(PKN)
KELOMPOK 8
ROMBEL G
1. Carter V. Good
Menurut Carter, pendidikan kewarganegaraan juga dapat diartikan, Sebuah tahapan
untuk perkembangan kemampuan dari setiap orangnya. Hal ini juga menyangkup
bagaimana sikap dan tingkah laku yang dimiliki oleh seseorang, dan terjadi di dalam
masyarakat.
2. UU sisdiknas
Pengertian dari pendidikan kewarganegaraan ini, juga dijelaskan dalam UU No.20
Bab 1 Pasal 1 tahun 2003, dimana dijelaskan bahwa Pendidikan itu sendiri merupakan
sebuah tindakan yang sadar. Hal ini juga di lakukan, untuk menciptakan berbagai situasi
dan juga tahapan dalam pembelajaran untuk peserta didik.
Bukan hanya pembelajaran saja, namun juga untuk mendapatkan kemampuan dan
kekuatan spiritual dalam bidang keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan
hingga akhlak yang terpuji. Mulai juga untuk kecakapan yang diperlukan untuk semua pihak
atau individu yang ada dalam sebuah Negara.
3. Godfrey Thomson
Untuk mengartikan hakikat dan tujuan pendidikan kewarganegaraan, Godfrey
memberikan pendapatnya bahwa pendidikan merupakan, Suatu hal pengaruh yang mana
timbul di dalam lingkungan. Hal ini juga menyangkut atas individu, untuk menimbulkan
suatu perubahan yang tetap dalam semua kebiasaan, perilaku, pikiran hingga perasaan yang
dimilikinya.
1. Landasan Hukum
a. Pasal 27 (3) (II)
Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan
negara.
b. Pasal 30 ayat (1) (II)
Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan
dan keamanan negara.
c. Pasal 31 ayat (1) (IV)
Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan.
d. Pasal 28 A-J tentang Hak Asasi Manusia.
1. Pasal 18 Hak dan Kewajiban warga negara yang diwujudkan dengan keikutsertaan
dalam upaya bela negara diselenggarakan melalui pendidikan pendahuluan bela
negara sebagai bagian tidak terpisahkan dalam sistem pendidikan nasional.
2. Pasal 19 ayat (2) Pendidikan Pendahuluan Bela Negara wajib diikuti oleh setiap
warga negara dan dilaksanakan secara bertahap, yaitu:
(1)Tahap awal pada pendidikan tingkat dasar sampai menengah dan dalam gerakan
Pramuka.
(2)Tahap lanjutan dalam bentuk Pendidikan Kewiraan pada tingkat Pendidikan Tinggi.
2. Landasan Ideal
Landasan ideal Pendidikan Kewarganegaraan yang sekaligus menjadi jiwa
dikembangkannya Kewarganegaraan adalah Pancasila. Pancasila sebagai sistem
filsafat menjiwai semua konsep ajaran Kewarganegaraan dan juga menjiwai konsep
ketatanegaraan Indonesia. Dalam sistematikanya dibedakan menjadi tiga hal, yaitu:
Pancasila sebagai dasar negara, Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dan
Pancasila sebagai ideologi negara. Ketiga hal itu dapat dibedakan, namun tidak dapat
dipisahkan.
3. Landasan Yuridis
Secara yuridis, landasan penyelenggaraan Pendidikan Kewarganegaraan
adalah sebagai berikut.
4. Landasan Ilmiah
Untuk itu diperlukan pembekalan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni (Iptek) yang
berlandaskan nilai –nilai keagamaan, nilai-nilai moral dan nilai-nilai budaya bangsa. Nilai-
nilai dasar tesebut berperan sebagi panduan dan pegangan hidup setiap warganegara dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Bahasan Pendidikan Kewarganegaraan
meliputi hubungan antara warganegara dan negara dengan pijakan nilai-nilai budaya bangsa
(Kaelan, 2002:
2. Djahiri
Djahiri juga menyampaikan pendapatnya, mengenai pengertian dari pendidikan
kewarganegaraan adalah, Bahwa hakikat dan tujuan pendidikan kewarganegaraan juga
memiliki dua tujuan yang utama. Kedua tujuan tersebut yaitu tujuan yang dibuat secara
umum dan juga secara khusus.
3. Depdiknas
Menurut depdiknas, Bahwa pendidikan kewarganegaraan memiliki tujuan dimana
dijadikan sebagai sebuah pembelajaran. Pembelajaran ini juga dapat meningkatkan
sebuah kompensasi yang ada. Kamu dapat menerapkan dan mengerti mengenai tujuan
yang dimiliki oleh pendidikan kewarganegaraan yang satu ini, dan sudah dijelaskan oleh
depdiknas.
4. Sapriya
Sapriya juga menjelaskan, Bahwa pendidikan kewarganegaraan juga memiliki
tujuan. Dimana tujuan tersebut merupakan sebuah ikutsertaan yang rasional. Kamu juga
harus mengetahui, bahwa tujuan tersebut juga merupakan tanggung jawab yang ada di
dalam kehidupan untuk berpolitik dari seorang warga Negara yang memang patuh untuk
semua nilai dan prinsip yang ada.
