terjadi, ia harus
mengingat bahwa menghakimi perbedaan hanya akan membuat pertemanan berjalan
tidak sehat.
2. Jangan membicarakan keburukan
Setiap orang punya kesalahan dan kelemahan sehingga bukan kapasitas kita untuk
menggunjingnya. Jika ada hal yang harus diperbaiki dalam diri orang lain yang ada
dalam lingkup pergaulan sehat anak, sebaiknya langsung biacarakan dengan orang
tersebut melalui bahasa yang baik dan tidak menyinggung perasaan.
3. Saling memaafkan
Pergaulan sehat bukan berarti tidak pernah ada konflik yang terjadi di dalamnya. Namun,
pertemanan yang solid akan selalu membuka ruang untuk saling memaafkan sehingga
hubungan baik akan kembali tersambung tanpa ada dendam maupun rasa sakit hati yang
tidak terobati.
Pergaulan tidak sehat disebut juga pergaulan bebas adalah proses bergaul dengan orang lain
terlepas dari ikatan yang mengatur pergaulan. Tanda-tanda pergaulan tidak sehat antara lain:
Terjadinya pergaulan tidak sehat memberikan pengaruh besar terhadap diri sendiri, orang tua
dan lingkungan. Dampak pergaulan tidak sehat tersebut meliputi:
Untuk menumbuhkan kesadaran akan bahaya pergaulan bebas, remaja perlu diberikan
pendidikan mengenai dampak pergaulan tidak sehat. Perlu diberikan pendidikan kerohanian agar
sadar tentang akibat yang akan ditimbulkan dari pergaulan tidak sehat baik bagi diri sendiri, keluarga
dan lingkungan. Pembentukan jati diri yang utama adalah lingkungan. Lingkungan sehat akan
melahirkan remaja sehat. Sebaliknya, lingkungan kurang baik akan membentuk pribadi remaja kurang
sehat. Lingkungan kurang baik bisa menjerumuskan remaja ke pergaulan bebas. Remaja yang sudah
masuk ke dalam lingkungan yang salah akan sulit sekali untuk kembali ke dalam lingkungan yang
baik. Karena anak usia remaja memiliki jiwa dan pikiran yang masih labil.
Maka peran orang tua dan lingkungan terdekat sangat diperlukan dalam menciptakan remaja
yang baik. Berikut ini hal-hal yang perlu dilakukan agar remaja mempunyai pergaulan yang sehat dan
baik:
1. Membekali diri dengan bimbingan agama sedini mungkin agar mempunyai kontrol
perilaku yang kuat dalam pergaulan.
2. Sebelum keluar rumah biasakan meminta ijin dan menjelaskan tujuan kepergian, dengan
siapa pergi serta pulang jam berapa agar orang tua tahu.
3. Salurkan bakat dan minat dalam hal-hal positif.
4. Yakinlah aturan dari orang tua atau guru bukan bermaksud mengekang tapi untuk
kebaikan masa depan.
5. Biasakan bicara dengan orang tua, ceritakan tentang kejadian yang sudah dialami,
jadikan orang tua dan guru sebagai tempat mencurahkan isi hati.
6. Jaga diri dari pergaulan tidak sehat, jangan sampai terjadi kehamilan pada usia sekolah
karena berdampak pada masa depan. (Sumber : Kompas.com)
Bullying adalah tindakan penggunaan kekuasaan untuk menyakiti seseorang atau sekelompok
orang baik secara verbal, fisik, maupun psikologis sehingga korban merasa tertekan, trauma, dan tak
berdaya (Sejiwa, 2008). Bullying tidak hanya dilakukan secara non verbal dengan memukul atau
menendang, namun menghina atau menyebarkan aib seseorang juga masuk dalam kriteria bullying.
Bullying secara verbal mungkin tidak menyakiti secara fisik korbannya namun lebih pada keadaan
psikologis yang membutuhkan waktu lama untuk proses membantu anak. Kasus Bullying banyak
terjadi di sekolah, sebagai kader konselor sebaya beberapa tindakan yang bisa kamu lakukan untuk
membantu temanmu antara lain :
1. Catat setiap kejadian. Catat setiap peristiwa perisakan yang Anda saksikan setiap
harinya.
