Jaman sekarang itu kan udah banyak banget ya pelajar SMA/SMK bahkan SMP udah bisa
pacaran, tapi ini udah jadi hal lumrah bagi kalngan pelajar, selama mereka pacarannya sehat.
Tapi banyak juga nih para orang tua atau guru yang melarang anak/siswanya memiliki
pacar/berpacaran. Ini karena mereka hanya tau dampak negatif dari berpacaran, padahal
dampak positifnya juga ada lo, nah sekarang Rismut mau bagi2 apa aja positifnya pacaran
dikalangan pelajar, kan aku juga pelajar ya, jadi taulah apa aja dampak baiknya buat kita
sendiri, hehehhh :) Oke ini dia :
1. Prestasi sekolah
Pacaran bisa meningkatkan prestasi belajar kita. Prestasi meningkat biasanya karena
semangat belajar yang naik akibat ada pacar yang senantiasa memberikan dorongan dan
perhatian atau karena ingin membuktikan kepada orangtua bahwa meskipun kita pacaran
prestasi belajar kita tidak terganggu. Jadi buat temen2 yg sekarang itu lagi punya pacar,
buktiin donk ke orang tuanya :)
2. lebih dewasa
Kita dapat lebih dewasa lagi dalam segala hal.
Contohnya:laki-laki lebih dapat mengerti keadaan perempuannya dapat lebih perhatian dan
dapat lebih tahu keadaan perempuannya, laki laki itu dapat berfikir lebih dewasa
lagi ,menjadi tidak manja ,dan tambah lebih sabar lagi.dan dapat memahami perasaan orang
lain.
3. Pergaulan sosial
Pergaulan sosial dengan teman sebaya maupun lingkungan sosial sekitar bisa menjadi meluas
atau menyempit. Pergaulan menjadi sempit kalau kita lebih banyak menghabiskan waktu
hanya berdua, enggak gaul lagi dengan teman lain. Makin lama biasanya kita menjadi sangat
bergantung pada pacar kita atau sebaliknya dan tidak memiliki pilihan interaksi sosial
lainnya.
D a m p a k P o s i t i f d a n N e g a t i f P a c a r a n B a g i Remaja
•Related•Filed Under A r i f i n m e n g a t a k a n a d a n y a d a m p a k p o s i t i f m a u p u n
n e g a t i f d a r i p a c a r a n b a g i r e m a j a , seperti:
Di dalam hubungan pacaran pasti ada suatu permasalahan yang dapat membuat
mereka di sekolah. Tetapi tidak menutup kemungkinan dapat mendorong mereka untuk lebih
berdua, tetapi banyak melibatkan interaksi dengan orang lainnya(saudara, teman, keluarga,
dengan yang lain(tidak boleh bergaul dengan yang lain selain dengan aku).
Umumnya, aktivitas pacaran tidak produktif (ngobrol, nonton, makan, dan
sebagainya), namun dapat menjadi produktif, jika kegiatan pacarandi isi dengan hal-hal
awalnya memang sebagai tanda atau ungkapan kasih sayang, tapi pada umunya akan
sulit membedakan rasa sayang dan nafsu. Karena itu perlu upaya kuat untuk saling
5. Penuh Masalah Sehingga Berakibat Stres Hubungan dengan pacar tentu saja tidak semulus
Jika remaja belum siap punya tujuan dan komitman yang jelas dalam
memulai pacaran, maka akan memudahkan ia stres dan frustasi jika tidak mampu mengatasi
masalahnya.
Interaksi yang terjadi dalam pacaran menyebabkan ruang dan waktu untuk pribadi
menjadi lebihterbatas, karena lebih banyak menghabiskan waktu untuk berduaan dengan
pacar.
7. Perasaan Aman, Tenang, Nyaman, dan Terlindung.
m e n j a d i b a h a g i a , m e n i k m a t i h i d u p , d a n m e n j a d i s i t u a s i y a n g kondusif
1. Melemahkan Iman Orang yang pacaran cenderung meletakkan rasa cinta kepada
kekasihnya di atas rasa cinta kepada Sang Pencipta.
