Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang masalah

Remaja adalah masa dimana seseorang beranjak dewasa, yang tadinya adalah seorang
anak-anak. Dengan kata lain remaja adalah masa setelah anak-anak. Masa remaja juga sering
disebut sebagai masa labil seseorang. Remaja juga identik dengan sebutan masa pencarian
jati diri.

Pergaulan adalah hubungan yang dibangun oleh sesama manusia di muka bumi tanpa
mengenal batasan. Jadi, pergaulan besifat tidak terbatas, sehingga pergaulan tidak selamanya
bersifat baik. Baik dan buruknya suatu pergaulan dapat ditentukan oleh orang-orang yang ada
di dalamnya. Dampak dari pergaulan itu sendiri dirasakan oleh orang-orang dalam pergaulan
tersebut maupun yang tidak.

Pergaulan remaja adalah hubungan yang dibangun oleh kaum remaja, dimana setiap orang
memiliki sifat dan sikap yang berbeda maka hal itu tentunya juga berlaku bagi para remaja.
Hal itu mengakibatkan pergaulan remaja dapat berdampak baik dan buruk bagi remaja itu
sendiri. Pergaulan remaja juga memiliki berbagai hal yang dapat mendidik. Saat ini pergaulan
remaja sering bersifat negatif. Sehingga mendatangkan remaja yang buruk sehingga
berdampak bagi bangsa dan negara karena remaja atau generasi muda merupakan penerus
masa depan bangsa.

Pergaulan remaja yang juga tidak mengenal batasan dapat mempengaruhi masyarakat.
Pergaulan remaja yang buruk dapat juga mempengaruhi anak-anak yang masih dalam proses
pembelajaran dasar. Remaja saat ini juga sering bergaul bebas atau santai dengan orang
dewasa, akibatnya banyak remaja yang sudah berprilaku seperti orang dewasa dan
mendatangkan kekacauan.

Jadi, judul makalah penulis adalah pergaulan remaja

1.2 Rumusan masalah

1. Apa yang dimaksud dengan pergaulan remaja?

1
2. Bagaimana pergaulan sehari-hari remaja?
3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi pergaulan remaja?
4. Apa saja perinsip-prinsip pergaulan?
5. Apa peran dan fungsi yang seharusnya dilakukan orang tua?
6. Apa saja prinsip dasar pergaulan yang sehat?
7. Bagaimana kehidupan pergaulan remaja yang tinggal bersama seperti dalam asrama?
8. Apa dampak pergaulan yang buruk?
9. Bagaimana cara untuk keluar dari pergaulan yang buruk?
10. Bagaimana cara para pamong yang ada di asrama menangani remaja yang bergaul
secara buruk untuk mengembalikannya ke pergaulan yang baik?

1.3 Tujuan penulisan

1. Mengetahui pengertian pergaulan remaja


2. Mendeskripsikan pergaulan sehari-hari remaja
3. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pergaulan remaja
4. Mengetahui prinsip-prinsip pergaulan
5. Mengetahui peran dan fungsi yang seharusnya dilakukan orang tua
6. Mengetahui prinsip-prinsip dasar pergaulan yang sehat
7. Mendeskripsikan kehidupan pergaulan remaja yang tinggal bersama seperti dalam
asrama
8. Mengetahui dampak pergaulan yang buruk
9. Mendeskripsikan cara untuk keluar dari pergaulan yang buruk
10. Mendeskripsikan cara para pamong yang ada di asrama menangani remaja yang
bergaul secara buruk untuk mengembalikannya ke pergaulan yang baik

2
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Pergaulan remaja

Remaja adalah generasi penerus yang akan membangun bangsa kearah yang lebih baik yang
mempunyai pemikiran jauh ke depan dan kegiatannya yang dapat menguntungkan diri
sendiri, keluarga, dan lingkungan sekitar. Maka dari itu remaja tersebut harus mendapatkan
perhatian khusus, baik oleh dirinya sendiri, orang tua, dan masyarakat sekitar. Banyak kita
basa di media massa maupun kita lihat di media elektronik adanya remaja yang berprestasi
juga ada remaja yang melakukan tindakan atau perbuatan yang merugikan dirinya sendiri,
keluarga dan masyarakat sekitar.

Masa remaja merupakan masa yang sangat kritis, masa untuk melepaskan ketergantungan
terhadap orang tua dan berusaha mencapai kemandirian sehingga dapat diterima dan diakui
sebagai orang dewasa. keberhasilan para remaja melalui masa transisi sangat dipengaruhi
oleh faktor biologis, kognitif, psikologis, maupun faktor lingkungan. Dalam kesehariannya,
remaja tidak lepas dari pergaulan dengan remaja lain. Remaja dituntut memiliki keterampilan
sosial (social skill) untuk dapat menyesuaikan diri dengan kehidupan sehari-hari.
Keterampilan-keterampilan tersebut meliputi kemampuan berkomunikasi, menjalin hubungan
dengan orang lain, mendengarkan pendapat atau keluhan dari orang lain, memberi atau
menerima umpan balik, memberi atau menerima kritik, bertindak sesuai norma dan aturan
yang berlaku, dan lain-lain.