2. Kumpulkan barang bukti
3. Alihkan perhatian pelaku bullying atau korbannya.
4. Mencari bantuan.
5. Bicaralah pada seseorang yang bisa menghentikan aksi bullying misalkan guru.
Ceritakan mengenai masalah yang dialami, guru mungkin mampu membantunya untuk
berbaur dengan teman sebayanya.
6. Ajarkan anak untuk percaya diri dan tidak memakai mindset negative yang diucapkan
teman untuk menilai diri
7. Ajarkan anak untuk membela diri dengan cara-cara yang positif jika nanti mengalami
permasalahan yang sama
Budaya hidup rukun meriupakan salah satu hal yang harus diterapkan disetiap lingkungan
untuk meminimalkan kasus Bullying. Hidup rukun adalah pola hidup seseorang atau kelompok yang
saling menghormati satu sama lain dan saling menyayangi di antara sesama manusia. Dengan pola
hidup rukun seseorang atau kelompok akan memiliki hubungan yang baik dan harmonis. Suasana
yang tercipta dari pola hidup rukun akan membuat lingkungan tersebut tentram dan damai karena
antar individu dan kelompok ini saling memahami. Saling bahu membahu, tolong menolong,
menjauhi perselisihan, menjauhi pertikaian, menghormati pendapat adalah kondisi yang tampak dari
kehidupan yang rukun. Nilai-nilai hidup rukun tersebut sebagai berikut:
1. Nilai Kebersamaan
2. Nilai Kekuatan
3. Toleransi Tinggi
4. Nilai Persatuan
5. Asah, Asih, ASuh
Siswa perlu hidup rukun dan bersosialisasi dengan baik di sekolah. Nyaman dengan kondisi
sekolah juga akan mempengaruhi kualitas belajar kita di sekolah. Berikut ini manfaat hidup sehat di
sekolah yang kamu rasakan jika bisa bersosialisasi dengan baik:
1. Suasana Kelas Dan Lingkungan Sekolah yang Nyaman
2. Suasana Kondusif
3. Materi akan Mudah Di Pahami
4. Tidak Banyak Terjadi Kegaduhan
5. Selalu Ada Musyawarah
6. Jarang Terjadi Perkelahian
7. Hidup Menjadi Damai
2. KASUS
Ardi adalah seorang siswa kelas VIII di SMP X. Di Sekolah Ardi dikenal sebagai kepala geng
preman di sekolahnya. Geng preman yang sangat ditakuti oleh siswa-siswa lain. Mendengar nama
Ardi, beberapa anak sudah mulai ketakutan bahkan mengeluarkan keringat dingin. Ardi dan
kelompoknya sering membuat kerbutan di sekola maupun luar sekolah. Hampir setiap hari Ardi
beserta semua anak buahnya menjaga pintu pagar untuk meminta uang pada pihak-pihak tertentu yang
mereka anggap lemah. Jika yang dimintai uang tidak memberikan sesuai yang diminta maka Ardi dan
anak buahnya tidak segan-segan untuk melakukan kekerasan pada anak tersebut.
Bentuk kekerasan itu mulai dari memukul kepala, meginjak kaki atau menarik saku seragam
sekolah hingga robek. Hal ini akan dilakukan hingga objek yang menjadi sasaran memberikan uang.
Banyak siswa yang tidak berani mengadukan hal tersebut pada pihak sekolah karena pernah ada
beberapa kasus siswa yang berani mengatakan pada guru akan mendapatkan kekerasan yang lebih
besar. Hingga banyak siswa yang memilih jalan aman dengan memberikan apa yang diminta Ardi dan
temannya atau tidak bertemu dengan mereka.
Guru BK yang mengetahui bagaimana karakter Ardi sang pemimpin kelompok, sering
memanggilnya untuk mengajak berbicara. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui mengapa Ardi
bersikap seperti itu. Padahal berdasarkan informasi yang didapat guru BK tersebut dari guru-guru
Ardi di SD, Ardi merupakan sosok yang baik. Ardi merupakan siswa yang memiliki prestasi yang
cukup baik meski bukan juara kelas. Ardi tidak pernah terlibat permasalahan di sekolah. Hubungan
dengan teman-temannya juga cukup baik.