Bahkan semua nilai dan prinsip tersebut, juga terdapat dalam kehidupan berpolitik
seseorang warga Negara dan juga melibatkan berbagai prinsip demokrasi konstitusi
Indonesia yang masih mendasar. Dengan adanya keikutsertaan tersebut, tentunya kamu
juga perlu menguasai beberapa pengetahuan ya. Hal ini juga termasuk dengan kecakapan
intelektual dan ikut serta.
Fungsi tersebut adalah Dengan memiliki peran serta, untuk memberikan suatu
pengajaran yang ada. Pastinya pengajaran tersebut, juga masih menyangkut dengan tujuan
pancasila. Bukan hanya pancasila saja, namun sesuai dengan namanya masih menyangkut
dengan kewarganegaraan yang ada dalam kehidupan bermasyarakat, bernegara dan juga
berbangsa.
Untuk mengetahui lebih lanjut fungsi dari pendidikan kewarganegaraan, berikut ini
adlaah fungsi yang dapat kamu ketahui:
Kamu juga harus dapat memahami betul, bagaimana makna dan tujuan yang tersirat dalam
halkikat dan tujuan adanya pendidikan kewarganegaraan tersebut. Merupakan hal yang cukup
penting, karena untuk melatih semua warganya mengetahui tata cara mengaplikasikannya
dalam kehidupan.
2.Korupsi
Seperti yang sudah kita ketahui, Indonesia merupakan salah satu negara yang terkenal
dimata dunia karena tingginya tingkat korupsi yang terjadi. Korupsi tidak hanya dilakukan
oleh pejabat kelas atas didaerah pusat saja, tapi juga oleh pejabat didaerah kecil. Hal ini
menyebabkan kerugian negara yang amat besar yang menyengsarakan rakyat dan
menimbulkan berbagai masalah sosial seperti kemiskinan, kesenjangan sosial, kualitas
pendidikan yang rendah, tingkat kriminalitas yang tinggi, pengangguran, dan banyaknya
daerah tertinggal yang tidak mendapat fasilitas yang layak. Sebenarnya, negara kita memiliki
dana yang cukup untuk mensejahterakan rakyatnya, tetapi karena ulah para koruptor, uang
negara menjadi terbuang sia-sia dan menyengsarakan penduduk. Namun, penanganan
terhadap para koruptor di Indonesia kurang tegas. Jika kita melihat tindakan yang diambil
negara Arab Saudi yang memberlakukan potong tangan, ataupun negara Tiongkok yang
menghukum mati para Koruptor di negaranya, di Indonesia tidak dapat diberlakukan hal yang
demikian dikarenakan adanya HAM. Namun, apakah mencuri uang rakyat bukan merupakan
pelanggaran HAM?
Tidak hanya sumber daya alamnya saja, dengan banyaknya jumlah penduduk di
Indonesia, seharusnya Indonesia tak perlu lagi memikirkan masalah Sumber daya manusia
lagi untuk mengelola negara. Akan tetapi, sebagian besar perusahaan justru mempekerjakan
tenaga kerja asing, yang menyebabkan tingginya angka pengangguran di Indonesia.
Beberapa contoh masalah yang terjadi di Indonesia seperti diatas, akhirnya menjadi
masalah yang berelanjutan dan tidak kunjung usai. Solusinya, generasi muda di Indonesia
haru mengamalkan setiap pembelajaran yang didapat dari Pendidikan Kewarganegaraan,
pengamalan terhadap sila-sila pancasila merupakan salah satu pemecahan paling tepat
terhadap masalah-masaalh diatas. Semua tergantung dari pribadi masyarakat Indonesia
sendiri. Apakah mau stuck dalam keadaan Indonesia yang seperti sekarang, atau mau berubah
ke arah yang lebih baik.
KESIMPULAN
SARAN
Semoga dengan materi yang kami buat ini dapat bermafaat bagi kita semua, serta dapat
memberikan informasi tentang pentingnya Pendidikan Kewarganegaraan sejak dini.
DAFTAR PUSTAKA
https://journal.uny.ac.id/index.php/civics/article/download/16043/pdf
https://belmawa.ristekdikti.go.id/wp-content/uploads/2016/12/9.-PENDIDIKAN-
KEWARGANEGARAAN-1.1.pdf
https://www.neliti.com/id/journals/jurnal-pendidikan-kewarganegaraan
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPP
https://www.studocu.com/en/document/universitas-negeri-jakarta/kewarganegaraan/lecture-
notes/buku-pendidikan-kewarganegaraan-ristekdikti/4905876/view
Santoso, G., Al Muchtar, S., & Abdulkarim, A. (2015). Analysis SWOT Civic Education
curriculum for senior high school year 1975-2013. CIVICUS: JURNAL PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN.