Disusun Oleh:
1. Lidwina Dedea Br Ginting
2. Christy Manta Marpaung
Kelas : XII-IPS
BAB 1
PENDAHULUAN
Pacaran memang telah menjadi gejala umum di kalangan Remaja. Karena pada masa
peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa ini, remaja biasanya sudah mulai “naksir”
lawan jenisnya. Hal ini karena adanya budaya barat yang masuk ke negara kita, dan paling
banyak budaya barat tersebut tidak sesuai dengan budaya negara kita. Sehingga masalah
pacaran memang tidak bisa di lepas dari kalangan remaja. Maka tak heran, di kalangan
remaja status pacaran menjadi identitas yang sangat membanggakan. Ini akan membuat
remaja menjadi lebih percaya diri jika sudah memiliki pacar.
Fenomena pacaran di kalangan remaja, bukan terjadi pada remaja kota saja, remaja
desa tak tertinggal. Dampak dari perilaku pacaran pada kalangan remaja tentu terdapat yang
positif dan negatif. Ada kalanya para remaja semakin bersemangat untuk belajar. Disamping
itu, dampak di sebagian remaja menjadi terganggu saat belajar karena terlalu memikirkan hal
diluar pelajaran hingga terkena seks bebas. Namun, pada kenyataannya lebih banyak dampak
negatifnya, sehingga diharapkan orang tua lebih memperhatikan anak-anaknya dalam
bergaul. Oleh sebab itu, adanya dampak berpacaran ini membuat penulis mengangkat
permasalahan ini.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
Berdasarkan rumusan masalah yang telah disusun diatas, maka tujuannya adalah:
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pacaran
Istilah pacaran tidak bisa lepas dari remaja, karena salah satu ciri remaja yang
menonjol adalah rasa senang terhadap lawan jenis disertai keinginan untuk memiliki.
Pacaran juga bias diartikan sebagai hubungan pranikah antara pria dan wanita yang
diterima oleh masyarakat. Pacaran merupakan salah satu bentuk ekspresi akibat
adanya perbedaan naluriah antara dua jenis kelamin yang disebabkan oleh
kematangan seksual
Pacaran berasal dari kata ‘pacar’ yang berarti teman lawan jenis yang tetap
dan mempunyai hubungan berdasarkan cinta kasih atau bisa disebut kekasih. Saat
sepasang remaja beda jenis mulai menjalin suatu hubungan pacaran maka timbul rasa
ingin bersikap romantis kepada pasangannya. Perilaku berpacaran pada diri tiap
individu tidak pernah sama. Namun disisi lain, keinginan untuk saling
membahagiakan pasangannya dapat menciptakan pengalaman baru seperti ingin
bersikap romantis, penuh kehangatan, dan saling berbagi suka maupun duka. Hal ini
biasa terjadi pada setiap pasangan yang mulai memasuki tahap berpacaran tak
terkecuali pada pasangan remaja. Fenomena pacaran dianggap sebagai masa
pendekatan antar individu dari kedua lawan jenis yaitu ditandai dengan saling
pengenalan pribadi baik kekurangan maupun kelebihan dari masing-masing individu.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Fenomena remaja yang berpacaran tentu bukan hal yang baik karena secara usia, para
remaja belum siap. Menjadi hal yang baik, apabila para remaja mengenal satu sama lain
dalam batas yang wajar. Dan menjadikan pacaran sebagai meningkatkan prestasi belajar
mereka. Sebagai orang tua dan guru harus ikut andil dalam mengawasi agar mereka tidak
terjerumus ke dalam perilaku yang negative.
B. Saran
Dalam hal ini, hendaknya seorang remaja yang belum cukup usia, untuk focus dalam
belajar dan meraih cita-cita. Dan menyadari jika berpacaran di usia saat ini belum layak
dan belum matang untuk memiliki hubungan dari berbagai aspek.
Daftar Pustaka
https://www.kompasiana.com/aiskurniasih/5d2a0bf90d823025e75c9952/pengaruh-pacaran-
bagi-remaja
https://telkomschools.sch.id/pengaruh-pacaran-pada-remaja/
https://www.sehatq.com/forum/apa-dampak-positif-dan-negatif-dari-pacaran-q15026
https://www.studocu.com/id/document/smk-negeri-1-batam/tujuan-penulisan-dan-mengatasi-
rendahnya-minat-literasi-dikalangan-pelajar/pengaruh-pacaran-terhadap-pergaulan-
remaja-2-1/20686415