Tak perlu mengelak ataupun mengiyakan, sebab pernyataan ini bisa
dibuktikan dengan kualitas ibadah seseorang. Jika kualitas ibadah seseorang
menurun setelah mengalami jatuh cinta, itu artinya porsi kecintaannya kepada Allah
berkurang. Ia jadi jarang ke Masjid,
jarang membaca Al Quran, meninggalkan shalat sunnah, bahkan beberapa hafalannya
hilang,serta banyak ibadah lain yang terlewatkan.
2. ‘melatih’ kemunafikan
Orang yang berpacaran itu seringkali menipu, berusaha agar pasangannya yakin bahwa ialah
yang terbaik. Memang tidak semua.. tapi umumnya begitu. Ia akan menampakkan hal-hal
yang baik di depan kekasihnya. Adapun hal-hal yang buruk sebagian besar ia sembunyikan.
Sebagian orang ada yang sengaja menunjukkan beberapa keburukannya kepada kekasihnya
sekedar untuk meraih simpati, mencari kesamaan, mendapatkan pemakluman, atau sebagai
bumbu-bumbu romantisme belaka. Namun tidak jarang orang yang berpacaran mengatakan
sesuatu yang sebenarnya bertentangan dengan hati kecilnya.
5. Menjadikan hidup borosorang yang pacaran akan selalu berkorban untuk pacarnya.
Bahkan uang yang seharusnya untuk ditabung bisa habis untuk bersenang-senang:
membelikan hadiah pacarnya, membeli pulsa,mentraktir, nonton Film, dan yang lainnya.
6. Akan melemahkan daya kretaifitas dan menyulitkan konsentrasi, karena pikiran mereka
hanya tertuju kepada pacarnya
9. Tidak setia dengan pasangannya jika sudah menikah, karena masing-masing ingat dengan
pacarnya yang lama, dan selalu membanding-bandingkan antara suami/ istrinya yang
syahdengan pacarnya yang lama.
Barang siapa yang jatuh cinta, lalu tetap menjaga kesucian dirinnya, menyembunyikan
rasacintanya dan bersabar hingga mati maka dia mati syahid.”Sungguh sangat beruntung
orang yang mencintai dengan kesucian diri dan berlindung darigodaan syatan yang terkutuk.
Tentunnya orang yang menjaga cintannya yang suci hingga ia meninggal dunia. Rasullulah
SAW juga berpesan: “Cintailah sesuatu itu dengan biasa-biasa saja, karena boleh jadi suatu
saat nanti dia akan menjadi sesuatu yang kamu benci, dan bencilah sesuatu yang tidak kamu
ketahui dengan biasa-biasa saja,
karena boleh jadi suatu saat nanti dia akan menjadi sesuatu yang kamu cintai (H.R. Bukhari,
AbuDaud, Tirmizi, dan Ibnu Majah, dari Abu Hurairah)Kedewasaan kita dalam berpacaran
bisa dilihat dari kesiapan untuk bertanggung jawab. Ini dapat dilihat dari kemampuan untuk
menyesuaikan diri dengan berbagai tuntutan peran, membagiwaktu, perhatian, dan tanggung
jawab antara belajar, pekerjaan rumah, dan pacaran. Kesiapan untuk berbagi dengan orang
lain, menghadapi permasalahan pacaran, dan tetap bisa mengendalikan diri dan memenuhi
nilai-nilai yang dianut dalam berhubungan dengan lawan jenis.
A. Pengertian pacaran.
Menurut DeGenova & Rice (2005) pengertian pacaran adalah menjalankan suatu
hubungan dimana dua orang bertemu dan melakukan serangkaian aktivitas bersama agar
dapat saling mengenal satu sama lain. Menurut Bowman (1978) pacaran adalah kegiatan
bersenang-senang antara pria dan wanita yang belum menikah, dimana hal ini akan menjadi
dasar utama yang dapat memberikan pengaruh timbal balik untuk hubungan selanjutnya
sebelum pernikahan di Amerika.
Benokraitis (1996) menambahkan bahwa pacaran adalah proses dimana seseorang
bertemu dengan seseorang lainnya dalam konteks sosial yang bertujuan untuk menjajaki
kemungkinan sesuai atau tidaknya orang tersebut untuk dijadikan pasangan hidup. Menurut
Saxton (dalam Bowman, 1978), pacaran adalah suatu peristiwa yang telah direncanakan dan
meliputi berbagai aktivitas bersama antara dua orang (biasanya dilakukan oleh kaum muda
yang belum menikah dan berlainan jenis).
Kyns (1989) menambahkan bahwa pacaran adalah hubungan antara dua orang yang
berlawanan jenis dan mereka memiliki keterikatan emosi, dimana hubungan ini didasarkan
karena adanya perasaan-perasaan tertentu dalam hati masing-masing. Menurut Reiss (dalam
Duvall & Miller, 1985) pacaran adalah hubungan antara pria dan wanita yang diwarnai
keintiman. Menurut Papalia, Olds & Feldman (2004), keintiman meliputi adanya rasa
kepemilikan. Adanya keterbukaan untuk mengungkapkan informasi penting mengenai diri
pribadi kepada orang lain (self disclosure) menjadi elemen utama dari keintiman.
Berdasarkan pernyataan-pernyataan di atas, dapat disimpulkan pengertian pacaran
adalah serangkaian aktivitas bersama yang diwarnai keintiman (seperti adanya rasa
kepemilikan dan keterbukaan diri) serta adanya keterikatan emosi antara pria dan wanita yang
belum menikah dengan tujuan untuk saling mnengenal dan melihat kesesuaian antara satu
sama lain sebagai pertimbangan sebelum menikah.
B. Penyebab Pacaran di Usia Remaja
1. Globalisasi
Globalisasi pada masa sekarang ini tidak dapat lagi dibendung. Globalisasi yang
paling mempengaruhi para remaja sekarang adalah globalisasi akibat berkembangnya
internet. Dari situlah para remaja mendapat dorongan untuk mencontoh budaya bangsa barat
yang tidak sesuai diterapkan di Indonesia seperti konsuntif, hedonisme dan gonta-ganti
pasangan hidup. Sehingga mendorong para remaja untuk berpacaran di usia dini.
2. Membuktikan diri cukup menarik
Pada saat ini, para remaja sudah melewati batas bergaul yang telah di tetapkan oleh
orang tua. Mereka sudah mengenal pacaran sejak awal masa remaja. Pacar, bagi mereka
merupakan salah satu bentuk gensi yang membanggakan. Selain itu, pacar merupakan sesuatu
yang dapat membuktikan bahwa mereka cukup menarik dan patut untuk mendapat perhatian
dari lingkungan sekelilingnya.
3. Adanya pengaruh kawan
Di kalangan remaja, memiliki banyak kawan merupakan salah satu bentuk prestasi
tersendiri. Makin banyak kawan, makin tinggi nilai mereka di mata teman-temannya.
Akan tetapi, jika tidak dapat dikendalikan, pergaulan itu akan menimbulkan
kekecawaan. Sebab kawan dari kalangan tertentu pasti juga mempunyai gaya hidup tertentu
pula seperti halnya berpacaran. Apabila si remaja berusaha mengikuti tetapi tidak sanggup
memenuhinya maka remaja tersebut kemunginan besar akan di jauhi oleh teman-temannya.
2. Dampak Negatif
a. Kekerasan fisik
Koalisi Antikekerasan di Alabama menyebutkan bahwa satu dari tiga anak mengalami
kekerasan fisik selama pacaran usia dini. Bentuknya seperti mendorong, memukul, mencekik,
dan membunuh. Kejahatan tersebut sangat tertutup karena pihak korban ataupun pelaku tidak
mengakui adanya masalah selama hubungan kencan. Penyebab kekerasan fisik pada remaja
di antaranya kecemburuan, sifat posesif, dan temperamen dari pasangan si anak remaja.