Sedangkan informasi yang didapat guru BK tentang bagaimana sikap Ardi di rumah. Ardi
sangat pendiam di rumah bahkan jarang berbicara dengan adik maupun kedua orangtuanya. Kedua
orangtua Ardi sering bertengkar bahkan hendak bercerai karena setiap pertengkaran yang terjadi
selalu tidak menemukan titik cerah. Ardi sering merasa tertekan di rumah, dia menginginkan suasana
rumah yang tenang dan damai seperti sebelumnya. Namun hal tersebut tidak dia dapatkan. Hal ini
membuat Ardi enggan berbicara pada siapapun di rumah. Ardi merasa tidak ada gunanya mengatakan
apa pun di rumah. Ardi merasa sudah tidak ada yang memperhatikannya dirumah, bahkan ibunya juga
sering lupa menyetrika baju sekolah Ardi. Sehingga Ardi ke sekolah memkai pakaian yang terlihat
kusut. Padahal sebelumnya Ardi selalu berpenampilan rapi saat ke sekolah.
Ardi cenderung melampiaskannya melalui sikap-sikap yang dia tampilkan di sekolah. Rasa
tertekan, marah karena keinginannya tidak tercapai diungkapkan dengan mengikuti kelompk (geng)
dan melakukan hal-hal yang kurang terpuji. Ardi berfikir dengan melakukan kekerasan, memulai
pertengkaran dan menganggu teman akan membuatnya terhibur dan melupakan permasalaahnnya di
rumah. Hal ini membuat banyak siswa yang merasa terancam dengan berada di dekat Ardi. Prestasi
yang dicapai Ardi di sekolah juga menurun drastis dibandingkan dengan prestasi yang diraihnya pada
saat duduk di SD.
Sebagai kader pembimbing teman sebaya ketika kamu mendapatkan curhatan dari temanmu
seperti diatas kamu harus memetakan terlebih dahulu permasalahan berdasarkan diatas seperti contoh
berikut.
Dari uraian yang telah kamu lalukan tersebut baru kamu akan mengajak teman mu untuk mulai
menangani satu persatu perilaku yang mungkin belum disadari karena pada dasarnya teman bercerita
untuk meminta pendapat dan memilih keputusan.
3. BERCERMIN/TUGAS
Setelah kamu membaca materi dan contoh kasus diatas, sekarang coba kamu berfikir
kembali bagaimana selama ini pergaulan yang kamu jalani bersama teman-temanmu dengan
panduan beberapa pertanyaan berikut ya !!!
1. LEMBAR KERJA
Sebelumnya kalian sudah belajar merefleksi diri dengan menilai diri kalian sendiri dan
pergaulan yang telah kalian lakukan selama ini. Pada bagian ini kalian akan belajar sikap
sebagai kader pembimbing teman sebaya.
Silahkan dan jelaskan secara rinci terhadap beberapa setting permasalahan berikut.
1. Sebagai kader pembimbing teman sebaya, kamu dihadapkan pada
beberapa temanmu yang ikut geng dan banyak melakukan hal-hal
yang melanggar peraturan sekolah. Jelaskan bentuk tindakan yang
kamu lakukan terkait hal tersebut
2. Bagaimana program kerja yang akan kamu terapkan dalam
menjalankan kegiatan pembimbing teman sebaya untuk
membantu teman agar membentuk pergaulan yang sehat !
3. Jelaskan tindakan yang kamu lakukan untuk menciptakan budaya
rukun di lingkungan sekolah !
4. Sebagai kader pembimbing teman sebaya, jelaskan hal-hal yang
akan kamu sampaikan pada teman sekitarmu untuk pencegahan
kasus bullying !
5. Menurut pendapatmua, bagaiaman pergaulan sehat itu bisa
terwujud dengan baik?
ANALISIS KASUS
CERITA KASUS 1
Cerita tentang Tomo
Tomo adalah seorang siswa kelas IX sebuah SMP di Kota Yogyakarta. Badannya kecil, dan kulitnya
sawo matang, parasnya biasa-biasa saja tidak begitu tampan karena hidungnya pesek. Karena
badannya yang kecil ia sering menjadi bahan olok-olokan temannya dengan sebutan anak belum
umur, anak belum sunat, dsb. Ia sempat merasa malu mendapat julukan itu, sehingga tidak mau
bergabung dengan teman yang lainnya. Nggak enak sih, rasanya menyendiri…Ia kemudian berpikir
lagi, ia tak bisa maju dan tambah pintar dan akhirnya Ia memutuskan untuk bergabung dengan teman-
temannya, yang bisa menerima dirinya.