Pergaulan merupakan proses interaksi yang dilakukan oleh individu dengan individu, dapat
juga oleh individu dengan kelompok. Seperti yang dikemukakan oleh Aristoteles bahwa
manusia sebagai makhluk sosial (zoon-politicon), yang artinya manusia sebagai makhluk
sosial yang tak lepas dari kebersamaan dengan manusia lain. Pergaulan mempunyai pengaruh
yang besar dalam pembentukan kepribadian seorang individu. Pergaulan yang ia lakukan itu
akan mencerminkan kepribadiannya, baik pergaulan yang positif maupun pergaulan yang
negatif. Pergaulan yang positif itu dapat berupa kerjasama antar individu atau kelompok guna
melakukan hal – hal yang positif. Sedangkan pergaulan yang negatif itu lebih mengarah ke
pergaulan bebas, hal itulah yang harus dihindari, terutama bagi remaja yang masih mencari
jati dirinya. Dalam usia remaja ini biasanya seorang sangat labil, mudah terpengaruh terhadap

3
bujukan dan bahkan dia ingin mencoba sesuatu yang baru yang mungkin dia belum tahu
apakah itu baik atau tidak.

2.2 Pergaulan sehari-hari remaja

Remaja bergaul memang adalah sebuah kebutuhan. Sama halnya dengan dahaga yang ingin
terpuaskan. Mereka ingin mengenal banyak orang dari berbagai lingkungan. Ini sebetulnya
tidak terlepas dari proses pencarian jati diri semata. Dengan membebaskan perasaan dan isi
hati, mereka juga mengharapkan kebebasan dan ketenangan jiwa. Bila dikekang, mereka
nampak begitu sedih dan terkekang. Tapi bila pergaulan terlalu dibebaskan, juga sangat
mengkuatirkan. Yang penting berkomunikasi dan terarah. Bilamana sang remaja masih
mampu berkomunikasi dengan keluarga dan orang tua, maka bimbingan untuk pergaulan pun
dapat tersampaikan.

Merangkul dan mencium mesra ibu mereka tercinta. Perilaku ini pun diterapkan pada
pergaulan mereka sehari-hari. Dengan biasa mereka mengekspresikan perasaan cinta dan
sayang pada pacar mereka di tempat-tempat umum. Sudah umum dilihat saat ini bila di mall-
mall para remaja biasa bergandengan tangan, berpelukan bahkan berciuman. Buat para orang
tua, perilaku seperti ini sangat mengejutkan dan membuat mereka merasa kuatir. Namun,
seringkali para orang tua lupa, bahwa saat mereka remaja, perilaku mereka pun sering
membuat kecut hati.

2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi pergaulan remaja

Sebagai makhluk sosial, individu di tuntut untuk mampu mengatasi segala permasalahan
yang timbul sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan sosial dan mampu menampilkan
diri sesuai dengan aturan atau norma yang berlaku. Begitu juga dengan pergaulan pada
remaja, ada beberapa faktor yang bisa mempengaruhinya, antara lain:

1. Kondisi fisik

Penampilan fisik merupakan aspek penting bagi remaja dalam menjalani aktivitas sehari-hari.
Mereka biasanya mempunyai standar-standar tertentu tentang sosok fisik ideal yang mereka
dambakan. Misalnya, standar cantik adalah postur tinggi, tubuh langsing dan berkulit putih.
Namun tentu saja tidak semua remaja memiliki kondisi fisik seideal itu. Karenanya, remaja
harus bisa belajar menerima dan memanfaatkan bagaimanapun kondisi fisik seefektif

4
mungkin. Remaja harus menanamkan keyakinan bahwa keindahan lahiriah bukannya makna
kecantikan yang sesungguhnya. Kecantikan sejati justru bersumber dari hati nurani, akhlak,
serta kepribadian yang baik.

2. Kebebasan emosional

Pada umumnya, remaja ingin memperoleh kebebasan emosional. Mereka ingin bebas
melakukan apa saja yang mereka sukai. Dalam masa peralihan dari anak-anak menuju
dewasa, seorang remaja senantiasa berusaha agar pendapat atau pikiran-pikirannya, diakui
dan disejajarkan dengan orang dewasa. Dengan demikian, jika terjadi perbedaan pendapat
antara anak dan orang tua, maka pendekatan yang bersifat demokratis dan terbuka akan terasa
lebih bijaksana. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah membangun rasa saling
pengertian dimana masing-masing pihak berusaha memahami sudut pandang pihak lain.
Saling pengertian juga dapat dibangkitkan dengan bertukar pengalaman atau dengan
melakukan beberapa aktivitas tertentu bersama-sama dimana orang tua dapat menempatkan
diri pada situasi remaja dan sebaliknya. Inti dari metode pemecahan konflik yang aman antara
orang tua dan anak adalah menjadi pendengar yang aktif.