Pelaku, misalnya, mengontrol cara berpakaian si anak. Hal itu sebenarnya adalah bentuk
kekerasan, yang sering kali dilihat oleh si anak sebagai bentuk perhatian.
b. Kekerasan seksual
Pemerkosaan dalam pacaran adalah bentuk kekerasan seksual dalam pacaran. Komisi
Nasional Antikekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) Indonesia
mengategorikan kekerasan jenis itu sebagai kekerasan dalam pacaran (KDP). KDP secara
seksual terjadi ketika seseorang diserang secara seksual oleh orang lain yang dikenal dan
dipercaya, seperti teman kencan. Kekerasan seksual dapat juga terjadi saat korban mabuk di
suatu pesta, misalnya. Pesta menjadi ajang yang paling mudah bagi pelaku untuk mengincar
remaja dengan lebih dahulu memberikan narkoba, kemudian menjadikannya korban
kekerasan seksual.
c. Cenderung menjadi pribadi yang rapuh
Anak remaja yang mulai pacaran sejak usia dini lebih banyak mengalami sakit kepala,
perut dan pinggang. Mereka juga lebih banyak depresi dibanding rekan seusianya yang belum
pernah pacaran. Seseorang, yang mengenal cinta lebih dini cenderung menjadi pribadi yang
rapuh, sakit-sakitan, merasa tidak aman dan mudah depresi, contohnya remaja, akan memiliki
alarm rasa sakit yang lebih tinggi, terutama jika remaja itu menjalin hubungan yang buruk
dengan pasangannya.
Mereka punya kecenderungan tingkat rasa sakit yang lebih mendalam. Mereka benar-
benar meresapi perasaan buruk seperti sedih atau kesal karena secara psikologi mereka sudah
mengenalnya ketika berhubungan dengan pasangannya. Akibat terlalu mendalami perasaan
sedih dan emosional itu adalah depresi dan penyakit lainnya. Karena terlalu sedih atau marah,
perasan depresi pun bisa muncul. Akibatnya mereka jadi tidak mau makan, kurang tidur atau
tidak mau melakukan apa-apa. Dari situlah muncul penyakit-penyakit seperti pusing, sakit
perut dan lainnya
Mereka yang mengenal cinta dan mengalami masalah dalam berhubungan dengan
pasangan lebih dulu memiliki pandangan yang lebih serius dan sikap yang lebih tertutup. Hal
itu memicu perasaan stres dan penyakit fisik lainnya.
d. Kehamilan dan penularan penyakit menular seksual
Anak yang berpacaran di usia dini mengarah pada kemungkinan yang lebih besar
untuk melakukan hubungan seksual. Hal itu sangat memungkinkan terjadinya kehamilan dan
penularan penyakit menular seksual (PMS). Menurut The Centers for Disease Control
(CDC), kelompok remaja dan dewasa muda (15-24 tahun) adalah kelompok umur yang
memiliki risiko paling tinggi untuk tertular PMS.
Sekedar mengingatkan bahaya kehamilan pada remaja:
1. Hancurnya masa depan karena tidak bisa melanjutkan sekolah.
2. Remaja wanita yang terlanjur hamil akan mengalami kesulitan selama kehamilan karena
jiwa dan fisiknya belum siap.
3. Pasangan pengantin remaja, sebagian besar diakhiri oleh perceraian (umumnya karena
terpaksa kawin karena nafsu, bukan karena cinta).
4. Remaja wanita yang berusaha menggugurkan kandungan pada tenaga non medis (dukun
bayi, tenaga tradisional) sering mengalami kematian karena mengalami sakit dan pendarahan
yang hebat.
5. Pengguguran kandungan yang diperbolehkan oleh undang-undang, kecuali indikasi medis
(misalnya si ibu sakit jantung berat, sehingga kalau ia meneruskan kehamilan dapat timbul
kematian). Baik yang meminta, pelakunya maupun yang mengantar dapat dihukum berat .
6. Bayi yang dilahirkan dari perkawinan remaja, sering mengalami kecacatan dan gangguan
kejiwaan saat ia dewasa.
