Dalam menjalani suatu hubungan, idealnya setiap individu akan saling menyayangi, mengasihi,
dan memberikan rasa aman dan saling mendukung. Namun pada toxic relationship, salah satu
pihak biasanya akan berupaya untuk mendominasi pihak lainnya, posesif banget,
overprotective, maupun memanipulasi pasangan (gaslighting) untuk mengontrolnya, maupun
sekadar mempermainkan pasangannya (breadcrumbing), emotional dan verbal physically
abuse.nampar dorong nonjok tempramen, brainwashing bahwa kamu ga bisa tanpa aku
Padahal coba rasakan dan pikirkan, coba bandingkan dengan orang yang memiliki hubungan
yang sehat. Sebenarnya kamu nyaman tidak dengan hubungan kamu sekarang, biasanya kalau
sudah berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. Biasanya kamu akan merasa capek dengan
hubungan yang toxic ini.
Toxic relationship. dr. Lillian Glass (communication and psychology expert) adalah ketika berada
di sebuah hubungan yang konsisten membuat tidak nyaman, lebih banyak merasa perasaan
negative, membuat rasa sedih, dan kesal lebih dominan dibandingkan rasa senang, dan ketika
berada di hubungan yang cukup menguras energy. Makanya disebut hubungan beracun tidak
sehat berdampak buruk bagi keadaan fisik maupun mental seseorang. Tidak hanya terjadi pada
sepasang kekasih, tapi juga lingkungan teman, friendzone, bahkan keluarga.
Hubungan tak sehat yang berdampak buruk pada kesehatan mental.
a. Sudah tidak saling mendukung satu sama lain (selalu ngebatin, selalu menang, selalu ngalah)
b. Penyelesaian konflik yang dilakukan buruk (selalu begitu) (menyakiti kekerasan fisik,
kekerasan mental, posesif, overprotective, silent treatment
c. Ketika salah satu atau kedua pihak sudah tidak terlalu berusaha
d. Ketika intuisi atau perasaan kita secara tidak langsung sudah sadar bahwa tidak cocok satu
sama lain (pada saat kamu sering berpikir bahwa kamu mesti putus tp kamu ga bisa nah ini
tanda ada yang salah karena denial) dikira bisa nemenin sampai tua *ini tanda ada yang
salah
e. Selalu dikontrol oleh pasangan, salah satu pihak selalu mengontrol, pasangan memaksakan
kehendak terhadap hidup yang kamu jalani. Dia juga mungkin akan mengutarakan
kalimat yang membuat kamu harus menuruti kemauannya, misalnya “Aku bersikap
seperti ini karena aku sayang sama kamu.” Jika kamu tidak menurutinya, dia bisa
saja menuding kamu tidak menyayanginya. Hal ini membuatmu mau tidak mau
mengikuti keinginannya.
f. Sulit menjadi diri sendiri, memiliki citra diri yang negative takut kehilangan bergantung pada
pasangan
g. Tidak mendapat dukungan, selalu curiga dan dikekang (rasa cemburu berlebih, posesif),
sering dibohongi, menerima kekerasan fisik.