3. Interaksi sosial

Kemampuan untuk melakukan interaksi sosial juga sangat penting dalam membentuk konsep
diri yang positif, sehingga seseorang mampu melihat dirinya sebagai orang yang kompeten
dan disenangi oleh lingkungan. Dia memiliki gambaran yang wajar tentang dirinya sesuai
dengan kenyataan yang ada (tidak dikurangi atau dilebih-lebihkan).

4. Pengetahuan terhadap kemampuan diri

Setiap kelebihan atau potensi yang ada dalam diri manusia sesungguhnya bersifat laten.
Artinya harus terus digali dan terus dirangsang agar keluar secara optimal. Kita melihat
sejauh mana potensi itu ada dan dijalur mana potensi itu terkonsentrasi untuk selanjutnya
diperdalam, hingga dapat melahirkan karya yang berarti. Dengan menerima kemampuan diri
secara positif, seorang remaja diharapkan lebih mampu menentukan keputusan yang tepat
terhadap apa yang akan ia jalani, seperti memilih sekolah atau jenis kegiatan yang diikuti.

5. Penguasaan diri terhadap nilai-nilai moral dan agama

5
William James, seorang psikolog yang mendalami psikologi agama, mengatakan bahwa
orang yang memiliki komitmen terhadap nilai-nilai agama cenderung mempunyai jiwa yang
lebih sehat. Kondisi tersebut ditampilkan dengan sikap positif, optimis, spontan, bahagia,
serta penuh gairah dan vitalitas. Sebaliknya, orang yang memandang agama sebagai suatu
kebiasaan yang membosankan atau perjuangan yang berat dan penuh beban akan memiliki
jiwa yang sakit. Dia akan dihinggapi oleh penyesalan diri, rasa bersalah, murung, serta
tertekan.

2.4 Prinsip-prinsip pergaulan

1. Dalam bergaul, remaja harus memiliki daftar orang- orang tertentu yang sebaiknya
dijauhi. Maksudnya adalah remaja tidak boleh bebas bergaul dengan siapa saja.
Didalam bergaul kita harus selektif dalam memilih siapa yang layak menjadi sahabat
dan siapa yang selayaknya kita jahui. Lalu seperti apakah panduan dalam memilih
kawan yang selektif itu? inilah daftar orang-orang yang sebaiknya remaja jauhi dalam
pergaulan:
2. Sahabat atau teman yang berusaha menjerumuskan kita kedalam pelanggaran hukum
Tuhan dan hukum manusia. Misalnya ada teman yang coba menjerumuskan kita
untuk berbohong, mencuri, berantem, meminum minuman keras, merokok,
menggunakan narkotika.
3. Sahabat atau teman yang melecehkan dan merendahkan kita, mungkin kita pernah
bertemu dengan seorang teman yang sukanya terus terusan merendahkan kita, kata-
kata ejekan yang diucapkannya sengaja untuk merendahkan kita, ada juga teman yang
gantinya memberi semangat dukungan tetapi malah sering menjatuhkan semangat dan
meragukan kemampuan kita. Bila remaja bergaul dengan teman seperti ini bukan
membawa kepada peningkatan diri, dan membangun diri kearah kedewasaan.
4. teman yang memanfaatkan kita, teman seperti ini adalah teman yang menjadikan kita
bagaikan sapi perah yang siap untuk dihisap dan dimanfaatkan. Mereka menjadikan
kita sebagai pesuruh, kita selalu dipaksa membayar makanan baginya, mengerjakan
Tanpa saling bergantian untuk saling menolong, membantu, memperbaiki bukanlah
persahabatan yang wajar

pengaruh orang tua juga sangat berperan dalam perkembangan sikap remaja, apa yang
seharusnya dilakukan oleh orangtua? orang tua harus menolong anak remajanya untuk
merasakan terpenuhinya kebutuhan dikasihi, dihargai, dihormati, dipercayai sejak anak anak
6
masih kecil dan selanjutnya saat anak menginjak remaja orang tua bisa menolong remaja
untuk memiliki daftar kriteria teman yang layak dijadikan sahabat yang bisa menolong
remaja bertumbuh sehat dan wajar melaui pergaulan yang baik, sehingga kemanapun anak
remaja pergi bisa memilih teman dengan kriteria yang tepat.

2. Remaja sebaiknya boleh menjalin persahabatan dengan lawan jenis, usia remaja
sebaiknya adalah usia membangun hubungan seluas luasnya dengan sesama jenis dan
dengan lain jenis tanpa harus diikat dengan ikatan khusus yaitu hubungan romantis.
Ada banyak kekayaan dan manfaat diperoleh remaja dari pergaulan kelompok sejenis
maupun antar jenis kelamin ini. Kalian masih ingat saat remaja dulu bahwa
hubungan-hubungan sederhana dengan seorang kawan adalah penting dan itu bagian
dari struktur pertumbuhan yang harus dijalani tiap remaja. Hubungan sederhana itu
melatih atau merintis jalan kepada hubungan kompleks diusia dewasa kelak. Bagi
remaja sekedar berbicara saja dengan lawan jenis itu sangat berarti, bagi pertumbuhan
mereka, oleh karena berkomunikasi yang dengan santun yang dilakukan sejak usia
sangat muda akan sangat membantu dimasa transisi atau peralihan yang lebih normal
dikemudian hari, karena dijaman yang penuh dengan alat komunikasi yang serba
canggih ini ternyata kita bisa banyak temukan baik dirumah tangga atau di tengah-
tengah masyarakat, ada orang-orang yang tidak sanggup mengkomunikasikan
keinginanya dengan santun dan baik. Mereka berunjuk rasa tetapi dengan cara yang
anarkis, merusak, menyakiti, menghancurkan dan dipenuhi dengan dendam dan
amarah. Hal ini adalah tanda dari gagalnya pembinaan komunikasi yang santun itu
sejak dirumah dan disaat mereka usia remaja. Jadi sangatlah penting pergaulan yang
sehat itu dilatih dan dimiliki oleh anak remaja kita. Banyak orang salah langkah
bahkan juga salah pilih teman hidup atau bahkan terpaksa hidup membujang seumur
hidup oleh karena gagal membina persahabatan diusia remaja.
3. Ada tempat-tempat dan aktifitas-aktifitas yang tidak selayaknya dilakukan dan
kunjungi oleh remaja. Ada tempat dan Aktifitas tertentu yang memang tidak boleh
remaja kunjungi dan lakukan karena bila dilanggar akan berdampak buruk kepada
remaja dan masa depan mereka. Misalnya saja dilarang bermain judi, nonton film
porno, melihat gambar-gambar porno, atau membuka situs-situs porno, merokok,
minum minuman keras, mengkonsumsi narkoba, walaupun hanya sekedar mengantar
seorang teman ketempat seperti itu dan meskipun hanya teman-temannya yang
melakukan. Ada remaja yang berfikir kita tidak akan terjatuh dengan hanya melihat

7
sekali saja, pendapat itu adalah sangat berbahaya, karena setan sedang bekerja keras
untuk menjatuhkan setiap remaja.

2.5 Peran dan fungsi yang seharusnya dilakukan orang tua

1. Pengasuh, berarti orang tua memberikan gizi, baik gizi jasmaniah atau pun gizi
batiniah dan rohani kepada anak, sehingga anak bisa bertumbuh besar menjadi orang
yang stabil dan cukup kuat
2. Pengarah dan pendamping, artinya pada masa ini orang tua akan menjadi konselor
bagi anak, memberikan arahan-arahan dan secara aktif orang tua memantau
perkembangan anak
3. Penasihat atau konsultan, secara pasif orang tua memberikan masukan kepada anak.
Peran ini dilakukan oleh orang tua saat anak sudah dewasa, biarkan anak yang datang
mencari kita, barulah kita memberikan masukan tatkala mereka datang kepada kita
dan janganlah perlakukan anak yang kini sudah dewasa seperti anak kecil lagi.

2.6 Prinsip dasar pergaulan yang sehat

Menurut Abdul Halim (dalam Mulyaningtyas dan hadiyanto, 2007) pergaulan yang
sehat adalah pergaulan yang tidak terjebak dalam dua kutub yang ekstrem, yaitu terlalu
sensitif (menutup diri) atau terlalu bebas. Konsep pergaulan semestinya lebih di tekankan
kepada hal-hal positif, seperti untuk mempertegas eksistensi diri atau guna menjalin
persaudaraan serta menambah wawasan.