7. Jadi bahan pembicaraan dan ejekan masyarakat sekitar .
8. Stress berkepanjangan dan bisa jadi GILA.
e. Menurunkan konsentrasi
Hal ini terjadi jika remaja telah mengakhiri hubungan dengan pacarnya sehingga
emosinya menjadi labil, konsentrasi menjadi buyar karena terus memikirkan pacarnya
sehingga remaja tersebut tidak dapat menyelesaikan tugas-tugas yang di berikan kepadanya
dan mengerjakan ulangan dengan baik sehingga dapat menurunkan prestasi remaja tersebut.
f. Menguras harta
Akan menguras harta, karena orang yang pacaran akan selalu berkorban untuk
pacarnya, bahkan uang yang seharusnya untuk ditabung bisa habis untuk membelikan hadiah
untuk pacarnya.
D. Dampak Berpacaran Terhadap Prestasi Belajar
Bagi remaja (siswa) pacaran merupakan sesuatu yang sudah biasa dilihat atau juga
dilakukan oleh para remaja (siswa), secara langsung maupun tidak langsung hal tersebut
dapat berpengaruh terhadap prestasi belajar mereka menjadi menurun atau semakin giat
belajar, Berpacaran dapat membuat prestasi belajar seorang siswa menurun antara lain
contoh-contoh tersebut adalah sebagai berikut, ketika belajar seorang siswa yang berpacaran
pasti akan terganggu konsentrasinya untuk belajar karena pasanganya selalu mengirim SMS
kepadanya dan siswa tersebut pasti hanya fokus untuk membalas SMS pasangan dan
melupakan waktu belajarnya, kemudian siswa yang berpacaran juga dapat membuat malas
untuk masuk sekolah di saat bertengkar dengan pasangan atau berpisah dengan pasangan
karena malas bertemu denganya di sekolah, mungkin beberapa contoh tadi dapat mewakili
dampak negative yang ditimbulkan berpacaran pada saat usia remaja mesi masih banyak
contoh-contoh lainya.
Berpacaran dapat pula membuat prestasi belajar seorang remaja (siswa) meningkat
dan semakin giat belajar antara lain contoh-contoh tersebut adalah sebagai berikut, pada saat
seorang siswa yang sedang berpacaran mereka dapat merasa tidak ingin kalah dari
pasanganya dalam hal apapun karena di saat dia kalah dari pasanganya maka dia akan merasa
malu dan ingin melebihi apa yang di raih pasanganya itu terutama dalam hal pelajaran
teradang mereka membuat suatu permainan kecil dimana apabila salah satu seorang pasangan
mendapat nilai yang jelek dari pasanganya maka pasangan yang menang dia dapat meminta
apa saja pada pasanganya tetapi dalam batas kewajaran seperti dibelikan coklat,snack dll. Hal
tersebut juga dapat membuat mereka menjadi giat belajar dan apabila seoarang siswa yang
sedang berpacaran maka mereka akan selalu ingin masuk sekolah setiap hari karena ingin
bertemu pasanganya hal ini juga dapat mempengaruhi absensi siswa dapat juga menjadi
dorongan semangat untuk lebih giat belajar.
Dari beberapa hal diatas seorang remaja (siswa) yang berpacaran hendaknya mendapt
bimbingan dari guru terutamanya adalah orang tua sehingga mereka dapat mendapat sisi
positif dan terhindar dari sisi negative yang di timbulkan.
2. Sehat Emosional.
Hubungan terjalin dengan baik dan nyaman, saling pengertian dan keterbukaan. Harus
mengenali emosi diri sendiri dan emosi orang lain. Harus mampu mengungkapkan dan
mengendalikan emosi dengan baik.
3. Sehat Sosial.
Pacaran tidak mengikat, maksudnya hubungan sosial dengan yang lain harus tetap
dijaga agar tidak merasa asing di lingkungan sendiri. Tidak baik apabila seharian penuh
bersama dengan pacar.
4. Sehat Seksual.
Dalam berpacaran kita harus saling menjaga, yaitu tidak melakukan hal-hal yang
beresiko. Jangan sampai melakukan aktivitas-aktivitas yang beresiko, seperti berciuman
hebat (kissing), berpelukan hebat (petting), meraba-raba bagian sensitif wanita dan apalagi
melakukan hubungan seks. ” SAY NO TO SEKS “
F. Pembimbingan Remaja yang Berpacaran
Bagaimanapun seorang remaja(siswa) yang berpacaran, berpacaran memiliki dampak
negative yang lebih banyak di bandingkan dampak postifnya oleh karena itu peranan orang
tua dan guru sangat di perlukan untuk membimbing para remaja agar terhindar dari prilaku-
prilaku negative yang ditimbulkan berpacaran.