CERITA KASUS 2
Cerita tentang Edo
Edo teman Tomo, yang sering mengolok-olok Tomo . Edo memang tampan, disukai banyak cewek.
Ketampanannya membuatnya sombong dan merasa jagoan. Hampir semua siswa laki-laki pernah
bermasalah dengannya. Ia juga bergaul dengan anak-anak yang tidak bersekolah, yang sering
nongkrong dan merokok bergerombol di jalan. Di lingkungan pergaulan luar tersebut Edo termasuk
disegani dan dianggap jagoannya.
CERITA KASUS 3
Kasus Bullying di SMA Jakarta
Lapangan di kawasan Bintaro menjadi saksi bisu aksi kekerasan yang terjadi di SMA Jakarta. Siswa
kelas 1 dipaksa buka baju, push up, lari dan ditampar. "Dibawa kakak kelas dari parkiran ke daerah
Bintaro (belakang McD). Di sana disuruh push up, buka baju dan lari. Di sana juga disuruh suit. Yang
kalah, ditampar dengan keras. Kira-kira dari zuhur sampai ashar," kata Aba. Hal ini disampaikan Aba
di SMA Jakarta, Jl Sabar, Petukangan Selatan, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Senin (1/12/2008).
Aba mengalami luka bibir pecah, memar di pelipis. Dikatakan dia, sedikitnya 68 siswa kelas 1 dari 9
kelas dipaksa ikut 'penataran.' "Disuruh kelas 2 dan 3, katanya untuk penataran," ujarnya. Menurut
Aba, ada juga teman-temannya yang dibawa ke lantai 3 sekolah. "Tetapi nggak tahu diapain. Biasanya
jam-jam istirahat. Dengar dari anak-anak cuma dikasih tahu, anak kelas 1 parkir di belakang," tutur
Aba.
Pergaulan merupakan satu hal yang tidak akan pernah lepas dari setiap individu. Remaja
memiliki sifat dominan untuk terus berhubungan dengan teman sebaya bahkan lebih mengedepankan
hubungan teman sebaya tersebut dalam suatu pengambilan keputusan. Hal ini wajar mengingat proses
pencarian identitas yang sedang dialami individu terutama dalam usia SMP. Pergaulan sehat dapat
dikatakan sebagai suatu kondisi hubungan antara beberapa orang atau perkumpulan teman yang arah
tujuan serta kegiatan hariannya melakukan hal-hal positif dan mengembangkan diri baik dari dalam
bidang kademik maupun non akademik. Pergaulan sehat akan membawa individu untuk mencapai
perkembangan optimal. Bullying merupana salah satu bentuk tindakan yang muncul karena proses
pergaulan yang tidak sehat. Bullying atau perundungan tidak hanya menyangkut hal-hal yang
berkaitan penyiksaan secara fisik namun bisa melalui kata-kata yang dapat melukai psikologi individu
lain. Salah satu bentuk budaya yang harus diciptakan dalam membentuk pergaulan sehat dan
menurunkan angka Bullying adalah budaya rukun.
Hidup rukun adalah pola hidup seseorang atau kelompok yang saling menghormati satu sama
lain dan saling menyayangi di antara sesama manusia. Dengan pola hidup rukun seseorang atau
kelompok akan memiliki hubungan yang baik dan harmonis. Suasana yang tercipta dari pola hidup
rukun akan membuat lingkungan tersebut tentram dan damai karena antar individu dan kelompok ini
saling memahami. Sebagai kader konselor sebaya penanaman nilai kerukunan pada diri kemudian
menulatkan pada teman sekitar kita secara otomatis akan menciptakan pergaulan yang sehat dan hal-
hal negative sebagai dampak pergaulan bebas akan dapat dihindari bersama.
Setelah mempelajari Modul 10 ini dan mengerjakan keseluruhan kegiatan, Yuk mulai Rancang
kegiatan untuk dirimu dan membantu teman sekitarmu !!!!
Setelah aku mengikuti kegiatan dengan tema “MENJAGA DIRI DARI PERGAULAN YANG
TIDAK SEHAT BUDAYA RUKUN UNTUK MENGURANGI TINDAKAN BULLYING” aku
berniat untuk :
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………….