Ada beberapa prinsip dasar pergaulan yang sehat yang perlu di perhatikan agar pergaulan
dapat berjalan sebagai mana yang di harapkan. Prinsip dasar tersebut adalah sebagai berikut:

1. Saling menyadari bahwa semua orang saling membutuhkan

Seperti kita ketahui bersama bahwa setiap manusia pasti akan membutuhkan manusia lain.
Keadaan ini harus kita sadari betul, supaya kita tidak menjadi manusia paling egois dan
merasa paling benar. Anda pastinya tahu kenapa manusia diciptakan berbeda-beda? Supaya
manusia bisa saling mengenal, saling membantu, dan saling menutupi kekurangan masing-
masing dengan kelebihan yang kita punya. Contohnya saja orang miskin butuh orang kaya,
atasan butuh bawahan, bawahan butuh atasan, petani butuh penjual cangkul, penjual cangkul
butuh pandai besi, wanita butuh laki-laki, pelajar butuh seorang guru, presiden butuh rakyat,

8
penulis butuh penerbit, penerbit juga butuh penulis, dan masih banyak yang lain. Tapi intinya
kita saling membutuhkan. Jika hal ini sudah melekat dalam jiwa kita, maka kita akan lebih
mudah dalam bergaul dengan orang lain secara sehat.

2. Hubungan memberikan nilai positif bagi kedua belah pihak

Hubungan yang baik adalah hubungan yang saling menguntungkan. Saya yakin anda tidak
suka dirugikan demikian sebaliknya orang lain juga tidak suka kita rugikan. Dari itulah salah
satu dasar pergaulan sehat yang lain adalah simbiosis mutualisme. Jangan sampai kita
berpikir untuk merugikan orang lain, berpikir saja kita tidak diperbolehkan apalagi kita
melakukannya. Ketika seseorang hidup dengan penuh rasa respek dan saling menguntungkan
maka hubungan yang harmonis akan lebih mudah terjalin.

3. Saling menghormati dan menghargai

Satu kata yang selalu saya ingat jika kita ingin dihargai dan dihormati orang lain, maka kita
harus lebih dulu bisa menghargai dan menghormati orang lain. Mengahargai dan
menghormati orang lain ini bisa di lakukan dengan banyak hal seperti menghargai dan
menghormati pendapat orang lain, menghargai dan menghormati cara beribadah orang lain,
menghargai dan menghormati adat istiadat orang lain, menghargai dan menghormati cara
berpikir orang lain dan sebagainya. Hal ini penting di lakukan untuk membangn sebuah
hubungan yang positif dengan orang lain.

4. Tidak berprasangka buruk

Agama menapun jelas melarang seseorang untuk berprasangka buruk kepada orang lain.
Karena prasangka buruk hanya akan mendatangkan masalah dan permusuhan antara kita
dengan orang lain. Hal ini tentunya harus kita hindari, jika kita ingin membangu sebuah
hubungan yang sehat dengan orang lain.

5. Saling memahami perbedaan

Manusia di lahirkan dengan berbagai macam perbedaan, baik itu dari segi fisik, psikologis,
ras, suku, budaya dan lain-lain. Setiap manusia itu memiliki keunikan tersendiri, karena hal
inilah kita harus memahami perbedaan tersebut. Apa yang kita rasa cocok untuk diri kita
belum tentu cocok untuk orang lain, apa yang kita pikir benar belum tentu juga benar

9
menurut orang lain, apa yang kita rasa baik buat diri kita belum tentu baik untuk orang lain.
Sadarilah hal ini dengan baik, supaya kita bisa menjalin hubungan yang lebih sehat dan
kondusif.

6. Saling memberikan nasihat

Orang bijak berkata teman yang baik adalah teman yang selalu mengajak ke jalan yang baik
dan mencegah ke jalan yang tidak baik. Ini juga salah satu prinsip pergaulan yang sehat.
Dengan saling memberikan nasehat, kita secara tidak langsung, menjalin hubungan yang
lebih sehat bukan hanya untuk dunia saja, tapi juga untuk akhirat kelak. Untuk itu janganlah
bosan untuk memberikan nasehat kepada orang lain, apalagi mereka adalah teman anda.

10
BAB III
PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil wawancara sesuai dengan judul makalah “Pergaulan remaja”,


pertama dengan narasumber Susye Kondoalumang sebagai siswi SMA Lokon St. Nikolaus
Tomohon mengatakan bahwa pergaulan remaja adalah cara dimana para remaja harus
berinteraksi dengan teman-teman yang lain. Dalam lingkungan masyarakat, pergaulan remaja
bersifat lebih luas dibandingkan dengan pergaulan remaja dalam asrama karena dalam asrama
setiap individu merasa lebih dekat. Pergaulan remaja dapat berdampak buruk sehingga
menciptakan pribadi yang nakal. Saat remaja merasa sudah terjerumus dalam pergaulan yang
buruk maka remaja dapat melakukan hal-hal yang baik dan pergi ke gereja.