h. Terisolasi dengan lingkungan luar (tidak nyaman dan bebas untuk bersosialisasi dengan
orang lain)
i. Komunikasi yang buruk
Langkah preventif
Sebelum memutuskan untuk lanjut atau mengakhiri hubungan dengan seseorang
a. Harus benar-benar tau dan mengenali pasangan, analisis hubungan kamu dengan orang itu
dengan melihat kebiasaanya, apa kesukaan kelebihan dan kekurangan ( sambil bertanya
dalam hati, bisa ndak ya kita menerima kekurangan yang ia miliki, sebisa mungkin harus
jujur dengan diri sendiri, jika dirasa kurang cocok ya ambil sikap tegas untuk mengakhiri,
Atau coba pikirkan kira-kira apakah kamu bisa bertahan dalam jangka waktu yang lama atau
jika kamu tinggal bareng dengan dia dalam jangka waktu yang lama missal sampai menikah
bisa tidak kamu mentoleransi sikap ia yang negative begitupun sebaliknya bisa tidak ia
mentoleransi sikap kita yang negative, apakah ada hal yang dari dulu kamu ingin untuk ia
lakukan tapi ternyata dia tidak melaksanakan, dan sebaliknya. Pertimbangkan banyak hal
Mau atau nggak kamu bertahan dalam toxic relationship ini dalam jangka waktu yang cukup
lama, sampai kapan kamu menunggu dia bisa berubah apakah seminggu sebulan 2 bulan
atau setahun, seandainya dia dalam waktu 5-10 tahun kedepan dia tidak berubah apakah
kamu siap dengan dia
b. Saling komunikasi dengan baik apa yang kamu inginkan dan pasangan inginkan, tiap
hubungan pasti ada perbedaan pendapat, hubungan yang sehat pun pasti ada konflik dan ini
adalah hal yang wajar tinggal bagaimana kamu dan pasangan berkomunikasi yang baik
supaya mendapatkan solusi, komunikasi asertif dan komunikasi yang baik
c. Bersikap tegas, teguhkan hati perasaan adalah hal yang perlu divalidasi, kalau memang
merasa tidak nyaman maka katakanlah dengan tegas
d. Ingat bahwa pada dasarnya apapun yang terjadi dalam hubunganmu adalah tanggung jawab
kamu, coba buat batasan yang jelas atas harapanmu. (pasti ada andil kita di dalam
hubungan)
e. Seeking for help
Professional health, keluarga, butuh waktu untuk taking time dan menjauh dari orang yang
toxic itu nggak apa-apa
Pattern itu akan begitu, evaluasi
2. Cerita followers
Kedua peneliti tersebut melibatkan 155 responden yang baru putus cinta selama 6
bulan terakhir. Mereka menemukan, sebanyak 71% partisipan mengaku sudah bisa
move on kurang lebih selama 6 bulan.
Selain itu, Gary dan Nicole menemukan bahwa 3 bulan setelah patah hati adalah masa
penyembuhan, periode untuk menerima kenyataan yang ada saat itu.
1. Lebih focus pada diri sendiri, pada masa depan, dan bukan pada masa lalu
2. Keluar dari hubungan yang toxic dan berusaha mencari lingkungan maupun teman yang
supportif
3. Mencari kesibukan yang positif
4. Manjakan dirimu bahwa dirimu berharga dan selalu menemani kamu dalam kondisi apapun
5. Nikmati kesedihan yang kita rasakan (karena pasti tidak selamanya) namun jangan berlarut-
larut dan kemudian tertawakan kesedihan, kebodohan kita di masalalu
6. Kembali berolahraga berkegiatan fisik
7. Membangun lagi citra diri yang positif
Konsultasi dengan expert atau ahli curhat dan cerita konsultasi mengenai permasalahan untuk
solusi kedepannya
Kamu selama ini berharap bahwa pasangan kamu pasti berubah makanya tetap dipertahankan
lama, dan kamu berpikir bahwa pada akhirnya dia akan berubah menjadi lebih baik meskipun
kamu sendiri tidak tau kapan dia akan berubah dan hal itu bisa terjadi?
Ini wajar tidak ya? apakah hubungan ini harus diakhiri? Atau harus bertahan dan berlanjut?
Saya yakin ini tidak mudah berada dihubungan yang toxic. Jika kalian merasa semakin sulit maka
semakin sering melakukan refleksi, coba focus pada diri sendiri, belajar mencintai diri kita
sendiri bahwa kita berharga, temukan passion kamu, focus pada impian, dan tidak
menggantungkan diri pada siapapun (mandiri) karena yang bertanggung jawab untuk
mewujudkan impian adalah diri kita sendiri, ga usah takut, dan kamu harus keluar dari lingkaran
itu.