Beberapa hal yang dapat dilakukan oleh orang tua untuk membimbing anak-anaknya
adalah memantau dan slalu mengawasi kegiatan mereka apakah mereka dapat menepatkan
waktu yang tepat atau tidak seperti saat belajar maka harus belajar dll. Hal itu dapat membuat
mereka tidak melupakan kegiatan belajarnya karena terlalu memikirkan hubunganya, selain
itu orang tua juga dapat mengajarkan hal-hal apa yang di larang oleh agama kepada seseorang
yang bukan muhrimnya sehingga prilaku negative dapat dihindarkan akibat berpacaran.
Guru adalah salah satu yang sangat berperan dalam prestasi belajar disekolah bagi
seorang siswa dimana guru merupakan orang tua setelah di sekolah selain di rumah ada ayah
dan ibu,peran guru dalam membimbing siswa yang berpacaran agar tidak menurun prestasi
belajarnya adalah dengan cara selalu memberi nasihat semangat dan dorongan kepada siswa
dan tak lupa mengajarakan bagaimana berpacaran yang baik dan tidak melupakan kewajiban
belajaranya selain hal tersebut seorang guru dapat pula mengajarkan mana hal yang baik dan
buruk terutama pada guru agama sehingga mereka dapat mengerti dan menghindari perilaku
yang tidak baik pada saat berpacaran.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada dasarnya berpacaran saat remaja merupakan hal yang tidak baik karena secara
usia dan psikologi seorang remaja belum siap, tetapi apabila hanya untuk mengenal satu-
sama lain dan dalam batas sewajarnya hal tersebut tidak apa-apa dilakukan terutama untuk
meningkatkan prestasi belajar mereka sendiri selain itu peran orang tua dan guru sangat
penting agar mereka tidak terjerumus dalam prilaku-prilaku tidak biak yang ditimbulkan.
B. Saran
Dalam melakukan hubungan pada saat remaja seperti berpacaran, hendaknya seorang
remaja seperti kita hanya focus untuk belajar saja dan meraih cita-cita, menyadari dalam
berpacaran usia seperti kita ini selayaknya belum mencukupi dan belum matang untuk
hubungan yang lebih serius karena belum siap dalam berbagai aspek hal yang dibutuhkan.
D a m p a k p o s i t i f m a u p u n n e g a t i f d a r i p a c a r a n b a g i r e m a j a , seperti:
1. Prestasi SekolahBisa meningkat atau menurun. Di dalam hubungan pacaran
pasti ada suatu permasalahan yangdapat membuat pasangan tersebut bertengkar.
Dampak dari pertengkaran itu dapat mempengaruhi prestasi mereka di sekolah. Tetapi
tidak menutup kemungkinan dapat mendorong mereka untuk lebih meningkatkan
prestasi belajar mereka
2. Pergaulan SosialPergaulan bisa tambah meluas atau menyempit. Pergaulan
tambah meluas, jika pola interaksidalam peran hanya berkegiatan berdua, tetapi
banyak melibatkan interaksi dengan orang lainnya(saudara, teman, keluarga, dan lain-
lain).Pergaulan tambah menyempit, jika sang pacar membatasi pergaulan
dengan yang lain (tidak boleh bergaul dengan yang lain selain dengan aku).
3. Mengisi Waktu LuangBisa tambah bervariatis atau justra malah terbatas.
Umumnya, aktivitas pacaran tidak produktif (ngobrol, nonton, makan, dan
sebagainya), namun dapat menjadi produktif, jika kegiatan pacarandiisi dengan hal-hal
seperti olah raga bersama, berkebun, memelihara binatang, dan sebagainya.
"Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang
keji dan sesuatu jalan yang buruk." (QS. Al-Isra, 17 : 32)
"Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka janganlah seorang laki-laki
sendirian dengan seorang wanita yang tidak disertai mahramnya. Karena sesungguhnya yang
ketiganya adalah syaitan." (HR. Imam Ahmad)
"Seandainya kepala seseorang ditusuk dengan jarum besi, itu lebih baik dari pada menyentuh
wanita yang tidak halal baginya." (Hadist Hasan, Thabrani dalam Mu'jam Kabir 20/174/386)
"Demi Allah, tangan Rasulallah SAW tidak pernah menyentuh tangan wanita (bukan
mahram) sama sekali meskipun dalam keadaan memba'iat. Beliau tidak memba'iat mereka
kecuali dengan mangatakan: "Saya ba'iat kalian." (HR. Al-Bukhari)
"Sesungguhnya saya tidak berjabat tangan dengan wanita." (HR. Malik, Nasa'i, Tirmidzi,
Ibnu Majah, Ahmad)
"Wahai Ali, janganlah engkau meneruskan pandangan haram (yang tidak sengaja) dengan
pandangan yang lain.
Karena pandangan yang pertama mubah untukmu.
Namun yang kedua adalah haram." (HR. Abu Dawud, Ath-Tirmidzi dan dihasankan oleh Al-
Albani)
"Pandangan itu adalah panah beracun dari panah-panah iblis. Maka barang siapa yang
memalingkan (menundukan) pandangannya dari kecantikan seorang wanita, ikhlas karena
Allah, maka Allah akan memberikan di hatinya kelezatan sampai pada hari Kiamat." (HR.
Imam Ahmad)
"Hai isteri-isteri Nabi, kamu sekalian tidak-lah seperti wanita yang lain, jika kamu bertakwa.
Maka janganlah kamu tunduk (merendahkan suara) dalam berbicara sehingga
berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya, dan ucapkanlah perkataan yang
baik." (QS. Al-Ahzab, 33 : 32)
Pacaran adalah suatu kebiasaan yang lumrah pada zaman sekarang ini. Pacaran sudah menja
mur pada
kalangan anak remaja. Terkadang orang dewasa pun pacaran dulu sebelum menikah. Pacaran
di dalam
ISLAM itu tak ada. Di dalam ISLAM yang ada itu Taaruf.
Taaruf adalah kegiatan bersilaturahmi, kalau pada masa ini kita bilang berkenalan bertatap
muka, atau main/bertamu ke rumah seseorang dengan tujuan berkenalan dengan
penghuninya. Bisa juga dikatakan bahwa tujuan dari berkenalan tersebut adalah untuk
mencari jodoh. Taaruf bisa juga dilakukan jika kedua belah pihak keluarga setuju dan tinggal
menunggu keputusan anak untuk bersedia atau tidak untuk dilanjutkan ke jenjang khitbah -
taaruf dengan mempertemukan yang hendak dijodohkan dengan maksud agar saling
mengenal.
Apakah perbedaan Pacaran dengan Taaruf?
Pacaran :
Taaruf :
Telah sama-sama kita ketahui bahwa Islam adalah agama yang mengharamkan perbuatan
zina, termasuk juga perbuatan yang MENDEKATI
ZINA. Maka sebelum kita melangkah lebih jauh, sebaiknya kita berpikir lagi mengenai pacar
an.
Dan berikut Dalil" yang saya rangkum dari beberapa sumber.
"Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang
keji dan sesuatu jalan yang buruk." (QS. Al-Isra, 17 : 32)
Dalil di atas kemudian juga diperkuat lagi oleh beberapa hadits dan ayat Al-Qur'an berikut:
"Janganlah seorang laki-laki berdua-duaan dengan wanita kecuali bersama mahramnya."