Selanjutnya dengan narasumber kedua yaitu Veron Umboh sebagai siswi SMA Lokon St.
Nikolaus Tomohon mengatakan bahwa interaksi sosial antar remaja atau mereka yang sudah
beranjak dewasa disebut sebagai pergaulan remaja. Pergaulan remaja yang terjalin dalam
asrama lebih baik dari lingkungan masyarakat, karena dalam lingkungan masyarakat biasanya
luas jadi tidak terorganisir. Sedangkan dalam asrama semua terkumpul dan ada pamong yang
bisa mengatur, sehingga pergaulan dalam asrama lebih terfokus di pergaulan yang baik.
Pergaulan remaja yang buruk dapat merusak masa depan, yang datang dari pengaruh teman-
teman dan lingkungan. Contohnya, ketika ikut-ikutan tidak belajar sehingga masa depan kita
pasti terganggu dengan karakter hidup kita sendiri. Cara yang dapat dilakukan remaja ketika
sudah ada dalam pergaulan yang salah adalah melakukan hal-hal yang baik dan pergi bergaul
dengan teman yang lebih baik, serta melakukan hal-hal yang bersifat rohani misalnya pergi
ke gereja agar diberi jalan oleh Tuhan untuk keluar dari pergaulan yang salah.

Narasumber ketiga adalah Monica Mansjhur sebagai siswi SMA Lokon St. Nikolaus
Tomohon yang mengatakan bahwa pergaulan remaja merupakan interaksi remaja dengan
remaja. Terdapat perbedaan pergaulan remaja dalam lingkungan masyarakat dan dalam
lingkungan asrama. Hal ini dikarenakan lingkungan masyarakat lebih luas sehingga
melibatkan lebih banyak orang seperti orang dewasa dan anak kecil. Sedangkan dalam
asrama lingkungan pergaulannya lebih kecil, yaitu sesama remaja. Banyak hal yang dapat
berdampak buruk dalam khidupan kita ketika kita dalam pergaulan yang buruk. Diri kita akan
rusak dan pada ujungnya dapat sampai ke kematian karena pergaulan yang buruk mencakup
penggunaan narkoba dan sebagainya. Cara yang dapat ditempuh untuk keluar dari pergaulan

11
yang buruk adalah lebih mendekatkan diri pada Tuhan dengan rajin ke gereja, baca alkitab,
berdoa, dan terutama adalah usaha dan kemauan diri sendiri untuk berubah.

Selanjutnya narasumber keempat yaitu Angela Pelafu sebagai siswi SMA Lokon St. Nikolaus
Tomohon yang mengatakan bahwa pergaulan remaja adalah interaksi sosial dengan seorang
yang seumuran dengan kita dalam hal ini kita adalah remaja. Pergaulan remaja di lingkungan
masyarakat mungkin akan lebih bebas karena tidak ada yang melihat dan menegur sebagai
pendamping. Tetapi dalam asrama ada pendamping seperti pamong yang bisa mengarahkan
kita saat kita sudah dalam pergaulan yang kelewatan batas. Pergaulan yang buruk dapat
merusak masa depan, dapat membuat karakter kita menjadi tidak baik dan menjadikan kita
jauh dari Tuhan. Ketika kita dalam pergaulan yang buruk, maka kita harus sadar apa yg
dilakukan kemudian keluar dari pergaulan yang buruk tersebut, mulai berinteraksi dengan
orang-orang baru yang baik yang bisa memberikan dampak yang positif untuk kita dan kita
harus kembali ke jalan yang benar yaitu Tuhan.

Narasumber kelima adalah Chelsea Sumakud sebagai siswi SMA Lokon St. Nikolaus
Tomohon mengatakan bahwa pergaulan remaja adalah pergaulan anak-anak remaja. Dalam
masyarakat pergaulan remaja lebih mengarah ke tindakan-tindakan yang negatif, sedangkan
dalam asrama tindakan remaja lebih teratur dan terarahkan. Pergaulan remaja yang buruk
berdampak tidak baik bagi remaja, seperti halnya saat ini banyak remaja yang hamil di luar
nikah dan menjadi anak-anak nakal seperti mengonsumsi obat-obatan terlarang. Cara yang
dapat dilakukan ketika kita sudah berada dalam pergaulan yang buruk adalah mendekatkan
diri kepada Tuhan dengan rajin beribadah.

Selanjutnya narasumber keenam dengan Monica Candiawan sebagai siswi SMA Lokon St.
Nikolaus Tomohon mengatakan bahwa ada beberapa contoh pergaulan remaja yang buruk
yang terjadi di masyarakat seperti dalam hal sosialisasi mereka hanya bergaul dikalangan
mereka yang selevel dengan mereka dan tidak mau berbaur. Untuk kelakuan dan mental
contohnya seperti pergaulan bebas dalam hal penggunaan narkoba dan miras. Contoh
pergaulan remaja yang buruk yang terjadi dalam asrama seperti dalam hal sosialisasi, ada
yang hanya mau berteman dengan kalangan mereka sendiri. Apalagi untuk anak baru yang
baru merasakan suasana baru di asrama. Mereka hanya mau berteman dengan orang-orang
yang telah mereka kenal. Ketika melihat hal seperti itu sebaiknya kita menasehati dan
menegur mereka supaya mereka dapat bergaul dengan baik karena mereka hidup bukan
hanya sendri tapi bersama.
12
Kemudian narasumber ketujuh dengan Ibu Maya Maweikere sebagai pamong asrama SMA
Lokon St. Nikolaus Tomohon mengatakan bahwa pergaulan remaja di luar asrama lebih
“bebas” karena di rumah hanya diawasi saja. Kalau ada orang tua yang tidak mengawasi,
maka anak-anaknya pasti keluar bertemu dengan banyak teman-temannya. Kalau di asrama
ada aturan-aturannya, jam keluar juga dibatasi sedangkan di luar asrama lebih sampai malam
ijin yang diberikan orang tua. Anak-anaknya juga bsa menyalahgunakan ijin dari orang tua
sedangkan di asrama jamnya diawasi. Jika anak terlambat pasti akan ditelpon. Untuk
mendidik dan mengarahkan remaja dilakukan dengan cara diingatkan, dibimbing untuk
terarah dalam bergaul. Ketika ada anak yang tidak sopan, untuk mengarahkannya dilakukan
pendampingan pribadi, bimbingan dan juga diawasi bagaimana cara bergaulnya.

Selanjutnya naraumber kedelapan dengan Ibu Mery Sampow sebagai pamong SMA Lokon
St. Nikolaus Tomohon sekaligus sebagai seorang ibu yang memiliki anak remaja. Ibu Mery
mengatakan bahwa cara yang dipakainya untuk mengetahui pergaulan anaknya adalah harus
dengan pendekatan dengan anak sebagai orang tua supaya dia lebih tahu dan lebih terbuka
walaupaun Ibu tidak selalu ada di rumah karena pekerjaan tapi karena ada komunikasi lewat
HP atau kalau bertemu di rumah, anak suka cerita dan berbagi pengalaman apa yang dia
lakukan, nah disitu Ibu bisa memberi pembinaan dan arahan untuknya ketika dia punya tugas
dan disaat keluar dengan teman-temannya. Seandainya ditemui bahwa anak sedang dalam
pergaulan yang salah hal yang akan ibu lakukan untuk menangani hal itu adalah bertanya
dahulu kenapa dia harus melakukan hal yang salah itu. Kemudian melakukan pendekatan
yang baik agar dia punya kesempatan untuk terbuka dan boleh mengaku apa yang sebenarnya
dia alami sehingga dia sampai melakukan hal yang salah itu.

Narasumber yang terakhir adalah Ibu Martha Goni sebagai guru Agama SMA Lokon St.
Nikolaus Tomohon mengatakan bahwa remaja yang hidup di asrama itu lebih terarah karena
ada peraturan hidup bersama yang harus diikuti sementara remaja yang tinggal di luar
asrama, mereka hanya terikat dengan aturan yang berada di rumah. Itu pun tergantung
keadaan rumah. Ketika di rumah bebas maka dia akan sangat bebas dan punya pilihan untuk
mengekspresikan diri lebih besar dibandingkan tinggal di asrama. Cara yang Ibu pakai untuk
mendidik siswa sebagai remaja dalam pergaulannya adalah belajar memahami remaja karena
ibu juga pernah remaja jadi pasti tahu apa hal-hal yang sama seperti dulu contohnya soal
keinginan sebagai remaja. Remaja itu ingin sebisa mungkin bebas, kemudian remaja lebih
ingin dihargai, didengarkan. Jadi dalam hal pendidikan remaja, pertama-tama kita perlu untuk

13
memahami psikologi remaja itu sendiri. Contohnya wajarlah banyak remaja saat ini yang
tidak mendengarkan karena mereka berpikir apa yang mereka pikirkan itu yang paling benar
saat itu. Apa yang kita sampaikan dan nasihatkan itu intuk saat ini kebanyakan belum
didengar tapi pasti ketika mereka mencapai usia tertentu yang secara psikologis mereka lebih
matang maka mereka akan berpikir bahwa ternyata yang dulu dikatakan oleh guru ini dan
guru itu benar yang pada waktu sekarang ini belum begitu dimengerti oleh remaja sehingga
kita sabar saja menunggu, ada saatnya mereka akan mengerti.

Dampak Negatif Pergaulan Bebas pada Remaja

Ada beberapa dampak negatif pergaulan bebas yang ditimbulkan ketika muda-mudi
berkumpul dalam satu ruangan. Dampak negatif pergaulan bebas tersebut antara lain

1. Kehamilan yang Tidak Diinginkan

Ini merupakan salah satu dampak negatif pergaulan bebas akibat hamil di luar pernikahan.
Biasanya, remaja yang mengalami ini akan mencari cara untuk menggugurkan (aborsi)
kandungannya yang lebih banyak dilakukan oleh bukan tenaga kesehatan. Akibatnya, terjadi
masalah kesehatan seperti sulit memiliki anak ketika menikah nanti ataupun kematian.