(HR. Al-Bukhari dan Imam Muslim)
"Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka janganlah seorang laki-laki
sendirian dengan seorang wanita yang tidak disertai mahramnya. Karena sesungguhnya yang
ketiganya adalah syaitan." (HR. Imam Ahmad)
"Seandainya kepala seseorang ditusuk dengan jarum besi, itu lebih baik dari pada menyentuh
wanita yang tidak halal baginya." (Hadist Hasan, Thabrani dalam Mu'jam Kabir 20/174/386)
"Demi Allah, tangan Rasulallah SAW tidak pernah menyentuh tangan wanita (bukan
mahram) sama sekali meskipun dalam keadaan memba'iat. Beliau tidak memba'iat mereka
kecuali dengan mangatakan: "Saya ba'iat kalian." (HR. Al-Bukhari)
"Sesungguhnya saya tidak berjabat tangan dengan wanita." (HR. Malik, Nasa'i, Tirmidzi,
Ibnu Majah, Ahmad)
"Wahai Ali, janganlah engkau meneruskan pandangan haram (yang tidak sengaja) dengan
pandangan yang lain.
Karena pandangan yang pertama mubah untukmu.
Namun yang kedua adalah haram." (HR. Abu Dawud, Ath-Tirmidzi dan dihasankan oleh Al-
Albani)
"Pandangan itu adalah panah beracun dari panah-panah iblis. Maka barang siapa yang
memalingkan (menundukan) pandangannya dari kecantikan seorang wanita, ikhlas karena
Allah, maka Allah akan memberikan di hatinya kelezatan sampai pada hari Kiamat." (HR.
Imam Ahmad)
"Hai isteri-isteri Nabi, kamu sekalian tidak-lah seperti wanita yang lain, jika kamu bertakwa.
Maka janganlah kamu tunduk (merendahkan suara) dalam berbicara sehingga
berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya, dan ucapkanlah perkataan yang
baik." (QS. Al-Ahzab, 33 : 32)
Nah,Banyak sekali bukan Dalil yang melarang kita mendekati zina. Termasuk juga pacaran.
Jadi,Mari kita bersama-sama berpikir cerdas. Memilih Taaruf atau pacaran?
Saya,juga skrg sebenarnya sedang menaruh hati pada seorang Akhwat yang saya sayangi. Tet
api berkat teman" saya yang memberi tahu saya tidak baik untuk pacaran. Maka saya pun mul
ai ada perubahan sedikit demi sedikit dari setiap nasihat teman".
Jadi,Mari kita bersama sama sebagai umat ISLAM menjauhi perbuatan yang mendekati zina.
KESIMPULAN.....!!
Dengan demikian jelaslah bahwa pacaran bukanlah alternatif yang ditolerir dalam Islam
untuk mencari dan memilih pasangan hidup. Menjadi jelas pula bahwa tidak boleh
mengungkapkan perasaan sayang atau cinta kepada calon istri selama belum resmi menjadi
istri. Baik ungkapan itu secara langsung atau lewat telepon, ataupun melalui surat. Karena
saling mengungkapkan perasaan cinta dan sayang adalah hubungan asmara yang
mengandung makna pacaran yang akan menyeret ke dalam fitnah. Demikian pula halnya
berkunjung ke rumah calon istri atau wanita yang ingin dilamar dan bergaul dengannya
dalam rangka saling mengenal karakter dan sifat masing-masing, karena perbuatan seperti ini
juga mengandung makna pacaran yang akan menyeret ke dalam fitnah.
Wallahul musta’an
Adapun cara yang ditunjukkan oleh syariat untuk mengenal Akhwat yang hendak dilamar
adalah dengan mencari keterangan tentang yang bersangkutan melalui seseorang yang
mengenalnya, baik tentang biografi (riwayat hidup), karakter, sifat, atau hal lainnya yang
dibutuhkan untuk diketahui demi maslahat pernikahan. Bisa pula dengan cara meminta
keterangan kepada wanita itu sendiri melalui perantaraan seseorang seperti istri teman atau
yang lainnya. Dan pihak yang dimintai keterangan berkewajiban untuk menjawab seobyektif
mungkin, meskipun harus membuka aib wanita tersebut karena ini bukan termasuk dalam
kategori ghibah yang tercela. Hal ini termasuk dari enam perkara yang dikecualikan dari
ghibah, meskipun menyebutkan aib seseorang. Demikian pula sebaliknya dengan pihak
wanita yang berkepentingan untuk mengenal lelaki yang berhasrat untuk meminangnya,
dapat menempuh cara yang sama.