2. Putus Sekolah

Hal ini merupakan dampak negatif pergaulan bebas. Karena mereka lebih mengutamakan ego
ketimbang akal sehat dan realita yang ada. Akibatnya, meningkatnya kemiskinan karena
kurangnya pendidikan dan semakin bodohnya masyarakat menjadi hal yang sering terjadi.

3. Kriminalitas Tinggi

14
Tentu saja dampak negatif pergaulan bebas ini memicu angka kriminalitas. Pendidikan yang
rendah, kemiskinan, dan kebutuhan akan hal-hal kesenangan seperti penggunaan narkoba dan
zat adiktif memicu seseorang untuk melakukan kriminalitas seperti mencuri, merampok,
memperkosa, atau membunuh seseorang.

4. Penyakit Sosial

Dampak negatif pergaulan bebas selanjutnya adalah meningkatnya penyakit sosial. Rasa
empati dan belas kasih sudah tidak dianggap ada lagi. Diganti dengan rasa egoisme, tidak
peduli asalkan senang, sifat hedonisme, dan melakukan segala cara buruk untuk mendapatkan
apa yang diinginkan.

5. Masalah Kesehatan Secara Global

Dampak negatif pergaulan bebas selanjutnya adalah terjadinya masalah kesehatan. Penyakit
menular seperti HIV/AIDS, Hepatitis, dan penyakit kelamin menjadi pemandangan yang
dapat dijumpai. Padahal, hingga saat ini, penyakit ini tidak ada obatnya dan menimbulkan
masalah kesehatan lain seperti kemandulan atau bahkan kematian.

Itulah beberapa penyebab dan dampak negatif pergaulan bebas. Hal ini penting untuk
diketahui oleh orang tua bahkan remaja itu sendiri. Dengan memahami ini, semoga remaja
tidak terjerumus dalam keburukan. Semoga artikel ini bermanfaat.

15
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Pergaulan remaja adalah proses interaksi yang dilakukan oleh remaja dengan remaja yang
dimana remaja merupakan generasi penerus yang akan membangun bangsa kearah yang lebih
baik yang mempunyai pemikiran jauh ke depan dan kegiatannya yang dapat menguntungkan
diri sendiri, keluarga, dan lingkungan sekitar. Terdapat 5 faktor yang memengaruhi pergaulan
remaja, 3 prinsip pergaulan, dan 6 prinsip dasar pergaulan yang sehat. Pergaulan remaja di
lingkungan asrama dan di luar asrama ternyata memilki perbedaan. Perbedaannya yaitu
pergaulan remaja di luar asrama lebih bebas dan sesuai dengan keadaan rumah sedangkan di
dalam asrama lebih terarah karena di asrama memilki aturan hidup bersama yang harus
dipatuhi.

4.2 Saran

Saran untuk pelajar agar dapat menggunakan waktu dengan baik dan dapat terlibat dalam
pergaulan yang baik pula. Saran bagi orang tua agar dapat mengerti keseharian remaja
sehingga dapat dengan benar mendidik dan mengarahkan remaja dalam pergaulan yang baik.
Saran bagi guru agar lebih mengetahui karakteristik murid yang juga adalah remaja sehingga
metode belajar yang diterapkan sesuai dengan mereka. Saran bagi pemerintah agar mampu
melihat kekurangan yang mengakibatkan pergaulan yang buruk sehingga pemerintah dapat
menciptakan berbagai hal baru sebagai penunjang pergaulan remaja yang baik agar
terjaminnya masa depan generasi muda.

16
Daftar Pustaka

http://mukiyem.blogspot.com/2012/04/contoh-makalah-pengaruh-pergaulan.html

https://elsasptiana.wordpress.com/2013/09/03/dunia-pergaulan-dan-etika-dalam-pergaulan/

https://lstrsins.wordpress.com/2014/09/09/dunia-pergaulan-remaja-dan-etika-dalam-
pergaulan/

https://fentifs.wordpress.com/2013/09/03/pergaulan-remaja-sehari-hari/

https://megayaniimei.wordpress.com/2013/09/09/makalah-etika-dalam-pergaulan/

https://raisahadila.wordpress.com/2013/11/26/makalah-dunia-pergaulan-dan-etika-dalam-
pergaulan3/

http://semua-makalah.blogspot.com/p/kunci-ditar-last-child-deary-depresiku.html

http://dibyanagalih.blogspot.com/2012/01/tips-cara-bergaul-yang-sehat-bagi.html

17

Anda mungkin juga menyukai